Anda di halaman 1dari 28

DEMAM TIFOID

KELOMPOK 13
Definisi

Demam tifoid
adalah infeksi akut pada saluran cerna yang
disebabkan oleh salmonella thypi.

Demam paratifoid
adalah penyakit sejenis yang disebabkan oleh
salmonella paratyphi A, B, dan C.
Morfologi

Gram negatif
Enterobacteriaceae
Batang pendek
Kebanyakan berflagella
Tidak berspora
Tidak berkapsul
Masa Inkubasi

Sangat bergantung virulensi dari mikroorganisme


Umumnya antara 1 14 hari, rata rata 3-5 hari
Masa Penularan

Oral fekal
Tidak ditularkan langsung dari orang ke orang
Lalat mengandung bakteri selama 14 hari
Kutu mengandung bakteri selama hidup mereka
(sekitar 2 tahun)
Daging kelinci yang dibekukan pada suhu 15 0 C
tetap infektif selama 3 tahun
Epidemiologi

Surveilans departemen kesehatan RI, frekuensi


kejadian demam tifoid di indonesia para tahun 1990
sebesar 9,2
pada tahun 1994 terjadi peningkatan frekuensi
menjadi 15,4 per 10.000 penduduk
Dari survei berbagai rumah sakit di indonesia dari
tahun 1982 sampai dengan 1986 memperlihatkan
peningkatan jumlah penderita sekitar 35,8% yaitu
dari 19.596 menjadi 26.606 kasus.
Patogenesis
Gejala klinis

Demam (38 C-40 C) : Demam umumnya


terendah di pagi hari, mencapai puncaknya pada
sore atau malam hari >>>+7 hari
Sakit kepala
Suhu 40-41 C
Malaise
Menggigil
Mual dan muntah
Diare
Gangguan kesedaran
Pemeriksaan laboratorium

Biasanya leukopenia
Leukositosis pada kasus dengan komplikasi
Kultur darah (+) pada minggu I, bila (-) kultur
sumsum tulang banyak (+)nya
Kultur darah setelah 3 minggu 50%
Kultur feces (+) 75% pada demam 3 minggu
Farmakologi

Line pertama
Kloramfenikol
Ampisillin
Amoxicilin
Trimetoprim-sulfametoksazol
Line kedua
Seftriakson
Sefiksim
Quinolon
Farmakologi

Menurut Dipiro edisi 7


Ciprofloxacin
Levofloxacin
Ceftriaxon/Cefotaksim
Trimetoprim-selfametoksazol
Kasus

Nama : Tn. RNH


No. MR : SHLK. 0000065xxx
Tanggal lahir : 29 September 1978
Usia : 32 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status marital : Menikah
Status ekonomi : Menengah
Alamat : Legok - Tangerang
Agama : Islam
Suku : Jawa
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Karyawan
Keluhan utama

Pasien merasakan demam sejak 8 hari yang lalu.


Riwayat penyakit sekarang

Demam8 hari, sering timbul di malam hari


Awalnya demam tidak terlalu tinggi namun semakin
lama semakin panas pada hari berikutnya
Demam sampai menggigil
Sakit kepala, mual, tidak sampai muntah.
Pasien menyangkal rasa pegal atau nyeri tulang
Batuk (-)
Sakit perut
Tidak bisa BAB 2 hari
Penurunan nafsu makan
Lemah
Riwayat penyakit dahulu

Belum pernah sakit seperti ini


Riwayat dm (-), hipertensi (-), alergi (-)
Riwayat penyakit keluarga

Tidak terdapat keluhan yang sama pda keluarga


Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Kompos mentis (GCS 15)
Tekanan Darah : 120/90
Nadi : 76 x / menit
Pernapasan : 16 x / menit
Suhu : 37.6C
Berat badan : 65,2 kg
Tinggi badan : 181 cm
BMI : 19,90
Status Gizi : Baik
Lanjutan . . .

Kepala : Normosefali, tidak ada tanda trauma atau


benjolan. Rambut hitam, tidak mudah dicabut.
Mata : Konjungtiva kanan dan kiri tidak anemis,
tidak ada sklera ikterik pada kedua mata, refleks
cahaya +/+, diameter pupil 3 mm/ 3 mm, strabismus
-/-.
Telinga: Bentuk normal, tidak ada sekret, cairan,
luka maupun perdarahan. Fungsi pendengaran
masih baik.
Lanjutan . . .

Hidung: Bentuk aurikula normal, septum nasi di


tengah, tidak ada deviasi, mukosa tidak hiperemis,
tidak ada edema konka. Tidak terdapat sekret pada
kedua lubang hidung, epistaksis (-).
Tenggorok: Hiperemis (-), T2/T2, trakea di tengah.
Lanjutan . . .

\Gigi dan Mulut: Bibir tampak normal, tidak ada


sianosis dan tidak ada deviasi. Lidah kotor dengan
tepi hiperemis / coated tongue. Gigi geligi normal
dan tidak ada karies.
Leher: Tidak tampak adanya luka maupun benjolan.
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah
bening.
Lanjutan

Toraks
Inspeksi: Pada keadaan statis dada terlihat simetris kanan dan kiri, pada
pergerakan/dinamis dinding dada terlihat simetris kanan dan kiri, tidak
ada yang tertinggal, tidak terdapat retraksi atau penggunaan otot
pernapasan tambahan. Pulsasi ichtus kordis tidak terlihat.
Palpasi: Fremitus raba sama kuat kanan dan kiri. Ichtus kordis tidak teraba.
Perkusi: Pada lapangan paru didapatkan bunyi sonor. Batas paru hati
didapatkan pada ICS 7 sebelah kanan.
Batas Jantung:
Batas atas : Incisura costalis space 2 parasternal kiri
Batas bawah : Incisura costalis space 6
Batas kanan : ICS 6 linea parasternal kanan
Batas kiri : ICS 6 linea midclavikula kiri
Auskultasi: Bunyi paru vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-.
Bunyi jantung S1, S2 murni. Murmur (-). Gallop (-).
Lanjutan . . .

Abdomen
Inspeksi : Supel, turgor baik, dinding abdomen simetris,
tidak terlihat penonjolan massa ataupun adanya luka.
Tidak tampak rose-spots.
Palpasi : Teraba pembesaran hepar 1 jari dibawah arcus
costae, permukaan rata, tepi tajam. Lien tidak teraba.
Terdapat nyeri tekan di epigastrium dan hipokondrium
kanan. Nyeri perut menjalar ke punggung (-), distensi
abdomen (-), defense muscular (-), Nyeri tekan mac burney
(-), rovsing sign (-), psoas sign (-), obturator sign (-).
Perkusi : asites (-)
Auskultasi : Bising Usus 3x/menit ()
Lanjutan . . .

Ekstremitas atas dan bawah: Akral hangat, tidak ada


edema pada semua ekstremitas. Tidak tampak rose-
spots.
Kuku: Sianosis (-). Pengisian kapiler <3 detik.
Diagnosis kerja

Demam tifoid
Diagnosis banding

Demam dengue
Malaria
Influenza
Kesimpulan

Demam tifoid adalah infeksi akut pada saluran cerna


yang disebabkan oleh salmonella thypi. Demam tifoid
masih merupakan penyakit endemik di indonesia dan
termasuk kelompok penyakit menular dikarenakan
penyakit ini mudah menular dan dapat menyerang
banyak orang sehingga dapat menimbulkan wabah.
Masa inkubasi infeksi tifoid dan paratifoid adalah 6-30
hari. Onset penyakit dengan secara bertahap
meningkatkan kelelahan dan demam yang meningkatkan
setiap hari dari kelas rendah sampai setinggi (38 C-40
C) oleh ketiga untuk hari keempat sakit. Sakit kepala,
malaise, anoreksia

Anda mungkin juga menyukai