Anda di halaman 1dari 75

Tutorial Klinik

Oligohidramnion

Revyta Salsabila Rachmadi 1610029023


Nadia Shahnaz 1610029042
Rima Khairunnisa Jamal 16100290

Pembimbing
dr. Alfiani Rachmiputeri, Sp.OG

SMF/Laboratorium Obstetri dan Ginekologi


Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
2017
Latar Belakang

Sekitar 8% wanita hamil memiliki cairan


ketuban terlalu sedikit. Oligohidramnion
dapat terjadi kapan saja selama masa
kehamilan, walau pada umumnya sering
terjadi di masa kehamilan trimester terakhir.
Latar Belakang

Sekitar 12% wanita yang masa kehamilannya


melampaui batas waktu perkiraan lahir (usia
kehamilan 42 minggu) juga mengalami
oligohidramnion, karena jumlah cairan ketuban
yang berkurang hampir setengah dari jumlah
normal pada masa kehamilan 42 minggu
Latar Belakang

Penyebab oligohidramnion yang telah terdeteksi


adalah cacat bawaan janin dan bocornya kantung/
membran cairan ketuban yang mengelilingi janin
dalam rahim. Sekitar 7% bayi dari wanita yang
mengalami oligohidramnion mengalami cacat
bawaan
Latar Belakang

Masalah kesehatan lain yang juga telah


dihubungkan dengan oligohidramnion
adalah tekanan darah tinggi, diabetes,
SLE, dan masalah pada plasenta.
Latar Belakang

Semakin awal oligohidramnion terjadi


pada kehamilan, semakin buruk
prognosisnya. Jika terjadi pada
trimester II, 80-90% akan
mengakibatkan mortalitas
Tujuan
Mengetahui prosedur anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang yang diperlukan dan
penegakkan diagnosis obstetrik.

Mengetahui keadaan patologis kehamilan yang


didapatkan dalam kasus ini, yaitu olpogohidramnion
termasuk alur penegakkan diagnosis dan
penatalaksanaannya.

Mengkaji ketepatan penegakkan diagnosis


dan penatalaksanaan dalam kasus ini.
Anamnesis
Identitas
Nama : Ny. A
Usia : 33 tahun
Alamat : Samarinda
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan Terakhir : SMA
MRS : 20 Juli 2017
Menikah : 1 kali sejak usia 18 tahun.
Lama usia pernikahan sekarang adalah 15 tahun.
Anamnesis
Keluhan Utama :
Pasien dirujuk dari dokter Sp.OG
karena air ketuban sisa sedikit

Riwayat Penyakit Sekarang:


- Pasien dirujuk dari dokter Sp.OG
karena air ketuban sisa sedikit
- keluar air-air sejak 3 hari SMRS
- perut terasa kencang-kencang sejak 3
hari SMRS
- gerakan bayinya agak berkurang
selama 3 SMRS
Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu :


hipertensi (-), DM (-), asma (-)
Riwayat abortus pada kehamilan
sebelumnya tahun 2016

Riwayat Penyakit Keluarga :


hipertensi (+),
DM (-), asma (-)
Anamnesis

Riwayat Keluarga Berencana:


pasien pernah menggunakan Pil KB
selama 1tahun dan suntik 3 bulan
selama 5 tahun

Riwayat Menstruasi
Menarche sejak usia 15 tahun, lamanya haid 2-3 hari,
teratur, banyaknya perdarahan 2-3 kali ganti pembalut
wanita/hari
Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT): ? 10 2016
Taksiran Persalinan: ? 7 2017 (TP USG 22-7-2017)
Anamnesis
Riwayat Obstetrik
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : tampak sakit sedang


Tinggi / Berat Badan : 143 cm/ 50 kg
Keadaan umum : Alert
Kesadaran : CM (GCS = E4V5M6)
Tanda-tanda vital:
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 36,8 C
Pernapasan : 18 x/menit
Pemeriksaan Fisik

Kepala/Leher : anemis (-/-), ikterik (-/-),


pembesaran KGB (-)
Thorax:
Pulmo
Inspeksi: gerak dada tampak simetris dextra dan sinistra
Palpasi: gerak napas teraba simetris dextra dan sinistra
Perkusi: sonor (+/+)
Auskultasi: vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Cor
Auskultasi: S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Pemeriksaan Fisik

Abdomen
Inspeksi: massa (-), linea nigra (+), sikatriks (-),
bekas operasi (-)
Auskultasi: bising usus (+) kesan normal
Perkusi: timpani diseluruh kuadran abdomen
Palpasi: soefl (+), defans muskular (-), nyeri tekan
(-), massa (-)

Ekstremitas : edema (-/-)


Pemeriksaan Obstetri

Abdomen :
Inspeksi:
Perut membesar sesuai usia
kehamilan, linea nigra (+), striae
albicans (-), bekas operasi (-)
Pemeriksaan Obstetri

Abdomen :
Palpasi :
TFU : 35 cm
Leopold I : bokong
Leopold II : punggung kiri
Leopold III : kepala
Leopold IV : belum masuk PAP

Auskultasi : DJJ : 147x/menit,


HIS : 1x10`=15``
Pemeriksaan Penunjang

Darah lengkap
Leukosit : 13930 /L
Hemoglobin : 11,6 g/dL
Hematokrit : 37,7 %
Trombosit : 288.000 /L
CT/BT : 3 menit/9 menit
Pemeriksaan Penunjang

Kimia darah
GDS : 76 mg/dL
Ureum : 20.0 mg/dL
Creatinin : 0.5 mg/dL

Imuno-serologi
HBsAg : Non reaktif
AbHIV : Non reaktif
Pemeriksaan Penunjang
Protein :-
Urinalisa Glukosa :-
Berat Jenis :1,025 Bilirubin : -
Ketone :- Uribilinogen: -
Nitrit :- Sel Epitel : ++
Leuko : ++ Leukosit : 5-10
Hb/darah :- Eritrosit : 0-2
Warna : kuning Silinder :-
Kejernihan : keruh Kristal :-
pH : 6,0 Bakteri :+
Jamur :-
Lain-lain : -
Pemeriksaan Penunjang

USG : Tampak Janin tunggal


Intrauteri, usia kehamilan 40
minggu dengan TBJ : 3000 gr.
Amnion jernih, amniotic fluid
index 1,8 cm
Diagnosis

G4P2002A100 gravid 40-41 minggu, janin


tunggal hidup intrauterine + belum
inpartu + oligohidroamnion
Penatalaksanaan

Konsul dr. Sp.OG


Observasi
Rencana SC besok pagi jika belum lahir
Diagnosis Pre Operasi G4P2002A100 gravid 40-41 minggu, janin
tunggal hidup intrauterine + belum
inpartu + oligohidroamnion
Diagnosis Post Operasi P3003A100 post SC atas indikasi
oligohidroamnion
Tanggal 11 Juni 2017 Jam Operasi dimulai: 08.40
Jam Operasi selesai: 09.40
Tindakan/Macam Operasi Sectio Caesaria
Laporan Operasi
- Pasien berbaring telentang
- Disinfeksi dan drapping lapangan operasi
- Insisi midline
- Insisi segmen bawah Rahim, bayi lahir, plasenta lahir lengkap
- Segmen bawah Rahim, evaluasi tidak ada perdarahan
- Uterus kontraksi baik
- Luka operasi dijahit lapis demi lapis
- Operasi selesai
Tanggal/Jam SOAP

23/07/2017 S : nyeri luka bekas operasi berkurang


08.00 WITA O : KU baik, Kesadaran CM
TD : 110/70 mmHg, N : 85x /menit, adekuat, regular,
RR : 20x/menit, Suhu : 36 C (per axiller)
A : P3003A100 post SC h-2 atas indikasi oligohidroamnion
P : Advice dr. Sp.OG :
Pasien pulang dengan obat pulang :
Cefradroxil 3 x 500 mg tab (po)
Asam mefenamat 3 x 500 mg tab (po)
Biosanbe 1 x 1 tab (po)
Anatomi dan Fisiologi Amnion

Amnion adalah selaput tipis fetus yang mulai


dibentuk pada hari ke-8 setelah konsepsi
sebagai kantong kecil yang membungkus
permukaan dorsal dari embryonic disc.
Anatomi dan Fisiologi Amnion

Gambar 1. Embriologi rongga amnion (Schorge & Norwitz, 2015).

Secara gradual amnion akan mengelilingi embryo dan


kemudian cairan amnion akan mengisi rongga amnion
tersebut
Anatomi dan Fisiologi Amnion

Gambar 2. Epitel Amnion


(Cunningham, et al., 2010).

Selaput amnion merupakan jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat.


Bagian dalam selaput yang berhubungan dengan cairan merupakan
jaringan sel kuboid yang asalnya dari ektoderm
Anatomi dan Fisiologi Amnion

Gambar 3. Anatomi Amnion


(Cunningham, et al., 2010).
Jaringan ini berhubungan dengan lapisan interstisial yang mengandung
kolagen I, III, dan IV. Bagian terluar dari selaput adalah jaringan mesenkim
yang berasal dari mesoderm yang berhubungan dengan korion leave
Anatomi dan Fisiologi Amnion

Cairan amnion mempunyai pH 7,2 dan massa jenis


1,0085

Cairan amnion biasanya mengandung sedikit partikel


padat yang berasal dari kulit fetus (rambut lanugo,
sel epitel, sebasea) dan epitel amnion.
Anatomi dan Fisiologi Amnion

Warna cairan amnion bisa berubah menjadi hijau atau


coklat jika terkena mekonium. Volume cairan amnion
pada kehamilan aterm rata-rata sekitar 800 mL, dengan
kisaran dari 400-1500 mL pada kasus normal.
Anatomi dan Fisiologi Amnion

Gambar 4. Volume cairan amnion


(Chamberlain, 1997).
Pada usia kehamilan 10 minggu volume rata-rata ialah 30 mL, 20 minggu sekitar 300
mL, dan pada 30 minggu sekitar 600 mL. Dengan demikian peningkatannya per
minggu yakni sekitar 30 mL, tetapi ini akan menurun ketika mendekati aterm
Anatomi dan Fisiologi Amnion

Adapun kandungan penting yang terdapat pada


cairan amnion ketika mendekati aterm : natrium
130mmol/l, urea 3-4 mmol/l, protein 3g/l, lesitin 30-
100mg/l, alpha-fetoprotein 0,5-5mg/l, dan hormon
serta enzim yang bersifat bakteriostatik
Anatomi dan Fisiologi Amnion

Gambar 5. Pengaturan cairan amnion


(Cunningham, et al., 2010).
Cairan amnion berasal dari maternal dan fetus. Pada awal kehamilan sekresi
utama cairan amnion berasal dari amnion yang kemudian terjadi difusi di kulit
fetus. Pada kehamilan 20 minggu, kulit fetus kehilangan permeabilitasnya dan
sejak saat ini cairan amnion dihasilkan dari ginjal fetus
Anatomi dan Fisiologi Amnion
Fungsi Cairan Amnion

Meringankan dampak trauma eksternal pada fetus

Melindungi tali pusat dari kompresi

Memudahkan pergerakan fetus sehingga membantu


perkembangan sistem muskuloskeletal fetus

Perkembangan paru-paru, lubrikasi kulit fetus

Mencegah maternal korioamnionitis

Mencegah infeksi fetus dengan adanya bakteriostatik, dan


mengontrol suhu fetus
Oligohidramnion

Definisi

Oligohidramnion adalah suatu keadaan


dimana air ketuban kurang dari normal yaitu
kurang dari 500 mL. Marks dan Divon (1992)
mendefinisikan oligohidramnion bila pada
pemeriksaan ultrasonografi ditemukan AFI
(Amnion Fluid Index) 5 cm atau kurang
Oligohidramnion

Definisi

Oligohidramnion adalah bila pada


pemeriksaan ultrasonografi diketahui total
volume cairan amnion <300 mL, hilangnya
kantong vertikel tunggal yang berukuran 2 cm,
atau AFI <5cm pada kehamilan aterm atau
<5th persentil sesuai usia kehamilan
Oligohidramnion
Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih
belum diketahui.
Namun, oligohidramnion bisa terjadi karena :

Peningkatan absorpsi/kehilangan cairan (seperti pada:


ketuban pecah dini)

Penurunan produksi dari cairan amnion (seperti


pada : kelainan ginjal kongenital, ACE inhibitor,
obstruksi uretra, insufisiensi uteroplasenta,
infeksi kongenital, NSAIDs)
Oligohidramnion

Tabel 2.1 Keadaan yang berkaitan dengan Oligohidramnion


(Cunningham, et al., 2010)
Oligohidramnion

Patofisiologi

Karena cairan ketuban terutama adalah urine


janin di paruh kedua kehamilan , tidak adanya
produksi urin janin atau penyumbatan
pada saluran kemih janin dapat juga
menyebabkan oligohidramnion
Oligohidramnion

Patofisiologi

Janin yang menelan cairan amnion , yang


terjadi secara fisiologis , juga mengurangi
jumlah cairan
Oligohidramnion

Patofisiologi

Pada saat kelahiran leukosit akan masuk ke


dalam cairan amnion sebagai reaksi terhadap
peradangan. Pada kehamilan normal tidak ada
IL-1B, tetapi pada persalinan preterm IL-1B
akan ditemukan. Hal ini berkaitan dengan
terjadinya infeksi
Oligohidramnion

Patofisiologi

Pada insufisiensi plasenta dapat terjadi


hipoksia janin. Hipoksia janin yng berlangsung
kronis akan memicu mekanisme redistribusi
darah. Salah satu dampaknya adalah terjadi
penurunan aliran darah ke ginjal, produksi urin
berkurang, dan terjadilah oligohidramnion
Oligohidramnion

Tanda dan Gejala Klinis

Saat inspeksi uterus terlihat lebih kecil dan


tidak sesuai dengan usia kehamilan yang
seharusnya
Ibu yang sebelumnya pernah hamil dan
normal, akan mengeluhkan adanya penurunan
gerakan janin
Oligohidramnion

Tanda dan Gejala Klinis

Saat dilakukan palpasi abdomen, uterus akan


teraba lebih kecil dari ukuran normal dan
bagian-bagian janin mudah diraba
Oligohidramnion

Tanda dan Gejala Klinis

Pemeriksaan auskultasi normal, denyut


jantung janin sudah terdengar lebih dini dan
lebih jelas
Oligohidramnion

Tanda dan Gejala Klinis

Ibu merasa nyeri di perut pada setiap gerakan


anak
Persalinan lebih lama dari biasanya
Sewaktu his/mules akan terasa sakit sekali,
Bila ketuban pecah, air ketuban akan sedikit
sekali bahkan tidak ada yang keluar
Oligohidramnion

Diagnosis

Pemeriksaan ultrasonografi untuk


memperkirakan jumlah cairan amnion, dan
memastikan diagnosis oligohidramnion
Oligohidramnion dapat dicurigai bila terdapat
kantong amnion yang kurang dari 2x2 cm, atau
indeks cairan pada 4 kuadran kurang dari 5 cm
Oligohidramnion

Diagnosis (cont.)

Amnionic fluid index (AFI) diukur pertama


dengan membagi uterus menjadi empat
kuadran dengan menggunakan linea nigra
sebagai divisi kanan dan kiri, umbilikus untuk
kuadran atas dan bawah
Oligohidramnion

Diagnosis (cont.)

Sebuah AFI normal adalah 5,1-25 cm, dengan


oligohidramnion didefinisikan sebagai kurang
dari 5,0 cm dan polihidramnion karena lebih
dari 25 cm
Oligohidramnion

Volume Cairan Amnion Nilai AFI (cm)

Severe Oligohydramnion 5

Moderate Oligohydramnion 5.1-8.0

Normal 8.1-24.0

Polyhydramnion >24

Tabel 2.2 Kategori Diagnostik Amnionic Fluid Index (AFI)


Oligohidramnion

Terapi

Pertimbangkan untuk hospitalisasi pada kasus


yang didiagnosa setelah usia kehamilan 26-33
minggu.
Jika fetus tidak memiliki anomali, persalinan
sebaiknya dilakukan
Oligohidramnion

Terapi

Ibu disarankan untuk tirah baring dan hidrasi


guna meningkatkan produksi cairan ketuban
dengan meningkatkan ruang intravaskular ibu
Oligohidramnion

Terapi

Jika anomali janin tidak dianggap mematikan atau


penyebab oligohidramnion tidak diketahui,
amnioinfusion profilaktik dengan normal salin,
ringer laktat, atau glukosa 5% dapat dilakukan
untuk mencegah deformitas kompresi dan
penyakit paru hipoplastik, dan juga untuk
memperpanjang usia kehamilan
Oligohidramnion

Terapi (cont.)

Amnioinfusion adalah pemberian infuse


normal salin 0,9% ke dalam uterus selama
persalinan untuk menghindari kompresi pada
tali pusat atau untuk melarutkan mekonium
yang bercampur dengan cairan amnion
Oligohidramnion

Terapi (cont.)

Aminoinfusion dilakukan dengan menggunakan intrauterine pressure catheter


(IUPC). Prosedur melakukannya adalah :
(1) Menghubungkan kantong cairan infuse ke IV tubing
(2) Flush tubing, untuk menghindari masuknya udara ke dalam uterus
(3) Menjelaskan kepada pasien bahwa prosedur infus tidak akan
menyakitkan. Insersi IUPC mungkin akan tidak nyaman
(4) Menyiapkan sarung tangan steril, lubrikan, IUPC, dan kabel
Oligohidramnion

Terapi (cont.)

(5) Atur IUPC pada tekanan nol atmosfer


(6) Setelah IUPC dimasukkan, nilai tonus uterus saat pasien istirahat
pada sisi kiri, kanan, dan punggung, lalu rekam.
(7) Pasang IV tubing pada AMNIO port di IUPC.
(8) Bolus dengan 250-600 ml, 250 ml akan menghasilkan 6cm kantung
cairan amnion
(9) Gunakan infuse pump setelah bolus, maintenance cairan 150-180 ml
per jam, yang paling sering digunakan adalah 180 ml per jam.
Oligohidramnion

Terapi (cont.)

Interpretasinya dikatakan hasilnya positif jika


didapati penurunan keparahan deselerasi, mekonium
berkurang viskositasnya dan warnanya lebih cerah.
Sedangkan dikatakan negatif jika terjadi peningkatan
tonus uterus saat istirahat dan tidak ada peningkatan
pada pola DJJ.
Oligohidramnion

Terapi (cont.)
Kontraindikasi dari amnioinfusion :
plasenta previa,
korioamnionitis,
fetal anomali,
malpresentasi janin,
impending delivery,
kehamilan multipel,
kelainan uterus,
serviks yang tidak berdilatasi,
perdarahan pada trimester III yang tidak terdiagnosa
Oligohidramnion

Terapi (cont.)
Komplikasi dari tindakan pemberian aminofusion yaitu
hidramnion,
prolaps tali pusat,
tekanan intra uterus yang tinggi,
abruptio plasenta,
infeksi uterus,
maternal chilling (karena cairan terlalu dingin),
fetal bradikardi (karena cairan terlalu dingin),
fetal takikardi (karena cairan terlalu panas)
Oligohidramnion

Komplikasi

PJT
hipoplasia paru,
deformitas pada wajah dan skelet,
kompresi tali pusat,
aspirasi mekonium pada masa intra partum, dan kematian
janin
resiko infeksi pada fetus meningkat seiring dengan pecahnya
ketuban yang lama
Oligohidramnion

Komplikasi (cont.)

Deformitas yang dapat terjadi pada janin misalnya pada


amniotic band syndrome , yaitu terjadinya adhesi antara
amnion dengan fetus yang menyebabkan deformitas yang
serius termasuk amputasi pada ektremitas bawah atau
deformitas muskuloskeletal akibat kompresi pada
uterus (seperti clubfoot).
Oligohidramnion

Prognosis

Oligohidramnion yang berkembang di awal kehamilan jarang


terjadi dan seringkali memiliki prognosis yang buruk
Saat didiagnosis pada pertengahan kehamilan, kelainan ini
sering berkaitan dengan agenesis renal (tidak adanya ginjal).
Pada agenesis ginjal, angka mortalitasnya mencapai 100%
Oligohidramnion

Prognosis

Jika terdiagnosis sebelum kehamilan 37 minggu, hal ini


kemungkinan berkaitan dengan abnormalitas janin atau
ketuban pecah dini yang menyebabkan cairan amnion gagal
berakumulasi kembali
Oligohidramnion

Tabel 2.2 Prognosis Oligohidramnion (Cunningham, et al., 2010)


Pembahasan
Anamnesis
Fakta Teori

Keluar air-air sejak 3 hari SMRS oligohidramnion bisa terjadi karena


Keluhan disertai perut terasa peningkatan absorpsi/kehilangan cairan
kencang-kencang sejak 3 hari SMRS (seperti pada: ketuban pecah dini) dan
Gerakan bayi agak berkurang penurunan produksi dari cairan amnion
selama 3 hari (seperti pada : kelainan ginjal kongenital,
ACE inhibitor, obstruksi uretra, insufisiensi
uteroplasenta, infeksi kongenital, NSAIDs).
Ibu yang sebelumnya pernah hamil dan
normal, akan mengeluhkan adanya
penurunan gerakan janin
Pembahasan
Pemeriksaan Fisik
Fakta Teori
Inspeksi: Perut lebih kecil dari usia Pada saat inspeksi uterus terlihat lebih
kehamilan kecil dan tidak sesuai dengan usia
Palpasi :
kehamilan yang seharusnya
o TFU : 33 cm
Pada palpasi bagian-bagian janin mudah
o Leopold I : bokong
diraba
o Leopold II : punggung kiri
Pemeriksaan auskultasi normal, denyut
o Leopold III : kepala
jantung janin sudah terdengar lebih dini
o Leopold IV : belum masuk PAP
dan lebih jelas
Auskultasi:
Bila ketuban pecah, air ketuban akan
DJJ : 147x/menit,
sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar
Pembahasan
Pemeriksaan Penunjang
Fakta Teori

Tampak Janin Oligohidramnion dapat dicurigai


tunggal Intrauteri, bila terdapat kantong amnion yang
usia kehamilan 40 kurang dari 2x2 cm, atau indeks
minggu dengan TBJ : cairan pada 4 kuadran kurang dari
3000 gr. Amnion 5 cm. Setelah 38 minggu volume
jernih, amniotic fluid akan berkurang,
index 1,8 cm oligohidramnion didefinisikan
sebagai jika AFI kurang dari 5,0 cm
Pembahasan
Penatalaksanaan
Fakta Teori

Observasi Pertimbangkan untuk hospitalisasi pada kasus yang didiagnosa


di VK setelah usia kehamilan 26-33 minggu
Rencana
Jika fetus tidak memiliki anomali, persalinan sebaiknya dilakukan
Sectio
Jika anomali janin tidak dianggap mematikan atau penyebab
caesaria
oligohidramnion tidak diketahui, amnioinfusion profilaktik dengan
jika bayi
normal salin, ringer laktat, atau glukosa 5% dapat dilakukan untuk
belum
lahir mencegah deformitas kompresi dan penyakit paru hipoplastik, dan
juga untuk memperpanjang usia kehamilan
Pada kehamilan post matur, tinjau ulang mengenai hari pertama haid
terakhir. Jika kehamilan memang benar post term, cara persalinan
fetus adalah dengan induksi atau seksio sesarea.
Penutup

Kesimpulan

Telah dilaporkan sebuah kasus atas pasien Ny.A yang


berusia 33 tahun datang ke rumah sakit atas rujukan
dokter Sp.OG. Pasien mengatakan merasakan keluar
air-air sejak 3 hari yang lalu. Air-air yang keluar cukup
banyak, berwarna jernih yang dikira adalah air
kencing. Keluhan tersebut disertai perut terasa
kencang-kencang sejak 3 hari yang lalu juga. Pasien
juga merasa gerakan bayinya agak berkurang selama
3 hari ini. Keluar lendir dan darah dari jalan lahir (-).
Pasien dirujuk dari dokter Sp.OG karena air ketuban
sisa sedikit.
Penutup

Kesimpulan

Penegakkan diagnosis pasien


berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang
didapatkan diagnosis G4P2002A100
gravid 40-41 minggu, janin tunggal
hidup intrauterine, belum inpartu
dengan oligohidroamnion.
Penutup

Kesimpulan

Pada pasien ini diberikan terapi


berupa tindakan sectio caesaria.
Secara umum penegakan
diagnosis sudah sesuai dengan
teori.
Penutup

Saran

Dengan adanya tulisan ini, penulis


mengharapkan agar seluruh tenaga
medis mampu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya
dalam melakukan penanganan
terhadap kehamilan khususnya yang
disertai dengan oligohidaramnion.
Penutup

Saran

Penulis menyadari masih terdapat


banyak kekurangan atas penyusunan
laporan kasus ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan
saran dari rekan-rekan sekalian demi
bertambahnya khasanah ilmu
pengetahuan kita bersama.

Anda mungkin juga menyukai