Anda di halaman 1dari 21

BASIC SCIENCE

SYIFA SILVIYAH
1310211125
Anatomi Hepar
Merupakan kelenjar terbesar dalam
tubuh manusia
Terletak di bagian atas cavum
abdominis, di bawah diafragma, di
kedua sisi kuadran atas, sebagian besar
di sebelah kanan
Berat 1200-1600 gram
Batas
Batas atas sejajar dengan ruangan
interkostal V kanan

Batas bawah menyerong ke atas dari


iga IX kanan ke iga VIII kiri
Hepar terbagi : lobus kiri & lobus
kanan, dipisahkan oleh ligamentum
falciforme, diinferior oleh fissura
yang dinamakan dengan
ligamentum teres dan diposterior
oleh fissura yang dinamakan
ligamentum venosum .
Lobus kanan hepar enam kali lebih
besar dari lobus kiri dan
mempunyai 3 bagian utama yaitu :
lobus kanan atas, lobus caudatus
dan lobus quadrates
Diantara kedua lobus terdapat
porta hepatis, jalur masuk dan
keluar pembuluh darah, saraf
dan duktus.
Hepar dikelilingi oleh kapsula
fibrosa yang dinamakan kapsul
glisson dan dibungkus
peritoneum pada sebagian besar
keseluruhan permukaannnya.
Segmen Segmen
I lobus caudatus
II segmentum laterale superius
III seg. Laterale inferius
IVa seg. Mediale superius
IVb seg. Mediale inferius
V seg. Anterius inferius
VI seg. Posterius infrius
VII seg. Posterius superius
VIII seg. Anterius superius
Stabilitas
Vena hepatica dan vena cava inferior. Seluruh vena hepatica terletak
intrahepatika dan masuk kedalam vena cava inferior ketika melewati
sulkus di faciesposterior hepar.

Perlekatan lig. Triangularis kiri dan lig. Teres.

Organ visera dibawahnya (gaster dan fleksura hepatika kolon).


Hepar disuplai oleh dua pembuluh darah yaitu : vena porta hepatika
yang berasal dari lambung dan usus yang kaya akan nutrien seperti
asam amino, monosakarida, vitamin yang larut dalam air dan mineral
dan arteri hepatika, cabang dari arteri koliaka yang kaya akan oksigen.
Pembuluh darah tersebut masuk hati melalui porta hepatis yang
kemudian dalam porta tersebut vena porta dan arteri hepatika
bercabang menjadi dua yakni ke lobus kiri dan ke lobus kanan.

Darah dari cabang-cabang arteri hepatika dan vena porta mengalir


dari perifer lobulus ke dalam ruang kapiler yang melebar yang disebut
sinusoid. Sinusoid ini terdapat diantara barisan sel-sel hepar ke vena
sentral. Vena sentral dari semua lobulus hati menyatu untuk
membentuk vena hepatika
Persyarafan
N. simpatikus : dari ganglion seliakus, berjalan bersama pembuluh
darah pada lig.hepatogastrika dan masuk porta hepatis

N. Vagus : dari trunkus sinistra yang mencapai porta hepatis


mneyusuri kurvaturaminor gaster dalam omentum
Anatomi Lien
Limpa terletak intraperitoneal
pada epigastrium kiri
Aksis longitudinalnya
berproyeksi ke Costa X
Limpa yg berukuran normal tidak
dapat diraba melebihi pinggir
costa
Karena area kontaknya yg besar
dgn diaphragm, posisi limpa
bergantung pada respirasi
Limpa terletak pada niche limpa
yg berbatasan degn lig.
Phrenicocolicum di inferior
antara flexura coli sinistra dan
diaphragm.
Limpa adalah organ limfoid
sekunder dan mempunyai peran
pada system imun dan filter
darah.
Berat limpa 150 g, p = 11 CM, L =
7cm dan T = 4 cm
Sisi konveksnya berbatasan
dengan diaphragm, sisi
konkafnya menghadap viscera
abdominis, terutama ginjal kiri,
flexura coli sinistra, dan gaster
Margo superior terlihat lekukan-
lekukan sedang margo inferior
lebih halus
PD masuk dan keluar pada hilum
Limpa terfiksasi pada sekelilingnya
oleh dua duplikatur peritoneal,
keduanya masuk pada hilum
splenicum.
Lig. Gastrosplenicum
menghubungkan limpa ke gaster
dan berlanjut sebagai lig
splenorenale ke dinding posterior
tubuh.
Eritropoesis

15
Hematopoisis:
1. Yolk sac: 0-3 bulan intra uterine
2. Hati dan Lien: ~3- 6 bulan intra uterine
3. sumsum tulang: ~ 4 bln intrauterine - dws

16
Eritropoeisis

Eritropoeisis:
Pembentukan/produksi eritrosit (red blood cell production)
Hematopoetic stem-cell berdifrensiasi menjadi proerythroblast
Proerythroblasts early erythroblasts
Fase Perkembangan selanjutnya:
1. Ribosome synthesis
2. Hemoglobin accumulation
3. Ejection of the nucleus and formation of reticulocytes
Retikulosit eritrosit matur

17
Stem cell Committed Developmental pathway
cell Phase 1 Phase 2 Phase 3
Ribosome Hemoglobin Ejection of
synthesis accumulation nucleus

Proerythro- Early Late Reticulo- Erythro-


Hemocytoblast blast erythroblast erythroblast Normoblast cyte cyte

18
Figure 17.5
Eritropoisis

Membutuhkan:
Nutrisi :
Mineral ( Fe, mangan, cobalt )
Vitamin ( B12, C, B6, B1,asam folat, dll)
Asam amino

Faktor perangsang :
Eritropoitin, tiroksin, androgen

19
Tiroksin:
meningkatkan kebutuhan jaringan terhadap oksigen

Androgen :
merangsang eritropoitin
meningkatkan sensitivitas stem cell terhadap eritropoitin.
mempengaruhi langsung eritropoisis

20
Penghancuran Eritrosit
2ika eritrosit telah berada dalam sistem sirkulasi, maka dalam keadaan
normal umurnya rata-rata /"# hari. Eritrosit yang lebih tua men adi lebih
rapuh. 2ika dinding selnya sangat rapuh, maka eritrosit dapat pecah dalam
per alananya melalui pembuluh darah yang sempit. Sebagian besar
eritrosit pecah
didalam limpa karena ter epit se'aktu mele'ati pulpa merah
limpa.3emoglobin yang terlepas dari eritrosit difagositosis dan

dicernakan oleh sel-sel makrofag terutama yang terdapat dalam limpa, hati
(sel-sel 4upffer) dan sumsum tulang. esi (0e) yang lepas diangkut kedalam
sumsum tulang untuk membentuk eritrosit baru, atau disimpan dihati dan
aringan lain dalam bentuk ferritrin. agian hem-nya diubah sel-sel
retikuloendotelium men adi bilirubin (pigmen empedu)

Anda mungkin juga menyukai