ABSTRAK
TUJUAN
dilakukan penelitian
secara retrospektif
terhadap foto thoraks AP
dan CT Scan thoraks
HASIL
dimana hanya 27 dari 32 pasien ini yang terkonfirmasi
Foto thoraks menunjukkan mengalami kerusakan parenkim dengan metode CT Scan
adanya kerusakan thoraks.,.
parenkim paru pada 32
pasien
namun ditemukan 12 dari 28 pasien ini mengalami
Foto thoraks tidak kerusakan parenkim paru dengan metode CT Scan
menunjukkan adanya thoraks
kerusakan parenkim paru
pada 28 pasien sisanya
dijadikan sebagai gold standart untuk evaluasi pasien dengan trauma thoraks
dan menunjukkan bahwa sensitifitas (69%), spesifisitas (76%), nilai prediksi
positif (84%), dan nilai prediksi negative (57%).
Metode CT Scan thoraks 65% pasien yang mengalami trauma tumpul thoraks
CT Scan thoraks akan menderita cedera pada parenkim paru-paru nya
KESIMPULAN
Trauma thoraks kejadiannya semakin sering hari demi hari, terlebih akibat dari
kecelakaan kendaraan bermotor. Trauma adalah penyebab terbanyak kematian
selama 3 dekade terakhir ini dan kematian akibat trauma thoraks tercatat
sebanyak 25% dari total seluruh kematian akibat trauma.
Lini pertama pemeriksaan radiologi pada pasien dengan trauma thoraks adalah X
foto thoraks. Penilaian terhadap X foto thoraks di layanan gawat darurat
terkadang sangat terbatas bergantung pada kondisi pasien.
Secara klinis, X Foto thoraks yang diambil beberapa jam setelah terjadinya
trauma tumpul thoraks mungkin tidak dapat menggambarkan kerusakan/cedera
yang terjadi.
Pada kasus kontusio parenkim paru, hematoma, atau laserasi, morbiditas dan
mortalitas meningkat secara signifikan pada pasien dengan trauma thoraks.
MATERIAL DAN METODE
Rata-rata usia pasien penelitian ini adalah 43 tahun (dari rentang
usia 16-85 tahun), dimana 48 pasien berjenis kelamin pria dan 12
pasien wanita.
CT Scan thoraks diambil dengan menggunakan spiral CT
(Xpres/GX, Toshiba, Jepang) dan dengan kontras IV menggunakan
iodium-media-non-kontras 100ml secara manual. Parameter teknis
adalah sebagai berikut: sesi ketebalan, 7mm; table speed, 7mm
(pitch, 1); kVp, 120; mAs, 150.
Kriteria X foto thoraks posisi AP dan axial CT Scan thoraks
dari 65 pasien yang mendatangi IGD dan dirawat di
Inklusi RS karena multiple trauma antara Januari 2005-
Juni 2006
Temuan radiografi mungkin tidak terlihat dalam beberapa hari awal. Daerah
memar menjadi lebih sulit untuk memvisualisasikan dalam kasus-kasus
hemothorax yang menyertainya, pneumonia aspirasi, atau atelektasis.
Dalam penelitian kami, tingkat memar paru di dada pada trauma tumpul
sebesar 62%, dan memar merupakan masalah utama (95%) dari cedera
parenkim paru-paru.
Laserasi paru terjadi lebih sering dikarenakan oleh trauma tembus, sedangkan
hal ini mungkin terjadi pada trauma tumpul karena efek langsung dari
tekanan pada dada, efek patah tulang rusuk, runtuhnya tiba-tiba pada jaringan
paru, atau stroke yang sesuai pada yang posisi berbeda.
Gambaran keju Swiss dapat terlihat jika ada banyak laserasi kecil di dalam
daerah memar (Gambar. 2c). Hematoma dipandang sebagai bulat atau oval,
homogen meningkatnya densitas, baik dengan CT-toraks maupun radiografi
dada. Dipenelitian kami, tingkat robekan sebesar 7% dan tingkat hematoma
adalah 3% karena cedera dada benda tumpul.
Saat mengevaluasi pasien, hal yang harus diingat
adalah adakah luka di paru-paru dan
mediastinum tanpa ada kerusakan / luka di
dinding thorak. Selain itu, pada pasien anak dan
usia muda memiliki dinding thorak yang lebih
fleksibel, mungkin tidak ada patah tulang rusuk
walaupun ada cedera paru-paru (15).
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa radiografi thorak
memiliki tingkat sensitivitas yang rendah, dibandingkan dengan
CT scan thorak untuk mendeteksi cedera paru-paru pada trauma
toraks.
Dalam penelitian ini, sensitivitas radiografi thorak dalam
mendeteksi cedera parenkim adalah 69%, dan spesifisitas adalah
76%. Pemeriksaan radiografi thorak pada 28 pasien memberikan
hasil negatif untuk kerusakan parenkim paru-paru, peneliti
mendapatkan 12 pasien dengan memar paru menggunakan CT
scan thorak; dengan demikian, tingkat negatif palsu pada
radiografi thorak adalah 43%.
b
CRITICAL APPRAISAL
PICO ANALYSIS
60 pasien yang menderita multi-organ trauma baik yang datang ke IGD maupun didapatkan di
RS penelitian.
P
Foto thoraks AP
I
CT Scan thoraks
C
Untuk melihat manfaat radiografi thoraks untuk diagnosis kerusakan parenkim paru pada
pasien trauma thoraks
O Untuk mengevaluasi frekuensi cedera parenkim paru dengan menggunakan CT Scan thoraks
VIA
Kriteria Ya Tidak Tak dapat
ditentukan
Did the study address a clearly focused issue? V
Did the authors use an appropriate method to answer their question? V
Were the subjects recruited in an acceptable way? V
Were the measures accurately measured to reduce bias? V
Were the data collected in a way that addressed the research issue? V
Did the study have enough participants to minimize the play of V
chance?
How are the results presented and what is the main result? V
Was the data analysis sufficiently rigorous? V
Is there a clear statement of findings? V
Can the results be applied to the local population? V
How valuable is the research? V
KESIMPULAN
Bukti klinis valid
Bukti klinis penting