Anda di halaman 1dari 42

Pembimbing :

dr. Rona Yulia , Sp. Rad

Disusun oleh :
Pradevi S 01.210.6245
Indah Dwi A 01.211.6415
PENDAHULUAN
Ginjal adalah organ vital yang mempunyai peran penting dalam
mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh, Fungsi ekskresi
ginjal seringkali terganggu diantaranya oleh batu saluran kemih yang
berdasarkan tempat terbentuknya terdiri dari nefrolitiasis,
ureterolitiasis, vesicolitiasis, batu prostat, dan batu uretra. Batu saluran
kemih terutama dapat merugikan karena obstruksi saluran kemih dan
infeksi yang ditimbulkannya (De Jong, 2004).
Obstruksi dapat menyebabkan dilatasi pelvis renalis maupun kaliks
yang dikenal sebagai hidronefrosis. Batu dapat menyebabkan
kerusakan atau gangguan fungsi ginjal karena menyumbat aliran urine.
Jika penyumbatan ini berlangsung lama, urin akan mengalir balik
kesaluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang akan
menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa
terjadi kerusakan ginjal (Patel, 2005
Kasus hidronefrosis semakin sering didapati. Di
Amerika Serikat, insidensinya mencapai 3,1 %, 2,9
% pada wanita dan 3,3 % pada pria. Penyebabnya
dapat bermacam macam dimana obstruksi
merupakan penyebab yang tersering (Rahman,
2008).
Identitas Penderita
Nama : Tn. Purnomo
Usia : 29 th
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Alamat : Clepat RT.01 RW.05
Tunggak Toroh Grobogan
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SMP
Status : Menikah
Suku Bangsa : Jawa (WNI)
Ruang Rawat : Mawar
No. RM : 475558
Tanggal Masuk : 14 September 2015
anamnesa
Keluhan Utama: nyeri pinggang sebelah kiri bawah

Riwayat Penyakit Sekarang

Onset : 7 hari sebelum masuk Rumah Sakit


Lokasi : Pinggang sebelah kiri bawah
Kualitas : Nyeri hilang timbul
Kuantitas : Keluhan tersebut membuat penderita
tidak nyaman saat istirahat dan aktivitas
Faktor yang memperberat : bertambah nyeri jika aktivitas
Faktor yang memperingan : berbaring
Gejala Penyerta : Flatus (-), Demam (-), BAB Cair, BAK
kemerahan , Rasa Panas Pada Perut Bawah Saat
BAK (+), mual(+), muntah(-)
Kronologi : 7 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit, penderita
mengeluh nyeri pinggang sebelah kiri . Kemudian 4 hari sebelum
masuk rumah sakit memeriksakan diri ke klinik dan diobati namun
keluhan tidak berkurang , kemudian penderita memeriksakan diri ke
IGD RSUD purwodadi dan disarankan untuk dirawat inap.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat sakit dengan keluhan serupa (+)
Riwayat operasi sebelumnya (-)
Riwayat nyeri dada/penyakit jantung (-)
Riwayat penyakit gula (-)
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat alergi obat (-)
Riwayat Trauma (-)
Riwayat kencing batu (-)
Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat anggota
keluarga pernah atau sedang menderita keluhan
serupa disangkal
Biaya RS ditanggung pribadi
Pemeriksaan fisik
Umum : composmentis
Kulit : gatal (-), luka (-), sikatrik (-), ptechie (-)
Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-),
pandangan kabur ( -)
Telinga : discharge (-)
Hidung : mimisan (-), sekret (-),
Mulut : bibir kering dan berdarah(-), sariawan(-), gusi
berdarah(-)
Tenggorokan : nyeri telan (-)
Dada : sesak (-),batuk (-), nyeri dada (-)
S. Pencernaan : Makan (-), minum (-), mual (+),muntah (-), BAB
(+), BAK (+)
S. Neuro dan Muskuloskletal : paresis/lemah (-), nyeri sendi (-),
pusing (-),Nyeri ketok pinggang sinistra(+)
Ekstremitas : akral dingin (-), oedem (-), ptekie (-)
Status Generalis
Kesan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tanda- tanda vital
Tekanan darah : 130/970 mmHg
Nadi : 82 x/menit,
Frekuensi nafas : 22 x/menit
Suhu : 36,5 C
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tanggal 14 September 2015
Kimia Klinik
Hemoglobin : 14,9 Gr/d
Leukosit : 12.100/mm3
Trombosit : 256.000/mm3
GDS : 85 mg/dL
Ureum : 45,2 mg/dL
Kreatinin : 1,47 U/L
As urat : 4,22 mg/dL
Pemeriksaan tanggal 15 September 2015
Urine Rutin
Protein : Negatif
Reduksi : Negatif
Epitel Gepeng : 2-3
Eritrosit : 4-6/Lpk
Bakteri : Positif
pH : 6
Pemeriksaan Tanggal 15 September 2015
Pemeriksaan Radiologi (Pemeriksaan USG)
Kesan : Hidronefrosis sin derajat sedang
Hidronefrosis proksimal sinistra ec. Urethrolithiasis
1/3 proksimal sinistra
Pemeriksaan Radiologi BNO IVP
Anatomi Traktus Urinarius

Sistem urinaria merupakan suatu sistem yang di


dalamnya terjadi penyaringan darah sehingga darah
bebas dari zat yang tidak digunakan oleh tubuh. Zat ini
akan larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine.
Traktus urinarius merupakan system yang terdiri dari
organ-organ dan struktur-struktur yang menyalurkan
urin dari ginjal ke luar tubuh. Sistem urinaria terdiri
dari dari dua ginjal yang memproduksi urine, dua
ureter yang membawa urine ke dalam sebuah
kandung kemih untuk penampungan sementara dan
urethra yang mengalirkan urine keluar tubuh melalui
orifisium urethra eksterna.
Anatomi Ginjal
Manusia mempunyai dua buah ginjal yang
terletak di daerah pinngang di dinding posterior
dinding abdomen. Tepatnya setinggi vertebra
thorakal 12 sampai vertebra lumbal 3. Secara
visual bentuk ginjal menyerupai kacang merah.
Berat setiap ginjal antara 100 150 gram. Ginjal
kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri
karena ada hepar di sisi kanan. Ginjal memilii
tiga bagian penting yaitu korteks, medulla, dan
pelvis renal. Bagian paling superfisial adalah
korteks renal, yang tampak bergranula. Di
sebelah dalamnya terdapat bagian lebih gelap,
yaitu medulla renal, yang berbentuk seperti
kerucut disebut piramid renal, dengan dasarnya
menghadap korteks dan puncaknya disebut
apeks atau papilla renal. Di antara piramid
terdapat jaringan korteks, disebut kolum renal.
Anatomi Ureter
Ureter merupakan dua saluran yang membawa urine dari ginjal ke
kandung kemih (vesika urinaria) dengan panjang sekitar 25 sampai 30
cm. Memiliki dinding yang tebal dan saluran yang sempit, yang berlanjut
dengan pelvis ginjal dan terbuka ke dasar kandung kemih. Terdapat tiga
tempat penyempitan pada ureter yaitu : (a) pada sambungan dengan
pelvis ginjal; (b) tempat ureter yang melewati tepi pelvis yang lebih kecil;
(c) di titik ureter melewati kandung kemih. Bagian menyempit ini dapat
menjadi tempat penimbunan kalkulus ureterik (batu).
Anatomi Vesica Urinaria
Vesika Urinaria adalah suatu organ yang berfungsi untuk menampung
urine. Pada laki laki, organ ini terletak di belakang symphisis pubis dan
di depan rectum. Pada perempuan, organ ini terletak agak di bawah
uterus, di depan vagina. Saat kosong, berukuran kecil seperti buah
kenari dan terletak di pelvis. Sedangkan saat penuh berisi urine,
tingginya dapat mencapai umbilicus dan berbentuk seperti buah pir.
Anatomi Uretra
Urethra adalah saluran akhir dari raktus urinarius yang mengalirkan
urine ke luar tubuh. Pada laki laki, urethra memiliki panjang hingga 20
cm, dan selain berfungsi untuk mengeluarkan urine, juga berfungsi
untuk membawa keluar semen namun tidak pada saat yang bersamaan.
Hidronefrosis
Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks ginjal pada salah satu atau
kedua ginjal akibat adanya obstruksi. Obstruksi pada aliran normal urine
menyebabkan urine mengalir balik, sehingga tekanan diginjal
meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih, tekanan
baik akan mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruksi terjadi
disalah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan, maka hanya satu
ginjal saja yang rusak.
Hidronefrosis merupakan suatu keadaan pelebaran dari pelvis ginjal dan
kalises. Adanya hidronefrosis harus dianggap sebagai respons fisiologis
terhadap gangguan aliran urine. Meskipun hal ini sering disebabkan
oleh proses obstruktif, tetapi dalam beberapa kasus, seperti
megaureter sekunder untuk refluks pralahir, sistem pengumpulan
mungkin membesar karena tidak adanya obstruksi.
4 grade hidronefrosis, antara lain :
Hidronefrosis derajat 1
Dilatasi pelvis renalis tanpa dilatasi kaliks. Kaliks berbentuk blunting,
alias tumpul.
Hidronefrosis derajat 2
Dilatasi pelvis renalis dan kaliks mayor. Kaliks berbentuk flattening,
alias mendatar.
Hidronefrosis derajat 3
Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor.Tanpa adanya
penipisan korteks. Kaliks berbentuk clubbing alias menonjol.
Hidronefrosis derajat 4
Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor. Serta adanya
penipisan korteks Calices berbentuk ballooning alias menggembung
Etiologi
Penyebab yang bisa mengakibatkan hidronefrosis adalah sebagai berikut:

a. Hidronefrosis unilateral: obstruksi pada salah satu sisi saluran kemih


pada umumnya disebabkan oleh proses patologik yang letaknya
proksimal terhadap kandung kemih. Keadaan ini berakibat hidronefrosis
dan dapat menyebabkan atrofi serta kehilangan fungsi salah satu ginjal
tanpa menyebabkan gagal ginjal.
Penyebab obstruksi unilateral adalah:
1. Obstruksi taut ureteropelvik-kelainan ini umum ditemukan. Pada
beberapa pasien memang terdapat obstruksi anatomik-paling sering
adalah arteria renalis aberen yang menekan ureter bagian atas-
sebagian besar kasus bersifat idiopatik (hidronefrosis idiopatik).
2. Penyakit ureter kongenital-kelainan kongenital ureter yang lain dapat
menyebabkan hidronefrosis unilateral. Keadaan ini meliputi ureter
ganda, ureter bifida, dan kelainan otot ureter yang menyebabkan
penebalan dinding ureter (megaureter
3. Penyakit ureter didapat-kelainan ini umum ditemukan dan meliputi
(1) obstruksi lumen oleh batu, bekuan darah, atau kerak papila ginjal yang
nekrotik; (2) penyebab mural, seperti striktur fibrosa dan neoplasma;
(3) tekanan ekstrinsik terhadap ureter pada fibrosis retroperitoneum
dan neoplasma retroperitoneum.
b. Hidronefrosis bilateral:
1. Di sebelah distal kandung kemih, penyebab tersering adalah hiperplasia
prostat pada pria usia lanjut. Adanya katup uretra posterior kongenital
juga dapat menyebabkan hidronefrosis bilateral pada anak usia muda.
Pada pasien paraplegia dengan kandung kemih neurogenik biasanya
juga didapatkan hidronefrosis bilateral.
2. Penyebab yang mengenai kedua ureter mencakup fibrosis
retroperitoneum dan keganasan.
3. Disfungsi otot ureter yang timbul pada masa kehamilan (mungkin
akibat efek progesteron pada otot polos) juga dapat menimbulkan
hidroureter dan hidronefrosis ringan.
Patogenesis
Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik,
sehingga tekanan di ginjal meningkat.
Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih, tekanan balik akan
mempengaruhi kedua ginjal, tetapi
jika obstruksi terjadi di salah satu ureter akibat adanya batu atau
kekakuan maka hanya satu ginjal saja yang rusak. Obstruksi parsial atau
intermiten dapat disebabkan oleh batu yang terbentuk di piala ginjal
tetapi masuk ke ureter dan menghambatnya.
Obstruksi dapat diakibatkan oleh tumor yang menekan ureter atau
berkas jaringan parut akibat abses atau inflamasi dekat ureter dan
menjepit saluran tersebut. Gangguan dapat sebagai akibat dari bentuk
abnormal di pangkal ureter atau posisi ginjal yang salah, yang
menyebabkan ureter berpilin atau kaku. Pada pria lansia , penyebab
tersering adalah obstruksi uretra pada pintu kandung kemih akibat
pembesaran prostat.
Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis tergantung pada penyebab penyumbatan, lokasi
penyumbatan serta lamanya penyumbatan.
Jika penyumbatan timbul dengan cepat (hidronefrosis akut), biasanya akan
menyebabkan kolik renalis ( nyeri yang luar biasa di daerah antara tulang rusuk
dan tulang panggul) pada sisi ginjal yang terkena.
Jika penyumbatan berkembang secara perlahan (hidronefrosis kronis), bisa tidak
menimbulkan gejala atau nyeri tumpul di daerah antara tulang rusuk dan tulang
pinggul).Nyeri yang hilang timbul terjadi karena pengisian sementara pelvis
renalis atau karena penyumbatan sementara ureter akibat ginjal bergeser ke
bawah.
Air kemih dari 10% penderita mengandung darah. Sering ditemukan infeksi
saluran kemih (terdapat nanah di dalam air kemih), demam dan rasa nyeri di
daerah kandung kemih atau ginjal. Jika aliran air kemih tersumbat, bisa
terbentuk batu (kalkulus). Hidronefrosis bisa menimbulkan gejala saluran
pencernaan yang samar-samar, seperti mual, muntah dan nyeri perut.
Diagnosis
a. Pemeriksaan Fisik
Gambaran fisik pasien yang menderita hidronefrosis biasanya pasien mengelih
nyeri di pinggang kanan ataupun kiri. Keluhan dirasakan makin lama semakin
menjadi-jadi. Keluhan biasanya disertai rasa mual. Biasanya pasien mengeluh air
kencingnya sedikit, bahkan tak jarang tidak keluar air kencingnya. Ada perasaan
tidak tuntas setelah berkemih.
Pada saat melakukan nyeri ketok pada punggung bawah biasanya pasien mengeuh
nyeri. Pada palpasi bisa dirasakan adanya massa di daerah antara tulang rusuk
dan tulang pinggul, terutama jika ginjal sangat membesar.

b. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya kadar urea yang tinggi karena ginjal
tidak mampu membuang limbah metabolik ini.
Beberapa prosedur digunakan utnuk mendiagnosis hidronefrosis:
Pada pemeriksaan USG memberikan gambaran ginjal, ureter dan kandung kemih,
urografi intravena bisa menunjukkan aliran air kemih melalui ginjal, sistoskopi
bisa melihat kandung kemih secara langsung.
Gambaran radiologis hidronefrosis dilakukan dengan Foto BNO (Buik Nier Overzicht)-IVP
dilakukan untuk memeriksa kelainan pada sistem urinarius.
Persiapan Pasien
Hari 1
Pagi : makan bubur + telur rebus + minum air putih sebanyak mungkin.
Malam : sda + tidak boleh pakai sayur dan ikan.
Hari 2 :
Pagi makan bubur, siang-sore hanya minum susu.
Jam 9 malam minum garam inggris (MgSO4 1 bungkus + 1/4 gelas air putih). Kemudian
hanya boleh minum air putih sampai jam 11 malam. Mulai jam 12 malam puasa, kurangi
bicara, dan tidak merokok.
Hari 3 :
Jam 8 pagi datang ke radiologi untuk difoto.Persiapan media kontras :- Media kontras
yang digunakan adalah yang berbahan iodium, dimana jumlahnya disesuaikan dengan
berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg.

Penilaian Foto BNO Normal :


- Tidak tampak bayangan batu radiopaque pada
lintasan tractus urinarius
- Psoas line kiri dan kanan intak
- Pre-peritoneal fat line kiri dan kanan intak
- Tulang-tulang tervisualisasi intak

Penilaian IVP Normal :


- Fungsi sekresi dan ekskresi kedua ginjal dalam
batas normal
- Pelviocalyseal sistem kedua ginjal baik dengan
ujung kedua calyx cupping
- Kontras mengisi ureter dextra/sinistra, tidak
tampak tanda-tanda obstruksi
- Vesica urinaria terisi kontras dengan permukaan
yang reguler, indentasi (-), filling defect (-),
Additional Shadow (-)
Diagnosis Banding
Gambaran klinis yang sama
seperti nyeri pada
pinggang bawah dan mual
dapat menjadikan
Grade 4 Urolithiasis dapat menjadi
diagnosis banding dari
hidronefrosis.
Penatalaksanaan

Tujuannya adalah untuk mengaktivasi dan memperbaiki penyebab darihi


dronefrosis (obstruksi, infeksi) dan untuk mempertahankan dan
melindungi fungsi ginjal.Untuk mengurangi obstruksi urin akan dialihkan
melalui tindakan nefrostomi atau tipe disertasi lainnya. Infeksi ditangani
dengan agen anti mikrobial karena sisa urin dalam kaliks akan
menyebabkan infeksi dan pielonefritis. Pasien disiapkan untuk
pembedahan mengangkat lesi obstrukstif (batu, tumor, obstruksi
ureter). Jika salah satufungsi ginjal rusak parah dan hancur maka
nefrektomi (pengangkatan ginjal) dapat dilakukan.
Pada hidronefrosis akut:
- Jika fungsi ginjal telah menurun, infeksi menetap atau nyeri yang hebat,
maka air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan segera dikeluarkan
(biasanya melalui sebuah jarum yang dimasukkan melalui kulit).
- Jika terjadi penyumbatan total, infeksi yang serius atau terdapat batu,
maka bisa dipasang kateter pada pelvis renalis untuk sementara waktu.
Hidronefrosis kronis diatasi dengan mengobati penyebab dan mengurangi
penyumbatan air kemih. Ureter yang menyempit atau abnormal bisa
diangkat melalui pembedahan dan ujung-ujungnya disambungkan
kembali.
Komplikasi
Penyakit hidronefrosis dapat menyebabkan komplikasi seperti batu
ginjal, sepsis, hipertensi renovskuler, nefropati obstruktif, infeksi,
pielonefritis, ileus paralitik

Prognosis
Pembedahan pada hidronefrosis akut biasanya berhasil jika infeksi dapat
dikendalikan dan ginjal berfungsi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai