KASUS
KEJANG
DEMAM
DENGAN ISK
PADA ANAK
PEMBIMBING:
dr. Nesa Aliani, Sp.A
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. M
No RM : 545203
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 1 tahun
Alamat : Bandulan RT.27 / rw.04, Palasari hilir, Parungkuda,
Sukabumi, Jawa Barat
Tanggal / Jam Masuk : 24 Juni 2017 / 06.30 WIB
Ruang Perawatan : Ade Irma Suryani (AIS) Bawah
Keluhan Utama
Kejang
Riwayat Penyakit Sekarang
Satu hari sebelum masuk rumah sakit pasien demam, orangtua pasien mengatakan
pasien mendadak demam yang dirasakan tinggi, namun orangtua pasien tidak mengukur
suhu badan pasien dirumah karena keluarga pasien tidak memiliki alat pengukur suhu
badan, orangtua pasien tidak memberikan obat penurun demam pada saat dirumah.
Pasien tidak diberikan obat penurun panas. Keluhan demam tidak disetai dengan batuk,
pilek, mual, muntah dan buang air besar yang cair.
Beberapa jam sebelum masuk rumah sakit, pasien masih mengalami demam. Demam
disertai dengan kejang pada saat dirumah yang diakui oleh orangtua merupakan kejang
pertama kali dan belum pernah kejang sebelumnya.
Riwayat Penyakit Sekarang
Selama di perjalanan menuju rumah sakit, pasien masih kejang. Pasien datang
ke instalasi gawat darurat dalam keadaan kejang, yang kemudian diterima oleh
dokter jaga instalasi gawat darurat
Kemudian diberikan dokter jaga IGD memberikan terapi stesolid suppositoria
5mg sebanyak dua kali, diazepam intravena 2mg dalam bolus perlahan-lahan,
paracetamol 80mg intravena dan terpasang infus D ns, dan kemudian
beberapa saat kemudian pasien sadar.
Orangtua pasien mengatakan dikeluarga tidak ada yang pernah mengalami
kejang sebelumnya, dan pasien tidak pernah memiliki riwayat penyakit serius
sebelumnya, selain demam, batuk dan pilek.
Riwayat Penyakit Sekarang
Terdapat bangkitan kembali kejang pada pasien selama di IGD sebanyak dua kali.
Dokter IGD kemudian melakukan konsul kepada dr. Nesa, Sp.A dan diberikan arahan
terapi:
infus parenteral D ns 10 tetes/menit, bila pasien sadarkan diri diberi diet bubur
nasi dan ASI/PASI ad libitum, terapi obat ceftriaxone 2x375mg IV, paracetamol
loading dose 150mg kemudian dilanjutkan paracetamol 4x100mg IV,
dexamethasone loading dose 4,5mg kemudian dilanjutkan dengan pemberian
dexamethasone 4x1,5mg, sibital loading dose 150mg dalam Nacl 10cc diberikan
secara intravena perlahan-lahan kemudian dianjutkan sibital 2x20mg, bila kejang
kembali diberikan sibital 50mg intravena, dengan rencana pemeriksaan penunjang
urinalisis.
Riwayat Penyakit Dahulu,
Riwayat Pengobatan dan Alergi
Kesan imunisasi:
sesuai dengan
rekomendasi
Depkes RI
PEMERIKSAAN FISIS
Tanda vital
Suhu : 390 C (aksila)
Laju Nadi : 98 kali/menit, teratur, teraba kuat, isi cukup
Laju Napas : 25 kali/menit, teratur, torako-abdominal
Tekanan darah: tidak dilakukan
Panjang Badan : 90 cm
Berat badan : 15 kg
BB/U : > 3 SD (Gizi Lebih)
PB/U : > 3 SD (Tinggi)
BB/PB: 2 SD sampai dengan 1 SD (Normal)
IMT : 18,5 2 SD sampai 1 SD (Normal)
Lingkar kepala: 52 cm (+2SD - Nellhaus)
Lingkar lengan atas: 15.0 cm (>13,5 gizi baik)
> 3 SD
Makrosefal
> 3 SD
> 3 SD
2 SD 1 SD
2 SD 1 SD
Pemeriksaan Khusus
An. M, perempuan usia 1 tahun datang dengan kejang disertai demam pertama
kali, kejang berlangsung lebih dari lima belas menit, kejang berulang dua kali
dalam 24 jam. Demam sudah berlangsung satu hari yang lalu. Orangtua pasien
mengatakan tidak ada riwayat penyakit serius sebelumya. Orangtua pasien juga
mengatakan tidak ada riwayat kejang pada keluarga. Pada saat kejang, orangtua
tidak memberikan obat apapun.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan suhu 39 C. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan: Hb 11 g r%, lekosit 19.900 mm3, Ht 35 %, dari pemeriksaan
urinalisis didapatkan leukosit +2
Diagnosis Banding
Meningitis
Diagnosis Kerja
Kejang Demam Kompleks + ISK
Tatalaksana Instalasi Gawat
Darurat
turgor kulit kembali cepat, akral hangat, RCT < 2 detik. Pulmo : Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
A 1. KDK Abdomen : Supel, datar.
2. ISK
Ekstremitas: Hangat, RCT < 2 detik
3. Gizi Baik A 1. KDK
O Kesadaran= composmentis, KU= sakit sedang, Suhu= 37,2oC (aksila), RR= 26x/menit, HR= 98x/menit. Pada pukul 09.00 suhu terukur 36,90C.
Faring hiperemis (-), auskultasi vesikular di seluruh lapang paru. Air mata (+), mata cekung (-), mukosa mulut kering(-), konjungtiva anemis(-),
turgor kulit kembali cepat, akral hangat, RCT < 2 detik, lemas (-).Cor : S1 S2 (+), reguler murni
Pemeriksaan Hematologi
Hb : 11,3 Gr%
Leukosit : 9.100/mm3
Ht : 34%
A 1. KDK
2. ISK
3. Gizi Baik
P - Pasien dibolehkan pulang
- Resep pulang:
- Paracetamol 4x225mg
- Cefixime 1x120mg
Klasifikasi kejang demam
Kenaikan suhu
tubuh
Difusi ion kalium
dan natrium
KEJANG
Pelepasan Menyebar ke
neurotransmiter
muatan listrik seluruh sel
Pemeriksaan Fisis demam
Menimbulkan
ISK pada anak mortalitas dan problem
memiliki gejala kesehatan jangka
yang tidak khas panjang
penentuan
diagnosis
mengalami
kesulitan
DEFINISI
Infeksi saluran kemih adalah suatu keadaan yang
menunjukkan adanya infeksi (adanya pertumbuhan dan
perkembang biakan bakteri) dalam saluran kemih, meliputi
infeksi parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih
EPIDEMIOLOGI
ISK sering terjadi pada bayi dan anak kecil, 5% penderitanya
memiliki gejala yang samar dengan resiko kerusakan ginjal
yang lebih besar dibandingkan dengan anak yang usianya
lebih besar.
Kejadian ISK pada anak perempuan mencapai 5%, sedangkan
pada anak laki-laki 1-2%.
Escherichia coli
Candida Proteus
albicans mirabilis
Staphylococcus Klebsiella
epidermidis ETIOLOGI pneumonia
Streptococcus Pseudomonas
viridians aeruginosa
Streptococcus
faecalis
MANIFESTASI KLINIS
Usia ini seringkali tidak menimbulkan gejal infeksi saluran kemih. Manifestasi
USIA < 2 yang muncul berupa sepsis neonatorum, kuning berkepanjangan, gagal
tumbuh dan tidak mau menyusu.
BULAN
USIA 2 Bayi dan anak usia ini mengalami demam yang tidak diketahui penyebabnya.
Selain demam, dapat timbul gejala seperti rewel, tidak mau menyusu, nyeri
BULAN 2 perut, muntah, diare, menangis saat berkemih serta kencing berbau busuk.
TAHUN
Gejala yang muncul berupa demam dan gejala sistemik lain. gejala yang lain
USIA 2 6 yaitu tidak napsu makan, rewel, serta nyeri pada perut pada bagian
suprapubis, punggung dan panggul dengan atau tanpa disertai gangguan
TAHUN berkemih, dan kencing berbau busuk.
Gejala yang timbul berupa ngompol, sering kencing, sakit saat kencing atau
USIA > 6 sakit pinggang.
TAHUN
PENEGAKAN DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksa
Pemeriksa Pemeriksa
Pemeriksa an
an an
an Darah Mikrobiolo
Urinalisis Radiologi
gi
Lini Antibiotik
Prinsip:
Eradikasi infeksi akut.
Deteksi dan tatalaksana
kelainan anatomi dan
fungsional pada ginjal dan
saluran kemih.
Deteksi dan mencegah
infeksi berulang
Penatalaksanaan
Penatalaksaan akut :
1. Bayi usia < 3 bulan
rujuk ke spesialis
2. Bayi usia > 3 bulan dengan ISK atas
antibiotik oral selama 7-10 hari : golongan sepalosporin.
atau antibiotik IV selama 2 sampai 4 hari, dilanjutkan antibiotik
oral sampe 10 hari.
contoh : sefotaksim (100 mg/kgBB/hari) atau ampisilin (100
mg/kgBB/hari) dengan gentamisin (3 mg/kgBB/hari)
3. Bayi usia > 3 bulan dengan ISK bawah
antibiotik oral selama 3 hari
contoh : kombinasi sulfametoksasol (20 mg/kgBB/hari) dengan
trimetoprim (4mg/kgBB/hari), nitrofurantoin (5-7 mg/kgBB/hari
terbagi dalam 3-4 dosis), atau amoksisilin (50 mg/kgBB/hari)
Penatalaksanaan jangka panjang :
1. Mencegah kekambuhan
2. Antibiotik profilaksis
Diberikan antibiotik kombinasi sulfametoksasol-trimetoprim
atau nutrofurantoin. Dosis yang diberikan adalah sepertiga
dosis terapetik dan diberikan sekali sehari
3. Pemeriksaan mikrobiologis
Diperiksa 1 minggu setelah selesai pengobatan
Setiap 3 bulan selama 1 sampai 2 tahun
4. Pemeriksaan USG
indikasinya adalah :
a. Bayi atau anak yang mengalami atypical urinary tract
infection.
b. Bayi yang berusia kurang dari 6 bulan yang pertama kali
mengalami infeksi saluran kemih dan respon terhadap
pengobatan. .
c, Bayi berusia kurang dari 6 bulan yang mengalami infeksi
saluran kemih bawah berulang
Komplikasi
Inflamasi lobus
Reaksi alergi ginjal atau Jaringan parut
abses ginjal
Gangguan
hipertensi
fungsi ginjal
Kesimpulan
Kejang demam adalah Kejang yang berhubungan dengan demam (suhu diatas 380C) tanpa
adanya infeksi susunan saraf pusat atau yang terjadi karena proses ekstrakranial
Kejang demam terbagi menjadi kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks.
Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak
termasuk kejang demam
Saran
Waspadai demam tinggi yang terjadi pada anak.
Segera berikan antipiretik dan anti konvulsan saat anak kejang demam.
Jika kejang yang terjaditidak termasuk dalam kriteria kejang demam sederhana atau anak
mengalami kejang demam yang pertama maka segera rujuk ke rumah sakit.