Anda di halaman 1dari 57

CASE REPORT

GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA ODS

Dimas Adriyono Wibowo


1102012067

Pembimbing : dr. Diantinia, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA RSUD SOREANG


BAB I
Identitas Pasien
Nama : Tn. D
Umur : 59 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Suku : Sunda
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Alamat : Kp. Cigentur RT 2 RW 17 Kec.Banjaran
Kab.Bandung
Tanggal pemeriksaan : 19 September 2017
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 19 September 2017
Keluhan utama
Penurunan penglihatan pada kedua mata
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan penurunan penglihatan seperti menyempit
pada kedua mata dialami sejak 1 tahun yang lalu, secara perlahan-lahan,
dimulai dari mata kiri kemudian yang kanan. Untuk mata kiri pasien sudah
tidak dapat melihat lagi. Pada awalnya pasien merasa penglihatan pada mata
kiri yang semakin berkurang dan pasien tidak berobat kedokter. Setelah mata
sebebelah kiri sudah tidak dapat melihat baru pasien datang untuk periksa ke
dokter. Nyeri (-), mata merah (-), mata silau (+), air mata berlebihan (-),
kotoran mata berlebihan (-), rasa berpasir (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Rw. Diabetes Melitus : Disangkal
Rw. Hipertensi : Disangkal
Rw. Alergi Obat : Disangkal
Rw. memakai kacamata : Disangkal
Rw. Trauma (bahan kimia, terbentur benda tumpul atau tajam) : Disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga (+)
Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah mengobati keluhan matanya.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis
Tanta Vital : Tek. Darah 140/80 mmHg
Nadi 70x/mnt
RR 20x/mnt
Suhu 36C
Pemeriksaan Oftalmologi
KETERANGAN OD OS KONJUNGTIVA SUPERIOR
KEDUDUKAN BOLA MATA Ortotropia
- Konjungtiva tarsalis Tenang Tenang
- Deviasi Tidak ada Tidak ada
- Hiperemis Tidak ada Tidak ada
- Gerakan Bola
mata - Edema Tidak ada Tidak ada

SUPERSILIA KONJUNGTIVA INFERIOR


Hitam, distribusi Hitam, distribusi
- Warna - Konjungtiva tarsalis Tenang Tenang
normal normal
- Simetris Simetris Simetris
- Hiperemis Tidak ada Tidak ada
PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR
- Edema Tidak ada Tidak ada

KONJUNGTIVA BULBI
- Edema Tidak ada Tidak ada

- Sekret Tidak ada Tidak ada

- Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada - Injeksi


Tidak ada Tidak ada
konjungtiva
- Ekteropion Tidak ada Tidak ada
- Injeksi episklera Tidak ada Tidak ada
- Entropion Tidak ada Tidak ada
- App Lakrimal Sumbatan (-) Sumbatan (-) - Injeksi Siliar Tidak ada Tidak ada
SKLERA IRIS

- Warna Putih Putih - Warna Hitam kecoklatan Hitam kecoklatan


- Ikterik Tidak ada Tidak ada - Sinekia Tidak ada Tidak ada
KORNEA PUPIL
- Kejernihan Jernih Jernih
- Letak Sentral Sentral
- Permukaan Rata Rata
- Bentuk Bulat Bulat
- Infiltrat Tidak ada Tidak ada
- Ukuran 3mm 3mm
- Keratik presipitat Tidak ada Tidak ada
- Refleks cahaya
+ -
- Sikatrik Tidak ada Tidak ada langsung
- Ulkus Tidak ada Tidak ada
- Refleks cahaya
- Perforasi Tidak ada Tidak ada - +
tidak langsung
- Edema Tidak ada Tidak ada
LENSA
BILIK MATA DEPAN
- Kejernihan Jernih Jernih
- Kedalaman Dangkal Dangkal

- Kejernihan Jernih Jernih - Letak Sentral Sentral


Visus

VOD = 6/15

VOS = 0

Tonometri Digital Palpasi

OD = N+1

OS = N+2

Tonometri Schiotz

OD = 24,4 mmHg

OS = 42,5 mmHg

Resume

Seorang laki-laki 59 tahun datang ke RSUD Soreang dengan keluhan penglihatan menurun pada kedua mata,
dialami sejak 1 tahun yang lalu, secara perlahan-lahan, dimulai dari mata kiri kemudian yang kanan. Disertai
keluhan fotofobia. Tidak ada keluhan nyeri, hiperemis, hiperlakrimasi, sekret berlebih, rasa berpasir, dan tidak
ada riwayat memakai kacamata. Terdapat riwayat keluhan yang sama dalam keluarga. Tidak ada riwayat trauma
pada mata. Riwayat DM dan riwayat HT disangkal.

Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan VOD 6/15, VOS 0. Pemeriksaan tonometri digital palpasi VOD : N+1
dan VOS : N+2. Pemeriksaan tonometri schiotz TOD : 24,4 mmHg, TOS: 42,5 mmHg.

Diagnosis Kerja

Glaucoma Primer Sudut Terbuka ODS


Penatalaksanaan

Non Medikamentosa:
- Mengingatkan kepada pasien untuk meminum dan memakai obat secara
teratur agar tekanan intraocular dapat terkontrol.
Medikamentosa:
Timol 0,5% 2x1 tts ODS
Glaucon 2x250 mg (PO)
KSR tab 1x1 (PO)
.
Prognosis
OD OS
Ad Vitam : Ad bonam Ad bonam
Ad Functionam : Dubia Ad malam Ad malam
Ad Sanationam : Dubia Ad malam Dubia Ad malam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Korpus Siliaris
Korpus siliaris yang secara kasar
berbentuk segitiga pada potongan
melintang, menjembatani segmen
anterior dan posterior.
Korpus siliaris memiliki dua fungsi
penting; membentuk humor akuos
dan akomodasi lensa.
ALIRAN AQUEOUS HUMOR
Aqueous humor mengalir dari COP ke COA melalui pupil, keluar ke aliran
sistemik melalui 2 rute berbeda :

Trabecular outflow

Uveoscleral outflow
Aliran Aqueous Humor
TRABEKULAR OUTFLOW
COA anyaman
trabekular kanalis
schlemm vena episklera
vena siliaris anterior
vena ophtalmica superior
sinus kavernosus

UVEOSCLERAL OUTFLOW
COA otot siliar
rongga suprasiliar dan
suprakoroidal
Glaukoma
Definisi
Suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh pelebaran (cupping)
diskus optikus , pengecilan lapang pandang, dan disertai peningkatan
tekanan intraokular
PATOFISIOLOGI GLAUKOMA
Aliran humor aquos
Pengeluaran di sudut
Produksi Berlebihan terhambat pada celah
bilik mata terganggu
pupil

Menekan syaraf optik beserta seluruh serabut syaraf dan sel penglihatan

Kematian sel Hilangnya penglihatan yang permanen.


KLASIFIKASI GLAUKOMA
BERDASARKAN ETIOLOGI

A. Glaukoma primer B. Glaukoma Kongenital


1. Glaukoma sudut terbuka
1. Glaukoma kongenital primer
a. Glaukoma sudut terbuka
primer 2. Glaukoma yang berkaitan dengan
b. Glaukoma tekanan normal kelainan perkembangan mata lain
2. Glaukoma sudut tertutup 3. Glaukoma yang berkaitan dengan
a. Akut kelainan perkembangan
b. Subakut ekstraokular
c. Kronik
d. Iris plateau
C. GLAUKOMA SEKUNDER D. GLUKOMA ABSOLUT
1. Glaukoma pigmentasi Hasil akhir semua glaukoma yang
2. Sindrom eksfoliasi tidak terkontrol adalah mata yang
3. Akibat kelainan lensa keras, tidak dapat melihat, dan sering
nyeri.
4. Akibat kelainan traktus uvea
5. Sindrom iridokorneoendotelial
(ICE)
6. Trauma
7. Pascaoperasi
8. Glaukoma neovaskular
9. Peningkatan tekanan vena
episklera
10. Akibat steroid
Klasifikasi Berdasarkan Mekanisme
Peningkatan Tekanan Intraokular
A. GLAUKOMA SUDUT TERBUKA B. GALUKOMA SUDUT TERTUTUP
1. Membran pratrabekular 1. Sumbatan pupil (iris bombe)
2. Kelainan trabekular 2. Pergeseran lensa ke anterior
3. Kelainan pasca trabekular 3. Pendesakan sudut
4. Sinekia anterior perifer
DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Pemeriksaan
Anamnesis TIO dengan Oftalmoskopi Perimetri
Gonioskopi
Tonometri
TONOMETRI
Pengukuran tekanan intraokular
TIO normal : 10-21 mmHg
Ketebalan kornea berpengaruh
Kornea tebal : TIO ditaksir terlalu tinggi
Kornea tipis : TIO ditaksir terlalu rendah
Tonometri Aplanasi Goldmann
Tonometri aplanasi goldmann dipasang pada slitlamp
Lebih teliti daripada tonometri Schiotz
Setelah anestesi topikal dan pemberian fluoresensi, pasien duduk di
depan slitlamp dan tonometer disiapkan. Digunakan filter biru coklat
dengan penyinaran paling terang. Pemeriksa melihat melalui slitlamp
okular.
Tonometri aplanasi yang lain :
Tonometri parkins
Tonopentometer
Pneumotonometer
Tonometri Aplanasi Goldmann
TONOPENTOMETER PNEUMOTONOMETER
Tonometri Schiotz
Kelebihan :
Sederhana
Relatif tidak mahal

Cara :
Pasien tidur terlentang
Diberi anestesi topikal pada kedua mata
Pasien menatap lurus ke depan
Kelopak mata ditahan pada tepian tulang orbita
Tonometer diturunkan sampai ujung cekung laras menyentuh kornea
Gunakan kartu konversi untuk mengetahui nilai pada skala ke dalam mmHg
Tonometri Schiotz
OFTALMOSKOPI
CUP DISK RATIO
NORMAL GLAUKOMA
GONIOSKOPI
Untuk memeriksa sudut bilik mata depan
GLAUKOMA PRIMER
Glaukoma Sudut Terbuka Primer

Proses degeneratif, anyaman


trabekular, termasuk
pengendapan materi ekstrasel
di dalam anyaman dan di bawah
PATOLOGI lapisan endotel kanal schlemm
Penurunan drainase aqueous
humor yang menyebabkan
peningkatan TIO
GEJALA KLINIS
Biasanya tidak memberi tanda-tanda dari
luar
Perjalanan penyakit perlahan-lahan dan
progresif dengan merusak papil saraf optik
Biasanya penderita baru sadar bila keadaan
lebih lanjut
Sifatnya bilateral
Kebanyakan pada usia 40 tahun
Glaukoma Sudut Tertutup Akut
Primer

Terjadi bila terbentuk iris bombe yang menyebabkan


oklusi COA oleh iris perifer menghambat
aliran keluar aqueous dan TIO meningkat dengan
cepat, menimbulkan :
nyeri hebat
kemerahan
dan penglihatan kabur
TEMUAN KLINIS
Pasien tampak sakit berat
Sakit kepala
Muntah-muntah
Penglihatan sangat kabur
Kelopak mata bengkak
Konjungtiva bulbi sangat hiperemis (Injeksi siliar)
Kornea berkabut
COA dangkal
Pupil dilatasi
Tajam penglihatan menurun sampai hitung jari
GLAUKOMA KONGENITAL
Dibagi menjadi :

Glaukoma Kongenital Kelainan perkembangan yang terbatas


Primer pada sudut COA

Sindrom Axenfeld-Reiger
Anomali Perkembangan Anomali Peters
Segmen Anterior Keduanya disertai kelainan
perkembangan iris dan kornea

Aniridia
Berbagai Kelainan Lain Sindrom Sturege-Weber
neurofibromatosis
Epifora
Fotofobia

Blefarospasme

TRIAS KLASIK GALUKOMA


KONGENITAL
Glaukoma Kongenital
GLAUKOMA SEKUNDER
Glaukoma Pigmentasi
Disebabkan oleh degenerasi
epitel pigmen iris dan
korpus siliaris.
Pigmen mengendap di
permukaan kornea
posterior (Krukenberg
Spindle) dan tersangkut di
jaringan trabekular,
mengganggu aliran keluar
aqueous humor.
Sindrom Eksfoliasi
(Glaukoma
Pseudoeksfoliasi)
Dijumpai endapan
bahan berserat mirip
serpihan di
permukaan lensa
anterior, prosesus
siliaris, zonula,
permukaan posterior
iris, dan jaringan
trabekula
Glaukoma Akibat Tekanan Lensa
Terjadi akibat trauma atau spontan (sindrom Marfan)
Dislokasi
Dislokasi anterior sumbatan pada bukaan pupil
Lensa iris bombe dan penutupan sudut

Intumesensi Lensa yang menyerap cukup banyak air sewaktu


mengalami perubahan katarak, sehingga ukuran
Lensa membesar

Katarak stadium lanjut mengalami kebocoran kapsul


Glaukoma lensa anterior protein lensa mencair masuk COA
Fakolitik jalinan trabekula edema dan tersumbat
peningkatan TIO mendadak
Glaukoma Akibat Kelainan Traktus Uvealis
Jalinan trabekular dapat tersumbat oleh
Uveitis sel-sel radang dari COA disertai edema
sekunder

Melanoma traktus uvealis dapat


menimbulkan glaukoma akibat pergeseran
Tumor korpus siliaris ke anterior penutupan
sudut sekunder

Beberapa kelainan yang ditandai dengan


Sindrom endotelium kornea yang abnormal yang
menyebabkan derajat variabel atrofi iris,
Iridokorneoendotel galukoma sudut tertutup sekunder, dan
edema kornea.
GLAUKOMA AKIBAT GLAUKOMA
TRAUMA NEOVASKULARISASI
Cedera kontusio bola mata dapat Paling sering disebabkan oleh iskemi
disertai peningkatan TIO akibat retina yang luas, seperti yang terjadi
perdarahan ke COA (hifema) darah pada retinopati diabetik stadium
bebas menyumbat jalinan trabekular lanjut dan oklusi vena sentralis retina
yang mengalami edema akibat iskemik.
cedera.
OBAT-OBAT GLAUKOMA
Supresi Pembentukan Aqueous Humor
Penyekat adrenergik-beta :
Timolol maleat, betaxolol, levobunolol, metipranolol, carteolol
Apraclonidine
Brimonidine
Dorzolamide hydrochloride
Penghambat anhidrase karbonat :
Asetazolamide, dichlorphnenamide, methazolamide
Fasilitasi Aliran Keluar Aqueous Humor
Analog prostaglandin
Obat parasimpatomimetik
Epinephrine

Penurunan Volume Vitreus


Obat-obat hiperosmotik
Glycerin (glycerol)

Miotik, Midriatik, dan Siklopegik


Cyclopentolate
atropine
TERAPI BEDAH dan LASER
1.Trabekulektomi
Membuat lubang yang menghubungkan bilik depan mata &
subkonjungtiva

2. Trabekuloplasti laser
Membuat sikatriks/jaringan parut di trabekulum sehingga celah
melebar

3. Gonioplasti / iridoplasti
Membuat sikatriks di iris perifer sehingga sudut menjadi terbuka
4. Non penetrating surgery
viscocanalostomy deep sclerectomy menghubungkan
bilik depan mata tidak langsung

5. Tube shunt
Implant Baerveldt, Ahmed, Molteno
menghubungkan bilik depan mata dengan
subkonjungtiva

6. Siklodestruksi
Dengan krio atau laser merusak badan silier
produksi HA turun
BAB III
PEMBAHASAN
1. Apakah diagnosa pada pasien ini sudah benar?
Pada pasien ini saya tegakkan diagnosa kerja Glaukoma Primer Sudut Terbuka ODS
berdasarkan:
Dari hasil anamnesis pada pasien ini, ditemukan adanya keluhan penglihatan menurun
dan menyempit pada kedua mata secara perlahan, dialami sejak 1 tahun yang lalu,
secara perlahan-lahan, dimulai dari mata kanan kemudian yang kiri.
Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan VOD 6/15, VOS 0. Pemeriksaan tonometri
digital palpasi VOD : N+1 dan VOS : N+2. Pemeriksaan tonometri schiotz TOD : 24,4
mmHg, TOS: 42,5 mmHg.
Glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi papil saraf optik,
dan mengecilnya lapangan pandang dan dapat berakhir dengan kebutaan. Glaukoma
disebabkan oleh bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar, berkurangnya
pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata. Terdapat klasifikasi glaukoma
primer, sekunder, kongenital, dan absolut. Pada pasien ini tidak diketahui apa yang
menyebabkan glaukoma, selain itu terjadi penurunan visus pada kedua bola mata
sehingga dapat digolongkan dalam glaukoma primer.
2. Apakah terapi pada pasien ini sudah tepat?
Untuk pengobatan diperlukan kombinasi beberapa golongan obat
glaukoma baik topikal maupun oral. Timol merupakan beta bloker yang
bekerja menghambat produksi cAMP di epitel siliaris dan Glaukon berisi
golongan karbonik anhidrase inhibitor, keduanya digunakan untuk
mengurangi sekresi humor akuous. Pemberian KSR dimaksudkan untuk
mengurangi efek samping dari glaucon jangka panjang yaitu
hipokalemia.
3. Bagaimana prognosis pada pasien ini?
- Quo ad vitam : ad bonam
Karena glaukoma tidak mengancam jiwa penderita.
- Quo ad functionam :
Pada mata kiri adalah ad malam karena pasien sudah buta total dan
pada mata kanan dubia ad bonam tergantung pada kepatuhan pasien
untuk meminum obat sehingga dapat mengontrol tekanan di bola
matanya.
- Quo ad sanationam :
Dubia ad malam karena bergantung pada tekanan bola mata pasien
yang dapat tinggi kembali.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai

  • Affordability
    Affordability
    Dokumen7 halaman
    Affordability
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • Pembekalan Penerbitan Serkom Dan STR
    Pembekalan Penerbitan Serkom Dan STR
    Dokumen23 halaman
    Pembekalan Penerbitan Serkom Dan STR
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • Case Report Oma Perforasi
    Case Report Oma Perforasi
    Dokumen20 halaman
    Case Report Oma Perforasi
    FadlinaArystaBrawidya
    Belum ada peringkat
  • Case Rhinosinusitis
    Case Rhinosinusitis
    Dokumen52 halaman
    Case Rhinosinusitis
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • Affordability
    Affordability
    Dokumen7 halaman
    Affordability
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • SHWARTZ
    SHWARTZ
    Dokumen5 halaman
    SHWARTZ
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • Daftar Absensi
    Daftar Absensi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Absensi
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • Identitas Pasien
    Identitas Pasien
    Dokumen30 halaman
    Identitas Pasien
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • Fishbone Revisi
    Fishbone Revisi
    Dokumen77 halaman
    Fishbone Revisi
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • Bab Ke 2 LPM
    Bab Ke 2 LPM
    Dokumen22 halaman
    Bab Ke 2 LPM
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • Oft Katarak
    Oft Katarak
    Dokumen4 halaman
    Oft Katarak
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Odf
    Kuesioner Odf
    Dokumen2 halaman
    Kuesioner Odf
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • SNA Dimas
    SNA Dimas
    Dokumen17 halaman
    SNA Dimas
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • Referat Keratomikosis Dimas
    Referat Keratomikosis Dimas
    Dokumen18 halaman
    Referat Keratomikosis Dimas
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • Odf
    Odf
    Dokumen16 halaman
    Odf
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • Eritroderma
    Eritroderma
    Dokumen51 halaman
    Eritroderma
    santogold_1991
    Belum ada peringkat
  • Eritroderma Lapkas
    Eritroderma Lapkas
    Dokumen34 halaman
    Eritroderma Lapkas
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • Odf
    Odf
    Dokumen16 halaman
    Odf
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan Skabies
    Penyuluhan Skabies
    Dokumen15 halaman
    Penyuluhan Skabies
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • 1000 Hari Pertama Kehidupan
    1000 Hari Pertama Kehidupan
    Dokumen19 halaman
    1000 Hari Pertama Kehidupan
    Dini
    83% (6)
  • BAB I Minipro
    BAB I Minipro
    Dokumen2 halaman
    BAB I Minipro
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • Odf
    Odf
    Dokumen16 halaman
    Odf
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • Referat DHF
    Referat DHF
    Dokumen34 halaman
    Referat DHF
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Odf
    Kuesioner Odf
    Dokumen2 halaman
    Kuesioner Odf
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • Anti Depres An
    Anti Depres An
    Dokumen36 halaman
    Anti Depres An
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • Referat Sifilis
    Referat Sifilis
    Dokumen26 halaman
    Referat Sifilis
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • Bab 32
    Bab 32
    Dokumen7 halaman
    Bab 32
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • BAB V Revisi
    BAB V Revisi
    Dokumen2 halaman
    BAB V Revisi
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Pasien Bangsal New
    Presentasi Pasien Bangsal New
    Dokumen1 halaman
    Presentasi Pasien Bangsal New
    Dimas Adriyono
    Belum ada peringkat