Anda di halaman 1dari 68

18/10/2017 1

KELOMPOK 3 MODUL 4. TUBERKULOSIS

Tutor : Anggota :

dr. Noviana Zara Asra Mufasra


Atikah Putri Atmojo
Fitria Fonna
Laila Syifa Rahmi
Mahathir Musfira
Nadya Indriati
Puti Azilla Yuditya
Tiara Ayu Zulvani
Yuhanis

18/10/2017 2
SKENARIO 4 : PMO
Ibu Salma, berusia 56 tahun datang ke puskesmas Dewantara dengan keluhan
batuk berdarah. Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang lalu, keluhan disertai dengan
demam pada malam hari serta sering berkeringat. Ibu Salma mengaku sudah 3 bulan
ini menderita batuk yang tidak kunjung sembuh. Awalnya batuk berdahak dengan
warna kuning kehijauan tidak disertai darah, ia merasa nafsu makannya berkurang dan
BB turun selama 3 bulan ini. Pada pemeriksaan auskultasi paru kiri atas terdengan
amphoric sound, pada pemeriksaan sputum ditemukan BTA (+).

Dari anamnesis lebih lanjut didapat bahwa 2 tahun lalu bu Salma menjalani
pengobatan OAT selama 6 bulan untuk penyakit batuknya, tetapi setelah 3 bulan
pengobatan, ia menghentikan pengobatannya karena sudah merasa sembuh. Dokter
merencanakan harus ada PMO untuk ibu Salma supaya program penanggulangan TB
nasional dan Internasional tercapai serta menghindari terjadinya komplikasi. Dokter
juga akan melihat kondisi ibu Salma lebih lanjut, apakah perlu rujukan ke rumah sakit
Cut Meutia untuk pemeriksaan penunjang. Kemudian anak ibu Salma juga diperiksa
dan ditemukan 3 benjolan berdiameter masing-masing 1 cm di daerah supraklavikula
dextra, tidak nyeri dan mobile.
Bagaimana kondisi yang dialami ibu Salma dan anaknya?

18/10/2017 3
JUMP 1. TERMINOLOGI MEDIS

Amforic sound Suara nafas yang berasal dari kavernei/pneumothoraks


dengan fistel yang terbuka,bunyinya seperti botol kosong
yang ditiup.

TBC Radang pada parenkim paru / organ lain yang disebabkan


oleh kuman mycrobacterium tuberkulosis.

BTA Bakteri yang berbentuk batang/basil dan tahan terhadap


asam saat pewarnaan. Contoh : M.Tuberkulosis, M.Leprae

OAT Obat anti tuberkulosis yang membasmi mikroorganisme


seperti M.Tuberkulosis.

PMO Seseorang yang mendampingi dan mengawasi pasien TB


dalam menelan obat.

18/10/2017 4
JUMP 2-3. RUMSAL- HIPOTESIS
1. Kenapa bu salma mengeluh batuk berdarah, demam pada malam hari dan berkeringat?

Jawab :
Berdarah : adanya proses inflamasi yg terjadi pada saluran pernapasannya yang
mnyebabkan terbentuknya lesi di paru-paru atau bronkus/ bronkioli / pecahnya
pembuluh darah berdarah
Demam : adanya inflamasi dapat mempengaruhi termoregulator yang mengatur suhu
yg berada di hipotalamus suhu tubuh
Keringat malam : cara tubuh untuk menurunkan suhu tubuh agar sama dengan set point
di hipotalamus dengan cara mengeluarkan keringat

2. Mengapa nafsu makan menurun & terjadi penurunan BB dalam 3 bulan ?

Jawab :
Infeksi bakteri mikobakteri tuberkulosis makrofag aktif dan mengeluarkan mediator
inflamasi (TNF) menekan nafsu makan

18/10/2017 5
3. Apa yang mnyebabkan ibu salma tidak sembuh selama 3 bulan ?

Jawab :
Ibu salma tipe kasus drop out Tidak meminum obat secara tuntas seperti yang sudah
dijadwalkan oleh dokter dapat mengakibatkan MDR-TB

4. Bagaimana interpretasi px auskultasi & px sputum ?

Jawab :
Px fisik : amphoric sound menandakan adanya kavitas yang besar dan mengenai
bronkus
Px sputum :
Dikatakan positif bila:
1. sekurang-kurangnya dijumpai 2 dari 3 spesimen yang menunjukkan BTA positif
2. Hasil pemeriksaan 1 spesimen BTA positif dan didukung oleh pemeriksaan radiologi
dengan gambaran tuberkulosis aktif
3. Hasil pemeriksaan 1 spesimen BTA positif, dan didukung oleh px biakan
mikobakterium TB positif
18/10/2017 6
5. Bagaimana hubungan jenis kelamin dan umur, dan faktor-faktor resiko lain untuk
penyakit ibu salma?

Jawab :
Umur lanjut usia imunitas tubuh
Jenis kelamin laki-laki lebih bnyak daripada perempuan
Faktor resiko lain
1. Penyakit HIV
2. Lingkungan kumuh
3. Orang dengan immunosupressif

6. Apa Dx dan DD bu salma ?

Diagnosis: TB paru

DD
1. Pneumonia
2. Kanker paru
3. Abses paru

18/10/2017 7
7. Gejala lain selain diskenario?

Jawab :
1. lokal: gejala respiratorik
2. Sistemik: demam, lemas,tdk ada nafsu makan, BB menurun

8. Bagaimana indikasi, contoh obat, efek samping, dan dampak dari pemberhentian
pemakaian obat sebelum waktunya?

Jawab :
Indikasi :
-Fase intensif: 2-3 bulan pengobatan
-Fase lanjutan : 4-7 bulan pengobatan
Contoh obat dan efek samping:
-Rifampisin : ES : mual, muntah, kemerahan pada kulit
-Pirazinamid: ES : nyeri sendi,mual
-Etambutol : ES : gangguan penglihatan
-Isoniazid : ES : mialgia, kesemutan
-Streptomisin: ES : kerusakan N. VIII
Dampak jika dilakukan pemberhentian obat : akan terjadi kasus MDR - TB
18/10/2017 8
9. Siapa PMO ? Apa syarat dan tugasnya ?

Jawab
Petugas kesehatan, Orang lain (kader, tokoh masyarakat, dll), Suami, istri, keluarga,
orang serumah

Syarat PMO

Bersedia dengan sukarela membantu pasien TB sampai sembuh selama pengobatan


dengan obat anti TB (OAT) dan menjaga kerahasiaan bila penderita juga HIV/AIDS
Diutamakan petugas kesehatan, pilihan lain adalah kader kesehatan, kader dasawisma,
kader PPTI , kader PKK atau anggota keluarga yang disegani pasien

Tugas PMO
Bersedia mendapat penjelasan di poliklinik
Melakukan pengawasan terhadap pasien dalam hal minum obat
Mengingatkan pasien untuk pemeriksaan ulang dahak sesuai jadwal yang telah
ditentukan
Memberikan dorongan terhadap pasien untuk berobat secara teratus sampai selesai
Mengenali efek samping ringan obat dan menasehati pasien agar tetap mau menelan
obat

18/10/2017 9
10. Apa program penanggulangan TB nasional dan internasional?

Jawab :
STARNAS: PMO 6 strategi
Internasional: WHO, DOTS
TEMPO

11. Pemeriksaan penunjang apa yang dapat dilakukan pada kasus bu salma ?

Jawab :
1. Px radiologi
2. Px PCR
3. Px ELISA
4. ICT
5. Px darah
6. Px cairan pleura

18/10/2017 10
12. Apa tatalaksana awal dan indikasi rujuk ?

- Tatalaksana awal:
Farmakologi : Rifampisin, pirazinamid, isoniazid, etambutol, streptomisin

-Indikasi :
Adanya komplikasi dan dirujuk ke dokter spesialis paru

13. Apa komplikasi dan bagaimana prognosisnya ?

-Komplikasi :
Batuk darah, pneumonia thorax, efusi pleura

-Prognosis :
1. Terapi yg cepat akan sembuh dengan baik
2. Bila daya tahan tubuh baik prognosis baik dan sebaliknya

18/10/2017 11
14. Mengapa anak bu salma dijumpai benjolan didaerah supraklavikula dextra,tidak nyeri
dan mobile ?

Jawab :
Kemungkinan anak buk salma mengalami limfadenitis TB yang merupakan manifestasi
lokal dari kuman TB
Kemungkinan kuman termasuk tertular pada anaknya melalui inhalasi masuk ke paru,
menyebar secara limfogen, sehingga terjadi limfadenitis TB

15. Apadiagnosis pada kasus anak ibu slma ?

Jawab :
TB paru primer / chilhood TB

18/10/2017 12
16. Apa pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah TB ?

Jawab :
-Vaksin BCG pada bayi yg baru lahir
-TB paru dengan BTA+ : beri obat
-Memisahkan alat-alat yg dipakai oleh pasien TB dengan org yg sehat
-Jangan meludah sembarangan bagi penderita

18/10/2017 13
JUMP 4. SKEMA

18/10/2017 14
JUMP 5. LEARNING
OBJECTIVE
Mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan tentang :

1. TB Paru ( Dewasa & Anak-anak)


2. Penatalaksanaan
Farmakologi TB Khusus dan MDR
Non Farmako ( Starnas, Internas & PMO)
3. TB Ekstraparu
18/10/2017 15
LO 1

18/10/2017 16
Definisi
penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru-paru,
disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis.
Definisi dan Kuman dorman, Tumbuh optimal suhu 37C, ph 6.4-7.
etiologi

dapat menyebar ke bagian tubuh lain seperti meningen,ginjal,


tulang dan nodus limfe
patogenesis TB primer, dan TB sekunder

WHO: 8,8 jt kasus baru TB th 2002 dan 3,9 jt kasus BTA +,


penduduk dunia terkena TB dan 33% dari asia Tenggara
Indonesia ke 3 didunia, setelah India dan China. 250.000
epidemiologi kasus baru Tb/th dan 140.000 kematian
18/10/2017 18
18/10/2017 19
P
E
N
Y
E
B
A
R
A
N
18/10/2017 20
18/10/2017 21
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
Gejala sistemik :
demam,malaise,
keringat malam,
anoreksia, BB turun

Gejala respiratorik :
batuk >2 minggu,
baatuk darah, sesak
nafas, nyeri dada

18/10/2017 23
18/10/2017 24
PEMERIKSAAN FISIK(1) DAN
DIAGNOSTIK(2-3)
Tanda infiltrat (redup, bronkial, ronki basah, dll)
Tanda penarikan difragma, para dan mediastinum
Sekret disaluran nafas serta ronki
Suara amforik berhubungan langsung dengan kaviti dan bronki

Px Bakteriologik
dapat berasal dari sputum, cairan pleura, liquor cerebrospinal, bilasan
bronkus, bilasan lambung, urin dan jar biopsi

Pengambilan sputum 3x, setiap pagi 3 hari berturut-turut dengan cara:


-Spot (sputum sewaktu saat kunjungan)
-Sputum pagi (keesekon harinya)
-Spot (pada saat menghantarkan dahak pagi)

18/10/2017 25
Interpretasi hasil px:

- 2x positif, 1x negatif
:Mikroskopik +

-1x positif, 2x negatif


:ulang BTA 3x,

-3x negatif
:Mikroskopik

Darah : LED
PEMERIKSAAN RADIOLOGIK
Foto thoraks PA dengan atau tanpa foto lateral
-Bayangan lesi terletak dilapangan atas paru atau
segmen apical lobus bawah.
-Bayangan berawan (patchy) atau bercak (nodular).
-Adanya kavitas, tunggal, atau ganda.

-Kelainan bilateral, terutama dilapangan atas paru.


-Adanya klasifikasi.
-Bayangan menetap pada foto ulang beberapa
minggu kemudian.
-Bayangan milier

18/10/2017 27
TATALAKSANA TB
Pengobatan tuberkulosis bertujuan untuk menyembuhkan
pasien,mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan
rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap
OAT.

terbagi menjadi 2 fase dengan lama pengobatan selama 6-8 bulan.


1. obat lini pertama:
INH ,Rifampisin ,Pirazinamid ,Etambutol , streptomisin

2. obat lini kedua adalah :


kanamisin , kapriomisin , amikasin, sikloserin , etionamid, para amino salisikat (PAS)
Obat lini kedua hanya digunakan untuk kasus resistensi obat

3. Kombinasi
Paduan obat

18/10/2017 28
Pengobatan Tb paru pada orang dewasa di
bagi dalam beberapa kategori

1. Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3 2. Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3

Diberikan kepada: Diberikan kepada :


a. Penderita baru TBC paru a. Penderita kambuh.
BTA positif. b. Penderita gagal terapi.
b. Penderita TBC ekstra paru
c. Penderita dengan
(TBC di luar paru-paru) berat pengobatan setelah lalai
minum obat.

3. Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
4. Kategori 4: RHZES
Diberikan kepada penderita
Diberikan pada kasus Tb
BTA (+) dan rontgen paru
mendukung aktif kronik .
.

18/10/2017 30
18/10/2017 31
E
f
e
k
s
a
m
p
i
n
g
18/10/2017 32
1. Komplikasi dini: komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura,
empiema, laryngitis, usus

2. Komplikasi pada stadium lanjut:

a. Hemoptisis masif (pendarahan dari saluran nafas bawah) kematian


karena sumbatan jalan nafas atau syok hipovolemik
b. Kolaps lobus akibat sumbatan duktus
c. Bronkietaksis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan
jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru
d. Pnemotoraks spontan, yaitu kolaps spontan karena pecahnya bula
e. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, sendi, ginjal, dan
sebagainya

18/10/2017 33
18/10/2017 34
anak
Prinsip dasar pengobatan TBC :
Minimal 2 macam obat dan diberikan dalam waktu
relatif lama 6-12 bulan. PengobatanTBC dibagi
dalam 2 fase.
18/10/2017 36
Catatan :
Bila BB 33 kg dosis sesuai tabel yang sebelumnya.
Bila BB < 5 kg sebaiknya dirujuk ke RS.
Obat harus diberikan secara utuh (tidak boleh dibelah)
LO 2

18/10/2017 38
18/10/2017 39
Pada kehamilan, Ibu menyusui
dan bayinya
Pada prinsipnya tidak berbeda dengan pengobatan TB
pada umumnya.
Menurut WHO, hampir semua, kecuali streptomisin.
Semua jenis OAT aman untuk ibu menyusui. Seorang
ibu menyusui yang menderita TB harus mendapat
paduan OAT secara adekuat untuk mencegah
penularan kuman TB kepada bayinya.
Ibu dan bayi tidak perlu dipisahkan dan bayi tersebut
dapat terus disusui.
Pengobatan pencegahan dengan INH diberikan kepada
bayi tersebut sesuai dengan berat badannya.
TB MILIER

Rawat inap
Paduan obat: 2 RHZE/ 4 RH
Pada keadaan khusus (sakit berat), tergantung keadaan
klinik, radiologik dan evaluasi pengobatan , maka
pengobatan lanjutan dapat diperpanjang sampai dengan
7 bulan 2RHZE/ 7 RH
Pemberian kortikosteroid tidak rutin, hanya diberikan pada
keadaan
- Tanda / gejala meningitis
- Sesak napas
- Tanda / gejala toksik
- Demam tinggi
Kortikosteroid: prednison 30-40 mg/hari, dosis diturunkan 5-
10 mg setiap 5-7 hari, lama pemberian 4 - 6 minggu.
PLEURITIS EKSUDATIVA TB
(EFUSI PLEURA TB)
Paduan obat: 2RHZE/4RH.
Evakuasi cairan, dikeluarkan seoptimal
mungkin, sesuai keadaan penderita dan
berikan kortikosteroid
Dosis steroid : prednison 30-40 mg/hari,
diturunkan 5-10 mg setiap 5-7 hari,
pemberian selama 3-4 minggu.
Hati-hati pemberian kortikosteroid pada TB
dengan lesi luas dan DM. Ulangan
evakuasi cairan bila diperlukan
TB PARU DENGAN HIV / AIDS

Paduan obat yang diberikan Obat suntik kalau dapat


berdasarkan rekomendasi dihindari kecuali jika
ATS sterilisasinya terjamin
yaitu: 2 RHZE/RH diberikan Jangan lakukan
sampai 6-9 bulan setelah desensitisasi OAT pada
konversi dahak penderita HIV /
Menurut WHO paduan obat AIDS (mis INH, rifampisin)
dan lama pengobatan karena mengakibatkan
sama dengan TB paru toksik yang serius pada
tanpa HIV / AIDS. hati
Jangan berikan Thiacetazon INH diberikan terus menerus
karena dapat seumur hidup.
menimbulkan toksik yang Bila terjadi MDR,
hebat pada kulit. pengobatan sesuai uji
resistensi

18/10/2017 43
18/10/2017 44
TB PARU DENGAN DIABETES
MELITUS (DM)
Paduan obat: 2 RHZ(E-S)/ 4 RH dengan regulasi baik/ gula
darah terkontrol
Bila gula darah tidak terkontrol, fase lanjutan 7 bulan :
2RHZ(E-S)/ 7 RH
DM harus dikontrol
Hati-hati dengan penggunaan etambutol, karena efek
samping etambutol ke mata; sedangkan penderita DM
sering mengalami komplikasi kelainan pada mata
Perlu diperhatikan penggunaan rifampisin akan mengurangi
efektiviti obat oral anti diabetes (sulfonil urea), sehingga
dosisnya perlu ditingkatkan
Perlu kontrol / pengawasan sesudah pengobatan
selesai,untuk mengontrol / mendeteksi dini bila terjadi
kekambuhan
TB Paru dan Gagal Ginjal

TB Paru dan Gagal Ginjal


Jangan menggunakan OAT streptomisin,
kanamisin dan capreomycin
Sebaiknya hindari penggunaan etambutol
karena waktu paruhnya memanjang dan
terjadi akumulasi etambutol.
Dalam keadaan sangat diperlukan, etambutol
dapat diberikan dengan pengawasan kreatinin
Sedapat mungkin dosis disesuaikan dengan
faal ginjal
(CCT, Ureum, Kreatnin)
Rujuk ke ahli Paru
TB Paru dengan Kelainan Hati

Bila ada kecurigaan gangguan fungsi hati, dianjurkan


pemeriksaan faal hati sebelum pengobatan
Pada kelainan hati, pirazinamid tidak boleh digunakan
Paduan Obat yang dianjurkan / rekomendasi WHO: 2
SHRE/6 RH atau 2 SHE/10 HE
Pada penderita hepatitis akut dan atau klinik
ikterik,sebaiknya OAT ditunda sampai hepatitis
akutnya mengalami penyembuhan. Pada keadaan
sangat diperlukan dapat diberikan S dan E maksimal
3 bulan sampai hepatitisnya menyembuh dan
dilanjutkan dengan 6 RH
Sebaiknya rujuk ke ahli Paru
Hepatitis Imbas Obat
Dikenal sebagai kelainan hati akibat penggunaan
obatobat hepatotoksik (drug induc
Penatalaksanaan
- Bila klinik (+) (Ikterik [+], gejala / mual, muntah [+])
OAT Stop
- Bila klinis (-), Laboratorium terdapat kelainan:
Bilirubin > 2 OAT Stop
SGOT, SGPT > 5 kali : OAT stop
SGOT, SGPT > 3 kali, gejala (+) : OAT stop
SGOT, SGPT > 3 kali, gejala (-) teruskan
pengobatan, dengan pengawasan hepatitis
MDR
Multi drug resistant TB (MDR TB)
didefinisikan sebagai resistensi terhadap
dua agen anti-TB lini pertama yang paling
poten yaitu isoniazide (INH) dan rifampisin.
Multi Drug Resistent (MDR -TB C)

isolat M. tuberculosis yang resisten terhadap dua atau


lebihOAT lini pertama, biasanya isoniazid dan rifampisin.
Manajemen TBC menjadi semakinsulit dengan meningkatnya
resistensi terhadap obat anti TBC yang biasa dipakai.

pemakaian tunggal, penggunaan paduan obat yang tidak


memadai termasuk pencampuran obat yang tidak dilakukan
dengan benar, kurangnya kepatuhan minum obat.

sulit ditentukan karena kultur sputum dan uji kepekaan obat


tidak rutin dilaksanakan ditempat-tempat dengan prevalensi
TBC tinggi.
Prinsip Penatalaksanaan
MDR/XDR
Gunakan DOT utk semua dosis
Gunakan pemberian harian,
tidakintermitten
Lama pengobatan minimum 18-24 bulan
Bila mungkin, teruskan obat suntik palingt
idak 6 bulan setelah konversi biakan
Teruskan paling tidak tiga obat oral gunal
ama pengobatan yang sempurna
Merancang Pengobatan MDR/XDR
Prinsip Umum dari WHO
Penggunaan paling tidak 4 obat-
obatan sangatmungkin akan efektif.
Jangan menggunakan obat yang mempunya
iresistensi silang (cross-resistance ).
Singkirkan obat yg tidak aman untuk pasien.
Gunakan obat dari grup 1-
5 dgn urutan ygberdasarkan kekuatannya.
Harus siap mencegah, memantau danmena
nggulangi efek samping obat yg dipilih.
Penatalaksanaan MDR TB Dasar
Grup 1 - OAT lini pertama:
isoniasid, rifampisin, etambutol,pirasinamid
Grup 2 - Obat suntik:
streptomisin, kanamisin, amikasin,kapreomisin,
(viomisin)
Grup 3 - Fluoroquinolon:
ciprofloxasin, ofloxasin, levofloxasin,moxifloxasin,
(gatifloxasin)
Grup 4 - Obat bakteriostatis oral:
etionamid, cicloserin, para-aminosalicylic
acid (prothionamid, thioacetazon, terisadon)
Grup 5 - Obat belum terbukti:
clofasamin, amoxicillin/klavulanat,claritromisin, linezolid
PMO
seorang yang berfungsi mengawasi, memberikan dorongan dan
memastikan penderita TBC menelan Obat Anti TBC secara teratur.

Sebagai seorang PMO haruslah dari seseorang yang dikenal dan


dipercaya dari pihak penderita, keluarga dan petugas kesehatan yang
bersedia membantu mengawasi penderita dalam masa pengobatan,

karena tugas dari PMO adalah mengawasi dan memberi dorongan


pada penderita TBC agar lebih patuh dalam pengobatan dan
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan hingga tuntas (Keputusan
Menteri Kesehatan Republic Indonesia, 2009)

18/10/2017 54
Tujuan PMO
(PMO) Menurut Ditjen PPM dan PLP
(1997) bahwa tujuan penggunaan
Pengawas Menelan Obat (PMO) adalah :
1) menjamin ketekunan dan keteraturan
pengobatan sesuai jadwal yang ditentukan
pada awal pengobatan,
2) menghindari penderita dari putus
berobat sebelum waktunya, dan
3) mengurangi kemungkinan pengobatan
dan kekebalan terhadap OAT.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang PMO
adalah :
1) seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui,
baik oleh petugas kesehatan maupun pasien, selain
itu harus disegani dan dihormati oleh pasien,
2) seseorang yang tinggal dekat dengan pasien,
3) Bersedia membantu pasien dengan sukarela, dan
4) bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan
bersama-sama dengan pasien. Sebaiknya PMO
adalah petugas kesehatan, misalnya bidan desa,
perawat, pekarya kesehatan, sanitarian, juru
imunisasi, dan lain-lain.
Peran Pengawas Menelan Obat
(PMO)
tugas PMO bagi penderita tuberkulosis paru
adalah :
a. Mengetahui tanda-tanda tersangka
tuberkulosis paru.
b. Mengawasi penderita agar minum obat
setiap hari.
c. Mengambil obat bagi penderita seminggu
sekali d. Mengingatkan penderita untuk
periksa ulang dahak :
1. Seminggu sebelum akhir bulan ke dua
pengobatan, pemeriksa ulang dahak dilakukan
untuk menentukan obat tambahan.
2. Seminggu sebelum akhir bulan ke lima
pengobatan, pemeriksaan ulang dahak
dilakukan untuk mengetahui kegagalan.
3. Seminggu sebelum akhir bulan ke enam
pengobatan, pemeriksaan ulang dahak
dilakukan untuk mengetahui kesembuhan.
e. Memberikan penyuluhan
f. Memberitahukan jika terjadi suspek pada
keluarga penderita.
g. Menujuk kalau ada efek samping dari
penggunaan obat
Pengetahuan Pengawas Menelan
Obat (PMO)
Menurut Depkes (2008) bahwa informasi penting yang perlu
dipahami PMO untuk disampaikan kepada pasien dan keluarganya
adalah :
1) tuberkulosis disebabkan oleh kuman, bukan penyakit
keturunan atau kutukan,
2) tuberkulosis dapat disembuhkan dengan berobat secara
teratur sampai selesai,
3) cara penularan tuberkulosis, gejala-gejala yang mencurigakan
dan cara penjegahannya,
4) cara pemberian pengobatan pasien (tahap awal dan lanjutan),
5) pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur,
dan
6) kemungkinan terjadi efek samping obat dan perlunya segera
meminta pertolongan ke rumah sakit atau unit pelayanan
kesehatan.
LO 3

18/10/2017 60
Tuberkulosis yang menyerang organ
selain paru paru
definisi

Lebih sering di temukan di negara


berkembang
epidimologi Kasus total di suatu negara ditemukan
antara 4000/tahun
Terjadi apabila daya tahan tubuh rendah

Mycobakterium tuberkulosis

etiologi
Di bagi 2

Tb ekstra ex:tb kelenjar


limfe,tulang,sendi dan
paru kelenjar adrenal

ringan
Ex:meningitis
Tb ekstra millier,perikarditis
peritonitis,tb usus tb saluran
paru berat kencing dan alat kelamin
Macam macam tuberkulosis
ekstra paru
Tb pada saluran
napas atas Tb pada Tuberkulosis
mulut,tonsil,dan lidah meningitis
epiglotis,laring
dan faring

Tuberkulosis Tuberkulosis kelenjar Tuberkulosisi tulang


getah bening dan sendi
perikardium

Tuberkulosisi Tb
Tb mata
ginjal dan usus/gastroentestinal/
dll
peritoneal
saluran kencing
Limfadenitis tb
Limfadenitis kronis non spesifik yang biasanya di
definisi sbbkn oleh m.tuberculosis

Penderita tb dengan hiv(+)lebih sering


Perempuan :laki2=68%:31%
epidimologi Menurut ras=asia lebih sering terkena dibanding
afrika

m.tuberkulosis,m.tuberculosisi
etiologi complex,m.afrikanum
m.Canetti dan m.caprae
Gejala klinis
Rute yang menjadi kemungkinan tempat
masuknya m.tuberkulosis ke kel limfe
Reaktifitas dari TB paru atau pelebaran
patogenesis hilus(paling sering)
Keterlibatan cervical melalui infeksi laring
Jalur hematogen

Pembesaran KGB,padat/keras,multiple dan


dapat berkonglomerasi satu sama lain
Kelenjar melunak sperti abses
Gejala klinis
Biopsi(gold standar)
Menunjukkan histiosi2 pada limfadingitis
diagnosis granulomatosa

OAT

tatalaksana

Baik jika
jangka waktu pengobatan penderita tepat
prognosis Minum obat teratur sesuai dosis yang di anjurkan
Tidak adanya gangguan imunologi
SOURCE
Pedoman-nasional-pelayanan-
kedokteran-tata-laksana-tuberkulosis.
Jurnal TB Indonesia. PPTI Maret 2012
vol. 8
Konsensus TB
scribd

18/10/2017 67
TERIMA KASIH

18/10/2017 68

Anda mungkin juga menyukai