Anda di halaman 1dari 39

Obat-obatan Sistem Saraf Pusat

MODUL SARAF JIWA


NAMA: DESY PUSTIKA SARI
NIM: FAA 114 049
ANALGESIK PUSAT
Bekerja pada otak untuk
menghambat rasa nyeri
sistemik
Dapat mengakibatkan
ketagihan
Termasuk golongan narkotik
Memiliki efek pada sistem saraf
pusat dan pada organ-organ
tertentu
Tidak memiliki aktivitas
antipiretik dan antiinflamasi
ANALGESIK PUSAT
Efek sentral/ pada sistem saraf
pusat:
Menurunkan rasa nyeri
Sedasi
Meniadakan rasa takut (ansiolitik)
Menghambat pusat pernafasan dan
pusat batuk
Menimbulkan miosis (pengecila
pupil)
Meningkatkan kerja ADH (hormon
antidiuretik)
ANALGESIK PUSAT
Efek Perifer
Menghambat pengosongan lambung
Mengurangi motilitas saluran cerna
Mengurangi tonus pembuluh darah tekanan darah dapat
turun
Meningkatkan pembebasan histamin
Indikasi: nyeri yang sangat kuat akibat kecelakaan, nyeri
operasi, nyeri akibat kanker
Ciri morfinis:
Kondisi yang labil
Tampang kekuningan
Hilang rasa kantuk, impoten, tremor, gangguan koordinasi dan
psikis
Golongan Obat Dosis (mg) Terutama digunakan
sebagai
Turunan morfin Morfin 10-60 Analgetika
Kodein 30-50 Antitusif
Dihidrokodein 10-30 Antitusif
Hidromorfin 10-30 Analgetika
Oksikodon 10-20 Analgetika
Hidrokodon 5-10 Antitusif
Turunan Petidin Petidin 25-50 Analgetika
Turunan Metadon Levometadon 2,5-7,5 Analgetika
Normometadon 7,5 Antitusif
Turunan Fentanil Fentanil Analgesik
Alfentanil Analgesik
Agonis parsial Pentazosin 30-60 Analgetika
Buprenorfin 0,3 Analgetika
Tilidin 50 Analgetika
- Tramadol 50-100 Analgetika
Antagonis morfin Nalokson Keracunan morfin
ANTIEMETIKA
Muntah terjadi sebagai rangsangan dari saraf pusat pada saluran
cerna
Mekanisme alami tubuh untuk menghindari zat berbahaya
Muntah dapat terjadi akibat:
Rangsangan dari asam lambung-usus ke pusat muntah karena adanya
kerusakan mukosa lambung-usus; makanan yang tidak cocok
Rangsangan tidak langsung melalui chemo reseptor trigger one (CTZ)
yaitu suatu daerah yang letaknya berdekatan dengan pusat muntah
obat-obatan (seperti tetrasiklin, digoksin, estrogen, morfin dll),
gangguan keseimbangan dalam labirin, gangguan metabolisme
(seperti asidosis, uremia, tidak stabilnya hormon estrogen pada wanita
hamil)
Rangsangan melalui kulit korteks (cortex cerebri) dengan melihat,
membau, merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan
ANTIEMETIKA
Antisipasi muntah:
Meningkatkan pengosongan
lambung (kurang efektif)
Menghambat CTZ ataupun
pusat muntah di otak
Indikasi:
Mual/ muntah akibat mabuk
perjalanan
Mual/ muntah pada ibu hamil
Mual/ muntah disebabkan oleh
suatu patologi atau penggunaan
suatu obat
ANTIEMETIK
Terdapat tiga golongan antiemetika
Antihistamin H1 (Efektif untuk mabuk perjalanan)
Klorfenoksamin
Dimenhidrinat
Meklozin
Fenotiazin
klorpromazin HCl, perfenazin, proklorperazin dan trifluoperazin
Prometazin
Lain-lain
Vitamin B6 (pilihan awal untuk ibu hamil)
Metoklorpamid
Domperidon (terutama dipakai untuk mual/ muntah akibat
sitostatika)
Skopolamin (dalam bentuk patch)
ANTIEMETIK
Obat antihistamin H1 efektif untuk mabuk perjalanan
Efek sedatif
Muntah pada ibu hamil terjadi akibat terdesaknya
saluran cerna oleh rahim selain itu juga pengaruh
fluktuasi esterogen
Penggunaan obat pada ibu hamil selalu dibatasi (hanya
obat tipe obat A atau B) walaupun pada kondisi
tertentu dapat dipertimbangkan. Harus dikonsultasikan
dokter dan apoteker.
Pilihan yang aman:
Vitamin B6
Dimenhidrinat
HIPNOTIKA-SEDATIF
Hipnotika, hypnos: tidur; sedasi:
tenang tidur
Hipnotika: untuk memudahkan
tidur
Sedatif: menenangkan sehingga
seseorang tidak cemas dan
mengurangi kejang-kejang
Terdapat pengatur tidur
ritem biologis
HIPNOTIK-SEDATIV
Dalam tidur, refleks perlindungan tetap ada
Refleks batuk
Saat tidur digunakan untuk perbaikan/ pemulihan
jaringan/ sel yang rusak, penghimpunan energi
Aktivitas parasimpatik meningkat
penyempitan pupil mata (miosis)
Pprlambatan pernafasan dan sirkulasi darah (broncho
kontriksi)
menurunnya kegiatan jantung
stimulasi aktivitas saluran cerna dimana peristaltik
dan sekresi getah lambung diperkuat
HIPNOTIK-SEDATIV
Insomnia dapat disebabkan oleh beberapa hal:
Gangguan pada fisiologis tubuh: adanya rasa nyeri,
kanker, rangsangan gatal, insufisiensi jantung,
kesukaran pernafasan
Psikis/ kejiwaan: perasaan takut
Cara hidup yang tidak sehat: perubahan ritme tidur,
pengaruh psikostimulan
Rangsangan yang berlebihan: bising
Perbaiki penyebabnya terlebih dahulu, jika tidak
ada perubahan baru penggunaan obat hipnotik
dengan dosis rendah
HIPNOTIK-SEDATIV
Syarat obat hipnotik-sedatif ideal:
Menimbulkan suatu keadaan yang sama dengan
dengan tidur normal
Jika terjadi kelebihan dosis, pengaruh terhadap fungsi
lain dari system saraf pusat maupun organ lainnya
kecil
Tidak tertimbun dalam tubuh
Tidak menyebabkan kerja ikutan yang negatif pada
keesokan harinya
Tidak kehilangan khasiatnya pada penggunaan jangka
panjang
HIPNOTIK-SEDATIV
Penggunaan obat hipnotika-sedativ untuk:
Gangguan untuk memulai tidur
Timbul kerja cepat
Durasi singkat
Gangguan selama tidur
Durasi lebih lama
Efek samping yang umum:
Terjadi hang over (= burubuteun?), masih terasa mengantuk ketika
bangun, perasaan kacau, pusing, mual (hampir mirip gejala terlalu
banyak tidur)
Depresi pernafasan pada dosis yang tinggi
Tekanan darah turun
Terjadi toleransi, kecuali golongan benzodiazepins
Berakumulasi di jaringan lemak
HIPNOTIK-SEDATIV
PENGGOLONGAN
Golongan barbiturat
Golongan benzodiazepin
Golongan alkohol dan aldehid
Golongan ureida
Golongan piperidindion
Golongan kinazolinon
HIPNOTIK-SEDATIV
Golongan Barbiturat
Durasi kerja, rata-rata sedang-lama
Menimbulkan toleransi
Beberapa obat dapat dipakai untuk antikonvulsan/
antiepilepsi
Indikasi:
Gangguan tidur
Kondisi terangsang (konvulsi, mania, delirium)
Menunjang penyembuhan penghentian morfin
Sebagai sedatif
HIPNOTIK-SEDATIV
Kontraindikasi
Gangguan jantung, hati, ginjal
Porfiria akut
Keracunan alkohol, analgetik, dan psikofarmaka
Efek samping:
Pada dosis hipnotik jarang terjadi efek samping
Pusing, sakit kepala
Gangguan darah, agranulositosis
Contoh: Fenobarbital, pentobarbital
HIPNOTIK-SEDATIV
Golongan alkohol dan aldehid
Contoh: Kloralhidrat
Merupakan obat tidur tertua
Memiliki rasa pahit dan mengiritasi
Indikasi:
Gangguan tidur, sedasi, membantu proses anestesi
Pencegahan dan supresi kecanduan alkohol
Kontraindikasi:
Gangguan ginjal, hati
Gastritis
Gangguan fungsi jantung
HIPNOTIK-SEDATIV
Golongan Benzodiazepin
Cenderung tidak mengakibatkan adiksi
Durasi kerja: pendek-panjang
Durasi kerja berpengaruh pada hangover
Indikasi:
Kesulitan tidur
Konvulsi
Ansietas (rasa takut yang berlebihan)
HIPNOTIK-SEDATIV
Kontraindikasi:
Psikosis, glukoma, keracunan alkohol
Efek samping:
Hangover, pusing, sakit kepala, bradikardia
Gangguan darah
Contoh: diazepam, flunitrazepam, alprazolam
ANTIKONVULSAN/ ANTIEPILEPSI
Epilepsi dari bahasa Yunani berarti kejang atau
di Indonesia lebih dikenal dengan penyakit
ayan atau sawan.
Epilepsi: gangguan saraf yang timbul secara
tiba-tiba dan berkala biasanya disertai
perubahan kesadaran
Penyebab: pelepasan muatan listrik yang
cepat, mendadak dan berlebihan pada
neuron-neuron tertentu dalam otak
ANTIKONVULSAN/ ANTIEPILEPSI
Beberapa hal yang mengakibatkan pelepasan muatan listrik secara
mendadak:
luka di otak (absen, tumor, arteriosklerosis),
keracunan timah hitam
pengaruh obat-obat tertentu yang dapat memprodvokasi serangan
epilepsi
Terdapat banyak macam epilepsi, namun secara umum terbagi
menjadi 3 jenis yaitu:
Grand Mal
Psikomotor
Absen/ Petit mal
Pada kondisi yang lebih parah dapat berkembang status
epilepticusserangan terjadi berkali-kali dalam jarak yang singkat,
tingkat kematian tinggi
Antikonvulsif/ Antiepilepsi
Grand mal. (tonik-klonik umum)
Timbul serangan-serangan yang
dimulai dengan kejang-kejang otot
hebat dengan pergerakan kaki
tangan tak sadar yang disertai
jeritan, mulut berbusa, mata
membeliak dan lain-lain disusul
dengan pingsan dan sadar kembali.
Merupakan gambaran epilepsi yang
umum di masyarakat
Antikonvulsan/ Antiepilepsi
Petit mal
Serangannya hanya singkat
sekali tanpa disertai kejang.
Dalam kasus ini bila
serangan berlangsung
berturut-turut dengan cepat
dapat juga terjadi status
epileptikus
Antikonvulsan/ Antiepilepsi
Psikomotor (serangan parsial kompleks)
Kesadaran terganggu hanya sebagian tanpa
hilangnya ingatan dengan memperlihat kan prilaku
otomatis seperti gerakan menelan atau berjalan
dalam lingkaran.
Antikonvulsan/ Antiepilepsi
Pengobatan epilepsi bertujuan:
Menghindari kerusakan sel-sel otak
Mengurangi beban sosial dan psikologi pasien maupun
keluarganya.
Profilaksis / pencegahan sehingga jumlah serangan
berkurang
Obat antiepilepsi pada digunakan hanya untuk dapat
menangani gejala berupa kejang atau gejala lain dari
epilepsi. Oleh karena itu, tidak boleh digunakan jika
pasien belum benar-benar didiagnosis epilepsi kecuali
untuk indikasi yang lain.
Antikonvulsan/ Antiepilepsi
Penggunaan obat antiepilepsi harus:
Dimulai dengan menggunakan dosis serendah
mungkin
Selalu mengontrol kondisi pasien (fungsi hati, fungsi
jantung dan pembuluh), beberapa obat antiepilepsi
relatif mudah untuk mengakibatkan bermacam-
macam efek samping dan gejala toksisitas/ keracunan.
Pemutusan obat secara mendadak harus dihindari
karena dapat menimbulkan serangan yang lebih
hebat.
Antikonvulsan/ Antiepilepsi
Pengobatan selalu dimulai dengan obat tunggal.
Hal ini agar:
Mudah mengevaluasi hasil pengobatan
Mudah mengevaluasi kadar obat dalam darah
Efek samping obat minimal
Interaksi obat dapat dihindari
Walaupun demikian, hampir 1/3 dari penderita
epilepsi tidak dapat diobati hanya dengan obat
tunggal digunakan obat kombinasi.
Tindakan operasi dan penanganan nonobat
seringkali juga dilakukan
Antikonvulsan/ Antiepilepsi
Jenis obat antiepilepsi:
Golongan Hidantoin
Golongan Barbiturat
Golongan Benzodiazepin
Golongan Karbamazepin
Golongan Asam valproat
Golongan Suksinimida
Antikonvulsan/ Antiepilepsi
Golongan hidantoin, adalah obat utama yang
digunakan pada hampir semua jenis epilepsi,
contoh fenitoin.
Fenitoin
Indikasi: Semua jenis epilepsi, kecuali petit mal, status
epileptikus
Kontra indikasi: Gangguan hati, hamil, menyusui
Efek samping: Gangguan saluran cerna, pusing nyeri
kepala tremor, insomnia dll
Sediaan: Phenytoin (generik) kapsul 100 mg, 300 mg

Antikonvulsan/ Antiepilepsi
Golongan barbiturat,
Sangat efektif sebagai anti konvulsi, paling sering
digunakan karena paling murah terutama
digunakan pada serangan grand mal. Biasanya
untuk pemakaian lama dikombinasi dengan kofein
atau efedrin guna melawan efek hipnotiknya.
Tetapi tidak dapat digunakan pada jenis petit mal
karena dapat memperburuk kondisi penderita.
Contoh fenobarbital dan piramidon
Antikonvulsan/ Antiepilepsi
Fenobarbital
Indikasi: Semua jenis epilepsi kecuali petit mal,
status epileptikus
Kontra indikasi: Depresi pernafasan berat, porfiria
Efek samping: Mengantuk, Letargi, depresi mental
dll
Sediaan: Phenobarbital (generik) tabl. 30 lmg, 50
mg cairan inj. 100 mg/ml
Antikonvulsan/ Antiepilepsi
Golongan karbamazepin, senyawa trisiklis ini
berkhasiat antidepresif dan anti konvulsif. Digunakan
pada jenis grand mal dan psikomotor dengan efektifitas
sama dengan fenitoin.
Karbamazepin
Indikasi: Epilepsi semua jenis kecuali petit mal neuralgia
trigeminus
Kontra indikasi: Gangguan hati dan ginjal, riwayat depresi
sumsum tulang
Efek samping: Mual, muntah, pusing, mengantuk, ataksia,
bingung.
Sediaan: Karbamazepine (generik) tablet 200 mg
Antikonvulsan/ Antiepilepsi
Golongan benzodiazepin, memiliki khasiat
ansiolitika (mengurangi rasa takut), relaksasi
otot, hipnotika dan antikonvulsiv.
Obat yang termasuk golongan ini adalah
diazepam di dalam hati akan di biotransformasi
menjadi desmetildiazepam yang aktif,
Klorazepam berdaya anti konvulsiv kuat
Klobazepam berkhasiat sebagai anti konvulsiv
sekuat diazepam
Antikonvulsan/ Antiepilepsi
Klobazepam
Indikasi: Terapi tambahan pada epilepsi
penggunaan jangka pendek untuk ansietas
Kontra indikasi: Depresi pernafasan
Efek samping: Mengantuk, pandangan kabur,
bingung, amnesia ketergantungan kadang-kadang
nyeri kepala, vertigo hipotensi
Sediaan: Clobazam (generik) tablet 10 mg
Antikonvulsan/ Antiepilepsi
Diazepam
Indikasi: Status epileptikus, konvulsi akibat
keracunan
Kontra indikasi: Depresi pernafasan
Efek samping: Mengantuk, pandangan kabur,
bingung, ataksia, amnesia, ketergantungan,
kadang nyeri kepala, vertigo
Sediaan: Diazepam (generik) tablet 2 mg. 5 mg.
Valium
Antikonvulsan/ Antiepilepsi
Golongan asam valproat, terutama efektif
untuk terapi epilepsi umum tetapi kurang
efektif terhadap serangan psikomotor. Efek
anti konvulsi asam valproat didasarkan
meningkatnya kadar neurotransmiter asam
gama amino butirat (GABA) di dalam otak
Antikonvulsan/ Antiepilepsi
Asam Valproat
Indikasi: Terapi tunggal atau kombinasi pada
epilepsi petit mal serta grand mal
Kontraindikasi: ibu hamil, gangguan fungsi hati
Efek samping:hipertensi/ hipotensi, penurunan
fungsi hati, gerakan sulit terkoordinasi, ganguan
darah, Alopesia/ kerontokan rambut, dll
Sediaan: DepakeneSirup (250 mg/ 5 mL),
Depakotetablet (250 mg)
Antikonvulsan/ Antiepilepsi
Golongan Suksinimida
Efektif untuk berbagai tipe epilepsi petit mal
Penggunaan pada epilepsi tipe grand mal justru akan
memperparah kondisi
Etosuksimida
Indikasi: epilepsi tipe petit mal
Kontraindikasi: Alergi terhadap etosuksimida, epilepsi
grand mal
Efek samping: pusing, gangguan lambung, reaksi alergi
pada kulitgatal, mengantuk, penurunan sel darah putih
Perhatian: penggunaan pada ibu hamil
Sediaan: coba cari di MIMS atau ISO

Anda mungkin juga menyukai