Ma Warsinih
Prodi / Tingkat :
DIII Keperawatan / Tingkat IIB
Penyakit Abses kulit bisa terjadi setelah suatu infeksi, biasanya infeksi oleh
stafilokokus (paling sering Staphylococcus aureus). Abses kulit juga bisa terjadi
setelah suatu luka ringan, cedera atau sebagai komplikasi dari folikulitis atau
bisul. Penyakit Abses pada kulit bisa timbul di setiap bagian tubuh dan
menyerang berbagai usia. Abses kulit bisa menyumbat dan mengganggu fungsi
jaringan di bawahnya. Infeksi bisa menyebar, baik secara lokal maupun
sistemik. Penyebaran infeksi melalui aliran darah bisa menyebabkan komplikasi
yang berat.
C. Gejala
Gejala dari abses tergantung kepada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu
organ atau saraf.
Gejalanya bisa berupa :
Nyeri
Nyeri tekan
Pembengkakan
Kemerahan
demam.
Teraba hangat
Suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai suatu
benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih
karena kulit diatasnya menipis.
Suatu abses di dalam tubuh, sebelum menimbulkan gejala seringkali terlebih
dahulu tumbuh menjadi lebih besar. Abses dalam lebih mungkin menyebarkan
infeksi ke seluruh tubuh.
D. Penyembuhan
Biasanya penyakit abses suka mebaik sendiri jika sudah pecah dan
mengeluarkan isinya.
Kadang abses sembuh secara perlahan karena tubuh menghancurkan infeksi
yang terjadi dan menyerap sisa-sisa infeksi. jika Abses tidak pecah dan bisa
meninggalkan benjolan yang keras.
Untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa
ditusuk dan dikeluarkan isinya.
Suatu abses tidak memiliki aliran darah, sehingga pemberian antibiotik
biasanya sia-sia.
Antibiotik bisa diberikan setelah suatu abses mengering dan hal ini dilakukan
untuk mencegah kekambuhan. Antibiotik juga diberikan jika abses menyebarkan
infeksi ke bagian tubuh lainnya.