Anda di halaman 1dari 10

ANALISA KASUS GANGGUAN JIWA DEPRESI

MATA KULIAH KEPERAWATAN JIWA I

Disusun oleh :

Yanto Suryanto

NIM : 433131440115113

Prodi / Tingkat :
DIII Keperawatan / Tingkat IIB

STIKes Kharisma Karawang DIII Keperawatan Tingkat II


Jl. Pangkal Perjuangan Km. 1 By Pas Karawang
2017
KASUS GANGGUAN JIWA DEPRESI

Contoh kasus
Gambaran Klien :
Nama : Tn. X
Umur : 37 Tahun
Alamat : Karawang
Gangguan Abnormalitas : Depresi
Tuan X adalah seorang bapak berusia 37 Tahun. Waktu diwawancarai untuk
pertama kalinya terlihat bahwa mimik wajahnya murung dan nampak tidak bersemangat
dan ia menceritakan apa yang terjadi pada dirinya.Dan saya sarankan untuk konsultasi ke
psikatrik dan ia mau dan diantarnya ke Psikiatrik.
Ketika dilakukan wawancara dan pemeriksaan psikiatrik, suaranya pelan, gerak-
geriknya minimal dan ia sering menanyakan ulang pertanyaan yang ditanyakan oleh
psikiater pemeriksaan.
Tuan X menceritakan bahwa ia sudah merasa sedih berkepanjangan di mana
hampir tak ada satu haripun ia merasa bahagia selama 1 bulan terakhir dan aktivitasnya
terbatas di dalam rumah saja. Satu bulan lalu ternyata ia baru saja di PHK dari
pekerjaannya.
Rasa sedihnya disertai dengan penurunan berat badan yang nyata sekitar 3-4 kg
karena hilangnya nafsu makan, kehilangan semangat dalam melakukan aktivitas sehari-
hari, sulit untuk jatuh tidur atau kalau pun bisa ia mudah sekali terbangun dari tidurnya.
Setelah beberapa saat kemudian Tuan X bercerita bahwa perasaan sedihnya
bertambah parah semenjak dua minggu terakhir, ia menjadi mudah menangis tanpa
sebab-sebab yang jelas dan ia merasa pesimis dengan masa depannya serta keluarganya.
Akhir-akhir ini ia berpikir bahwa hidupnya tidak berharga dan lebih baik ia mati saja.
Semenjak di PHK Tuan X juga tidak pernah lagi mencoba mencari pekerjaan
baru karena merasa putus asa dengan hidupnya selain itu saat ini dia menjadi menarik
diri dari pergaulan padahal dahulu ia dikenal sebagai orang yang aktif dalam kegiatan RT
di lingkungannya. Rasa sedihnya menjadi bertambah parah karena Tuan A mulai
kebingungan akan pembiayaan hidupnya sehari-hari beserta keluarganya.
Analisa Kasus

Gejala-gejala yang dialami oleh Tuan X di atas merupakan bagian dari


gangguan depresi mayor dan contoh kasus di atas merupakan salah satu contoh kasus
yang ekstrim. Gangguan ini termasuk dalam kelompok gangguan jiwa dan merupakan
salah satu jenis gangguan terkait suasana perasaan dan jenis berduka yang rumit
karena sulit untuk menuju ke tahap berikutnya (tahap kedukaan normal) dan masa
berkabung seolah tidak kunjung berakhir dan mengancam hubungan dengan orang
lain.

Depresi yang tidak diterapi dengan benar akan menyebabkan penderitaan serta
disabilitas terutama dalam bidang sosial dan pekerjaan. Adanya suatu keadaan mood
yang terdepresi baik yang dirasakan sendiri atau yang diamati oleh orang lain dan
menghilangnya atau berkurangnya minat dan kesenangan pada hampir semua aktivitas
yang dikerjakan.

Kedua kondisi tersebut berlangsung hampir setiap hari selama sekurangnya dua
minggu berturut-turut. Kedua kondisi tersebut diikuti dengan sekurangnya 3 dari
kondisi berikut yang juga berlangsung selama sekurangnya dua minggu berturut-turut
dan nyaris berlangsung tiap hari :

1. Berkurangnya berat badan secara dratis walaupun tidak sedang diet atau
bertambahnya berat badan secara signifikan (kenaikan berat badan lebih dari 50%
dalam satu bulan) akibat penurunan atau peningkatan nafsu makan.
2. Insomnia atau hipersomnia.
3. Agitasi atau retardasi psikomotor.
4. Merasa lesu atau hilang tenaga.
5. Merasa tidak berharga atau adanya rasa bersalah yang berlebihan atau tidak sesuai
dengan kondisinya.
6. Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi dan ketidakmampuan
untuk memutuskan sesuatu.
7. Adanya pikiran berulang mengenai kematian, atau pikiran berulang mengenai ide-
ide bunuh diri tanpa rencana yang spesifik, atau percobaaan bunuh diri, atau
rencana bunuh diri yang spesifik.
Gejala-gejala tersebut menyebabkan suatu penderitaan atau gangguan fungsi
yang signifikan dalam bidang sosial, pekerjaan, atau bidang lain yang penting dalam
fungsi hidup sehari-hari penderita. Gejala yang muncul juga bukan akibat langsung
dari penggunaaan zat (obat dalam jangka waktu lama) atau kondisi medis tertentu
(hipotiroid). Gejala yang muncul juga bukan reaksi yang muncul akibat suatu reaksi
berduka akibat kehilangan orang yang dicintai.
Dapat disimpulkan dari uraian kasus diatas yaitu Tuan X telah melalui :
1. Fase pengingkaran
2. Dimana ia syok,tidak percaya,mengingkari kenyataan,murung,tidak bersemangat,
suaranya pelan,gerak-geriknyaminimal,sedih berkepanjangan disertai penurunan
berat badan,hilangnya nafsu makan, insomnia, lesu, tidak tahu harus berbuat apa.
3. Fase marah
Dimana ia menunjukkan rasa marah yang meningkat dengan diproyeksikan
kepada dirinya sendiri, sehingga timbul respon fisik berupa kegelisahan, sulit
untuk tidur, serta mudah menangis tanpa sebab.
4. Fase depresi
Dimana awalnya ia tidak mau bicara, tidak nyambung diajak berbicara,
menyatakan putus asa (pesimis), perasaan tidak berharga, adanya pemikiran
lebih baik mati saja keinginan bunuh diri, tidak pernah lagi mencoba mencari
pekerjaan baru, menarik diri dari masyarakat.
Tuan X tidak melewati fase tawar menawar, karena dilihat dari kasusu yang
diterangkan, ia tidak mengungkapkan rasa marahnya secara intensif dengan memohon
kemurahan Tuhan.
LAPORAN PENDAHULUAN DEPRESI

A. Pengertian Depresi
Ada beberapa definisi depresi yaitu :
1. Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai
seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada
umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan
kehilangan harapan. Menurut Mary C. Townsend ( 2009 )
2. Depresi adalah gangguan mood yang memperlihatkan kehilangan energi dan
minat,merasa bersalah, sulit berkonsentrasi, mengalami hilangnya nafsu makan,
berfikir mati atau bunuh diri serta menghasilkan hendaya interpersonal, sosial dan
fungsi pekerjaan. Menurut R Irawati Ismail. ( 2013 )
3. Depresi adalah kemuraman hati (kepedihan, kesenduan, keburaman perasaan) yang
patologis sifatnya. Biasanya timbul oleh; rasa inferior, sakit hati yang dalam,
penyalahan diri sendiri dan trauma psikis. Jika depresi itu psikotis sifatnya, maka ia
disebut melankholi. Menurut Kartono (2002)
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa depresi
adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses
mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang, muncul perasaan tidak berdaya
dan kehilangan harapanyang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan,
berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat
nyata dan berkurangnya aktivitas.
B. Penyebab Depresi
Beberapa ahli juga memberikan penjelasan mengenai penyebab depresi Menurut R.
Irawati Ismail ( 2)13 ) yaitu :
1. Faktor Organobiologik
Dalam penelitian biopsikologi norepinefrin dan serotonin merupakan dua
neurotransmitters yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Beberapa
peneliti juga menemukan bahwa gangguan mood melibatkan patologik dan sistem
limbiks serta ganglia basalis dan hypothalamus.
2. Faktor Genetik
Data genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam perkembangan gangguan
mood adalah genetik. Pada penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat
sebanyak 13- 28 %, pada anak kembar monozigot adalah 53 69 %.
3. Faktor Psikososial
Mungkin faktor inilah yang banyak diteliti oleh ahli psikologi. Faktor psikososial yang
memyebabkan terjadinya depresi antara lain :
a) Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan : suatu pengamatan klinik menyatakan
bahwa peristiwa atau kejadian dalam kehidupan yang penuh ketegangan sering
mendahului episode gangguan mood.
b) Faktor kepribadian Premorbid : Tidak ada satu kepribadian atau bentuk kepribadian
yang khusus sebagai predisposisi terhadap depresi. Semua orang dengan ciri
kepribadian manapun dapat mengalami depresi, walaupun tipetipe kepribadian
seperti oral dependen, obsesi kompulsif, histerik mempunyai risiko yang besar
mengalami depresi dibandingkan dengan lainnya.
c) Faktor Psikoanalitik dan Psikodinamik : Sigmund Freud menyatakan 4 teori yaitu ;
1) Gangguan hubungan ibu-anak selama fase oral ( 10 18 Bulan ) menjadi faktor
predisposisi untuk rentan terhadap episiode depresi berulang.
2) Depresi dapat dihubungkan dengan cinta yang nyata maupun fantasi kehilangan
objek.
3) Introjeksi merupakan terbangkitnya mekanismepertahanan untuk mengatasi
penderitaan akibat kehilangan objek
4) Kehilangan objek cinta diperlihatkan dalam bentuk campuran anatara benci dan
cinta serta perasaan marah yang diarahkan pada diri sendiri.
d) Ketidakberdayaan yang dipelajari: Didalam percobaan, dimana binatang secara
berulang-ulang dihadapkan dengan kejutan listrik yang tidak dapat dihindarinya,
binatang tersebut akhirnya menyerah dan tidak mencoba sama sekali untuk
menghindari kejutan selanjutnya. Mereka belajar bahwa mereka tidak berdaya.
e) Teori Kognitif : Menurur Postulat Aaron Beck menyatakan perhatian gangguan
kognitif pada depresi mencakup :
1) Pandangan negatif terhadap masa depan,
2) Pandangan negatif terhadap diri sendiri, individu menganggap dirinya tak
mampu, bodoh, pemalas, tidak berharga
3) Pandangan negatif terhadap pengalaman hidup. Meyer berpendapat bahwa
depresi adalah reaksi seseorang terhadap pengalaman hidup.
C. Gejala-gejala Depresi (Symptoms of Depression)
Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala
fisik dan sosial yang khas.Berikut ini beberapa gejala dari depresi :
a. Terus menerus merasa sedih, cemas, atau suasana hati yang kosong
b. Perasaan putus asa dan pesimis.
c. Perasaan bersalah, tidak berdaya dan tidak berharga.
d. Kehilangan minat atau kesenangan dalam hobi dan kegiatan yang pernah dinikmati.
e. Penurunan energi dan mudah kelelahan.
f. Kesuultan berkonsentrasi, mengingat, atau membuat keputusan.
g. Insomnia, pagi hari terbangun atau tidur berlebihan.
h. Nafsu makan berkurang bahkan sangat berlebihan.
i. Penurunan berat badan bahkan penambahan berat badan secara drastis.
j. Selalu berpikir kematian atau bunuh diri, percobaan bunuh diri
k. Gelisah dan mudah tersinggung
l. Terus menerus mengalami gejala fisik yang tidak respon terhadap pengobatan, seperti
sakit kepala, gangguan pencernaan, dan sakit kronis
Pada umumnya gejala depresi antara lain murung, sedih berkepanjangan, sensitif,
mudah marah dan tersinggung, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi dan
menurunnya daya tahan.
D. Mengatasi Depresi Berat
Gejala yang ditimbulkan apabila seseorang terkena depresi juga sangat banyak.
Namun, secara umum depresi biasanya disebabkan oleh menurunnya produktifitas kerja,
mudah merasa lelah, susah konsentrasi, kehilangan rasa percaya diri, sensitive, merasa
dirinya tidak berguna, perasaan terbebani dan gangguan pola tidur. Karena pola tidur yang
terganggu lama-lama akan menyebabkan depresi, ada beberapa kiat yang bisa kita lakukan
untuk mengatasi gangguan tidur buat sobat yang sering mengalaminya, trik dan tips cara
mengatasi susah tidur bisa sobat baca di cara mengatasi susah tidur alami dan aman.
Dalam beberapa kasus, depresi lebih banyak dialami oleh para wanita, namun lebih
banyak lelaki yang mengakhiri depresi mereka dengan cara bunuh diri. Jangan terburu-
buru melakukan hal negatif jika sobat sedang mengalami depresi, karea banyak sekali cara
mengatasi depresi yang bisa kita lakukan :
a. Cara mengatasi depresi dengan rutin berolahraga
Dengan rutin berolahraga, dapat membantu tubuh kita lebih sehat, terutama bila
berolahraga di pagi hari dapat menghirup udara segar, dapat pula menyegarkan pikiran
kita, dan membuat hari kita menjadi lebih positif.
b. Cara mengatasi depresi dengan berjalan-jalan
Tentu hampir semua manusia di dunia ini sangat senang jika berjalan jalan. Maka,
ada baiknya bila sobat pergi berjalan jalan, bis ke pegunungan, pantai, ataupun danau.
Lebih baik lagi jika, udara di tempat yang kita tuju masih sejuk, dan kita dapat
menghirup udara segar disana.
c. Cara mengatasi depresi dengan tersenyum dan tertawa
Segala masalah yang ada di dunia ini pasti terdapat jalan keluarnya. Oleh karena itu,
tersenyum dan tertawalah atas segala masalah yang dihadapi.
d. Cara mengatasi depresi dengan berfikir positif
Ya memang sulit untuk berpikir positif bila kita sedang dihantui perasaan tidak tenang
dan dihantui depresi. Namun, tidak ada salahnya untuk kita belajar beroikir positif
selalu
e. Cara mengatasi depresi dengan meditasi
Sebuah penelitian dilakukan tentang meditasi, didapat bahwa meditasi dapat mencegah
depresi. Meditasi memberikan dampak tenang bagi diri yang melakukannya
f. Cara mengatasi depresi dengan yoga
Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa berlatih yoga dapat memberikan
dampak positif bagi tubuh, yaitu dapat mengatasi gangguan emosi, depresi berat,
mengurangi stress, dan meningkatkan kualitas diri.
g. Cara mengatasi depresi dengan kunyit
Tanaman yang berwarna kuning ini, mempunya banyak sekali kegunaannya. Selain
sebagai pewarna makanan alami, ternyata kunyit juga sama efektifnya dengan Prozac
dalam mengurangi gejala depresi.
h. Cara mengatasi depresi dengan bercerita
Jika sobat punya masalah ada baiknya berceritalah ke orang terdekat. Ini sangat ampuh
sekali untuk mengatasi depresi. Karena, masalah yang dihadapi pasti akan terasa lebih
ringan lagi bila ada orang terdekat yang mengetahui. Bukan tidak mungkin, jika mereka
memberika saran dan nasehat yang baik untuk masalah yang kita hadapi.
i. Cara mengatasi depresi dengan berserah diri pada Tuhan YME
Cara yang satu ini tentu cara yang paling ampuh, dengan berserah diri pada Tuhan
YME meyakinkan kita bahwa semua sudah digariskan oleh NYA. Untuk orang islam
dengan beristigfar dan membaca ayat-ayat al Qur'an akan membantu mendamaikan
hati. Begitu pula dengan agama yang lainnya. Dengan melakukan kebaikan dan
berserah diri akan membuat hati damai dan jauh dari depresi.
Demikian tadi mengenai depresi dan cara mengatasi depresi, semuanya kembali
lagi pada diri kita masing masing. Cobalah selalu berpikir positif ya sobat, jangan
sampai depresi ini menyerang kita semua. Bahkan, beberapa peneliti memprediksi bahwa
beberapa tahun yang akan mendatang, penyakit depresi ini akan semakin mewabah di
masyarakat luas.
E. Anjuran Penanganan :

Saat ini penatalaksanaan yang dilakukan untuk gangguan depresi mayor


meliputi penanganan dengan farmakologi (obat-obatan) dan non farmakologi.
Penanganan secara farmakologi dilakukan dengan pemberian obat-obat anti depresan
sedangkan penanganan secara non farmokologis meliputi pemberian psikoterapi dan
ECT. Hasil terbaik umumnya diperoleh dengan terapi kombinasi antara pemberian
obat-obatan dengan psikoterapi.

Penanganan terhadap gangguan depresi mayor yang sukses dapat dicapai


dengan follow-up yang baik paska meredanya episode akut dari gangguan ini.
Gangguan depresi mayor yang tidak diterapi dengan benar memiliki tingkat
kemungkinan kekambuhan yang tinggi, sekitar 50-60% kasus dari episode tunggal
bisa mengalami pengulangan di masa depan, sekitar 70% yang sudah mengalami
kekambuhan ke-2 kali dapat mengalami kekambuhan lagi bila tidak diterapi, dan
sekitar 90% yang sudah mengalami kekambuhan ke-3 kalinya dapat mengalami
kekambuhan berikutnya. Dapat kita lihat bahwa kemungkinan kekambuhan semakin
meningkat seiring dengan semakin seringnya seseorang mengalami gangguan ini.

Seringkali walaupun gejala-gejala sudah mereda terapi tetap akan


dipertahankan selama sekitar 6 bulan sampai dengan 1 tahun untuk mencegah
terjadinya kekambuhan gejala. Kekambuhan gejala dapat dicegah hingga 70-80%
dengan terapi yang benar
DAFTAR PUSTAKA

Elvira D. Sylvia,Gitayanti Hadisukanto, 2013. Buku Ajar Psikiatri, Edisi kedua,


BadanPenerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Kusumawati Farida,Yudi Hartono, 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Salemba


Medika,Jakarta.

Mary C. Townsend, 2009. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri : Rencana Asuhan
dan Medikasi Psikotropik, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai