Anda di halaman 1dari 10

RESUME KEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK

MATA KULIAH KEPERAWATAN ANAK I

Disusun oleh :

Yanto Suryanto

NIM : 433131440115113

Prodi / Tingkat :
DIII Keperawatan / Tingkat IIB

STIKes Kharisma Karawang DIII Keperawatan Tingkat II


Jl. Pangkal Perjuangan Km. 1 By Pas Karawang
2017
KEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK

A. Menghitung Balance Cairan


1. Data 24 jam yang dipakai
a. Rumus Balance Cairan
1) Intake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL (Insensible Water Loss)
Intake / Cairan Masuk : mulai dari cairan infus, minum, kandungan cairan dalam
makanan pasien, volume obat-obatan, termasuk obat suntik, obat yang di drip,
albumin dll.
2) Output / Cairan keluar : urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang kateter maka
hitung dalam ukuran di urobag, jka tidak terpasang maka pasien harus
menampung urinenya sendiri, biasanya ditampung di botol air mineral dengan
ukuran 1,5 liter kemudian feses.
3) IWL (insensible water los) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit
dihitung yaitu jumlah keringat, uap hawa nafa.
RUMUS IWL :
- IWL = (15 x BB )
24 jam
Contoh : Tn.A BB 60 kg dengan suhu tubuh 37C (suhu normal)
IWL = (15 x 60 ) = 37,5 cc/jam
24 jam
Jadi IWL 24 jam 37,5 x 24 = 900cc/24 jam
- Rumus IWL Kenaikan Suhu
[(10% x Intake )x jumlah kenaikan suhu] + IWL normal
24 jam
Contoh: Tn.A BB 60 kg, suhu= 39C, Intake= 200cc
IWL = [(10%x200)x(39C-37C)] + 37,5cc
24 jam
= (202) + 37,5cc
24 jam
= 1,7 + 37,5 = 39cc/jam
b. Rumus Intake/Cairan Masuk
Menghitung balance cairan seseorang harus diperhatikan berbagai faktor,
diantaranya Berat Badan dan Umur..karena penghitungannya antara usia anak
dengan dewasa berbeda.
Menghitung balance cairanpun harus diperhatikan mana yang termasuk kelompok
Intake cairan dan mana yang output cairan. Berdasarkan kutipan dari Iwasa M.
Kogoshi S (1995) Fluid Therapy do (PT. Otsuka Indonesia) penghitungan wajib per
24 jam bukan pershift.
Penghitungan Balance Cairan Untuk Dewasa
Input cairan :
Air (makan+Minum) = cc
Cairan Infus = cc
Therapi injeksi = cc
Air Metabolisme = cc (Hitung AM= 5 cc/kgBB/hari)
Output cairan:
Urine = cc
Feses = .....cc (kondisi normal 1 BAB feses = 100 cc)
Muntah/perdarahan
cairan drainage luka/
cairan NGT terbuka = ..cc
IWL = ..cc (hitung IWL= 15 cc/kgBB/hari)
- Contoh Kasus:
Tn Y (35 tahun) , BB 60 Kg, dirawat dengan post op Laparatomi hari kedua
akibat appendix perforasi, Keadaan umum masih lemah, kesadaran
composmentis..Vital sign TD: 110/70 mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T
37 C: masih dipuasakan, saat ini terpasang NGT terbuka cairan berwarna
kuning kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah luka incici operasi terpasang
drainage berwarna merah sebanyak 100 cc, Infus terpasang Dextrose 5% drip
Antrain 1 ampul /kolf : 2000 cc/24 jam., terpasang catheter urine dengan jumlah
urine 1700 cc, dan mendapat tranfusi WB 300 cc, mendapat antibiotik Cefat 2 x
1 gram yg didripkan dalam NaCl 5 cc setiap kali pemberian, Hitung balance
cairan Tn Y?
Jawab
Diketahui :
- Input Cairan
Infus = 2000 cc
Tranfusi WB = 300 cc
Obat injeksi = 100 cc
AM = 300 cc (5 cc x 60 kg) +

2700 cc
- Output cairan :
Drainage = 100 cc
NGT = 200 cc
Urine = 1700 cc
IWL = 900 cc (15 cc x 60 kg) +

2900 cc
Jadi Balance cairan Tn Y dalam 24 jam :
Intake cairan output cairan : 2700 cc 2900 cc = 200 cc.
- Bagaimana jika ada kenaikan suhu? maka untuk menghitung output terutama
IWL gunakan rumus :
IWL + 200 (suhu tinggi 36,8 .C), nilai 36,8 C adalah konstanta
Andaikan suhu Tn Y adalah 38,5 C, berapakah Balance cairannya?
Berarti nilai IWL Tn Y = 900 + 200 (38,5 C 36,8 .C)
= 900 + 200 (1,7)
= 900 + 340 cc
= 1240 cc
Masukkan nilai IWL kondisi suhu tinggi dalam penjumlahan kelompok
Output :
Drainage = 100 cc
NGT = 200 cc
Urine = 1700 cc
IWL = 1240 cc +

3240 cc
Jadi Balance cairannya dalam kondisi suhu febris pada Tn Y adalah :
Intake Output : 2700 cc 3240 cc = -540 cc
Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur untuk menentukan Air
Metabolisme, menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko do (1995)
dari PT. Otsuka Indonesia yaitu :
- Usia Balita (1 3 tahun) : 8 cc/kgBB/hari
- Usia 5 7 tahun : 8 8,5 cc/kgBB/hari
- Usia 7 11 tahun : 6 7 cc/kgBB/hari
- Usia 12 14 tahun : 5 6 cc/kgBB/hari
Untuk IWL pada anak = (30 usia anak dalam tahun) x cc/kgBB/hari
Jika anak mengompol menghitung urine 0,5 cc 1 cc/kgBB/hari
Contoh : An X (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata hari ke dua dengan DBD, keluhan
pasien menurut ibunya: rewel, tidak nafsu makan; malas minum, badannya
masih hangat; gusinya tadi malam berdarah Berdasarkan pemeriksaan fisik
didapat data: Keadaan umum terlihat lemah, kesadaran composmentis,
TTV: HR 100 x/menit; T 37,3 C; petechie di kedua tungkai kaki, Makan
/24 jam hanya 6 sendok makan, Minum/24 jam 1000 cc; BAK/24 jam :
1000 cc, mendapat Infus Asering 1000 cc/24 jam. Hasil pemeriksaan lab Tr
terakhir: 50.000. Hitunglah balance cairan anak ini?
Jawab :
Diketahui :
- Input cairan :
Minum : 1000 cc
Infus : 1000 cc
AM : 112 cc (8 cc x 14 kg)
-----------
2112 cc

- Out put cairan :


Muntah : 100 cc
Urin : 1000 cc
IWL : 378 cc (30-3 tahun) x 14 kg
------------
1478 cc
Balance cairan = Intake cairan Output Cairan
= 2112 cc 1478 cc
= 634 cc
Menghitung balance cairannya jika suhu An x 39,8 C ?
Penghitungan IWL pada kenaikan suhu gunakan rumus :
IWL + 200 ( Suhu Tinggi 36,8 C) 36,8 C adalah konstanta.
IWL An X = 378 + 200 (39,8 C 36,8 C)
= 378 + 200 (3)
= 378 + 600
= 978 cc
Maka output cairan An X =
Muntah : 100 cc
Urin : 1000 cc
IWL : 978 cc +
-
2078 cc

Jadi Balance cairannya = 2112 cc 2078 cc = 34 cc.

B. Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh
pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih
mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia
lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal
atau jantung.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya
rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat.
Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan
cairan sampai dengan 5 L per hari.
3. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi
tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum
albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan
dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen
otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila
berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan
intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
6. Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
7. Pengobatgan :
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi
cairan dan elektrolit tubuh.
8. Pembedahan :
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama
pembedahan.
C. Masalah Gangguan Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit Tubuh
1. Gangguan Keseimbangan Cairan dan eletrolit tubuh
a) Dehidrasi
b) Syok hipovolemik
2. Gangguan Keseimbangan Elektrolit
a) Hiponatremia
Definisi : kadar Na+ serum di bawah normal ( CHF, gangguan ginjal dan sindroma
nefrotik, hipotiroid, penyakit Addison
Tanda dan Gejala :
- Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam beberapa jam, pasien mungkin mual,
muntah, sakit kepala dan keram otot.
- Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam satu jam, bisa terjadi sakit kepala hebat,
letargi, kejang, disorientasi dan koma.
- Mungkin pasien memiliki tanda-tanda penyakit dasar (seperti gagal jantung,
penyakit Addison).
- Jika hiponatremia terjadi sekunder akibat kehilangan cairan, mungkin ada tanda-
tanda syok seperti hipotensi dan takikardi.
b) Hipernatremia
Definisi : Na+ serum di atas normal (>145 mEq/L) :(Kehilangan Na+ melalui ginjal
misalnya pada terapi diuretik, diuresis osmotik, diabetes insipidus, sekrosis tubulus
akut, uropati pasca obstruksi, nefropati hiperkalsemik; atau karena hiperalimentasi
dan pemberian cairan hipertonik lain.
Tanda dan Gejala :
- Iritabilitas otot
- Bingung
- Ataksia
- Tremor
- Kejang
- Koma yang sekunder terhadap hipernatremia.
c) Hipokalemia
Definisi : kadar K+ serum di bawah normal
Etiologi :
- Kehilangan K+ melalui saluran cerna(misalnya pada muntah-muntah, sedot
nasogastrik, diare, sindrom malabsorpsi, penyalahgunaan pencahar)
- Diuretik
- Asupan K+ yang tidak cukup dari diet
- Ekskresi berlebihan melalui ginjal
- Maldistribusi K+
- Hiperaldosteron
Tanda dan Gejala :
Lemah (terutama otot-otot proksimal)
Mungkin arefleksia
Hipotensi ortostatik
Penurunan motilitas saluran cerna yang menyebabkan ileus
Hiperpolarisasi myokard terjadi pada hipokalemia dan dapat menyebabkan
denyut ektopik ventrikel
Reentry phenomena, dan kelainan konduksi.
d) Hiperkalemia
Definisi : kadar K+ serum di atas normal (> 5,5 mEq/L
Etiologi :
- Ekskresi renal tidak adekuat; misalnya pada gagal ginjal akut atau kronik, diuretik
hemat kalium, penghambat ACE.
- Beban kalium dari nekrosis sel yang masif yang disebabkan trauma (crush
injuries), pembedahan mayor, luka bakar, emboli arteri akut, hemolisis,
perdarahan saluran cerna atau rhabdomyolisis. Sumber eksogen meliputi
suplementasi kalium dan pengganti garam, transfusi darah dan penisilin dosis
tinggi juga harus dipikirkan.
- Perpindahan dari intra ke ekstraseluler; misalnya pada asidosis, digitalisasi,
defisiensi insulin atau peningkatan cepat dari osmolalitas darah.
- Insufisiensi adrenal.
- Pseudohiperkalemia. Sekunder terhadap hemolisis sampel darah atau pemasangan
torniket terlalu lama.
- Hipoaldosteron
Tanda dan Gejala :
- Efek terpenting adalah perubahan eksitabilitas jantung. EKG memperlihatkan
perubahan-perubahan sekuensial seiring dengan peninggian kalium serum. Pada
permulaan, terlihat gelombang T runcing (K+ > 6,5 mEq/L). Ini disusul dengan
interval PR memanjang, amplitudo gelombang P mengecil, kompleks QRS
melebar (K+ = 7 sampai 8 mEq/L). Akhirnya interval QT memanjang dan
menjurus ke pola sine-wave. Fibrilasi ventrikel dan asistole cenderung terjadi
pada K+ > 10 mEq/L. Temuan-temuan lain meliputi parestesi, kelemahan,
arefleksia dan paralisis ascenden.
3. Penanganan Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Terapi Cairan adalah tindakan untuk memelihara, mengganti milieu interiur dalam
batas-batas fisiologis.
Indikasi,antara lain :
Kehilangan cairan tubuh akut
Kehilangan darah
Anoreksia
Kelainan saluran cerna

Anda mungkin juga menyukai