Anda di halaman 1dari 33

METODE NUMERIK

2. KESALAHAN (ERROR)
TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis
kesalahan yang biasa terjadi pada saat
menggunakan Metode Numerik dalam
menyelesaikan persamaan matematis.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kenapa
kesalahan tersebut dapat terjadi
Hasil dari penyelesaian numeris merupakan
nilai perkiraan/pendekatan dari
penyelesaian analitis/eksak.
Karena merupakan nilai pendekatan, maka
terdapat kesalahan terhadap nilai eksak.
Nilai kesalahan tersebut harus cukup kecil
terhadap tingkat kesalahan yang
ditetapkan.
Materi Bab I. Kesalahan adalah:
Jenis-jenis Kesalahan, yaitu
1. Kesalahan bawaan
2. Kesalahan Pembulatan
3. Kesalahan Pemotongan
4. Kesalahan Absolut
5. Kesalahan Relatif
1. KESALAHAN BAWAAN
Kesalahan Bawaan adalah kesalahan dari
nilai data.

Kesalahan ini terjadi karena kekeliruan


dalam menyalin data, salah membaca
skala atau kesalahan karena kurangnya
pengertian mengenai hukum-hukum fisik
dari data yang diukur.
2. KESALAHAN PEMBULATAN
Kesalahan Pembulatan terjadi karena tidak
diperhitungkannya beberapa angka
terakhir dari suatu bilangan.
Hal ini terjadi bila bilangan perkiraan untuk
menggantikan bilangan eksak.
Suatu bilangan dibulatkan pada posisi ke-n
dengan membuat semua angka disebelah
kanan dari posisi tersebut nol.
Jika pada posisi ke-n tidak berubah atau naik satu
digit, tergantung apakah nilai tersebut :
1. Kurang dari 5 = nilai n tetap
2. Lebih besar dari 5 = nilai n bertambah
satu
3. Tepat 5 = nilai n bertambah
satu bila n ganjil, bila
tidak, tetap.
Contoh:
Bilangan-bilangan berikut dibulatkan sampai
2 angka dibelakang koma signifikan:
1,6583 dibulatkan ke ............
30,0567 dibulatkan ke ............
0,859378 dibulatkan ke ............
3,14159 dibulatkan ke ............
3. KESALAHAN PEMOTONGAN
Kesalahan Pemotongan terjadi karena tidak
dilakukannya hitungan sesuai dengan
prosedur matematik yang benar.
Sebagai contoh, proses tak berhingga
diganti dengan proses berhingga.
Didalam matematika, suatu fungsi dapat
dipresentasikan dalam bentuk deret tak
berhingga.
Contoh:
2 3 4
x x x
e x 1 x ........... ....................(1)
2! 3! 4!
Nilai eksak dari exdiperoleh apabila semua suku dari deret
tersebut diperhitungkan.
Dalam prakteknya sulit memperhitungkan semua suku
sampai tak terhingga.
Apabila diperhitungkan beberapa suku pertama saja, maka
hasilnya tidak sama dengan nilai eksak.
Kesalahan karena hanya memperhitungkan beberapa suku
pertama saja ini disebut dengan kesalahan pemotongan
dan akan dijelaskan lebih dalam pada bab deret taylor.
4. KESALAHAN ABSOLUT
Hubungan nilai eksak, nilai kesalahan dan
kesalahan dalam bentuk sbb:
p p* Ee ............(2)
Dengan:
p = nilai eksak
p* = nilai perkiraan
E e = kesalahan terhadap nilai eksak
Indeks e menunjukkan kesalahan terhadap
nilai eksak.
Dari persamaan (2) dapat disimpulkan :
kesalahan adalah perbedaan antara nilai
eksak dan nilai perkiraan, yaitu:
Ee p p* ............(3)
Bentuk kesalahan ini disebut Kesalahan
Absolut
Kesalahan absolut tidak menunjukkan
besarnya tingkat kesalahan.
Contoh:
Kesalahan 1 cm pd pengukuran panjang
pensil akan sangat terasa dibanding
dengan kesalahan yang sama pada
pengukuran panjang jembatan.
5. KESALAHAN RELATIF
Besarnya tingkat kesalahan dapat dinyatakan dalam
bentuk kesalahan relatif, yaitu dengan membandingkan
kesalahan yang terjadi dengan nilai eksak.
Ee
e ..........(4)
p

Dengan e adalah kesalahan relatif terhadap nilai eksak.


Kesalahan relatif sering diberikan dalam bentuk persen
sbb:
E
e e x100% .........(5)
p
Dalam Pers (3), (4), dan (5) kesalahan
dibandingkan terhadap nilai eksak.
Nilai eksak tersebut hanya dapat diketahui apabila
suatu fungsi bisa diselesaikan secara analitis.
Dalam metode numerik, biasanya nilai tersebut
tidak diketahui. Untuk itu kesalahan dinyatakan
berdasarkan nilai perkiraan terbaik dari nilai
eksak, sehingga kesalahan mempunyai bentuk
sbb:
Ea
a x100% ..................(6)
p*
Dengan:
Ea = kesalahan terhadap nilai perkiraan
terbaik
p* = nilai perkiraan terbaik
Indeks a menunjukkan bahwa kesalahan
dibandingkan terhadap nilai perkiraan
(approximate value)
Dalam metode numerik, sering dilakukan
pendekatan secara iteratif.
Pada pendekatan tersebut perkiraan
sekarang dibuat berdasarkan perkiraan
sebelumnya.
Dalam hal ini, Kesalahan adalah perbedaan
antara perkiraan sebelumnya dan
perkiraan sekarang.
Bentuk kesalahan relatif:
p*n 1 p*n
a
p*n 1
x100% .........(7)
Dengan:
p*n = nilai perkiraan pada iterasi ke n
p*n 1 = nilai perkiraan pada iterasi ke n+1
Contoh 1:
Hasil pengukuran panjang:
Panjang jembatan = 9999cm
Panjang pensil = 9cm
Apabila panjang yang benar (eksak) adalah:
Panjang jembatan = 10.000cm
Panjang pensil = 10cm
Hitung kesalahan absolut dan relatif.
Penyelesaian:
a. Kesalahan absolut
- Jembatan:
= 10.000 9999 = 1 cm
- Pensil:
= 10 9 = 1 cm
b. Kesalahan relatifE 1

- Jembatan: e p e
x100% x100% 0,01%
10000

Ee 1
- Pensil: e x100% x100% 10%
p 10
Contoh tersebut menunjukkan bahwa
meskipun kedua kesalahan adalah sama
yaitu 1 cm, tetapi kesalahan relatif pensil
adalah jauh lebih besar.
Kesimpulan yang dapat diambil bahwa
pengukuran jembatan memberikan hasil
yang baik (memuaskan), sementara hasil
pengukuran pensil tidak memuaskan.
Contoh 2:
Hitung kesalahan yang terjadi dari nilai e x dengan
x = 0,5 apabila hanya diperhitungkan beberapa
suku pertama saja. Nilai eksak dari e 0,5
1,648721271

Penyelesaian:

Untuk menunjukkan pengaruh hanya


diperhitungkannya beberapa suku pertama dari
deret terhadap besarnya kesalahan pemotongan,
maka hitungan dilakukan untuk beberapa
keadaan.
Keadaan pertama apabila hanya diperhitungkan
satu suku pertama, keadaan kedua hanya dua
suku pertama dan seterusnya sampai
memperhitungkan 6 suku pertama.
Nilai e x dapat dihitung berdasarkan deret berikut
ini:
x 2 x3 x4
e 1 x
x
..............
2! 3! 4!
a. Diperhitungkan satu suku pertama
e 1
x

Kesalahan relatif terhadap nilai eksak


dihitung dengan persamaan (5):
Ee 1,648721271 1
e x100% x100% 39,35%
p 1,648721271
b. Diperhitungkan dua suku pertama
ex 1 x

Untuk x 0,5 , maka:

e 0, 5
1 0,5 1,5
Kesalahan relatif terhadap nilai eksak
adalah:
Ee 1,648721271 1,5
e x100% x100% 9,02%
p 1,648721271

Kesalahan berdasarkan perkiraan terbaik


dihitung dengan pesamaan (6)
Ea 1,5 1
a x100% x100% 33,33%
p* 1,5
c. Diperhitungkan tiga suku pertama
x2 0,5 2
e 1 x
x
1 0,5 1,625
2! 2

1,648721271 1,625
e x100% 1,44%
1,648721271

Ea 1,625 1,5
a x100% x100% 7,69%
p* 1,625
Hitungan dilanjutkan dengan memperhitungkan
sampai 6 suku pertama dan hasilnya diberikan
pada tabel:
Suku Hasil e (%) a (%)
1 1 39,3
2 1,5 9,02 33,3
3 1,625 1,44 7,69
4 1,645833333 0,175 1,27
5 1,648437500 0,0172 0,158
6 1,648697917 0,00142 0,0158

Anda mungkin juga menyukai