MODUL 11
SISTEM RESPIRASI
LBM 1
1.
Mengapa bisa terjadi batuk berdahak
dan kental? Mekanisme BATUK?
Batuk
Bronkus dan trakea sangat sensitif tehadap sentuhan
ringan walaupun dalam jumlah sedikit maka timbul refleik
batuk
Laring, carina, bronkiolus terminalis, alveoli sangat
sensitif terhadap bahan korosif( gas sulfur dioksida atau
klorin.
Silia dalam paru selalu mengarah ke atas sedangkan
silia dalam hidung selalu mengarah ke bawah, silia terus
memukul, mukus berjalan ke arah faring, mukus
menagkap, lalu di batukkan keluar.
# FISIOLOGI- GUYTON
Mekanisme Batuk
Inspirasi udara epiglotis menutup pita suara
menutup erat** untuk menjerat udara dalam
paru otot abdomen berkontraksi kuat
mendorong diafragama , otot interkostalis
berkontraksi tekanan paru meningkat pita
suara dan epiglotis membuka udara dalam
paru bertekanan tinggi meledak keluar
udara mengalir dangan cepat+ benda asing
keluar
# FISIOLOGI- GUYTON
Berdahak Kental
Faktor etiologi utama karena merokok dan
polusi hipertrofi kelenjar mukosa bronkus
dan peningkatan jumlah dan ukuran sel goblet
dengan infiltrasi sel radang dan edema
mukosa bronkus bronkiolus rusak dan
dindingnya melebar
# FISIOLOGI- GUYTON
Macam- macam Dahak
Berdasarkan asalnya
Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan kemungkinan besar berasal
dari sinus, bukan dari saluran bagian bawah
Berdasarkan volumenya
Sputum yg banyak sekali dan purulen menyatakan adanya proses supuratif, seperti abses
paru
Sputum yg meningkat perlahan2 dalam waktu bertahun2 merupakan tanda bronkitis kronis
atau bronkiektasis
Berdasarkakn warnanyna
Berwarna kekuning2an : menunjukkan infeksi
Berwarna hijau : petunjuk adanya penimbunan nanah, sering ditemukan padab bronkiektasis
Sputum yg berwarna kecoklatan : disebabkan oleh abses paru
Sputum seperti karat besi : pada pneumonia
Sputum kehitaman : akibat kontaminasi dengan debu batubara
Sputum mukopurulen dengan bau busuk : oleh infeksi mikroorganisme aerob
Berdasarkan konsistensinya
Sputum berwarna merah muda dan berbusa : merupakan tanda edema paru akut, gagal
jantung kiri atau stenosis mitral
Sputum yang berlendir, lekat dan berwarna abu2 atau putuh : tanda bronkitis kronik
Sputum berbau busuk : tanda abses paru atau bronkiektasis
Kapasitas vital= volume candangan inspirasi+ volume tidal dan volume cadangan ekspirasi.
Artinya jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, yang
sebelumnya sudah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian
mengeluarkan sebanyak-banyaknya ( 4600 ml)
Volume dan kapasitas seluruh apru pada wanita kira 20- 25 % lebih kacil dari pria, dan lebih
bessr lagi pada orang yang atletis dan bertubuh besar dari pada oarang yang bertubuh kecil
dan astenis.
# FISIOLOGI- GUYTON
Histologi Sistem Respirasi
Sistem pernapasan merupakan sistem yang
berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan
mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang
bertujuan untuk mempertahankan homeostasis.
Fungsi ini disebut sebagai respirasi. Sistem
pernapasan dimulai dari rongga hidung/mulut
hingga ke alveolus, di mana pada alveolus terjadi
pertukaran oksigen dan karbondioksida dengan
pembuluh darah.
Sistem pernapasan
biasanya dibagi menjadi 2
daerah utama:
EPITEL RESPIRASI
SEDIKIT SEL GOBLET
KELENJAR SEDIKIT
BERHUB DG PERIOSTEUM DI BAWAHNYA
HUB DG RONGGA MLL MEATUS NASI
MUKUS YG DIHASILKAN MJD SAL NASAL AKIBAT
AKTIFASI SEL2 EPITEL BERSILIA
Definisi
Kelainan saluran nafas yang ditandia batuk kronik berdahak 3 bulan
minimal 1 tahun dan sekurang-kurangnya 2 thn dan tidak
diakibatkan penyakit lain. Adanya peradangan pada bronkus yang
diawali dengan yang bersifar recurrent
definisi dari American Thoracic Society, yaitu penyakit
dengan gangguan batuk kronik dengan dahak yang banyak terjadi
hampir tiap hari minimal tiga bulan dalam setahun selama dua tahun
berturut- turut
inhalasi asap
debu
benda-benda asing kecil
peradangan kronik, dengan atau tanpa eksudat
rangsangan mekanik dari tumor
PATOFISIOLOGI Konsep klinis proses-proses penyakit, ed. 6, Sylvia A. Price, Lorraine
M. Wilson, EGC
Patofisiologi
Di dalam asap rokok terdapat campuran zat yang
berbentuk gas dan partikel. Setiap hembusan asap rokok
mengandung radikal bebas yaitu radikal hidroksida (OH)
Sebagian bebas radikal bebas ini akan sampai ke alveolus.
Partikel ini merupakan oksidan yang dapat merusak pry;
kerusakan parenkim paru oleh oksidan ini terjadi karena:
Kerusakan dinding alveolus Modifikasi fungsi anti elastase pada saluran napas.
Antielastase seharusnya menghambat netrofil, oksidan menyebabkan fungsi ini terganggu sehingga timbul kerusakan jaringan interstitial
alveolus. Partikulat yang terdapat dalam asap rokok dan udara yang
terpolusi mempunyai dampak yang besar terhadap pembersihan
oleh sistem mukosilier. Sebagian besar partikulat tersebut meng-
endap di lapisan mukus yang melapisi mukosa bronkus,
sehingga mengharnbat aktivitas silia. Pergerakan cairan yang
melapisi mukosa bronkus akan sangat berkurang,
mengakibatkan meningkatnya iritasi pada epitel mukosa
bronkus. Kelenjar mukosa dan sel goblet dirangsang untuk
menghasilkan mukus yang lebih banyak, hal ini ditambah
dengan gangguan aktivasi silia menyebabkan timbulnya batuk
kronik dan ekspektorasi. Produksi mukus yang berlebihan
memudahkan terjadinya infeksi dan memperlambat proses
penyembuhan. Keadaan ini merupakan suatu lingkaran dengan
akibat terjadi hipersekresi. Di samping itu terjadi penebalan
dinding saluran napas sehingga dapat timbul mucous plug yang
menyumbat jalan napas, tetapi sumbatan ini masih bersifat
reversible . Bila iritasi dan oksidasi di saluran napas terus berlangsung
maka terjadi erosi epitel serta pembentukan jaringan parut. Di
samping itu terjadi pula metaplasia skuamosa dan penebalan
lapisan submukosa. Keadaan ini mengakibatkan stenosis dan
obstruksi saluran napas yang bersifat ireversibel
Faisal Yunus, Rahardjo Wirjo Kusumo, Hadiarto Mangunnegoro. Pola
hipereaktivitas bronkus pada penderita penyakit obstruksi saluran napas.
Paru 1989; 3 & 4 : 139.
Penatalaksanaan
Oksidan yaitu zat yang terdapat pada asap rokok dan udara
yang terpolusi mempunyai andil untuk terjadinya bronkitis
kronik. Anti oksidan melindungi dan mempertahankan paru dari
radikal-radikal anion superoksid, hidrogen peroksid, radikal
hidroksil dan anion hipohalida yang diproduksi oleh sel radang.
Anti oksidan dapat mengubah oksidan menjadi molekul yang
tidak berbahaya terhadap jaringan paru dan menekan efek radikal
bebas dari asap rokok. N-asetilsistein merupakan suatu
antioksidan, yaitu sumber glutation. Pemberian N-asetilsistein
pada perokok dapat mencegah kerusakan parenkim paru oleh
efek oksidan yang terdapat dalam asap rokok. Di samping se-
bagai anti oksidan, obat ini bersifat mukolitik yaitu mengencer-
kan sekret bronkus sehingga mudah dikeluarkan.
Pemberian N-asetilsistein selama enam bulan pada pen-
derita bronkitis kronik memberikan perbaikan dalam hal jumlah
sputum, purulensi sputum, banyaknya eksaserbasi dan lamanya
hari sakit secara bermakna
Boman G, Backer U, Larsson S, Melander B, Wachlander L. Oral
acetylcysteine reduces exacerbation rates in chronic bronchitis : report of a
vial organised by the Swedish Society for Pulmonary Diseases. Eur J
Respor DIs 1983; 64: 40515.
Patogenesis
Mengandung banyak
protein yang merupakan
Streptococcus tempat subur bagi
pneumoniae, bakteri
Haemofilus
Influinzae,
Morraxella
infeksi sekunder antibiotik
catarrhalis dan
pseudomonas.