Anda di halaman 1dari 28

HIPERTIROID

Pembimbing :
dr. Hj. Khomimah, Sp. PD-KEMD

Disusun oleh:
Fina Hidayat (2013730144)
Inez Hanindra Halim (2013730055)

KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017
Pendahuluan
Penyakit hipertiroid merupakan penyakit yang banyak ditemui di
masyarakat, dengan prevalensi wanita lebih banyak daripada pria.
Penyakit Graves di Amerika sekitar 1% dan di Inggris 20-27/1000
wanita dan 1.5-2.5/1000 pria, sering ditemui di usia antara 20-50
tahun
Istilah hipertiroidisme sering disamakan dengan tirotoksikosis,
meskipun secara prinsip berbeda. Hipertiroidisme dimaksudkan
hiperfungsi kelenjar tiroid dan sekresi berlebihan dari hormone tiroid
dalam sirkulasi.
Di kawasan Asia dikatakan prevalensi lebih tinggi dibanding yang non
Asia (12% versus 2.5%).
ANATOMI KELENJAR TIROID

Arteries Superior and inferior thyroid arteries


Veins Superior, middle, and inferior thyroid veins

Sympathetic: Superior, middle, and inferior sympathetic ganglia


Nerves
Parasympathetic: Vagus nerves
FISIOLOGI HORMON TIROID
Biosintesis hormon tiroid:
Tahap trapping
Iodida (I-)&Na+ diserap protein sodium iodide symporter (NIS) masuk
ke sel

Tahap oksidasi
Oksidasi iodida (I-) menjadi yodium (I) oleh enzim tiroperoksidase
(TPO)&hidrogen peroksidase(H2O2),lalu menempel pada tiroglobulin
(tg) membentuk 3-monoiodotirosin (MIT) atau 3,5-diiodotirosin (DIT).

Tahap coupling
DIT+DIT=T4, MIT+MIT=T3 (proses kondensasi oksidatif) TPO berperan
dalam penggabungan
23% MIT, 33% DIT, 35% T4 dan 7% T3

Tahap penimbunan / storage


Tg disimpan di ekstrasel yaitu di lumen folikel tiroid (koloid). 1/3=T3
dan T4 dan 2/3=MIT dan DIT.

Tahap proteolisis
digesti Tg oleh enzim endosom dan lisosom melepaskan T4 dan T3
bebas ke sirkulasi sedangkan Tg-MIT dan Tg-DIT mengalami deiodinasi

Tahap deiodinasi
Iodium dalam Tg-MIT dan Tg-DIT ini akan dilepas kembali oleh enzim
iodotirosin deiodinase untuk membuat hormon tiroid tambahan

Tahap pengeluaran hormon dari kelenjar tiroid


Dipengaruhi TSH
FISIOLOGI HORMON TIROID

Transportasi Hormon

Hormon Tiroid: lipofilik, berikatan dengan protein plasma.


3 protein plasma:

TBG (Thyroxine-Binding Globulin) yang secara selektif mengikat 55% T4 dan 65% T3 yang ada
di dalam darah.
Albumin yang secara nonselektif mengikat banyak hormone lipofilik, termasuk 10% dari T4
dan 35% dari T3.
TBPA (Thyroxine-Binding Prealbumin) yang mengikat sisa 35% T4.

90% hormon tiroid dalam bentuk T4, 80% T4 yang disekresikan kemudian dirubah
menjadi T3 diaktifkan oleh deiodinase I, II, dan III di berbagai organ tubuh berbeda (D1
banyak di hepar, ginjal dan tiroid, DII di otak, hipofisis, dan DIII di jaringan fetal,
plasenta)
FISIOLOGI HORMON TIROID

Ada 3 macam kontrol terhadap


faal kelenjar tiroid :

1. TRH (Thyrotrophin
Releasing Hormone)

2. TSH ( Thyroid Stimulating


Hormone)

3. Umpan balik sekresi hormon


FISIOLOGI HORMON TIROID

Efek Metabolik Hormon Tiroid


Metabolisme protein (dosis fisiologis: anabolik, dosis besar:katabolik)

Metabolisme karbohidrat (bersifat diabeto-genik)

Metabolisme lipid (degradasi kolesterol)

Vitamin A (hipotiroid: karotenemia, kulit kekuningan)

Efek kalorigenik (penurunan BB)

Metabolisme kreatin fosfat (miopati)


DEFINISI HIPERTIROID

American Thyroid Association dan American Association of Clinical


Endocrinologists:
TIROTOKSIKOSIS
Manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam sirkulasi
HIPERTIROID
Tirotoksikosis yang diakibatkan hiperaktifitas dari kelenjar tiroid
EPIDEMIOLOGI HIPERTIROID
Belum ada data lengkap di Indonesia karena screening disfungsi
tiroid belum dilakukan secara universal.
Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi hipertiroid (terdiagnosis
dokter ) : 0,4%
Tertinggi di DI Yogyakarta dan DKI Jakarta (masing-masing 0,7%),
Jawa Timur (0,6%), dan Jawa Barat (0,5%).
Pada wanita (2%) cenderung lebih tinggi dibanding pria (0,2%)
Di perkotaan cenderung lebih tinggi dibanding pedesaan
Penyebab paling sering dari hipertiroidisme adalah penyakit grave,
dimana penyakit ini dapat terjadi pada semua umur, dengan onset
kejadian tersering antara umur 20 sampai 50 tahun
ETIOLOGI HIPERTIROID
KLASIFIKASI TIROID
Berdasarkan organ pusat penyebab :
Hipertiroid primer : jika terjadi hipertiroid karena berasal dari kelenjar tiroid
itu sendiri, misalnya penyakit graves, hiperfungsional adenoma (plummer),
toxic multinodular goiter
Hipertiroid skunder : jika penyebab dari hipertiroid berasal dari luar kelenjar
tiroid, misalnya tumor hipofisis/hypotalamus, pemberian hormon tiroid
dalam jumlah banyak, pemasukan iodium yang berlebihan, serta penyakit
mola hidatidosa pada wanita.
SISTEM GEJALA
MANIFESTASI KLINIS Umum Tidak tahan udara panas, hiperkinetik, cepat
lelah, berat badan menurun
Signs and Symptoms Of
Hyperthyroidism
Gastrointestinal Kerap BAB, lapar, makan banyak, haus,
Hoarseness or
Deepening of muntah
Nervousness
Voice

Muskular Rasa lemah


Persistent
Irritability
Sore or Dry Throat
Urogenital Oligomenore, amenore, libido menurun,
Difficulty Sleeping Difficulty Swallowing
infertile
Bulging Eyes/Unblinking Stare
Rapid or Irregular Heartbeat
Kulit Rambut rontok, berkeringat, silky hair dan
Swelling (Goiter)
Infertility
onikolisis
Weight Loss

Menstrual Irregularities or
Psikis dan saraf Labil, iritabel, tremor halus, anxietas
Light Period Heat Intolerance

Frequent Bowel Movements


Increased Sweating

Excessive Vomiting in Pregnancy Jantung Dispnea, hipertensi, aritmia, palpitasi, gagal


First-Trimester Miscarriage

Warm, Moist Palms


jantung,takikardia
Family History of
Thyroid Disease
or Diabetes Tulang Osteoporosis, epifisis cepat menutup dan
nyeri tulang
DIAGNOSIS
Dikenal indeks klinis Wayne dan New Castle yang didasari oleh
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang detail. Kemudian dilanjutkan
pemeriksaan penunjang konfirmasi laboratorium dan radiodiagnostik.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik

Tekanan darah meningkat


Nadi meningkat
Mata :
Exopthalmus
Stelwag Sign : Jarang berkedip
Von Graefe Sign : Palpebra superior tidak mengikut bulbus okuli waktu melihat ke
bawah
Moebius Sign : Sukar konvergensi
Joffroy Sign : Tidak dapat mengerutkan dahi
Ressenbach Sign : Tremor palpebra jika mata tertutup
Hipertroni simpatis : Kulit basah dan dingin, tremor halus
Jantung : Takikardi

Test khusus :
Pumbertons sign
Tremor sign
Eksoftalmus Joffroys Sign

Stelwags Sign Moebius Sign


Pemeriksaan Fisik
Derajat pembesaran kelenjar:
Derajat 0: tidak teraba pada pemeriksaan
Derajat 0a : tidak terlihat atau teraba tidak besar dari
normal
Derajat 0b : jelas teraba lebih besar dari normal, tetapi
tidak terlihat bila kepala ditegakkan
Derajat I : teraba pada pemeriksaan, terlihat
hanya kalau kepala ditegakkan
Derajat II: mudah terlihat pada posisi kepala
normal
Derajat III : terlihat pada jarak jauh
DIAGNOSIS
Thyroid Receptor
TSH T4 dan T3 Free T4 dan T3
Antibodies (TRAb)

TSH akan sangat T4 dan T3 Untuk melihat Graves disease perlu


rendah dan meningkat keberhasilan dari dilakukan
bahkan tidak terapi pemeriksaan titer
etiologi antibodi.
terdeteksi (<0.01 hipertiroidisme antithyroid
mU/L) Graves peroxidase
Disease&toxic antibody (anti-
nodular goiter TPOAb) 70-80%
rasio total T3 dan pasien
T4> 20 thyroid stimulating
antibody (TSAb)30-
painless 50% pasien
thyroiditis&post-
antithyroglobuline
partum thyroiditis antibody (anti-
rasio total T3 dan TgAb) 70-95%
T4< 20 pasien.
DIAGNOSIS
Radioactive Iodine Fine Needle
Uptake Scintiscanning Ultrasound Scanning Aspiration Cytology
(FNAC)
metode yang
digunakan untuk metode metode yang prosedur
mengetahui berapa pemeriksaan fungsi menggunakan pengambilan
banyak iodine yang tiroid dengan gelombang suara sampel sel kelenjar
digunakan dan menggunakan dengan frekuensi tiroid (biopsi)
diambil melalui unsur radioaktif tinggi untuk dengan
transporter Na+/I- radioiodine (I131) mendapatkan menggunakan
di kelenjar tiroid. dan technetium gambaran bentuk jarum yang sangat
(99mTcO4 -). dan ukuran tipis untuk
kelenjar tiroid. menentukan jenis
sel. benign (non
kanker), suspicious
(nodul dicurigai
kanker), dan
malignant (kanker)
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS BANDING

Karsinoma tiroid
tumbuh besar dalam waktu cepat
(kurang dari sebulan)
kompresi trakea (batuk, dispnea,
disfagia, disfonia, dan suara serak)
kecurigaan metastasis (nyeri tulang
atau batuk yang tidak sembuh
dengan obat warung)
USG =nodul padat, tanpa halo.
FNAC=sel malignant
TATALAKSANA HIPERTIROID
TERAPI OBAT
TIROIDEKTOMI
Yodium Radioaktif
Cara Pengobatan Keuntungan Kerugian
Tirostatika Kemungkinan remisi jangka Angka residif cukup tinggi
(OAT) panjang tanpa hipotiroidisme

Tiroidektomi Cukup banyak menjadi eutiroid Pengobatan jangka panjang dengan


kontrol yang sering

Yodium Relatif cepat Dibutuhkan ketrampilan bedah


Radioaktif Relatif jarang residif Masih ada morbiditas
(I131) Sederhana 40% hipotiroid dalam 10 tahun
Jarang residif (tergantung Daya kerja obat lambat
dosis) 50% hipotiroid pasca radiasi
Kelompok obat Efeknya Indikasi

Obat anti tiroid Menghambat sintesis hormon Pengobatan lini pertama


Propiltiourasil (PTU) tiroid dan berefek imunosupresif pada graves. Obat
Metimazol (MMI) (PTU) juga menghambat konversi jangka pendek prabedah
Karbimazol (CMZMMI) T4 T3 / pra RA1
Anatagonis adrenergik

Adrenergic antagonis Mengurangi dampak hormon tiroid Obat tambahan kadang


Propranolol pada jaringan sebagai obat tunggal
Metoprolol pada tiroiditis
Atenolol
Nadolol
Kelompok obat Efeknya Indikasi

Bahan mengandung iodine Menghambat keluarnya T4 dab T3 Persiapan tiroidektomi


Kalium iodide Menghambat T4 dan T3 serta Pada krisis tiroid
Solusi Lugol Produksi T3 ekstratiroidal Bukan untuk
Natrium ipodat penggunaan rutin
Asam iopanoat

Obat lainya Menghabat transpor yodium Bukan indikasi rutin


Kalium perklorat sintesis dan keluarnya hormon. Pada sub akut tiroiditis
Litium karbonat Memperbaiki efek hormon berat dan krisis tiroid.
Glukokortikoids dijaringan dan sifat imunologis.
KOMPLIKASI

Periodic paralysis
Penyakit jantung tiroid (PJT) Krisis Tiroid (Thyroid Storm)
thyrotocsicosis ( PPT)
tanda-tanda kelumpuhan secara tiba- pasien hipertiroid yang
dekompensasi jantung tiba bersifat sementara. menjalani terapi
(sesak, edem dll) hipokalemi akibat kalium selama pembedahan
pemeriksaan EKG maupun terlalu banyak masuk kelenjar tiroid
fisik didapatkan adanya kedalam sel otot. pasien hipertiroid yang
atrium fibrilasi. tidak terdiagnosis.
Akibat pelepasan hormon
tiroid dalam jumlah yang
sangat besar yang
menyebabkan takikardia,
agitasi, tremor, hipertermia
(41C/106F), dan apabila
tidak diobati akan
menyebabkan kematian.
PROGNOSIS

Prognosis dubia ad bonam, tergantung pada durasi dan keparahan


penyakit sebelum diobati.

Jika tidak diobati dengan baik, penyakit ini bisa menyebabkan


kecacatan dan kematian.

Remisi bisa terjadi jika terdapat faktor autoimun pada pasien.


Daftar Pustaka
Djokomoeljanto, R. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Jilid III Edisi V : Kelenjar Tiroid, Hipotiroidisme, dan Hipertiroidisme.
Jakarta Pusat : Interna Publishing
Schteingart, David E. 2014. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Jilid II Edisi VI : Gangguan Kelenjar
Tiroid. Jakarta : EGC
Bahn, Rebecca S; et. al. 2011. Hyperthyroidism And Other Causes Of Thyrotoxicosis: Management Guidelines Of The
American Thyroid Association And American Association Of Clinical Endocrinologists. America : AACE

Anda mungkin juga menyukai