Anda di halaman 1dari 22

APENDISITIS

Windi Pertiwi
20070310128
STATUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN
Nama : Bp. MS
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 71 tahun
Alamat : Nogosari Krekah Pandak Bantul
Agama : Islam
Pekerjaan : petani
Tanggal masuk : 01 Maret 2012
Anamnesa

Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan
bawah, yang dimulai sejak tadi malam. Awal nya
nyeri dirasakan di sekitar pusar, namun kemudian
berpindah di bagian kanan bawah. Pasien juga
mengeluhkan mual dan muntah sejak tadi pagi. Bab
(+) 1 kali, bak lancar dan tidak nyeri.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien mengatakan belum pernah merasakan sakit yang
sama sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik

Ku : sedang, cm, tidak anemis


TD : 130/80 ; N: 84 ; RR : 20 ; t0 C : 38,0
Status Generalis
Kepala : conjunctiva anemis (-/-), pupil isokor.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfonodi dan kelenjar tiroid.
Thorax : pernapasan kanan dan kiri simetris, retraksi (-)
Jantung : S1-S2 reguler, bising (-)
Paru : vesikuler +/+, wheezing (-), ronkhi (-)
Abdomen : supel, NT (+), MT (-) peristaltik (+)
Ekstremitas : Tidak ada gangguan gerak dan oedema
Status Lokalis
Abdomen :
Inspeksi : tidak ada tanda peradangan dan bekas luka
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : nyeri tekan bagian perut kanan bawah, tidak
teraba massa, nyeri tekan lepas (+)
Perkusi : timpani
Psoas sign (+)
Obturator sign (+)
Rovsign sign (-)
Nyeri titik Mac Burney (+)
Px penunjang

Laboratorium

Hb : 13,6 gr% Gol. Darah : B


AL : 10.3 ribu/ul APTT : 29,9 detik
AE : 4.63 juta/ul Kontrol PPT : 14,5 detik
AT : 226 ribu/ul Kontrol APTT : 34,2 detik
HMT : 40,0 % HBsAg : negative
Hitung Jenis Leukosit Glukose sewaktu : 130 gr/dl
Eosinofil :0% Ureum darah : 24 mg/dl
Basofil :0% Kreatin darah : 0,61 mg/dl
Batang :0% Albumin : 3,63 mg/dl
Segmen : 94 % Natrium : 137,3 mmol/l
Lymposit :7% Kalium : 3,68 mmol/l
Monosit :2% Chlorida : 108,8 mmol/l
USG Abdomen

Usg lower abdomen


Ren dex & sin : echostruktur normal, calices tak
melebar, batu.
Appendix : lumen melebar, dinding tak menebal.
Vesica urinaria : dinding mucosa tak menebal, tak
tampak batu
Kesan : curiga appendisitis.
DIAGNOSA

Appendisitis

Penatalaksanaan :
Rencana ops appendiktomi
Ceftriakson 2 x 1 gram
Ketorolak 2 x 1 ampul

Telah dilakukan operasi appendiktomi tgl 3-3-2012


a.i appendisitis
APENDISITIS
APENDISITIS

Apendisitis adalah peradangan dari apendiks


vermiformis dan merupakan
kegawatdaruratan bedah abdomen yang
paling sering ditemukan.

INSIDENSI
negara berkembang > negara maju
kejadian tertinggi pada usia 20-30 an
laki- laki > wanita
Diagnosis banding
Gastroentritis
Batu ureter kanan
Kehamilan ektopik
Kista ovarium terpuntir

ETIOLOGI
Obstruksi
hiperplasia kelenjar limfonodi,
timbunan fekalit, cacing askaris.
Infeksi
kelanjutan proses dari obstruksi
patofisiologi
Obstruksi pada appendiks

Pengaliran mukus terhambat

Peningkatan tekanan intra lumen


Appendisitis
akut Appendisitis
Edema, invasi bakteri, ulserasi supuratif
mukosa akut
Obstruksi vena, edema +, invasi
bakteri ke luar appendiks
Peradangan stempat Nyeri kanan
peritoneum bawah
Appendisitis
ganggrenosa Aliran arteri terganggu
ganggren

Appendisitis eksarsebasi
Gejala klinis
Demam, nyeri epigastrik dan
berpindah pada kanan bawah,
muntah,

Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan fisik

PSOAS sign

Pemeriksaan rectal toucher pada


apendisitis

rovsing sign
Pemeriksaan radiologi Pemeriksaan laboratorium

Leukositosis dan
peningkatan segmen
Penatalaksanaan
Antibiotik profilaksis
Apendiktomi
laparaskopy
insisi mac burney

Komplikasi
Peritonitis
Perforasi
APENDIKTOMI DENGAN INSISI MAC BURNEY

1. Pasien berbaring terlentang dalam anastesi umum


ataupun regional. Kemudian dilakukan tindakan
asepsis dan antisepsis pada daerah perut kanan
bawah.
2. Dibuat sayatan menurut Mc Burney sepanjang
kurang lebih 10 cm (gambar 40.1.a) dan otot-otot
dinding perut dibelah secara tumpul menurut arah
serabutnya, berturut-turut m. oblikus abdominis
eksternus, m. abdominis internus, m. transversus
abdominis, sampai akhirnya tampak peritoneum
(gambar 40.1.b).
3. Peritoneum disayat sehingga cukup lebar untuk
eksplorasi (gambar 40.2.a)
4. Sekum beserta apendiks diluksasi keluar (gambar
40.2.bm
5. Mesoapendiks dibebaskan dann dipotong dari
apendiks secara biasa, dari puncak kearah basis
(gambar 40.3.a dan 40.3.b)
6. Semua perdarahan dirawat.
7. Disiapkan tabac sac mengelilingi basis apendiks
dengan sutra, basis apendiks kemudian dijahit
dengan catgut (gambar 40.4.a)
8. Dilakukan pemotongan apendiks apical dari jahitan
tersebut (gambar 40.4.b)
9. Puntung apendiks diolesi betadine
10. Jahitan tabac sac disimpulkan dan puntung
dikuburkan dalam simpul tersebut. Mesoapendiks
diikat dengan sutra (gambar 40.5.a dan 40.5.b)
11. Dilakukan pemeriksaan terhadap rongga peritoneum
dan alat-alat didalamnya, semua perdarahan dirawat.
12. Sekum dikembalikan ke abdomen.
13. Sebelum ditutup, peritoneum dijepit dengan minimal 4
klem dan didekatkan untuk memudahkan
penutupannya. Peritoneum ini dijahit jelujur dengan
chromic catgut dan otot-otot dikembalikan (gambar
40.6)
PEMBAHASAN

Pasien ini didiagnosis sebagai appendisitis, ini dapat


dilihat dari gejala yang menyertai, yaitu demam,
nyeri abdomen kanan bawah. Kemudian dari
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri titik mc burney,
psoas dan obturator sign yang positif. Dari
pemeriksaan penunjang, didapatkan adanya
leukositosis dan peningktan segmen, dan dari usg
abdomen bawah, didapatkan lumen appendiks yang
melebar yang dicurigai sebagai appendisitis.
Sehingga operasi apendiktomi adalah operasi yang
tepat sebagai penatalaksanaan.

Anda mungkin juga menyukai