Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 62 tahun
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Nomor Rekam Medis : 111162
Alamat : Endrekang
Tanggal Pemeriksaan : 6 November 2017
TempatPemeriksaan : Poliklinik BKMM
ANAMNESIS

Keluhan utama : Penglihatan kabur pada kedua mata


Anamnesis terpimpin : dialami sejak 3 tahun yang lalu secara perlahan-lahan.
Penglihatan dirasakan seperti berkabut. Keluhan memberat 2 bulan terakhir disertai
dengan rasa tidak nyaman pada mata dan sakit kepala, pasien juga merasakan
silau yang kadang muncul terutama saat siang hari. Nyeri pada mata (-), riwayat
mata merah (-), riwayat trauma mata (-), gatal (-), hiperlakrimasi (-), kotoran mata
berlebih (-), rasa berpasir (-).

Riwayat Penyakit Terdahulu


Riwayat penyakit serupa sebelumnya (-).
Riwayat menggunakan kacamata (-)
Riwayat trauma (-).
Riwayat merokok (-).
Riwayat diabetes melitus (-).
Riwayat hipertensi ada sudah sepuluh tahun dan rutin meminum obat.
Riwayat Pengobatan
Riwayat pemakaian obat-obatan seperti steroid (-).
Riwayat berobat di dokter spesialis mata sebelumnya (-).
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak diketahui
STATUS GENERALIS

KU : Sakit sedang, Gizi cukup, Compos mentis


Tanda vital :
Tekanan Darah : 160/100 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5 C
FOTO KLINIS

Mata kiri Mata kanan


PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI

Pemeriksaan Visus :
VOD : 20/200
VOS : 1/60
Inspeksi
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
Penyinaran Oblik
Penyinaran Oblik
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI

Color Sense
Tidak dilakukan pemeriksaan

Slit Lamp
SLOD : Konjungtiva hiperemis (-),
kornea jernih, BMD normal, iris coklat,
kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+),
lensa keruh dengan iris shadow (+).
SLOS : Konjungtiva hiperemis (-),
kornea jernih, BMD normal, iris coklat,
kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+),
lensa keruh dengan iris shadow (+).
Resume

Seorang perempuan usia 62 tahun datang ke poliklinik


mata BKMM dengan keluhan penurunan visus pada kedua mata
yang dialami sejak 3 tahun yang lalu secara perlahan-lahan.
Penglihatan dirasakan seperti berkabut. Keluhan memberat 2
bulan terakhir disertai dengan rasa tidak nyaman pada mata
dan sakit kepala, pasien juga merasakan silau yang kadang
muncul terutama saat siang hari. riwayat penyakit HT (+).
Dari pemeriksaan status generalis pasien sakit sedang, gizi
cukup, dan composmentis. Tekanan darah 160/100 mmHg,
nadi 88 x/menit, pernafasan 20x/menit, dan suhu 36,5 C. Dari
pemeriksaan oftalmologi, didaptkan ODS lensa keruh. Pada
pemeriksaan visus didapatkan VOD : 20/200 dan VOS : 1/60.
NCT 18/19 mmHg. Pada penyinaran oblik tampak lensa
keruh pada kedua lensa. Dari pemeriksaan slit lamp
didapatkan SLODS : Hiperemis (-), kornea jernih, BMD kesan
normal , iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+),
lensa keruh dengan iris shadow (+).
Diagnosis & Tatalaksana

Diagnosis Kerja
ODS Katarak Senil imatur
HT Grade 2

Penatalaksanaan
Regulasi tekanan darah, Bila mencapai
normal maka dapat direncanakan operasi
PROGNOSIS

Quo ad Vitam : Bonam


Quo ad Visam : Dubia et Bonam
Quo as Sanationam : Bonam
Quo ad Comesticam : Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Katarak berasal dari bahasa Yunani, Katarrhakies
yang berarti air terjun.

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada


lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein
lensa, dapat terjadi akibat kedua-duanya.

Katarak senilis adalah katarak yang dicetuskan


oleh faktor penuaan.

Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-4 . Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2011. hal. 204-15.
Epidemiologi

angka kejadian
usia >50 tahun rata- kataraksekitar 50%
rata di 3 provinsi untuk mereka yang
Sekitar 39.1% kasus
(NTB, jabar, sulsel) berusia antara 65
kebutaan di dunia
adalah 3,2 % sampai 74 tahun,
disebabkan oleh
dengan penyebab dan hingga sekitar
Katarak
utama adalah 70% untuk mereka
katarak (71%). yang berusia lebih
dari 75 tahun.

Perdami Katarak :
http://www.perdami.or.id/?page=ne
ws_seminat.detail&id=2
ANATOMI LENSA

Kekuatan 20 dioptri, index bias 1,4. berat 135mg (0-9 thn) - 255mg
diameter aquator 6.5 mm saat lahir; meningkat pada dekade 2-3 dan kembali
menjadi 9-10 pada akhir kehidupan.
Lebar anteroposterior 3 mm saat lahir dan meningkat setelah usia dekade kedua
menjadi sekitar 6 mm di usia 80 tahun.

Lang, Gerhard K. Lens. In: Ophthalmologi: A Pocket Text Book Atlas second Edition. Thieme Stutgent: germany 2006. p. 169-75.
Lang, Gerhard K. Lens. In: Ophthalmologi: A Pocket
Text Book Atlas secont Edition. Thieme Stutgent:
germany 2006. p. 169-75.
Klasifikasi

Katarak Kongenital, katarak yang mulai


terjadi sebelum atau setelah lahir dan
bayi berusia < 1 tahun.

Katarak Juvenil, katarak yang terlihat


pada usia muda, yang mulai terbentuk
setelah usia 1 tahun.

Katarak Senil, semua kekeruhan lensa


yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
usia di atas 50 tahun.

Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-4 . Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2011. hal. 204-15.
Patofisiologi
Usia lanjut
(senility)

Penurunan fungsi Penurunan reaksi


transport ion oksidatif

Penurunan sintesis
Hidrasi lensa
serat lensa

Denaturasi protein
lensa

KEKERUHAN
LENSA
-Khalilullah, Said Alvin. 2010. Patologi dan Penatalaksanaan pada Katarak Senil.
Hasmeinah, Ansori.Z.I, Meidawaty. Defer S. Hubungan Angka Kejadian Katarak Senilis dengan
-Hipertensi di Poliklinik Rawat Jalan RSMP Periode Januari-Desember 2010.SyifaMEDIKA,
Vol. 2 (No.2), Maret 2012.
Stadium Katarak Senil
(Berdasarkan Klinis)

Insipien
Imatur
Matur
Hipermatur
Khurana AK, editor. Comprehensive Ophthalmology. 4th Edition.
New Delhi: New Age International; 2007. p. 167-201.
Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Komplit Masif


lensa
Cairan Lensa Normal Bertambah (air Normal Berkurang
masuk) (air+masa lensa
keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik Mata Normal Dangkal Normal Dalam


Depan
Sudut Bilik Normal Sempit Normal Terbuka
Mata
Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopos

Visus (+) < << <<<

Penyulit - Glaukoma - Uveitis+glaucoma

Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-4 . Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2011. hal. 204-15.
Klasifikasi berdasarkan Sistem
LOCS III

Lens Opacities Classification System (LOCS) III dimana lensa


dinilai dari warna nuklear (NC) dan opasitas nuklear (NO),
katarak kortikal (C), dan katarak subkapsular posterior (P)

Chylack L.T, Wolfe J.K, Singer D.M dkk. The Lens Opacities Classifications System III. Archives of Ophthalmology. Vol 111. Juni,
1993. p. 831-6.
Tipe Umum Age Related
Catarract

Katarak Subkapsular
Katarak Nuklear Katarak Kortikal
Posterior

Khurana AK, editor. Comprehensive Ophthalmology. 4th Edition.


New Delhi: New Age International; 2007. p. 167-201.
Gejala Klinis
Signs :
- Iluminasi oblik : lensa keruh
- Iris Shadow
- Slit Lamp : morfologi kekeruhan

Simptoms :
- Visus menurun
- Silau
- Penglihatan berkabut atau berasap
- Penglihatan ganda

Pujiyanto, T. Faktor-Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap


Kejadian Katarak Senil. Tesis Magister. Semarang: Universitas
Diponegoro; 2004. hal. 1-15.
Diagnosis

Pemeriksaaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisis Oftalmologi
ICCE (Intra Capsular Cataract Extraction)

Terapi

Lensa dibekukan dgn cryophake,


Seluruh lensa diekstraksi,termasuk
kapsula posterior melalui superior
cornea . u/ dislokasi lensa.
Komplikasi = retinal detachment
Khurana AK, editor. Comprehensive Ophthalmology. 4th Edition. New Delhi: New Age International; 2007. p. 167-201.
ECCE (Ekstra Capsular Cataract
Extraction)

nukleus dan korteks dikeluarkan


dengan cara membuka kapsula
anterior meninggalkan kapsula
posterior yang utuh.
U/ Hard nucleus katarak
Khurana AK, editor. Comprehensive Ophthalmology. 4th Edition. New Delhi: New Age International; 2007. p. 167-201.
SICS (Suture Less Incision Cataract
Surgery)

Modifikasi dari ECCE, insisi 5-


6mm u/ katarak slightly hard-
moderately hard, mudah &
murah, astigmat <ECCE
Khurana AK, editor. Comprehensive Ophthalmology. 4th Edition.
New Delhi: New Age International; 2007. p. 167-201.
Phacoemulsification

Getaran ultrasonik untuk menghancurkan nukleus


sehingga material nukleus dan korteks dapat
diaspirasi melalui insisi 2 mm
Khurana AK, editor. Comprehensive Ophthalmology. 4th Edition. New Delhi: New Age International; 2007. p. 167-201.
Komplikasi

Glaukoma Sekunder

Inflammatory
Condition
Subluksasi atau
dislokasi lensa
Prognosis
Prognosis akan lebih baik jika dengan
tidakan bedah
Dengan teknik bedah yang mutakhir,
komplikasi atau penyulit menjadi sangat
jarang.
Hasil pembedahan yang baik dapat
mencapai 95%.

Anda mungkin juga menyukai