Anda di halaman 1dari 34

SIFAT KOLIGATIF

LARUTAN
Kelompok 11
1. PERMATA LESTARI SIAHAAN ( DBD 115 042 )
2. DONALD PARLUHUTAN ( DBD 112 123 )
3. EDWARD PURNA ( DBD 112 192 )
4. FILBERT JEREMIA SATRIA ( DBD 115 025 )
5. MARITO PERWIRA ( DBD 115 037 )
6. IRVAN DWI KURNIAWAN ( DBD 115 067 )
7. ERIVANDO PURBA ( DBD 115 062 )

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
M A T E R I

PENGERTIAN
SIFAT
KONSENTRASI SIFAT
KOLIGATIF
LARUTAN KOLIGATIF
LARUTAN
LARUTAN
NON
ELEKTROLIT

SIFAT
KOLIGATIF
LATIHAN SOAL
LARUTAN
ELEKTROLIT
Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan yang akan dipelajari
adalah konsentrasi molar, konsentrasi
molal, dan fraksi mol.

BACK NEXT
Konsentrasi Molar/ Molaritas
Kemolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam
satu liter larutan. Satuan kemolaran adalah mol L-1

n
M gr n1000
M M
V Mr V mL

Keterangan :
gr 1000
M
M = Kemolaran
n = Jumlah mol zat terlarut
Mr mL V = Volum larutan (dalam liter)

BACK NEXT
Contoh
Jika dalam 500 mL larutan terdapat 6 gram urea
(Mr =60), maka molaritas larutan adalah
Jawab :
6 1000
M x
60 500
6000
0,2 mol L-1

30000

BACK NEXT
Konsentrasi Molal/ Molalitas
Kemolalan atau molalitas menyatakan jumlah mol (n) zat
terlarut dalam 1 kg (=1000 g) pelarut. Oleh karena itu,
kemolalan dinyatakan dalam mol kg-1

n m
n

m
p
gr 1000
m
Mr P

p
Keterangan :
m = Kemolalan larutan
gr 1000
m n = Jumlah mol zat terlarut
p = masa pelarut (dalam gram)
Mr P
BACK NEXT
Contoh
Berapakah kemolalan larutan glukosa yang
mengandung 12% masa glukosa (Mr = 180)?
Jawab :
Glukosa 12% = 12/100 x 100 gram = 12 gram.
Dan air (pelarut) = (100 12) = 88 gram.

12 1000
m x
180 88
12000
0,79 mol kg -1

15840

BACK NEXT
Fraksi Mol
Fraksi mol (X) zat terlarut atau zat pelarut menyatakan
perbandingan mol (n) zat terlarut atau n pelarut dengan
n total larutan (terlarut + pelarut).

nterlarut
X terlarut
n pelarut
X pelarut
nterlarut n pelarut

nterlarut n pelarut
x p xt 1
n pelarut
X pelarut
n pelarut nterlarut
BACK NEXT
Contoh
Sebanyak 90 gram glukosa C6 H12O6 dilarutkan dalam
360 gram air ( Ar C=12, H=1, O=16 ). Tentukan fraksi
mol masing-masing zat !
Jawab :
90
nC6 H12O6 0,5mol
180
360
nH 2O 20mol
18 Mr zat
0,5 0,5 1 tersebut
xC6 H12O6
20 0,5 20,5 41
1 40
x H 2O 1
41 41 BACK NEXT
SIFAT KOLIGATIF adalah sifat-sifat larutan yang
tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi
hanya pada konsentrasi partikel terlarutnya
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh
konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri.

Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama


dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit,
walaupun konsentrasi keduanya sama. (Hal ini
dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-
ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai
menjadi ion-ion).

BACK NEXT
SIFAT
KOLIGATIF
LARUTAN
NON
ELEKTROLIT
Penurunan
Tekanan
Tekanan
Osmotik
Uap Jenuh

Kenaikan Penurunan
Titik Didih Titik Beku
Penurunan Tekanan Uap Jenuh P
Pada setiap suhu, zat cair selalu
mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini
adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu
tertentu.
Penambahan suatu zat ke dalam zat cair
menyebabkan penurunan tekanan uapnya.
Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu
mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut,
sehingga kecepatan penguapan berkurang.

BACK NEXT
Tekanan uap menunjukkan
kecenderungan suatu cairan
untuk menguap.

BACK NEXT
Tampilan mikroskopis dari gerakan molekul
uap air pada permukaan air murni.

Gambar dibawah ini mengilustrasikan bagaimana tekanan uap air


dipengaruhi oleh penambahan zat terlarut yang sukar menguap ( non
volatile solute)

larutan NaCl 1,0 M menghasilkan ion Na+


(biru) dan ion Cl- (hijau) yang terlarut
air murni dalam air

BACK NEXT
Menurut Francois Marie Raoult mengemukakan bahwa tekanan uap suatu
komponen bergantung pada fraksi mol komponen itu dalam larutan, dengan
hubungan sebagai berikut.

PA = tekanan uap komponen A


PA = XA x PoA XA = fraksi mol komponen
P0A = tekanan uap A murni

Untuk menentukan tekanan uap larutan dapat menggunakan rumus berikut :

Plarutan = Xpelarut x Popelarut


Selisih antara tekanan uap pelarut dengan tekanan uap larutan disebut penurunan
tekanan uap (P). Dapat digunakan rumus sebagai berikut :

P = Xter x Po

BACK NEXT
Contoh
Tekanan uap air pada 100oC adalah 760 mmHg. Berapakah tekanan uap larutan
glukosa 18% pada 100oC? (Ar H= 1 ; C=12 ; O=16)

Plarutan = Xpelarut x Popelarut


Jadi mari kita hitung dulu Xpel (fraksi mol) nya !!! Jadi tekanan uap glukosa :
Glukosa 18% = 18/100 x 100 gram = 18 gram.
Air (pelarut) = (100 18) = 82 gram. Plarutan = Xpelarut x Popelarut
18
Jumlah mol glukosa 0,1 mol Plarutan = 0,978 x 760
180
Jumlah mol air
82
4,55 mol = 743,28 mmHg
18
4,55
X pel 0,978
(4,55 0,1)
Peringatan : perlu diingat bahwa air adalah pelarut dan glukosa adalah larutan

BACK NEXT
Kenaikan Titik Didih ( Tb )
Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan di
permukaan. Oleh karena itu, titik didih bergantung pada tekanan di permukaan.

Suatu pelarut jika ditambah zat terlarut titik didih akan naik
Besarnya kenaikan titik didih ~ konsentrasi molal ( m )
Tb = titik didih larutan titik didih pelarut murni
Kb = tetapan kenaikan titik didih

atau bisa pakai


gr 1000
Tb = m x Kb
rumus
Tb Kb
Mr p
m = gr/mr x 1000/p

BACK NEXT
Diagram fasa P T yg menyatakan hubungan P, Tb dan Tf
P F I : garis beku
E F G H
pelarut
F : Titik beku
I G : garis didih
Pelarut
CAIR pelarut
G : Titik didih pelarut
I
Titik I : Titik Tripel menunjukkan
kesetimbangan fasa : padat
J GAS cair - gas
Titik ini juga menunjukkan
T nilai tekanan uap pelarut
A B C D murni
Jika ke dalam pelarut dimasukkan suatu zat terlarut, maka akan terjadi penurunan tekanan uap dari
I ke J. Titik beku akan bergeser dari F ke E (dengan nilai A) dan titik didih akan bergeser dari G ke
H (dengan nilai D).
E J : Garis beku larutan J H : Garis didih larutan
E : Titik beku Larutan H : Titik didih larutan

Dari diagram ini, dapat disimpulkan bahwa adanya Penurunan tekanan uap (P),
menyebabkan terjadinya penurunan titik beku (Tf) dan kenaikan titik didih (Tb)

BACK NEXT
Contoh
Tentukan titik didih larutan yang mengandung 18 gram glukosa (Mr = 180) dalam 500
gram air. (Dik :Kb air = 0,52oC)

INGAT kita menghitung Tb bukan Tb .


Tb = Tb larutan Tb pelarut atau Tb larutan = Tb + Tb pelarut .

Jadi kita hitung dulu Tb = m x Kb Terus kita hitung Tb larutan

Tb
gr 1000
Kb Tb larutan = Tb + Tb pelarut
mr p
Tb pelarut
Tb larutan = 0,104 + 100 (ketetapan)
18 1000
Tb 0,52o C Liat tabel
180 500
= 100,104oC Ketetapan Tb dan Tf
0,104o C

BACK NEXT
Penurunan Titik Beku (Tf)
Titik beku adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
padatnya.

Suatu pelarut jika ditambah zat terlarut titik bekunya akan turun
Besarnya penurunan titik beku ~ konsentrasi molal ( m )
Tf = titik beku pelarut murni titik beku larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku

gr 1000
Tf = m x Kf Atau Tf Mr p K f

BACK NEXT
BACK NEXT
Contoh
Tentukan titik beku larutan yang mengandung 18 gram glukosa (Mr = 180) dalam 500
gram air. (Dik :Kf air = 1,86oC)

Tf = Tf pelarut Tf larutan atau Tf larutan = Tf pelarut - Tf

Jadi kita hitung dulu Tf = m x Kf Terus kita hitung Tf larutan

gr 1000 Tf larutan = Tf pelarut - Tf


Tf Kf
mr p Tf pelarut
(ketetapan)

18 1000 Tf larutan = 0 0,372 Liat tabel


Tf 1,86o C Ketetapan Tb dan Tf
180 500
= 0,372oC
0,372o C

BACK NEXT
Tabel
Ketetapan kenaikan titik didih molal (Kb) dan tetapan
penurunan titik beku molal (Kf) dari beberapa pelarut.
Pelarut Tb (oC) Kb (oC.m-1) Tf (oC) Kf (oC.m-1)

Air 100 0,52 0 1,86

Benzena 80,10 2,53 5,53 5,12

Kamper 207,42 5,61 179,8 39,7

Fenol 181,75 3,56 40,90 7,40

Nitro Benzena 210,80 5,24 5,7 7,00

Kembali ke Tb Kembali ke Tf
Tekanan Osmotik ( )
Osmosis adalah peristiwa perpindahan pelarut dari
larutan yang konsentrasinya lebih kecil (encer) ke
larutan yang konsentrasinya lebih besar (pekat) melaui
membran semipermeabel.

Tekanan osmotik ( ) adalah besarnya tekanan yang


harus diberikan pada suatu larutan untuk mencegah
mengalirnya molekul-molekul pelarut kedalam larutan
melalui membran semipermeabel.

Alat yang digunakan untuk mengukur besarnya tekanan


osmotik adalah osmometer.

BACK NEXT
Menurut Vant Hoff , tekanan osmotik larutan-larutan encer dapat dihitung dengan
rumus yang serupa dengan persamaan gas ideal, yaitu :

V = nRT = MRT

Atau = tekanan osmotik


V = volum larutan (dalam liter)
n = jumlah mol zat terlarut
n
RT
T = suhu absolut larutan (suhu kelvin)
R = tetapan gas (0,082 L atm mol-1 K-1)
V

BACK NEXT
Tekanan Osmotik ( ) adalah Tekanan yang dibutuhkan
untuk mencegah terjadinya proses osmosis
BACK NEXT
1. Larutan A Hipertonik terhadap larutan B
Keadaan ini diperoleh jika tekanan osmotik larutan A lebih
tinggi daripada tekanan osmotik larutan B
A >B
2. Larutan A Isotonik terhadap larutan B
Keadaan ini diperoleh jika tekanan osmotik larutan A sama
dengan tekanan osmotik larutan B
A = B
3. Larutan A Hipotonik terhadap larutan B

Keadaan ini diperoleh jika tekanan osmotik larutan A lebih


rendah daripada tekanan osmotik larutan B
A <B

BACK NEXT
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Dari teori ion Svante August Arrhenius dikemukakan bahwa larutan
asam, basa ataupun garam termasuk larutan elektrolit.
Larutan elektrolit yaitu larutan yg dapat terionisasi atau terurai
menjadi ion ion. Dan akibat peruraian itu maka dapat mengakibatkan
bertambahnya jumlah partikel

Untuk mengoreksi hukum agar sesuai utk larutan elektrolit, Jacobus


Henricus Vant Hoff menerangkan bahwa hukum Roult harus dikalikan
dengan suatu faktor sebesar ( 1 + ( n 1 ) ) atau diberi lambang i dan
disebut faktor Vant Hoff

Attention
Jumlah mol zat terion isasi
n = jumlah ion
= derajad ionisasi Jumlah mol zat yg dilarutkan

BACK NEXT
Hubungan harga i dengan persen ionisasi (derajat ionisasi) adalah sebagai
berikut :
i = 1 + (n 1)
n = jumlah ion
Misal : CaCl2(n = 3)
: KCl (n = 2)
: FeCl3 (n = 4)

= derajat ionisasi
Untuk n = 2 (biner)
n = 3 (terner)
n = 4 (kuartener)
n = 5 (pentaner)
Untuk = 1 (elektrolit kuat)
= 0 (nonelektrolit)
0<<1 (elektrolit lemah)

BACK NEXT
Rumus Sifat Koligatif Larutan Elektrolit :

P x terlarut P i o

Tb = m x Kb x i
Tf = m x Kf x i
= MRT x i
Ket : sama seperti rumus-rumus sebelumnya tadi, hanya saja tinggal dikali i

BACK NEXT
TEKANAN GAS IDEAL

Tekanan gas didefinisikan sebagai gaya yang


diberikan oleh dampak dari molekul per
unit luas permukaan kontak.
Hukum-Hukum Gas Ideal
1. Hukum Boyle
Menurut hukum Boyle, pada suhu tetap, volume sejumlah
tertentu gas berbanding terbalik dengan tekanannya (T, n tetap).
PV = k atau V = k . 1/P, dimana k adalah tetap.
Jika P dan V berubah dari keadaan 1 ke keadaan 2, maka dapat
ditulis:
P1V1 = k = P2V2 atau P1V1 = P2V2

2.Hukum Charles menyatakan bahwa:


Pada tekanan tetap, sejumlah tertentu gas
berbanding lurus dengan suhu mutlak (suhu
kelvin).
Secara matematis dapat ditulis:
(P, n tetap)
atau V = k T , dimana k adalah konstan
3. Hukum Gay Lussac
Hukum
(V, n tetap) Gay Lussac atau hukum tekanan-suhu berbunyi:
Pada volume tetap, tekanan sejumlah tertentu gas
berbanding lurus dengan suhu mutlak (suhu kelvin).
4. Prinsip Avogadro
Menurut hukum Avogadro:
pada suhu dan tekanan tetap, volume sejumlah
tertentu gas berbanding lurus dengan jumlah molnya.
Persamaan Gas Ideal
Dari tiga hukum yaitu hukum Boyle, hukum Charles dan hukum
Avogrado dapat dikombinasikan menjadi satu hukum yang disebut
dengan hukum gas ideal. Hukum gas ideal menyebutkan bahwa:
Volume gas berbanding lurus dengan jumlah mol dan suhu serta
berbanding terbalik dengan tekanan.

PV = nRT
SELESAI

TERIMA KASIH ATAS


KERJASAMA
DAN
PARTISIPASINYA

Anda mungkin juga menyukai