kasus
Pembimbing :
dr. Ignatius Letsoin, Sp.S, M.Si.Med, FINS
Oleh : Nining Suryani Tampubolon, S.Ked
Identitas
Nama : Ny. R
Umur : 54 tahun
JK : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : swasta
Status : Menikah
Tgl MRS : 5-10-2017
Daftar Masalah
No. Masalah Aktif Tanggal Masalah Pasif Tanggal
a. RPS
Keluhan utama : lemah tubuh sebelah kanan
Lokasi : lengan, tungkai, dan wajah
sebelah kanan
Onset : tiba-tiba saat beraktivitas (4
jam SMRS)
Kualitas : kekuatan otot 1
Kuantitas : ADL dependen parsial
Kronologi
Pasien datang dengan keluhan lemah pada tubuh sebelah kanan
sejak 4 jam SMRS. Menurut keluarga, pasien awalnya mengeluh
tidak enak badan dan pasien meminta suaminya untuk
menggosok badannya dengan minyak. Beberapa menit
kemudian tiba-tiba pasien mengeluh lengan dan tungkai
kanannya tidak bisa digerakkan dan pasien juga tidak bisa
berbicara. Nyeri kepala (+), mual (-), muntah (+), demam (-)
Tgl 16-10-2017
Resume
Senin- rabu 16-18 Oktober 2017 S: lemah sisi sebelah kiri a. Non Farmakologis
O : Kes : CM, GCS :15
TTV :110-120/70-80 mmHg, - Head up 30-45o
Nadi 74-90x/menit, R: 18- - Fisioterapi
20x/menit, Suhu :36,4C
Status interna : dalam batas - Mika/miki/ 2 jam
normal b. Farmakologis
Status neurologis
RM :kaku kuduk (-/-), kernig/ IVFD NaCl 0,9 % 1500cc
lasegue (-/-), Brudzinsky I,II,III
(-/-/-) Aminofluid 500 cc/24 jam
Nervus kranial :N7 -> parese Nimodipine 2,1cc/jam
dextra central
N12 -> parese dextra central Citicolin 2x500 mg/iv
Piracetam 2x3gr/iv
Kekuatan otot:
Asam traneksamat
1 5
3x500mg/iv
1 5
Vit K 3x1amp
Sensibilitas : Valsartan 1x160 mg/po
Vegetatif: ma/mi (+/+), BAK
(+),BAB (+) HCT 1x12,5mg/po
RF (+/+),RP (-/-) Asam valproat
Prognosa
Usia rata rata wanita lebih tua dari pria. Usia < 45
tahun=12,9%, dan > 65 tahun=35,8%
Kejadian stoke berkorelasi dengan
bertambahnya usia.
Etiologi
Perdarahan intraserebral primer (hipertensif)
Ruptur kantung aneurisma
Ruptur malformasi arteri dan vena
Trauma
Kelainan perdarahan
Perdarahan primer atau sekunder dari tumor
otak.
Penyakit inflamasi pada arteri dan vena
Perdarahan Intra serebral primer
Perdarahan intraserebral primer (perdarahan intraserebral hipertensif) disebabkan
oleh hipertensif kronik yang menyebabkan vaskulopati serebral dengan akibat
pecahnya pembuluh darah otak.
+ 50% penyebab hipertensif kronik; 25% anomali kongenital, dan sisanya
penyebab lain
Pada perdarahan intraserebral, pembuluh yang pecah terdapat di dalam otak atau
pada massa otak, sedangkan pada perdarahan subaraknoid, pembuluh yang pecah
terdapat di ruang subaraknoid, di sekitar sirkulus arteriosus Willisi.
Pembuluh darah pecah perdarahan dapat berlanjut hingga 6 jam. Jika
volumenya besar merusak struktur anatomi otak dan menimbulkan gejala
klinik.
Jika perdarahan kecil ukurannya massa darah hanya dapat masuk di antara
selaput akson massa putih dissecan splitting tanpa merusaknya Absorpsi
darah akan diikuti oleh perbaikan fungsi fungsi neurologi. Pada perdarahan yang
luas terjadi destruksi massa otak, peninggian tekanan intrakranial dan yang lebih
berat dapat menyebabkan herniasi otak
Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada 1/3 kasus perdarah otak di nukleus kaudatus,
talamus, dan pons.
Elemen elemen vasoaktif darah yang keluar serta kaskade iskemik akibat menurunnya tekanan
perfusi, menyebabkan neuron neuron di daerah yang terkena darah dan sekitarnya lebih
tertekan lagi.
Gejala klinis stroke ada berbagai macam, diantaranya adalah ditemukan perdarahan intraserebral
(ICH) yang dapat dibedakan secara klinis dari stroke iskemik, hipertensi biasanya ditemukan,
tingkat kesadaran yang berubah atau koma lebih umum pada stroke hemoragik dibandingkan
dengan stroke iskemik. Seringkali, hal ini disebabkan peningkatan tekanan intrakranial.
Defisit neurologis fokal. Jenis defisit tergantung pada area otak yang terlibat. Jika belahan
dominan (biasanya kiri) terlibat, suatu sindrom yang terdiri dari hemiparesis kanan, kerugian
hemisensory kanan, meninggalkan tatapan preferensi, bidang visual kanan terpotong, dan aphasia
mungkin terjadi.
Diagnosis dan Pemeriksaan
Penunjang Stroke Hemoragik
Diagnosis stroke berdasarkan riwayat dan keluhan utama pasien.
Beberapa gejala/tanda : hemiparesis, gangguan sensorik satu sisi tubuh,
hemianopia atau buta mendadak, diplopia. Vertigo, afasia, disfagia,
disartria, ataksia, kejang atau penurunan kesadaran yang keseluruhannya
terjadi secara mendadak.
Pemeriksaan pencitraan juga diperlukan dalam diagnosis. Pencitraan otak
adalah langkah penting dalam evaluasi pasien dan harus didapatkan dalam
basis kedaruratan. Pencitraan otak membantu dalam diagnosis adanya
perdarahan, serta dapat menidentifikasi komplikasi seperti perdarahan
intraventrikular, edem otak, dan hidrosefalus. Baik CT non kontras ataupun
MRI otak merupakan pilihan yang dapat digunakan
CT non kontras otak dapat digunakan untuk membedakan stroke
hemoragik dari stroke iskemik. Pencitraan ini berguna untuk membedakan
stroke dari patologi intrakranial lainnya. CT non kontras dapat
mengidentifikasi secara virtual hematoma yang berdiameter lebih dari 1
cm.
Untuk memudahkan pemeriksaan dapat dilakukan
dengan sistem skoring yaitu sistem yang
berdasarkan gejala klinis.
Sistem skoring yang sering digunakan antara lain:
Siriraj Hospital Score
Cara penghitungan :
SSS = (2,5 x kesadaran)+(2 x muntah)+(2 x nyeri kepala)+(0,1 x tekanan diastolik)-(3 x atheroma) 12
Nilai SSS Diagnosa
> 1 Perdarahan otak
< -1 Infark otak
-1 < SSS < 1 Diagnosa meragukan (Gunakan kurva atau CT Scan)
Perdarahan intraserebral Perdarahan subarachnoid
Terapi medik pada PIS akut:
Terapi hemostatik
Eptacog alfa (recombinant activated factor VII [rF VIIa])
adalah obat haemostasis untuk pasien hemofilia yang
resisten terhadap pengobatan faktor VIII replacement
dan juga bermanfaat untuk penderita dengan fungsi
koagulasi yang normal.
Pemberian rF VIIa pada PIS pada onset 3 jam hasilnya
adalah highly-significant, tapi tidak ada perbedaan bila
pemberian dilakukan setelah lebih dari 3 jam.
Pasien PIS harus secepatnya diberikan fresh
frozen plasma atau prothrombic complex
concentrate dan vitamin K.
Keputusan mengenai apakah dioperasi dan
kapan dioperasi masih tetap kontroversial.
Tidak dioperasi bila:
Pasien dengan perdarahan kecil (<10cm3) atau
defisit neurologis minimal.
Pasien dengan GCS <4.
Pasien dengan perdarahan serebelar >3cm dengan
perburukan klinis atau kompresi batang otak dan
hidrosefalus dari obstruksi ventrikel harus secepatnya
dibedah.
Skor dari Skala Koma Glasgow yang rendah berhubungan dengan prognosis yang lebih
buruk dan mortalitas yang lebih tinggi.
Apabila terdapat volume darah yang besar dan pertumbuhan dari volume hematoma,
prognosis biasanya buruk dan outcome fungsionalnya juga sangat buruk dengan tingkat
mortalitas yang tinggi.
Adanya darah dalam ventrikel bisa meningkatkan resiko kematian dua kali lipat.
Ventrikel berfungsi sebagai sarana penghasil LCS dan juga mengatur aliran.
Bila penambahan volume pada sistem ventrikel ventrikel akan melebar dan lebih mudah terjadi sumbatan.
Bila terbentuk sumbatan di situ tekanan intrakranial pun ikut meningkat yang menyebabkan terjadinya desakan
pada area sekitar otak.
Penekanan timbul reaksi berupa penurunan kesadaran (krn penekanan pada batang otak), nyeri penekanan
pada area yang sensitif nyeri
Berkurangnya perfusi dapat menyebabkan gangguan fungsi otak. Seperti : frontalis bekerja untuk mengatur
kegiatan motorik, parietalis sebagai fungsi sensorik, temporalis sebagai pusat berbicara dan mendengar.
Kerusakan menimbulkan gejala klinis sesuai area yang terkena.
1. Sakit kepala mendadak
2. Kaku kuduk
3. Muntah
4. Penurunan Kesadaran
Diagnosis klinis dari IVH sangat sulit dan jarang dicurigai sebelum CT scan meskipun gejala klinis
menunjukkan diagnosis mengarah ke IVH, namun CT Scan kepala diperlukan untuk konfirmasi.
Diantara pemeriksaan diagnosis yang dapat digunakan:
a. Computed Tomography-Scanning (CT- scan).
CT Scan merupakan pemeriksaan paling sensitif untuk PIS (perdarahan intra serebral/ICH)
dalam beberapa jam pertama setelah perdarahan. CT-scan dapat diulang dalam 24 jam
untuk menilai stabilitas. Bedah emergensi dengan mengeluarkan massa darah diindikasikan
pada pasien sadar yang mengalami peningkatan volume perdarahan. Didapatkan pada
gambar adanya perdarahan pada sistem ventrikel.
b. Magnetic resonance imaging (MRI).
MRI dapat menunjukkan perdarahan intraserebral dalam beberapa jam pertama setelah
perdarahan. Perubahan gambaran MRI tergantung stadium disolusi
hemoglobinoksihemoglobin-deoksihemogtobin-methemoglobin-ferritin dan hemosiderin.
c. USG Doppler (Ultrasonografi dopple)
Mengindentifikasi penyakit arteriovena (masalah system arteri karotis (aliran darah atau
timbulnya plak) dan arteiosklerosis. Pada hasil USG terutama pada area karotis didapatkan
profil penyempitan vaskuler akibat thrombus.
d. Sinar tengkorak.
Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pienal daerah yang berlawanan dari massa
yang meluas, kalsifikasi karotis interna terdapat pada thrombosis serebral; kalsifikasi persial
dinding aneurisma pada perdarahan subarachnoid.
Kontrol tekanan darah
Terapi anti koagulan
Penanganan peningkatan TIK:
Elevasi kepala 300C
Trombolitik
Pemasangan EVD ( Eksternal Ventrikular Drainage)
Hipertensi JNC 7
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah
Darah (mmHg) Diastolik (mmHg)
Beberapa gejala, seperti kelemahan, kelumpuhan, hilangnya sensasi, dan mati rasa,
sering hanya mempengaruhi satu sisi tubuh. Orang mungkin tidak dapat berbicara atau
menjadi bingung. Visi dapat terganggu atau hilang. Mata dapat menunjukkan arah yang
berbeda atau menjadi lumpuh. Mual, muntah, kejang, dan hilangnya kesadaran yang
umum dan dapat terjadi dalam beberapa detik untuk menit.
Pada pasien berdasarkan anamnesis didapatkan keluhan kelemahan tubuh sisi kanan dan
gangguan bicara (lidah pelo) yang terjadi secara tiba-tiba, dan disertai nyeri kepala dan
muntah tanpa disertai mual.
Berdasarkan teori, beberapa gejala/tanda yang mengarah kepada diagnosis stroke antara lain: hemiparesis,
gangguan sensorik satu sisi tubuh, hemianopia atau buta mendadak, diplopia. Vertigo, afasia, disfagia, disartria,
ataksia, kejang atau penurunan kesadaran yang keseluruhannya terjadi secara mendadak.
Pemeriksaan pencitraan juga diperlukan dalam diagnosis. Pencitraan otak dapat mengidentifikasi komplikasi
seperti perdarahan intraventrikular, edem otak, dan hidrosefalus. Baik CT non kontras ataupun MRI otak
merupakan pilihan yang dapat digunakan.
CT non kontras otak dapat digunakan untuk membedakan stroke hemoragik dari stroke iskemik. Pencitraan ini
berguna untuk membedakan stroke dari patologi intrakranial lainnya. CT non kontras dapat mengidentifikasi
secara virtual hematoma yang berdiameter lebih dari 1 cm.
Pada pasien didapatkan Hemipharesis dextra (+), gangguan sensorik satu sisi tubuh (+), afasia motorik (+) yang
terjadi secara mendadak. Pada pemeriksaan refleks patologis didapatkan Refleks babinski (+). Pada gambaran CT
scan didapatkan gambaran hiperdens di gambaran otak sebelah kiri
Pada teori, perdarahan intraventrikel merupakan terdapatnya darah dalam
sistem ventrikuler. Secara umum dapat digolongkan menjadi dua yaitu
perdarahan intraventrikular primer dan perdarahan intraventrikular
sekunder.
Pada pasien didapatkan keluhan nyeri kepala dan muntah mendadak, dan
setelah dilakukan CT scan terdapat gambaran hipodens di ventrikel kiri
Pada pasien, dilakukan head up 30-45o dan diberikan Nimodipine 2,1cc/jam, Citicolin 2x500
mg/iv, Piracetam 2x3gr/iv, Asam Traneksamat 3x500mg/iv, Vit K 3x1amp, Valsartan 1x160
mg/po, HCT 1x12,5mg/po, Depakote 2x250mg/po.
TEORI:
1. Evaluasi Cepat dan Diagnosis (Diagnosis dan Penilaian Gawat Darurat pada Perdarahan
Intrakranial dan Penyebabnya)
2. Terapi Umum
a. Stabilisasi Jalan Napas dan Pernapasan
b. Stabilisasi Hemodinamik
c. Pemeriksaan Awal Fisik Umum
d. Pengendalian Peninggian Tekanan Intrakranial (TIK)
3. Tatalaksana Medis Perdarahan Intrakranial
Pada teori, Asam Traneksamat dan Vitamin K diberikan untuk menghentikan
perdarahan. Asam traneksamat bekerja menghambat fibrinolisis.
Asam traneksamat merupakan analog asam aminokaproat yang bekerja dengan cara
memblok tempat ikatan pada lisin yang biasanya berinteraksi dengan plasmin,
menghambat secara kompetitif terhadap aktivator plasminogen.
Vit K merupakan ko-faktor pembekuan darah. Faktor pembeku darah yang dipengaruhi
oleh vitamin K adalah faktor II, VII, IX, dan X. Vit K merupakan terapi pembekuan darah
pada pasien dengan perdarahan intra serebral dan perdarahan intra ventrikel.
Citikolin merupakan obat yang memiliki mekanisme kerja yaitu
meningkatkan pembentukan kolin dan menghambat pengrusakan
phosphatydilcholine (menghambat phospolipase). Pada metabolisme
neuron meningkatkan ambilan glukosa, menurunkan pembentukan asam
laktat, mempercepat pembentukan asetilkolin dan menghambat
radikalisasi asam lemak dalam keadaan iskemia, mengembalikan aktivitas
Na+/K+ATP ase.
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum
mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung
ke dalam jaringan otak.
Faktor resiko stroke hemoragik yaitu umur, hipertensi, diabetes melitus, riwayat penyakit
keluarga, riwayat penyakit jantung, merokok, dll
Tatalaksana stroke perdarahan intraserebral yaitu tatalaksana hemostasis, antikoagulasi, dan pembedahan.
Perdarahan sekunder intraventrikuler muncul akibat pecahnya pembuluh darah intraserebral dalam dan jauh dari daerah
periventrikular, yang meluas ke sistem ventrikel
Sindrom klinis IVH menurut Caplan menyerupai gejala SAH, berupa Sakit kepala mendadak, kaku kuduk, muntah,
penurunan kesadaran
Diagnosis klinis dari IVH sangat sulit dan jarang dicurigai sebelum CT scan meskipun gejala klinis menunjukkan diagnosis
mengarah ke IVH, namun CT Scan kepala diperlukan untuk konfirmasi.
Tatalaksana IVH yaitu kontrol tekanan darah, terapi anti koagulan dan atasi peningkatan TTIK (salah satunya dengan cara
elevasi kepala 300)