Anda di halaman 1dari 73

Teknik Peledakan

Ikhwan Fajeri, M.T.


Perlengkapan Peledakan
Penyambungan Sumbu Ledak
Sambungan Sumbu Ledak
In Hole Delay Detonator
Surface Delay
Sketsa Penampang DEtonator
Prosedur Peledakan

Pengamanan Priming Charging Stemming


PERSIAPAN PELEDAKAN

A. Pengamanan Selama Persiapan


Tanda Peringatan
Jadwal Peledakan
Pengamanan Bahan Peledak

B. Pembuatan Primer
Pastikan kondisi detonator baik sebelum dimasukan kedalam
dinamit
Untuk detonator biasa periksa apakah ada benda kecil didalamnya
Untuk sumbu bakar periksa kelembapan ujungnya, sebaiknya
potong sedikit 2cm sebelum dipakai
Untuk sumbu ledak periksa ujungnya apakah lembab atau isinya
berkurang
untuk detonator listrik test dengan blsating ohm meter
Prosedur Peledakan
Pembuatan Primer dengan sumbu
ledak
Pembuatan Primer dengan Nonel
C. Pengisian Lubang Ledak
Periksa keadaan lubang
Masukan primer kedalam lubang
Hindari dan jangan memadatkan primer atau bahan peledak utama
Setelah primer sampai dasar lubang maka masukan bahan peledak
Hindari pemakaian bahan peledak yang rusak
Pengisian bahan peledak biasanya 2/3 tinggi lubang

D. Penyumbatan lubang ledak


Penyumbat dari serbuk bor harus dibuat cukup padat
Hindari dan jangan memakai penyumbat dari bahan-bahan kertas
bekas pembungkus bahan peledak atau daun-daunan
Cara memeriksa lubang ledak
Cara memeriksa lubang ledak
Cara memasukan primer
Pengisian Bahan Peledak (ANFO)
E. Penyambungan Rangkaian

1. Sumbu Bakar
- Sebaiknya gunakan igniter cord untuk menyambung rangkaian
sumbu api dipermukaan tanah
- Penyalaan dilakukan oleh petugas yang mempunyai KIM
dan berpengalaman

2. Sumbu Ledak
- Pastikan rangkaian rapi atau tidak terlipat
- Bila memotong sebaiknya tidak dipegang atau dililit ditangan

3. Detonator Listrik
- Pastikan kabel tidak kusut dan terlipat
- Pastikan sambungan kabel kuat dan kabel tidak terkelupas
Penyambungan Rangkaian
F. Perlindungan Untuk Pemegang Blasting Machine

Pertimbangkan arah dan jarak lemparan batuan, ambil arah yang berlawanan
Periksa keadaan sekeliling tampat berlindung
Pemegang blasting machine harus memiliki KIM dan berpengalaman

G. Peringatan Sebelum Peledakan


Sebelum peledakan maka orang dan alat disekitas daerah pengaruh
gas dan lemparan batuan harus diberi peringatan untuk menghindar
dan berlindung
Bila peledakan dekat dengan lalu lintas tambang maka jalan tersebut
ditutup sementara
Tanda peringatan bisa berupa (teriakan, sirine, pluit dan megaphone)
Tanda peringatan atau aba-aba dibuat berulang
Perlindungan Untuk Pemegang Blasting
Machine (shelter)
Peringatan Sebelum Peledakan
Contoh Aba-Aba Peringatan

Tahap Pertama
Semua orang dan alat menyingkir dan berlindung
Semua jalan dekat area ditutup sementara
Kabel utama belum tersambung dengan eksploder

Tahap Kedua
Mandor & pengawas memastikan semua kondisi aman
Kabel utama disambungkan ke eksploder
Arus listrik dan tombol peledak pada posisi ON

Tahap Ketiga

Semua siap peledakan dapat dilakukan


Tekan tombol atau tangkai pada eksploder
Secondary Blasting dan Gagal Ledak
MISFIRE
DAN PENYEBABNYA
1. Product
Misfire yang disebabkan oleh gagal product sering sekali terjadi,
gagal produk ini ada yang dapat dilihat (tampak) dan ada yang
tak tampak.
Untuk gagal produk yang tampak, dapat dilakukan pemisahan
sehingga tidak terjadi misfire saat digunakan.

2. Proses transportasi
Proses transportasi yang jauh dan handling saat transfortasi baik laut atau darat
yang tidak hati-hati akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada produk.
Contoh :
Tahun 2000 PT Newmont Kedatangan kapal bermuatan explosive dalam
kontainer, dan semua kontainer yang ada di bagian bawah dalam
perjalanan terendam setinggi 1,5 meter menyebabkan semua explosive
dalam kontainer tersebut mengalami kerusakan total
3. Inventory
Penyimpanan yang baik sangat mempengaruhi ketahanan
kualitas explosive.

Penyimpanan explosive dalam suatu gudang harus memenuhi


beberapa syarat
Penumpukan sesuai dengan petunjuk pabrik
Cukup sirkulasi udara
Suhu dalam ruangan terjaga
Tidak terkena air atau matahari secara langsung
Pengaturan pengeluaran (FIFO)
4. Handling
Penanganan bahan peledak di lapangan mulai dari
explosive keluar dari gudang sampai ke lapangan and
kembali kegudang juga diperlukan penanganan yang
hati-hati.

Ketelitian dalam memperlakukan produk sehingga


produk tidak menimbulkan kerusakan sangat
diperlukan.
5. Technical
Kesalahan teknis merupakan faktor utama sebagai penyebab
terjadinya misfire dibandingkan kerusakan produk.

Kesalahan teknis saat aktifitas priming, tie up dan design itu


sendiri dikarenakan beberapa hal, yaitu :
Kemampuan pengetahuan produk dan aplikasi
Pengetahuan perangkaian
Ketidak telitian
Salah desain
Kesalahan akibat faktor konsentrasi yang disebabkan oleh :
Load kerja yang tinggi
Dikejar waktu
Hujan
Panas
6. Kondisi lapangan
Terjadinya suatu patahan ataupun longsoran di lokasi yang
sudah dirangkai yang menyebabkan rusaknya rangkaian dan
tertimbunnya rangkaian sehingga detonator rusak saat
penangan dilakukan

Terjadinya pergeseran yang memutus kolom explosive karena


terdapat struktur yang dipengaruhi oleh aktifitas peledakan
pada lubang sebelumnya

Rusaknya rangkaian akibat terkena oleh flyrock dari ledakan


lubang sebelumnya karena delay terlalu cepat.

Kondisi area peledakan yang banyak terdapat air.


Penyebab Terjadi Kecelakaan dalam Penanganan
Bahan Peledak
Sumbu api terlalu pendek
Membor lubang yang terisi bahan peledak
Meledaknya bahan peledak sebelum diledakan
Terlalu cepat mendatangi tampat peledakan setelah meledak
Tempat berlindung tidak aman
Cara mengatasi misfire tidak benar
MEROKOK saat membawa bahan peledak
Tanda-tanda lubang ledak yang mangkir (misfire)

Permukaan tanah diatas lubang masih utuh


Terdapat bongkahan yang tidak lazim seperti
bongkahan lubang ledak yang lain
Terdapat serakan bahan peledak yang masih utuh
dipermukaan atau disela-sela fragmen batuan
Faktor yang Mempengaruhi
Fragmentasi
Diameter Lubang Ledak
Loading Density
Pola Peledakan
Stemming
Apa yang menyebabkan perbedaan
fragmentasi seperti gambar di bawah
ini?
Pola dan Keakuratan Peledakan
Hubungan antara fragmentasi dan
biaya pertambangan

Total mining cost

Optimum

$/t

Hauling cost

Blasting cost
ie.Powder Factor Digging cost

Degree of fragmentation
Dampak Negatif Peledakan
Jenis-jenis Gelombang
Parameter Getaran
Faktor yang mempengaruhi

Tak terkontrol Terkontrol

Geologi Muatan bahan peledak


Ropografi Jarak
Bidang Lemah Jenis bahan peledak
Respon struktur Waktu tunda
Keakuratan sistem
Geometri/arah
peeldakan
Pengaruh kondisi Lapangan
Muatan BP dan Waktu tunda
Arah Penambangan
Pengaruh
Getaran
Peledakan

Respon Respon
Manusia Bangunan

Bagaimana cara
menilainya? Bagaimana
batasannya?
Penilaian Respon Manusia
The greatest problem facing the blasting
engineer are, therefore, the disturbance effect
and the expectation effect; the latter
especially with regard to building belonging to
the person perceiving the disturbance.
Persson, 1994
Standar Ketidaknyamanan
Reiher & Meiser (1931). Intensitas getaran
terhadap ketidaknyamanan manusia. Sumber
getaran 500 dtk. 15 orang menyatakan bahwa
getaran 0.02 mm/s (f=3-25 Hz) tidak terasa.
Kondisi tidak nyaman bila getaran 0.5 mm/s pada
frekuensi 30 Hz
Wiss & Parmalee (1974) Sumber getaran 5 detik.
Ketidaknyamanan berada pada tingkat getaran 25
mm/s frekuensi 2.5-25 Hz.
Keluhan akan berkurang dengan berkurangnya
waktu terpapar
Respon Bangunan
Ambang Batas
Getaran

Tanah dasar Jenis Jenis material Jenis


bangunan konstruksi konstruksi peledakan

Swedish standard
V =Vo Fk Fd Ft
Dimana:
Vo = Peak Particle Velocity (PPV)
Fk = Faktor kualitas konstruksi
Fd = Faktor jarak
Ft = Faktor aktivitas konstruksi
Vo
Faktor Jarak, Fd
Di atas 350 m
Clay = 0,5
Morain = 0,35
Rock = 0,22
STANDAR SNI BAKU TINGKAT GETARAN PELEDAKAN
PADA KEGIATAN TAMBANG TERBUKA TERHADAP
PELEDAKAN
Kelas Jenis Bangunan PPV (mm/detik)
1 Bangunan kuno yang dilindungi undang-undang 2
benda cagar budaya
2 Bangunan dengan pondasi, pasangan bata dan 3
adukan semen saja, termasuk bangunan dan
pondasi dari kayu dan lantainya diberi adukan
semen
3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan 5
adukan semen diikat dengan slope beton
4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan 7-20
adukan semen slope beton, kolom dan rangka
diikat dengan ring baik

5 Bangunan dengan pondasi, pasangan bata dan 12-40


adukan semen, slope beton, kolom dan diikat
dengan rangka baja
Air Blast
Air Blast/ ledakan udara adalah sejumlah tertentu
energi bahan peledak yang keluar ke atmosfer
Penyebabnya :
Tekanan Udara
Pelepasan Gas
Pelepasan Stemming
Air Blast menjadi penyebab keluhan utama masyarakat
dibandingkan vibrasi
Kecepatan suara 340m/s .Kecapatan bertambah (kira-
kira) 2% untuk setiap kenaikan temperatur 10oC
Fly Rock
Dampak negatif flyrock: manusia, bangunan,
dan peralatan.
Prediksi Lemparan (hard rock)
Rmax= 260 d2/3
R: Jarak (m)
D: Diameter lubang tembak (inch)
= 0.1 d2/3
=Diameter boulder (m)
Prediksi Lemparan (weak Rock)
Peledakan Terkontrol
Pengaruh Peledakan Pada Pit Limit
Blast Damage
Zone Semakin
Luas

Kekuatan massa
batuan
melemah

Sudut lereng
semakin landai
Blast Damage Zone in
Underground Blasting
Optimum Blasting

Blast
Damage
Zone

Produksi
Tercapai
Reduksi Blast Damage
Penggunaan bahan peledak lemah
Line Drilling
Menciptakan bidang lemah melalui pemboran dengan diameter lubang
bor yang relatif lebih kecil dibandingkan lubang tembak serta spasi antar
bor yang berdekatan
Line drill biasanya tidak lebih dari diameter 75 mm dan spasi 2-4 kali
diameter lubang. Penggunaan lubang bor yang lebih besar akan
memperbesar biaya.
Hasil yang paling baik diperoleh dalam formasi massa batuan yang
homogen dengan kekar dan perlapisan yang minim. Dalam formasi batuan
yang terkekarkan , smooth blasting dan presplitting (yang akan dijelaskan
kemuadian) akan memberikan hasil yang lebih baik.
Line Drilling (lanjutan)
Keuntungan:
Menghasilkan permukaan akhir paling baik dibandingkan
dengan teknik peledakan terkontrol lainnya.

Kerugian:
Hasil yang tidak bisa diprediksi, kecuali pada massa batuan
yang homogen
Biaya pemboran tinggi karena spasi yang berdekatan
Memakan waktu yang cukup lama karena banyaknya
pemboran
Deviasi lubang bor yang ringan pun dapat menyebabkan
hasil yang buruk
Pre-Split Blasting
Pre-split Blasting
Lubang pre-split dinyalakan dalam waktu yang
bersamaan
Pengertian dari waktu yang bersamaan adalah sebagai
berikut: Misal lubang pre-split 150 mm,
Spasi:Diameter=10:1,Jarak CC=1.5 m, Seismic velocity 3000
m/sec, maka t=1.5/3000=0.5 msec Waktu tunda << 0.5
msec
Tekanan gas harus cukup untuk meng-inisiasi pertumbuhan
rekahan tarik (CANMET Slope Manual, 1977)
S/D < (Pw+T)/T; S=Spasi (m), D=Diameter lubang (m),
Pw=Tekanan lubang tembak (MPa), T=Kuat tarik batuan
(MPa)
Pre-Split Blasting
Pre-split Blasting
Keuntungan:
Memberikan hasil yang bagus dalam massa
batuan yang homogen

Kerugian:
Pemboran yang banyak
Kebisingan dan getaran yang tinggi
Smoothwall blasting
Smoothwall blasting
Lima aturan umum smoothwall blasting (Hagan, 1983):
Burden, spasi dan konsentrasi muatan lubang smoothwall
dipilih sedemikian rupa sehingga daerah pengaruhnya tidak
melebihi daerah pengaruh lubang produksi. Demikian juga
dengan lubang-lubang buffer, muatan dapat diatur dengan
atau tanpa de-coupling.
Spasi lubang lebih kecil dari burden, biasanya S/B=0.8
Lubang-lubang smootwall dinyalakan dengan waktu tunda
yang sama menggunakan detonating cord downlines.
Waktu tunda lubang produksi yang berdekatan dengan
lubang smoothwall harus diatur sedemikian rupa sehingga
lubang smoothwall mempunyai bidang bebas.
Lubang smoothwall dan buffer dinyalakan bersamaan
Smoothwall blasting
Keuntungan:
Hasil yang lebih baik dalam massa batuan
yang tidak homogen

Anda mungkin juga menyukai