Anda di halaman 1dari 13

Allandtyno Aby W.

(03)
Ivan Alif I. (19)
Lady Calista P. (21)
Mella F. (22)
Vakris Candra S. (33)
Wildan Rahman G. (34)
1. Gen
Gen merupakan faktor internal yang paling mendasar
karena setiap mahluk hidup pasti memiliki gen yang berbeda
satu sama lain. Gen merupakan unit pewarisan sifat bagi
organisme hidup. Bentuk fisiknya adalah urutan DNA
menyandi protein, polipeptida atau seuntaian DNA yang
memiliki fungsi bagi organisme yang memilikinya. . .

Batasan modern gen adalah suatu lokasi tertentu pada


genom yang berhubungan dengan pewarisan sifat dan dapat
dihubungkan dengan fungsi sebagai regulator (pengendali),
sasaran transkripsi, atau peran-peran fungsional lainnya.
Dalam DNA ini telah disandi sebagaimana rupa yang
menentukan bentuk dan pewarisan sifat dari induknya.

Gen berperan dalam pengendalian metabolisme zat


dalam sel, misalnya proses sintesis protein. Gen dapat
mengatur pola pertumbuhan dengan cara menurunkan sifat-
sifatnya dan sintesis-sintesis yang dikendalikannya.
1. Gen
2. Hormon
Hormon adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau
antar kelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk
tumbuhan, memproduksi hormon. Dalam pertumbuhan, peran
hormon sangatlah penting.
Berikut adalah beberapa hormon yang berperan dalam
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Hormon Auksin
Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan yang pertama
kali ditemukan oleh Frits Went (1863-1935) pada tahun 1928.
Ia merupakan seorang ahli botani Belanda yang mengatakan
bahwa Tidak mungkin terjadi pertumbuhan tanpa adanya zat
tumbuh. Jenis hormon auksin pada tumbuhan yang telah
dapat diekstraksi adalah asam indol asetat atau IAA. Auksin
memiliki tempat sintesis pada meristen apikal seperti pada
ujung batang (tunas), daun muda, dan kuncup bunga. Awalnya
auksin diketahui terdapat di ujung kecambah gandum Avena
sativa. Akan tetapi, ternyata ada juga zat diujung-ujung
tumbuhan yang sama dengan auksin. Jenis-jenis auksin yang
telah ditemukan adalah auksin A dan auksin B. Auksin A
hampir sama dengan auksin B, hanya berbeda pada
kandungan airnya. Auksin A mempunyai mol air yang lebih
banyak dan zat heteroauksin yang diketahui sebagai asam
indol Asetat (IAA).
Fungsi Hormon Auksin
1. Merangsang perpanjangan sel
2. Merangsang pembentukan bunga dan buah
3. Merangsang pemanjangan titik buah
4. Mempengaruhi pembengkokan batang
5. Merangsang pembentukan akar lateral
6. Merangsang terjadinya proses diferensiasi
Hormon Sitokinin
Hormon sitokinin adalah hormon yang bersama dengan
hormon auksin dalam memengaruhi pembelahan sel yang disebut
dengan sitokinesis.
Sitokinin dapat diperoleh pada ragi santan kelapa, ekstrak
buah apel dan juga pada jaringan tumbuhan yang membelah. Jenis
hormon Sitokinin yang pertama kali ditemukan adalah kinetin.
Sitokinin mempengaruhi berbagai proses pertumbuhan.
buktinya IAA berpengaruh terhadap sintesis DNA dan mitosis
sedangkan pada sitokinesis diatur oleh kinetin atau sitokinin. Dari
eksperimen pada kultur jaringan terdapat bukti bahwa IAA dan
kinetin memiliki efek yang berbeda-beda. Jika tempat pemeliharaan
jaringan tumbuhan diberikan IAA dan kinetin maka yang terjadi
adalah efek pertumbuhan dan perkembangan jaringan tertentu pula,
tapi kinetin tanpa disertai oleh IAA maka tidak dapat melakukan
pembelahan sel.
Fungsi Hormon Sitokinin
1. Mengatur pembentukan bunga dan buah
2. Membantu proses pertumbuhan akar dan tunas pada
pembuatan kultur jaringan.
3. Memperkecil dominansi apikal dan juga dapat
menyebabkan pembesaran daun muda
4. Merangsang pembelahan sel dengan cepat. Bersama-
sama giberelin dan auksin, dapat membantu mengatur
pembelahan sel yang terdapat didaerah meristem
sehingga pertumbuhan titik tumbuh normal
5. Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah yang
dilakukan dengan meningkatkan transpor zat makanan
ke organ tersebut.
Hormon Giberelin
Hormon giberelin adalah suatu zat yang diperoleh dari salah satu
jenis jamur yang hidup sebagai parasit pada padi di Jepang.
Jamur tersebut adalah Gibberella fujikuroi. Giberelin pertama kali
ditemukan oleh Eiichi Kurosawa pada tahun 1926. Tumbuhan
padi yang terserang jamur tersebut memperlihatkan suatu gejala
yang terjadi adanya pemanjangan abnormal. Percobaan
pemakaian hormon giberelin telah dilakukan kepada jagung
kerdil, yang hasilnya ternyata terlihat bahwa hormon giberelin
dapat meningkatkan pertumbuhan jagung tersebut. Semakin
tinggi konsentrasi dari giberelin, maka semakin tinggi juga
respons pertumbuhannya. Giberelin mempengaruhi pemanjangan
sel maupun pada pembelahan pada jagung kerdil. Sedangkan
pada tumbuhan jagung normal dan tumbuhan normal, pemakain
hormon giberelin tidak memberikan respons apapun. Giberelin
juga mempengaruhi pemanjangan batang, perkembangan dan
pertumbuhan pada akar, bunga dan buah.
Fungsi Hormon Giberelin
1. Mempengaruhi pemanjangan dan pembelahan sel
2. Memengaruhi perkembangan embrio dan
kecambah
3. Menghambat pembentukan biji
4. Mempengaruhi pemanjangan batang
5. Memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
akar, daun, bunga, dan bunga
Hormon Asam Absisat Hormon Asam Absisat
(Abscisic acid) adalah hormon yang menghambat
pertumbuhan tanaman yang dilakukan dengan
mengurangi kecepatan pembelahan sel maupun pada
pembesaran sel, atau dapat kedua-keduanya. Hormon
Asam Absisat pertapa kali ditemukan pada tahun 1960
dari sekelompok peneliti yaitu Davies dan kawan-
kawan yang mempelajari perubahan pada senyawa
kimia yang menyebabkan terjadinya dormansi pada
kuncup, dan perubahan kimia saat daun-daun gugur.
Fungsi Hormon Asam Absisat
1. Menghambat perkecambahan biji
2. Mempengaruhi terjadinya dormansi pada kuncup
3. Menghambat pembelahan sel dan pembesaran sel
4. Membantu tumbuhan dalam mengatasi tekanan pada
lingkungan yang kurang baik
5. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian
MATUR SEMBAH NUWUN

Anda mungkin juga menyukai