Anda di halaman 1dari 9

KECEPATAN EVOLUSI

Kecepatan evolusi diberi rumus :


membagi perubahan suatu unsur dengan
waktu yang diperlukan bagi perubahan itu
dalam prakteknya tidak mudah, karena:
Bukti evolusi datang dari peninggalan fosil padahal fosil
ditemukan dalam keadaan tidak lengkap, sehingga
muncul kesulitan, maka hanya unsur-unsur lestari dalam
fosil yang dapat digunakan , misalnya: panjang gigi,
selain itu pengukuran kecepatan evolusi dilakukan pada
banyak specimen dari berbagai kurun waktu, sementara
specimen tersebut juga harus anggota dari satu garis
evolusi, karena kalau tidak maka kecepatan
perubahannya tidak dapat ditentukan
Suatu garis evolusi dapat dikenali kecepatan
evolusinya dengan cara melihat perbedaan keadaan
rata-rata dari suatu unsur pada dua masa dibagi
oleh waktu yang memisahkan keduanya
Hal pokok yang penting dalam memahami
kecepatan evolusi berada dalam variasi antara
berbagai periode dan berbagai kelompok.
Veretebrata berevolusi lebih cepat daripada
invertebrata, mamalia dikatakan berevolusi 2 x lebih
cepat daripada Molusca berinsang 2, yang bisa
dijelaskan dengan konsep persaingan ketat dan
kekuatan yang lebih mudah berubah pada seleksi di
kalangan mammalia daripada Molusca, tp hipotesis
ini sukar diuji dengan fosil, mgkin lebih mudah
dengan molekuler
Philip Gingerich menemukan masalah persepsi,
yaitu berbagai estimasi kecepatan evolusi diukur
melalui berbagai interval waktu, dia menemukan
hubungan yang jelas dan negatif bila interval waktu
menurun maka kecepatan evolusi akan bertambah,
maka kecepatan evolusi akan meningkat
Jumlah total evolusi pada semua kasus adalah
sama, perbedaan kecepatan sepenuhnya
disebabkan oleh perbedaan waktu (time-span)
Perbandingan kecepatan evolusi akan baik dan
realistik jika perbandingan tersebut menyangkut
garis silsilah (line-age) yang sama.
Muncul pertanyaan Apakah garis-garis keturunan
berevolusi dengan kecepatan yang berbeda-beda
dan pada waktu yang berbeda-beda pula?
Mengapa?
Ada 2 teori yang berhubungan dengan kecepatan evolusi, yaitu:
1. Teori Puncuated equilibrium oleh Niles Eldredge dan Stephen
Gould (1972), teori itu menyatakan bahwa:
a. Evolusi mempunyai tempo yang tidak konstan
b. Dengan Interval-interval pendek evolusi cepat (Puncuation)
yang menginterupsi periode-periode yang lebih panjang
dimana tidak ada perubahan evolusioner
c. Interval-interval evolusi akan cepat pada saat speciasi
d. semua perubahan evolusioner terkonsentrasi pada interval
pendek dari speciasi, sedangkan pada masa-masa yang lain
evolusi sangat sedikit terjadi
e. Puncuated equilibrium adalah pola normal kecepatan
evolusioner, berbeda dengan evolusi terus-menerus (Phyletic
gradualism)
f. dapat diterima teori ini jika 90% kasus memenuhi teori ini.
2. Teori Phyletic gradualism dengan ciri:
a. Kecepatan evolusinya konstan
b. Perubahan kecepatan sama tatkala garis keturunan
mengalami percabangan (splitting) maupun tidak
bercabang
c. Secara ekstrim mengatakan bahwa pada semua
kasus kecepatan evolusi adalah konstan
tidak ada orang yang mengikuti teori ekstrim ini
Untuk menguji teori Punctuated equilibrium dan
Phyletic Gradualism harus ada fosil, dengan syarat:
Fosil harus cukup baik
Fosil harus cukup lengkap
Fosil biasanya tidak lengkap, karena:
Pengawetan fosil di suatu sedimen gagal
Hewan (mati) harus berada dalam lingkungan
sedimen yang tengah terbentuk
Sedimen harus terbentuk cukup cepat, agar hewan
yang mati tidak rusak karena dekomposisi
Lingkungan harus cukup ramah agar hewan mati tidak
rusak
Tempat-tempat yang biasa ditemukan fosil, a.l:
Sungai
Danau
Muara-muara aliran air
Pendukung teori Puncuation beranggapan bahwa pola
perubahan harus tampak sama pada peninggalan yang lebih
maupun yang kurang lengkap
Pendukung teori Gradualism beranggapan bahwa
peninggalan yang lebih lengkap seharusnya menunjukkan
satu garis evolusi yang mulus
Hanya sedikit garis evolusi yang dipreservasi oleh
peninggalan fosil yang relatif lengkap
Untuk menarik kesimpulan tidak cukup hanya peninggalan
fosil
Evolusi Puncuation oleh Wilianson pada kasus molusca
dikatakan bahwa perubahan pada siput sepanjang waktu
adalah kontroversial, sebagian ahli berpendapat bahwa tidak
ada perubahan evolusi genetik sama sekali yang terjadi
hanya pergeseran fenotip yang disebabkan oleh perubahan
lingkungan
Fosil siput banyak tersebar di Timur danau
Turkana (Kenya) bermeter-meter luasnya yang
dianalisis oleh Scindel dengan kelengkapan
masing-masing 0,45-0,75 fosil tersebut
menunjukkan bahwa pola evolusi punctuated
equilibrium ada masa-masa yang panjang
dimana siput tersebut tidak berubah dan
interval-interval pendek perubahan mendadak,
sesudah satu perubahan muncul bentuk-bentuk
baru yang cukup disebut sebagai spesies baru
(Punctuation) dan spesiasi terjadi bersamaan
(cocok dengan teori punctuated equilibrium)
Contoh Evolusi gradual (Gingerich), yaitu beberapa
spesies mammalia di Amerika Utara dengan
kelengkapan sedimen pada situs 0,28, yaitu pada
kelompok mammalia yang sudah punah yang
disebut Condylarth, genus Hyopsodus, terdapat
kontroversi, pengukuran semua pada ukuran gigi,
hasil: Hyopsodus bercabang (pecah) tiga sampai
empat kali selama periode yang dipelajari,
menunjukkan kecepatan evolusi pada percabangan
tampak kira-kira sama dengan kecepatan perubahan
di dalam suatu species dan spesiasi masing-masing
gradual (cocok dengan teori evolusi gradual)

Anda mungkin juga menyukai