Demam Typhoid
Dipresentasikan Oleh :
Iyan Rakhmawati
30101206640
Pembimbing :
dr. Saiful Mujab, Sp. A
IDENTITAS
Identitas Penderita
Nama : An. KI
Umur : 2 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Demak
Bangsal : Dahlia
No CM : 13.39.xx
Masuk RS : 21 Oktober 2017
Keluar RS : 24 Oktoberber 2017
Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Tn. MC
Umur : 31 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wraswasta
Panas
Riwayat Penyakit Sekarang
Dari IGD ke
Demam timbul Bangsal Dahlia
mendadak tinggi,
demam naik turun, mual(-),
Demam dirasakan
lebih tinggi pada saat
Pasien tampak muntah (-),
sore hari dan malam lemah dan kurang mimisan (-),
hari kemudian mulai aktif. Pasien gusi berdarah
turun pada pagi hari mengeluh pusing, (-), bintik merah
meskipun tidak sampai ditubuh (-),
suhu normal. Suhu
perut kembung,
kembali meningkat berak cair 2x 2 nyeri (-), BAK
ketika sore dan malam hari SMRS, nafsu lancar seperti
hari, menggigil (-), makan menurun. biasa, Batuk (-
berkeringat (-), Saat ), pilek (-),
demam pasien tidak
mengigau dan tidak sesak (-).
kejang.
7 hari SMRS
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
Dahulu Keluarga
Riwayat sakit
seperti ini disangkal. Riwayat Asma
Riwayat pasien dan disangkal
anggota keluarga Tidak ada yang sakit
berkunjung ke seperti ini
daerah endemis
malaria disangkal.
Riwayat alergi
disangkal.
Pasien tinggal bersama
kedua orang tua, dan 3
kakaknya. Pasien anak ke
Riwayat 4 dari 4 bersaudara. Ayah
pasien bekerja sebagai
.
Kesan : riwayat pemeliharaan postnatal baik
Riwayat Makan Minum
pasien diberi ASI sejak lahir sampai sekarang.
Pemberian ASI eksklusif dilakukan sampai usia pasien 6 bulan.
MP-ASI pertama kali diberikan saat pasien berusia 6 bulan,
makanan yang diberikan berupa bubur susu.
Nasi lunak diberikan kepada saat pasien berusia 10 bulan.
Mulai usia 1 tahun pasien diberikan makanan padat
(seperti makanan keluarga 3x sehari)
Pertumbuhan
Lahir spontan di bidan dari ibu
G4P3A0 dengan usia kehamilan 39
minggu .
Saat ini anak berusia 2 tahun, berbicara 1-2 kata, bertepuk tangan interaksi dengan
keluarga baik, tidak ada gangguan emosional. Anak dapat bermain dengan
keluarga dan orang lain.
konjungtiva anemis (-
/-), sklera ikterik (-/-), Bibir kering
mata cowong (-/-) +, lidah kotor
(+), tepi
hiperemis,
Tidak tremor.
Simetris, normotia,
discharge (-), nyeri
(-), bengkak (-)
T1-1, faring hiperemis (-)
Auskultasi :
Perkusi :
SD vesikuler
Sonor
(+/+),
seluruh
Ronkhi (-/-),
lapangan
Wheezing (-
paru
/-)
Pemeriksaan Cor
Palpasi :
Inspeksi : IC teraba di
IC tak tampak SIC V 2 cm
medial LMCS
Perkusi : Auskultasi :
Kesan : Suara jantung
konfigurasi I-II reguler,
jantung dalam bising (-),
batas normal gallop (-)
Abdomen
Auskultasi :
Inspeksi :
Bising usus (+)
Datar
normal
Palpasi :
Nyeri tekan (+) di
Perkusi : epigastrium
Timpani Hepar membesar
Lien: tidak membesar,
Turgor normal
HASIL PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan 08/11/2016 Nilai Normal
Ht 30,8 % 33-42 %
Usulan Pemeriksaan
Pemeriksaan biakan Salmonella
Diagnosis Kerja
Diagnosis utama :Demam Typhoid
Diagnosis komorbid :-
Diagnosis komplikasi :-
Diagnosis gizi : gizi baik
Diagnosis sosial ekonomi : cukup
Diagnosis Imunisasi :imunisasi dasar
lengkap
Diagnosis Pertumbuhan : sesuai dengan usia
Diagnosis Perkembangan : sesuai dengan usia
Diagnosis Banding
Demam Typhoid
Malaria
Pneumonia
DIAGNOSIS KERJA
Demam Typhoid
Initial Plan
Initial Plan Diagnosis
Subjektif : -
Objektif :
Darah rutin
Test Widal
Qua ad
sanam
Ad bonam Ad bonam
Ad bonam
Qua ad Qua ad
vitam fungsional
Analisis Kasus
ANAMNESIS Pemeriksaan Fisik
-Demam 7 hari SMRS timbul
Px. Status internus
mendadak tinggi, demam naik
turun, Demam dirasakan lebih
tinggi pada saat sore hari dan Mulut : lidah kotor ditengah,
malam hari kemudian mulai turun tepi hiperemis, tidak tremor.
pada pagi hari.
Abdomen (palpasi) Nyeri
-lemah dan kurang aktif tekan pada regio epigastrium,
-pusing, pembesaran hepar (+)
- perut kembung,
-berak cair 2x 2 hari SMRS,
- nafsu makan menurun.
-Riwayat sering memegang kucing
dan malas mencuci tangan
sebelum makan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan 08/11/2016 Nilai Normal
Ht 30,8 % 33-42 %
DEMAM THYPHOID
Trias Thyphoid
-Demam
-Gangguan saluran cerna
-Gangguan Kesadaran
Pemeriksaan Lboratorium
-uji serologis widal
T
Progress Note
TINJAUAN PUSTAKA
Demam Typhoid
Definisi
Demam tifoid (Typus abdominalis atau typhoid
fever) ialah penyakit infeksi akut yang biasanya
terdapat pada saluran pencernaan (usus halus)
dengan gejala demam satu minggu atau lebih
disertai gangguan pada saluran pencernaan dan
dengan atau tanpa gangguan kesadaran.
Etiologi
Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella
typhi atau Salmonella paratyphi dari Genus
Salmonella. Bakteri ini berbentuk batang, gram
negatif, tidak membentuk spora, motil, berkapsul
dan mempunyai flagella
Patogenesis
Patogenesis demam tifoid melibatkan 4 proses kompleks yang
mengikuti ingesti organism, yaitu:
penempelan dan invasi sel-sel pada Peyer Patch
bakteri bertahan hidup dan bermultiplikasi dalam makrofag Peyer
Patch, nodus limfatikus mesenterica dan organ-organ extra
intestinal sistem retikuloendotelial
bakteri bertahan hidup di dalam aliran darah
produksi enterotoksin yang meningkatkan kadar cAMP di dalam
kripta usus dan meningkatkan permeabilitas membrane usus
sehingga menyebabkan keluarnya elektrolit dan air ke dalam lumen
intestinal
Manifestasi Klinis
Gangguan kesadaran
Saat demam tinggi, dapat disertai gejala sistem saraf pusat, berupa
penurunan kesadaran mulai apatis sampai koma
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah tepi
Anemia normokromik normositik, terjadi karena supresi sumsum tulang
defisiensi Fe, atau perdarahan usus.
Leukopenia, namun jarang < 3000/ul
Trombositopenia, terutama pada demam tifoid berat
Pada hitung jenis : limfositosis relatif
b. Serologi
Widal : kenaikan titer Salmonella thypii titer O 1:200
atau kenaikan 4 kali titer fase akut ke fase konvalesens.
Pemeriksaan IgM dan Ig G Salmonella (Tubex Test)
c. Pemeriksaan biakan salmonella
Biakan darah terutama pada minggu 1-2 dari perjalanan
penyakit
Biakan sumsum tulang, masih positif sampai minggu ke-4
d. Pemeriksaan Radiologi
Foto torak apabila diduga terjadi komplikasi pneumonia
Foto abdomen apabila diduga terjadi komplikasi intraintestinal
seperti perforasi usus (distribusi udara tidak merata, air fluid
level, bayangan radiolusen didaerah hepar, udara bebas di
abdomen) atau perdarahan saluran cerna.
Penatalaksanaan
Antibotik
Kloramfenikol (drug of choice) 50-100mg/kgBB/hari, oral atau IV ,
dibagi dalam 4 dosis selama 10-14 hari.
Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari oral atau intravena selama 10 hari
Kotrimoksasol 6 mg/kgBB/hari oral selama 10 hari
Ceftriaxon 80mg/kgBB/hari intravena atau intramuscular sekali
sehari selama 5 hari
Cefixim 10 mg/kgBB/hari, oral dibagi dalam 2 dosis selama 10 hari
Kortikosteroid diberikan pada kasus berat dengan gangguan
kesadaran
Deksametason 1-3 mg/kgBB/hari intravena dibagi 3 dosis hingga
kesadaran membaik.