Anda di halaman 1dari 36

POST TRAUMATIC STRESS

DISORDER

Soleh : Theodora Sukarno


Pembimbing :
dr. Engelberta Pardamean Sp.KJ
BAB I : PENDAHULUAN

Testimonial :
BAB I : PENDAHULUAN

PTSD? gangguan setelah mengalami atau


menyaksikan suatu keadaan yang traumatis.
Bencana alam dan kekerasan semakin
bertambah individu PTSD meningkat
kenangan yang muncul berulang-ulang dan
sangat mendalam mengganggu, mati rasa
secara emosional, dan suka menyendiri, sulit
tidur, dan konsentrasi, dan ketakutan.
TSUNAMI ACEH
BAB II : DAFTAR PUSTAKA

Definisi

Keadaan yang timbul sebagai respons yang


berkepanjangan dan/atau tertunda terhadap
kejadian atau situasi yang menimbulkan stress (baik
singkat maupun berkepanjangan) dari yang bersifat
katastrofik (bersifat tiba-tiba) dan menakutkan,
yang cenderung menyebabkan distress pada
hampir setiap orang.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Traumatic
Events?
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Epidemiologi
The National Comorbidity Survey Replication (NCS-R)
5,692 dari 9,282 warga US yang berusia 18 tahun keatas
didiagnosa dengan PTSD.
Prevalensi pada pria : 3,6% ; wanita : 9,7%
Prevalensi lebih tinggi pada individu yang pernah terpapar
kondisi traumatis saat masih kanak-kanak
Pria perang
Wanita kekerasan dan pemerkosaan
Di Indonesia sendiri, sebagai negara yang rawan bencana alam
dan kekerasan, angka penderita PTSD terus meningkat. Pasca
tsunami, 20-25% penderita mengalami PTSD.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Etiologi & Faktor


1. Trauma:
diluar pengalaman biasa manusia atau
pengalaman atau menyaksikan kejadian nyata yang
mengancam jiwa,
cedera berat,
mengetahui kematian yang mengenaskan
sehingga menyebabkan ketakutan yang mendalam,
ketidakberdayaan, atau kejadian yang mengerikan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Etiologi & Faktor


2. Aspek dalam Trauma :
Durasi dan beratnya peristiwa
Peristiwa yang tiba-tiba
Banyaknya korban yang meninggal
Korban kekerasan dan seksual
Perasaan terancam, kurang mampu mengendalikan
peristiwa, timbul rasa takut dan putus harapan serta
adanya gejala disosiatif(depersonalisasi & derealisasi)
Karakter individu
Kurangnya dukungan lingkungan sekitar
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Etiologi & Faktor


Lambat merasionalisasi Stress + teknik
penghindaran menekan ke alam bawah sadar
menumpuk terpapar pada hal yang
berkaitan dengan trauma menimbulkan reaksi
bangkitan ingatan trauma terdahulu
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Etiologi & Faktor


3. Faktor biologik
Trauma Respon takut amygdala teraktivasi
aktivasi sistem syaraf simpatis + HPA axis
katekolamin + cortisol meningkat
Pada pribadi rentan, kadar katekolamin tetap tinggi
locus coreolus & Amygdala
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Etiologi & Faktor


4. Faktor Neuroendokrin Cortisol darah
naik
Cortisol urin
turun
TRAUMA

Fungsional
otak gejala
depresi
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Etiologi & Faktor


5. Faktor Struktural dan Fungsional Otak
Lesi White Matter
Pre-trauma
Penurunan Volume Hippocampal
Peningkatan metabolic amygdala dan insula
respon terkejut, takut dan ekspresi wajah takut
Penurunan aktivasi area frontal inferior broca
motor speech turun
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Etiologi & Faktor


6. Dinamika Keluarga :
Keberhasilan dalam pendidikan yang dibawah
rata-rata
perilaku orang tua yang negatif
kemiskinan orang tua
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Etiologi & Faktor


7. Faktor Psikological:
Tiga Fase Stress

Fase Fase Fase


Inisial Denial intrusive
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Etiologi & Faktor


8. Faktor Model Perilaku:
Respon pasien : rasa takut, ketidakberdayaan
dengan respon emosi yang kuat
contohnya pada wanita yang diperkosa di
lorong gelap oleh laki-laki, akan memiliki rasa
takut ketika berada di lorong gelap atau pada
laki-laki.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Etiologi & Faktor


9. Faktor Genetic Familial : PTSD dan MDD
10. Faktor lainnya : Introvert dan Pikiran Negatif
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Gejala Klinis
persistently re-
Avoidance
experienced

Munculnya kembali Usaha untuk nmenolak


gambaran, pikiran, atau memori
persepsi Penolakan atau
Mimpi berulang penghindaran faktor
disosiatif
eksternal
Distress psikologikal
Reaksi fisiologis
(ketakutan) saat melihat
simbol/tanda
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Gejala Klinis
Alterasi negatif Arousal

Tidak mengingat aspek


penting Tindakan sering marah-
Kepercayaan negatif marah
mengenai diri sendiri Sembrono
Menyalahkan diri sendiri Waspada berlebihan
dan orang lain Terkejut yang berlebihan
Keadaan emosional Tidak bisa konsentrasi
persisten Gangguan tidur
Penurunan minat
Tidak ada perasaan
positif
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Jenis
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Kriteria diagnosis
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Kriteria diagnosis
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

DDx

Reactive Disinhibited
Attachment social
Disorder engagement
disorder

Acute
Adjustment
Stress disorder
Disorder
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Terapi
Target Terapi :
Mengurangi dari keparahan gejala-gejala dari PTSD
Mencegah atau mengobati trauma yang berhubungan
dengan kondisi yang muncul sekarang
Meningkatkan fungsi dari psychological sense dari
keamanan dan kepercayaan
Membatasi pengalaman berbahaya yang menyebabkan
situasi traumatic
Mencegah terjadinya kekambuhan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Terapi

psikoterapi:

Exposure Based Treatment

Trauma-focused cognitive-behavoural therapy (TFCBT)

EMDR ( Eye Movement Desensitization and Reprocessing)


EMDR ( EYE MOVEMENT
DESENSITIZATION AND
REPROCESSING)
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Terapi
Farmakoterapi:
SSRI ( Selective Serotonin reuptake inhibitor) digunakan untuk
mengurangi gejala-gejala dari PTSD. fluoxetine(20-60 mg),
sertraline(zoloft 50-200 mg), dan paroxetine(paxil-20-60 mg) yang
biasanya digunakan dalam durasi singkat ( 8-12minggu).
anti-depressants termasuk tricyclic antidepressants dan monoamine oxidase
inhibitos (MAOIs) seperti Amitryptilin (75-300 mg/hari)
Untuk menurunkan rasa cemas dan gangguan tidur dapat digunakan
Benzodiazepines. Tetapi benzodiazepines tidak di anjurkan sebagai
monotherapi dalam PTSD. Alprazolam (Xanax 1x0,5-1 mg/hari)
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.9 Prognosis :
Ad vitam : bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia
BAB III. KESIMPULAN

Gangguan stress pasca trauma : gangguan kecemasan yang timbul


setelah mengalami atau menyaksikan suatu ancaman kehidupan atau
peristiwa-peristiwa trauma
terdapat terputusnya social group, karena pasien merasa hubungan
sosial diantaranya merenggang, yang menghambat proses
pemulihan.
Empat gejala klinis utama dalam PTSD adalah intrusion, avoidance,
negative alterations, dan alterations in arousal yang terjadi lebih dari
1 bulan sejak kejadian traumatis.
Terapi yang dapat diberikan adalah psikofarmaka dan psikoterapi.
Lini pertama dalam penanganan PTSD adalah Exposure Based
Treatment, trauma-focused cognitive-behavoural therapy (TFCBT)
atau EMDR ( Eye Movement Desensitization and Reprocessing).
DAFTAR PUSTAKA

1. Rusdy M. Diagnosis Gangguan Jiwa. 3rd ed. Jakarta: PT. Nuh Jaya; 2013.
2. Hibbert A, Godwin A, dan Dear F. Rujukan cepat psikiatri. Jakarta : Cendika. EGC;2009
3. US V. Epidemiology of PTSD - PTSD: National Center for PTSD [Internet]. Ptsd.va.gov. 2016 [cited 1 May 2016].
Available from: http://www.ptsd.va.gov/professional/PTSD-overview/epidemiological-facts-ptsd.asp
4. Adams H. Comprehensive Handbook of Psychopathology. 3rd ed. Newyork: Plenum Publishers; 2001.
5. Kaplan HI, Saddock BJ dan Grebb J. Sinopsis Psikiatri, Jilid 2. Tangerang : Binarupa Aksara; 2007 h:68-75
6. Elvira, Sylvia D, Hadisukanto G. Gangguan Stress Pasca Trauma Dalam : Elvira, Sylvia D, Hadisukanto G. Buku Ajar
Psikiatri. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:2010 h:254-264
7. Kay J dan Tasman A. Anxiety Disorder : Traumatic Stress Disorders. Dalam : Kay J dan Tasman A. Essentials of
Psychiatry. Tottenham : John Wiley & Sons; 2006 h : 627-638.
8. Van der Kolk B. Psychobiology of Post Traumatic Stress Disorders. Dalam Panksepp J. Ed. Textbook of Biology
Psychiatry, Wiley-Liss, Inc. New Jersey; 2004 h:319-344
9. Fairbank JA, Ebert L, dan Caddell JM. Post Traumatic Stress Disorder. Dalam : Sutker PB dan Adams HE.
Comprehensive Handbook of Psychopathology 3rd. NewYork : Kluwer Academic Publishers; 2002 h: 183-209
10. First MB dan Tasman A. Anxiety Disorders : Traumatic Stress Disorders. Dalam : First MB dan Tasman A. Clinical
Guide to the Diagnosis and Treatment of Mental disorders. Tottenham : John Wilet and Sons; 2006 h: 376-334
11. Veteran A. Clinical Practice Guideline for Post Traumatic Stress Disorder [Internet]. Healthquality. 2010 [cited 1 May
2016]. Available from: http://www.healthquality.va.gov/guidelines/MH/ptsd/cpg_PTSD-FULL-201011612.pdf
12. Diagnostic and statistical manual of mental disorders. Washington, D.C.: American Psychiatric Association; 2013.
13. Aceh Jadi Pilot Proyek Layanan Kesehatan Mental. 11 Mei 2005. Diambil dari
http://www.acehrecoveryforum.org/id/index.php?action=PSCM&no=39
14. Seedat S, Niehaus D, Stein D. The role of genes and family in trauma exposure and posttraumatic stress disorder.
Molecular Psychiatry. 2001;6(4):360-362.

Anda mungkin juga menyukai