HIV Dasar Lengkap
HIV Dasar Lengkap
H : Human
I : Immunodeficiency
V :Virus
A : Acquired
I : Immune
D : Deficiency
S : Syndrome
Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Retrovirus
ds DNA 6
Genomic RNA
vpr
Integrase Protease
HIV DNA 3 5
Proviral DNA
2 RT
1
RNA Transcription 4
mRNA
Polyprotein
Spliced mRNA Protein
PENULARAN
PENULARAN
HIV positif
negatif
HIV positif
HIV didapatkan di
darah
cairan sperma
cairan vagina
900
CD4+ sel T
800
700
Sindrom
TB
600 infeksi Asimtomatik
akut HIV
CD4+ Hitung sel
500
HZV
400 Periode
jendela OHL
300 Tingkat HIV RNA OC
200 dlm plasma PPE
PCP
100 CM
Antibodi CMV, MAC
0
0 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Strategi III A1 + A1 -
Diagnosis
Laporkan
A2
negatif
Anggap
A1+A2+ A1+A2-
Anggap Negatif
indeterminate
Ulangi A1 dan A2
Risiko Risiko
tinggi rendah A1+A2+ A1+A2- A1-A2-
Laporkan
A3
negatif
A1+ A2- A3- A1+ A2+ A3- A1+ A2- A3+ A1+ A2+ A3+
Anggap Laporkan
indeterminate positf
Hasil pemeriksaan antibodi HIV
500
Rata-rata
IO IO
200
Cepat
Kematian Kematian
Enlarged
occipital Enlarged
lymph gland submandibular
lymph gland
Enlarged
Enlarged deep anterior
posterior cervical
cervical lymph lymph glands
Stadium Klinis 2
Berat badan menurun <10% dari BB semula
Infeksi saluran napas berulang (sinusitis, tonsilitis, otitis
media, faringitis)
Herpes zoster
Cheilitis angularis
Ulkus oral yang berulang
Papular pruritic eruption
Dermatitis seboroika
Infeksi jamur kuku
28
Dermatitis seboroika
Gatal
Bersisik
Kemerahan
~ P. ovale
Papular pruritic eruption (PPE)
Lengan,
tungkai,
pinggang,
bokong
Simetris
Papular pruritic eruption (PPE)
Pengobatan
Steroid topikal
Antihistamin
Prednison
jangka pendek
UVB, UVA
Cheilitis angularis
Herpes zoster (shingle)
Infeksi jamur kuku (onikomikosis)
1. Subungual distal
2. White superfisial
3. Subungual proksimal
4. Kandida
5. Distrofik total
Toksoplasmosis
Defisit neurologis dan kejang
Toksoplasmosis dapat dicegah bila pasien
minum kotrimoksazol
AIDS
MELEMAHKAN TUBUH
Gunakan prinsip ABCD, jauhi seks, bersikap saling setia pada pasangan, cegah
dengan kondom dan jauhi obat-obat terlarang (NAPZA)
Seks aman adalah kegiatan seksual yang menggunakan akal dan menjaga
kesehatan
Seks aman memperlihatkan cinta, perhatian, rasa hormat serta tanggung jawab
untuk pasangan kita maupun diri kita sendiri
Katakan tidak untuk seks sebelum nikah
Katakan tidak untuk drugs
Bertanyalah kepada profesional bila kita mempunyai masalah atau ingin mengetahui
mengenai seks aman atau napza sehingga kita tidak tersesat
Jangan percaya pada semua mitos yang berhubungan dengan seks
Lakukan kegiatan yang positif dalam menjalani masa remaja
Hati-hati dengan coba-coba maupun ingin tahu yang berbahaya
Ingatlah bahwa waktu tidak dapat diulang dan tidak dapat ditunda, apa yang kita
lakukan sekarang adalah awal dari masa depan kita
Pak Kondom dan Bu Kondom
&
Bila kita mendapat gejala atau tanda-tanda
terserang IMS apa yang harus dilakukan?
Berhenti melakukan kegiatan seks bebas
Segera berobat kedokter untuk menyembuhkan IMS
Hubungi tempat konsultasi/konseling/hotline service untuk membantu
memecahkan masalah dan merubah perilaku yang tidak aman
Jangan coba-coba menyembuhkan diri sendiri atau menjalankan
pengobatan berdasarkan mitos
Pengobatan dini dapat menolong kita terhindar dari hal-hal yang
merugikan masa depan kita dikemudian hari
(kemandulan,keganasan,AIDS)
Jangan mengulangi kegiatan seks bebas bila sudah melakukan
pengobatan, karena pengobatan ke 2 atau selanjutnya akan lebih
sulit untuk diobati
HEPATITIS VIRUS DAN KO-INFEKSI HIV
Hepatitis Virus
Virus transmisi
HCV HBV
Pencegahan
Skrining pen-donor darah
Pasien dengan HIV dan HCV/HBV bersamaan dapat mengalami percepatan perjalanan penyakit
Prevalensi kasus HIV dan HCV bersamaan pada IDU sangat tinggi disebabkan karena cara
penularannya sama terutama melalui kontaminasi darah
Pertimbangan pengobatan tetap harus diberikan walaupun belum ada terapi HCV yang secara
khusus disetujui
Saat ini hanya pasien dengan infeksi HIV stabil dan penyakit hati terkonpensasi yang dberi anti
virus
HCV dapat merusak pengembalian imunitas setelah terapi ART pada HIV
Dari data yang diperoleh terapi dengan pegylated interferon dan ribavirin menunjukkan respon
yang lebih baik dibandingkan interferon konvensional pada terapi HCV
ART dapat menambah toksisitas pada hepar setelah diinduksi oleh proses peradangan oleh
Hepatitis Virus
Pemeriksaan kesehatan
Evaluasi fungsi hati untuk melihat adanya penyakit hati
yang kronis
Evaluasi berat ringan nya penyakit disertai kemungkinan
pengobatan.
Interferon alpha dan ribavirin untuk Hepatitis C
Vaksinasi terhadap hepatitis A dan B
Hindari sesuatu yang dapat merusak hati
Minuman beralkohol & obat obat tertentu yg hepatotoksik
Program terapi OAT pada TB - HIV