I. PENGANTAR.
Beberapa pokok-pokok pikiran yang melatarbelakangi mengapa pedoman administrasi keuangan bagi
Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku mutlak diperlukan :
1. Laporan keuangan merupakan sarana informasi dalamrangka pengambilan keputusan baik bagi
pihak intern (pengurus) maupun ekstern (anggota).
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB) adalah Rencana Keuangan yang memcakup perkiraan
jumlah tertinggi belanja yang diperlukan untuk suatu periode tertentu (satu tahun), dan
perkiraan jumlah pendapatan yang diperlukan untuk membiayai belanja tersebut.
3. Bahwa APB yang disusun oleh setiap organisasi yang didalamnya terdapat sistim
pertanggungan jawab secara berjenjang, dan melibatkan penilaian, pemeriksaan/pengawasan
dari berbagai pihak baik intern mapun ekstern, maka APB tersebut harus disusun berdasarkan
Standar atau Pedoman yang disepakati bersama.
4. Sebagai Konsekwensi logis dari adanya standar atau pedoman tersebut, maka seluruh tahapan
kegiatan atau siklus anggaran yang berlangsung dalam organisasi tersebut perlu didesain sesuai
dengan luas lingkup organisasi tersebut, sehingga proses anggaran dapat berjalan secara efektif
dan efisien.
5. untuk menjawab point (1) dan (2) diatas, sangat diperlukan adanya sistim administrasi
pembukuan dan pngawasan yang baik (sesuai dengan kebutuhan organisasi).
1. Dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) hendaknya diarahkan pada
program-program yang benar-benar merupakan penekanan sesuai keputusan lembaga legislatif
pada semua jenjang, yang pada esensinya merupakan implementasi dari Kebijakan Umum
Pelayanan (KUP) tahunan yang dicanangkan.
2. Dalam penyusunan RAPB harus berdasarkan pada prinsip anggaran :
- Berimbang dan Dinamis;
Berimbang artinya, terdapat keseimbangan antara pendapatan dan belanja.
Dinamis artinya, tingkat keseimbangan anggaran stiap tahun berubah sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
- Efesiensi artinya, di dalam pelaksanaan anggaran hendaknya dihindari sejauh mungkin
pemborosan dan pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu.
3. Penyusunan RAPB harus berdasarkan azas CashBasic atau Kas Srelsel. Maksudnya bahwa
semua penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan dalam satu tahun anggaran, adalah
merupakan pendapatan dan belanja dari tahun anggaran tersebut.
4. Penyusunan RAPB juga harus berdasarkan Azas Bruto yaitu, bahwa semua penerimaan harus
dibukukan sesuai jumlah bruto, sehingga dapat diketahui seluruh jumlah penerimaan untuk satu
jangka waktu tertentu.
5. RAPB disusun untuk jangka satu tahun anggaran dan berdasarkan Tahun Taqwim yaitu; dari
tanggal 1 Januari s/d 31 Desember .
6. RAPB untuk satu tahun anggaran pada setiap jenjang organisasi disusun selambat-lambatnya
satu bulan sebelum dimulainya tanhun anggaran tersebut.
7. Dalam pelaksanaan anggaran belanja, semua bidang pada setiap jenjang organisasi dilarang
melakukan tindakan yang akan mempunyai akibat bagi belanja organisasi apabila tidak sesuai
tujuan pengeluaran organisasi.
Pengeluaran atas belanja beban anggaran harus berdasarkan tanda bukti untuk memeroleh hak
pembayaran yang sama.
8. Dalam pelaksanaan anggaran pendapatan, setiap penerimaan yang terjadi baik yang berasal dari
dalam mauun dari luar organisasi, dilarang dipergunakan langsung untuk pengeluaran,
melainkan harus disetor sepenuhnya ke Bendahara.
9. Apabila satu bulan setelah berakhirnya tahun anggaran tersebut atau sampai dengan bulan
pertama tahun anggaran baru (bulan januari) APB belum ditetapkan maka pengurus pada setiap
jenjang melaksanakan anggaran tahun sebelumnya.
10. Apabila pertanggung-jawaban anggaran dilakukan/terjadi sebelum berakhirnya tahun anggaran
(31 Deember), maka sisa waktu/bulan antara terjadinya laporan pertanggung-jawaban sampai
dengan tanggal 31 Desember harus menjadi bagian dari laporan pertanggung-jawaban
keuangan bendahara/pengurus pada lembaga legislatif berikutnya.
1
11. Setiap terjadi perubahan anggaran harus terlebih dulu mendapat persetujuan dari pleno
pengurus pada tiap jenjang organisasi. Besarnya jumlah perubahan anggaran yang harus
melalui pleno pengurus tersebut tergantung pada pertimbangan pengurus ada setiap jenjang.
12. Penetapan perhitungan anggaran dilaksanakan selambat-lambatnya dua bulan sebelum tahun
anggaran tersebut berakhir. Dengan catatan tidak boleh melebihi tanggal 31 Desember tahun
anggaran yang bersangkutan.
Setiap penyampaian perhitungan anggaran untuk disahkan harus dilampiri dengan hasil
Pemeriksaan Tim Verifikasi (Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Register Penutupan Kas) dari
tim Verifikasi yang dibentuk pada tiap jenjang.
13. Setiap dokumen penerimaan dan pengeluaran yang timbul sebagai akibat pelaksanaan anggaran
pada setiap jenjang organisasi, harus disimpan selama lima tahun.
Kegiatan anggaran yang dimulai dari perencanaan dan diakhiri dengan perhitungan atau
pertanggung jawab anggaran, disebut daur atau siklus anggaran (budget cycle)
Secara singkat siklus anggaran pada Angkatan Muda GPM dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sebelum dilaksanakan, maka RAPB yang ditetapkan/disahkan menjadi APB harus disampaikan
kepada :
- Setiap Bidang, sebagai dasar pengajuan Daftar Permintaan Pembayaran.
- Bendahara, sebagai dasar pengujian Daftar Permintaan Pembayaran.
- Tim Verifikasi, sebagai bahan pemeriksaan.
2. TAHAP PELAKSANAAN ANGGARAN
A. PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA
1. Pengisisan/pengajuan Daftar Permintaan Pembayaran oleh masing-masing bidang, sesuai
program/kegiatan dan plafon anggaran yang tersedia dalam APB.
2. Persetujuan Daftar Permintaan Pembayaran oleh atasan langsung Bendahara/Ketua.
3. Pembuatan bukti pengeluaran Kas, dan pembayaran oleh Bendahara I.
4. Pencatatan dalam Buku Kas Umum oleh Bendahara II.
5. Pertanggungan jawab oleh Bendahara.
B. PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA
1. Penerimaan anggaran oleh masing-masing bidang, dan penyetoran kepada Benadahara I.
2. Pembuatan dokumen/bukti penerimaan kas oleh Bendahara I.
3. Pencatatan dalam Buku Kas Umum oleh Bendahara II.
4. Pertanggungan jawab oleh Bendahara.
2
lembaga eksekutif yang bertanggung jawab melanjutkan kepada lembaga legislatif pada setiap
jenjang organisasi.
1 2 3 4 5 6
PENJELASAN
- Halaman pertama Buku Kas Umum harus dicatat jumlahnya halaman dan ditanda-tangani oleh
Bendahara Umum.
Contoh :
Buku Kas Umum ini terdiri dari seratus halaman (halaman 1 s/d 100)
Ambon,.20.
Bendahara Umum
..
Kolom 1 : untuk mencatat tanggal terjadinya transaksi penerimaan atau pengeluaran sesuai bukti
penerimaan atau pengeluaran kas secara kronologis (urutan tanggal), bukan tanggal
dicatatnya transaksi tersebut dalam buku kas harian.
Pada baris pertama dicatat saldo tahun atau bulan lalu.
Kolom 2 : untuk mencatat penjelasan singkat dari setiap transasksi yang terjadi. Pada baris pertama
dicatat saldo bulan lalu, dan jumlah divatat pada kolom 3.
Kolom 3 : untuk mencatat kode mata anggaran penerimaan dan pengeluaran yang terdapat dalam
daftar permintaan atau bukti penerimaan dan pengeluaran kas.
3
Kolom 4 : untuk mencatat jumlah penerimaan kas sesuai bukti penerimaan kas yang telah
diotorisasi/ditandatangai.
Kolom 5 : untuk mencatat jumlah pengeluaran kas sesuai bukti pengeluaran kas yang telah
diotorisasi/ditandatangai.
Catatan : Setiap terjadi kesalahan pencatatanb, baik pada angka penerimaan atau pengeluaran
dilarang dihapus atau di tip-ex, tetapi diberi garis daftar pada angka yang salah tersebut kemudian
diparaf dan ditulis angka baru (yang benar) dibawahnya
1 2 3 4 5 6
4
3. PROSEDUR PENGELUARAN KAS
URAIAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS
1. Ketua/Sekretaris bidang mengajukan Daftar Permintaan Pembayaran (DPP) kepada atasan
langsung Bendahara/Ketua, sesuai dengan jenis kegiatan dan plafon anggaran yang tersedia.
2. Atasan langsung Bendahara/ketua setelah menerima, meneliti dan menandatangani DPP
(sebagai tanda setuju dibayar) dan meneruskan kepada bendahara I.
3. Bendahara I setelah menerima, meniliti keabsahan dokumen tersebut kemudian membuat
Bukti Pengeluaran Kas sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam DPP dengan
memperhatikan Saldo Kas Mata Anggaran bidang bersangkutan. Setelah ditanda-tangani oleh
kedua belah pihak (bendahara Idan yang menerima), dan meneruskan ke Ketua Umum untuk
ditanda-tangani.
4. Ketua Umum. Menerima, meneliti keabsahan dokumen dan apabila setuju, menanda-tangani
kemudian mengembalikan ke bendahara I.
5. Bendahara I. melakukan pembayaran berdasarkan jumlah yang telah disetujui, selanjutnya
lembarab kedua bukti pengeluaran kas dan DPP diserahkan kepada yang menerima.,
sedangkan lembar pertamanya kepada bendahara II untuk dicatat dalam Buku Kas Umum.
6. Bendahara II menerima, meneliti keabsahan dokumen pengeluaran kas yang diterima,
mencatat dalam buku kas umum, selanjutnya menyimpan dalam arsip.
1 2 3 4 5 6 7
5
4. TATA CARA MEMPERBAIKI KESALAHAN
Dalam mengerjakan/mencatat dalam buku kas umum mungkin saja terjadi kesalahan pembukuan.
Oleh karena itu perlu adanya perbaikan atas kesalahan tersebut. Kesalahan pembukuan pada
umumnya disebabkan oleh :
1. Kesalahan tulis.
2. Keslahan dalam pembayaran.
Kesalahan Tulis
Tercatat dalam buku kas tidak sesuai dengan bukti-buktinya yaitu, dicatat lebih besar atau lebih
kecil.
Cara memperbaikinya:
1. Mencoret angka yang salah dengan 2 (dua)garis datar dan diparaf kemudian ditulis angka
yang baru dengan angka yang benar, tetapi angka semula masih dapat dibaca.
2. Kontra Pos. Mencatat jumlah yang sama besar pada sisi yang berlawanan dalam buku kas
umum dan buku kas harian kemudian pada sisi semula dibukukan lagi jumlah yang
seharusnya.
3. Membukukan selisihnya saja pada buku kas umum/buku kas harian.
Perbaikan dengan cara (1) bisa dilakukan apabila kesalahan tersebut pada bulan yang
bersangkutan. Apabila kesalahan tersebut diketahui pada bulan berikutnya, maka cara (2) dan (3)
yang diempuh, karena pengeluaran-pengeluaran tersebut terlah dipertanggung-jawabkan.
Ditetapkan di : Aboru
Pada tanggal : 22Nopember 2001
6
Lampiran 1
Batang Tubuh Anggaran
I. PENDAPATAN
Jumlah Bagian I.
Rp. ,-
PENDAPATAN TETAP
I. 2 01 Iuran P.D/P.C/P.R/Anggota Rp. ,- Sesuai Keputusan
02 Tunggakan Iuran P.D/P.C/P.R/Anggota Rp. ,- Lembaga legislatif pada
03 Subsidi Pemda Rp. ,- setiap jenjang
04 Subsidi Sinode/Klasis/Jemaat
05 Tanggungan Kongres, MPP/Konperda, Sesuai daftar tunggakan
MPPD/Konpercab, MPPC/Rapat Ranting,
Raker
06 Tungg. Tangg. Kongres, MPP//Konperda, Sesuai daftar tunggakan
MPPD/Konpercab, MPPC/Rapat Ranting,
Raker.
7
Lampiran 2
II. BELANJA
II. 5
01
Jumlah Bagian II.4 Rp. ,
-
BELANJA PERJALANAN DINAS
Belanja Perjalanan Dinas Rp. ,-
II. 6
01
02 Jumlah Bagian II. Rp. ,
-
BELANJA RAPAT-RAPAT
II. 7 Belanja Rapat P.B/P.D/P.C/P.R Rp. ,-
01 Belanja Kongres MPP/Konperda, Rp. ,- Sesuai program bidang
02 MPPD/Konpercab,MPPC/Rapat Ranting, Raker Sesuai program bidang
03 Sesuai program bidang
04 Jumlah Bagian II.6 Rp. , Sesuai program bidang
05 - Sesuai program bidang
BELANJA BIDANG-BIDANG
Bidang I Rp. ,-
Bidang II Rp. ,-
II. 8 Bidang III Rp. ,-
01 Bidang IV Rp. ,-
02 Bidang V Rp. ,-
8
URUSAN KAS DAN PERHITUNGAN
Kolekta Ibadah Oikumene Rp. ,-
REKAPITULASI
I. PENDAPATAN
II. BELANJA
Ambon,.,20..
P.B/P.D/P.C/P.R/
..
Ketua Bendahara
9
LAPORAN PERTANGGUNG-JAWABAN KEUANGAN
P.B/P.D/P.C/P.R
TAHUN ANGGARAN..
I. PENGANTAR
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
..............................................................................................
Keterangan Selisih :
Keterangan Saldo
Uang tunai = Rp,-
Saldo Bank = Rp,-
Jumlah = Rp,-
1. PENDAPATAN
2. BELANJA
10
Lampiran 5
Contoh Laporan Keuangan
PENDAPATAN
PENGELUARAN
IV. PENUTUP
..
Tempat..Tgl..Bulan..Tahun.
P.B/P.D/P.C/P.R/
..
Ketua Bendahara
11
Lampiran 6
1. Uang Tunai
- Lembar Uang Kertas :
Rp. 100.000,- Lembar Rp.,-
Rp. 50.000,- Lembar Rp.,-
Rp. 20.000,- Lembar Rp.,-
Rp. 10.000,- Lembar Rp.,-
Rp. 5.000,- Lembar Rp.,-
Rp. 1.000,- Lembar Rp.,-
Rp. 500,- Lembar Rp.,-
Rp. 100,- Lembar Rp.,-
Rp.,-
- Uang Logam : Rp.,-+
Jumlah Rp.,-
2. Saldo Bank Rp.,-
Saldo Kas Rp.,-
Selisih Rp.,-
Keterangan Selisih
12
Lampiran 7
DAFTAR PERMINTAAN PEMBAYARAN
BIDANG : I/II/III/IV/IV
JUMLAH
Mengetahui
13
Bendahara Umum Ketua/Sekretaris Bidang
..
Lampiran 8
CONTOH KWITANSI
..
Mengetahui
Ketua PB/PD/PC/PR atau yang dutunjuk sebagai Pejabat Ketua
..
Mengetahui
Ketua PB/PD/PC/PR atau yang dutunjuk sebagai Pejabat Ketua
14
15