Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN ADMINISTRASI KEUANGAN

ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU

I. PENGANTAR.
Beberapa pokok-pokok pikiran yang melatarbelakangi mengapa pedoman administrasi keuangan bagi
Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku mutlak diperlukan :
1. Laporan keuangan merupakan sarana informasi dalamrangka pengambilan keputusan baik bagi
pihak intern (pengurus) maupun ekstern (anggota).
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB) adalah Rencana Keuangan yang memcakup perkiraan
jumlah tertinggi belanja yang diperlukan untuk suatu periode tertentu (satu tahun), dan
perkiraan jumlah pendapatan yang diperlukan untuk membiayai belanja tersebut.
3. Bahwa APB yang disusun oleh setiap organisasi yang didalamnya terdapat sistim
pertanggungan jawab secara berjenjang, dan melibatkan penilaian, pemeriksaan/pengawasan
dari berbagai pihak baik intern mapun ekstern, maka APB tersebut harus disusun berdasarkan
Standar atau Pedoman yang disepakati bersama.
4. Sebagai Konsekwensi logis dari adanya standar atau pedoman tersebut, maka seluruh tahapan
kegiatan atau siklus anggaran yang berlangsung dalam organisasi tersebut perlu didesain sesuai
dengan luas lingkup organisasi tersebut, sehingga proses anggaran dapat berjalan secara efektif
dan efisien.
5. untuk menjawab point (1) dan (2) diatas, sangat diperlukan adanya sistim administrasi
pembukuan dan pngawasan yang baik (sesuai dengan kebutuhan organisasi).

II. PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA


ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU.

Dalam rangka membangun kesamaan persepsi di dalam pengelolaan Keuangan/ Anggaran


Pendapatan dan Belanja (APB) Angkatan Muda GPM pada semua jenjang secara efektif dan
efisien, maka dipandang perlu untuk menyusun suatu Pedoman Umum yang mempedomani proses
APB pada semua jenjang organisasi sebagai berikut :

1. Dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) hendaknya diarahkan pada
program-program yang benar-benar merupakan penekanan sesuai keputusan lembaga legislatif
pada semua jenjang, yang pada esensinya merupakan implementasi dari Kebijakan Umum
Pelayanan (KUP) tahunan yang dicanangkan.
2. Dalam penyusunan RAPB harus berdasarkan pada prinsip anggaran :
- Berimbang dan Dinamis;
Berimbang artinya, terdapat keseimbangan antara pendapatan dan belanja.
Dinamis artinya, tingkat keseimbangan anggaran stiap tahun berubah sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
- Efesiensi artinya, di dalam pelaksanaan anggaran hendaknya dihindari sejauh mungkin
pemborosan dan pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu.
3. Penyusunan RAPB harus berdasarkan azas CashBasic atau Kas Srelsel. Maksudnya bahwa
semua penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan dalam satu tahun anggaran, adalah
merupakan pendapatan dan belanja dari tahun anggaran tersebut.
4. Penyusunan RAPB juga harus berdasarkan Azas Bruto yaitu, bahwa semua penerimaan harus
dibukukan sesuai jumlah bruto, sehingga dapat diketahui seluruh jumlah penerimaan untuk satu
jangka waktu tertentu.
5. RAPB disusun untuk jangka satu tahun anggaran dan berdasarkan Tahun Taqwim yaitu; dari
tanggal 1 Januari s/d 31 Desember .
6. RAPB untuk satu tahun anggaran pada setiap jenjang organisasi disusun selambat-lambatnya
satu bulan sebelum dimulainya tanhun anggaran tersebut.
7. Dalam pelaksanaan anggaran belanja, semua bidang pada setiap jenjang organisasi dilarang
melakukan tindakan yang akan mempunyai akibat bagi belanja organisasi apabila tidak sesuai
tujuan pengeluaran organisasi.
Pengeluaran atas belanja beban anggaran harus berdasarkan tanda bukti untuk memeroleh hak
pembayaran yang sama.
8. Dalam pelaksanaan anggaran pendapatan, setiap penerimaan yang terjadi baik yang berasal dari
dalam mauun dari luar organisasi, dilarang dipergunakan langsung untuk pengeluaran,
melainkan harus disetor sepenuhnya ke Bendahara.
9. Apabila satu bulan setelah berakhirnya tahun anggaran tersebut atau sampai dengan bulan
pertama tahun anggaran baru (bulan januari) APB belum ditetapkan maka pengurus pada setiap
jenjang melaksanakan anggaran tahun sebelumnya.
10. Apabila pertanggung-jawaban anggaran dilakukan/terjadi sebelum berakhirnya tahun anggaran
(31 Deember), maka sisa waktu/bulan antara terjadinya laporan pertanggung-jawaban sampai
dengan tanggal 31 Desember harus menjadi bagian dari laporan pertanggung-jawaban
keuangan bendahara/pengurus pada lembaga legislatif berikutnya.

1
11. Setiap terjadi perubahan anggaran harus terlebih dulu mendapat persetujuan dari pleno
pengurus pada tiap jenjang organisasi. Besarnya jumlah perubahan anggaran yang harus
melalui pleno pengurus tersebut tergantung pada pertimbangan pengurus ada setiap jenjang.
12. Penetapan perhitungan anggaran dilaksanakan selambat-lambatnya dua bulan sebelum tahun
anggaran tersebut berakhir. Dengan catatan tidak boleh melebihi tanggal 31 Desember tahun
anggaran yang bersangkutan.
Setiap penyampaian perhitungan anggaran untuk disahkan harus dilampiri dengan hasil
Pemeriksaan Tim Verifikasi (Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Register Penutupan Kas) dari
tim Verifikasi yang dibentuk pada tiap jenjang.
13. Setiap dokumen penerimaan dan pengeluaran yang timbul sebagai akibat pelaksanaan anggaran
pada setiap jenjang organisasi, harus disimpan selama lima tahun.

III. SIKLUS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ANGKATAN MUDA GEREJA


PROTESTAN MALUKU.

Kegiatan anggaran yang dimulai dari perencanaan dan diakhiri dengan perhitungan atau
pertanggung jawab anggaran, disebut daur atau siklus anggaran (budget cycle)
Secara singkat siklus anggaran pada Angkatan Muda GPM dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. TAHAP PERENCANAAN ATAU PERSIAPAN ANGGARAN.


Pembuatan rencana program oleh masing-masing bidang pada setia jenjang organisasi.

a. Penyusunan rencana keuangan (komplikasi rencana program/kegiatan ke dalam angka-


angka RAB), serta menyusun rencana keputusan disertai penjelasannya oleh Bendahara
Umum, Bendahara I dan Bendahara II.
b. Pembahasan RAPB dalam rapat pleno pengurus pada setiap jenjang organisasi.
c. Pengajuan RAPB oleh Bendahara Umum pada lembaga legislatif di setiap jenjang
organisasi.
d. Pengajuan RAPB oleh lembaga legislatif pada setiap jenjang organisasi, diakhiri dengan
pemberian persetujuan.
e. Penetapan/pengesahan RAPB menjadi APB dengan surat keputusan lembaga legislatif pada
setiap jenjang organisasi.

Sebelum dilaksanakan, maka RAPB yang ditetapkan/disahkan menjadi APB harus disampaikan
kepada :
- Setiap Bidang, sebagai dasar pengajuan Daftar Permintaan Pembayaran.
- Bendahara, sebagai dasar pengujian Daftar Permintaan Pembayaran.
- Tim Verifikasi, sebagai bahan pemeriksaan.
2. TAHAP PELAKSANAAN ANGGARAN
A. PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA
1. Pengisisan/pengajuan Daftar Permintaan Pembayaran oleh masing-masing bidang, sesuai
program/kegiatan dan plafon anggaran yang tersedia dalam APB.
2. Persetujuan Daftar Permintaan Pembayaran oleh atasan langsung Bendahara/Ketua.
3. Pembuatan bukti pengeluaran Kas, dan pembayaran oleh Bendahara I.
4. Pencatatan dalam Buku Kas Umum oleh Bendahara II.
5. Pertanggungan jawab oleh Bendahara.
B. PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA
1. Penerimaan anggaran oleh masing-masing bidang, dan penyetoran kepada Benadahara I.
2. Pembuatan dokumen/bukti penerimaan kas oleh Bendahara I.
3. Pencatatan dalam Buku Kas Umum oleh Bendahara II.
4. Pertanggungan jawab oleh Bendahara.

3. TAHAP PENGAWASAN ANGGARAN.


a. Pengawasan prefentif (bersifat pencegahan). Yaitu pengawasan yang dilakukan oleh
pengurus yang ada pada setiap jenjang organisasi, agar kesalahan ataupun
penyimpangan yang akan terjadi dalam organisasi dapat dicegah.
b. Pengawasan represif/pemeriksaan. Yaitu pengawasan yang dilakukan dengan jalan
melakukan pemeriksaan terhadap suatu tugas atau pekerjaan yang telah selesai,
dengan maksud untuk menilai apakah pekerjaan itu telah dilaksanakan sesuai
dengan rencana atau peratuaran yang berlaku.
Berdasarkan pasal 24 ayat (7) ART Angkatan Muda GPM, maka Tim Verifikasi
merupakan aparat pengawasan eksternal yang melakukan kegiatan pengawasan represif
terhadap pengelolaan keuangan organisasi yang hasilnya disampaikan kepada pengurus sebagai

2
lembaga eksekutif yang bertanggung jawab melanjutkan kepada lembaga legislatif pada setiap
jenjang organisasi.

1. TAHAP PERHITUNGAN/PERTANGGUNGAN JAWAB ANGGARAN.


a. Mengumpulkan data-data realisasi APB sesuai dengan catatan/dokumen penerimaan dan
pengeluaran oleh bendahara umum, bendahara I, bendahara II.
b. Menyusun laporan realisasi per jenis kegiatan/mata anggaran dari setaipa bidang.
c. Membuat perhitungan APB untuk dibahas dalam rapat pleno pengurus pada setiap
jenjang organisasi.
d. Pemeriksaan perhitungan APB oleh tim verfikasi, disertai catatan-catatan dalam bentuk
laporan pemeriksaan.
e. Pembahasan dan pengesahan perhitungan APB oleh lembaga legislatif pada setiap
jenjang organisasi

IV. SISTIM DAN PROSEDUR PEMBUKUAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN


ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA (APB).

1. BUKU KAS UMUM.


Buku Kas Umum adalah buku yang dipergunakan oleh bendahara II untuk mencatat segala
transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran yang terjadi, berdasarkan KUITANSI
penerimaan dan pengeluaran yang diterima dari bendahara I.
Buku Kas Umum berfungsi untuk memantau sekaligus mengawasi keadaan kas yang terdapat
pada bendahara I

Contoh Buku Kas Umum

BUKU KAS UMUM

TGL URAIAN BUKTI PENERIMAAN PENGELUARAN


BLN PEMBUKUAN
NOMOR KODE MA

1 2 3 4 5 6

Jumlah Rp. Rp.


Saldo Rp. Rp.
Jumlah semua Rp. Rp.

PENJELASAN
- Halaman pertama Buku Kas Umum harus dicatat jumlahnya halaman dan ditanda-tangani oleh
Bendahara Umum.
Contoh :
Buku Kas Umum ini terdiri dari seratus halaman (halaman 1 s/d 100)

Ambon,.20.
Bendahara Umum

..

Kolom 1 : untuk mencatat tanggal terjadinya transaksi penerimaan atau pengeluaran sesuai bukti
penerimaan atau pengeluaran kas secara kronologis (urutan tanggal), bukan tanggal
dicatatnya transaksi tersebut dalam buku kas harian.
Pada baris pertama dicatat saldo tahun atau bulan lalu.
Kolom 2 : untuk mencatat penjelasan singkat dari setiap transasksi yang terjadi. Pada baris pertama
dicatat saldo bulan lalu, dan jumlah divatat pada kolom 3.
Kolom 3 : untuk mencatat kode mata anggaran penerimaan dan pengeluaran yang terdapat dalam
daftar permintaan atau bukti penerimaan dan pengeluaran kas.

3
Kolom 4 : untuk mencatat jumlah penerimaan kas sesuai bukti penerimaan kas yang telah
diotorisasi/ditandatangai.
Kolom 5 : untuk mencatat jumlah pengeluaran kas sesuai bukti pengeluaran kas yang telah
diotorisasi/ditandatangai.
Catatan : Setiap terjadi kesalahan pencatatanb, baik pada angka penerimaan atau pengeluaran
dilarang dihapus atau di tip-ex, tetapi diberi garis daftar pada angka yang salah tersebut kemudian
diparaf dan ditulis angka baru (yang benar) dibawahnya

2. PROSEDUR PENRIMAAN KAS.


URAIAN PROSEDUR PENERIMAAN KAS.
1. Ketua atau Sekretaris bidang menerima unag dari hasil kegiatan/program bidang dan lain-
lain, kemudian menyerahkan kepada bendahara I.
2. Bendahara I setelah menerima, menghitung kemudian membuat bukti penerimaan kas
sebanyak 2 (dua) lembar. Setelah ditanda-tangani oleh kedua belah pihak (Bendahara I dan
yang menyerahkan), Kemudian menruskan ke Ketua Umum.
3. Ketua Umum. Menerima/meneliti dan menandatangani bukti penerimaan kas dan
mengembalikan ke bendahara I.
4. Bendahara I menerima kembali bukti penerimaan kas dari ketua, melakukan pembayaran,
kemudian menyerahkan lembar pertama bukti penerimaan kas kepada yang menyerahkan
sedangkan lembar kedua bukti penerimaan diteruskan kepada bendahara II untuk dicatat
dalam Buku Kas Umum.
5. Bendahara II setelah menerima, meneliti keabsahan lembar kedua bukti penerimaan kas.,
mencatat dalam buku kas selanjutnya dokumen/kuitansi tersebut disimpan dalam arsip.

BAGAN ARUS PROSEDUR PENERIMAAN KAS.

NO. URAIAN KEGIATAN KETUA KET/SEK BEND I BEND II


BIDANG

1 2 3 4 5 6

1. Menyerahkan penerimaan hasil pelaksanaan 1


program dan atau bantuan yang diterima ke.

2. Menerima, meneliti/menghitung fisik uang 2


dan membuat bukti penerimaan kas
sebanyak dua lembar dan setelah ditanda-
tangani dan meneruskan ke.

3. Meneliti dan menanda-tangani bukti


penerimaan kas serta mengembalikan ke 3
bendahara I.

4. Menyerahkan bukti penerimaan kas lembar


ke-1 kepada yang menyerahkan dan 4
meneruskan lembar ke-2 bukti penerimaan
kas ke bendahara II.

5. Meneliti dan mencatat lembar ke-2 bukti 5


penerimaan kas dalam buku kas umum dan
buku pembantu serta menyimpan bukti
tersebut sebagai arsip.

4
3. PROSEDUR PENGELUARAN KAS
URAIAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS
1. Ketua/Sekretaris bidang mengajukan Daftar Permintaan Pembayaran (DPP) kepada atasan
langsung Bendahara/Ketua, sesuai dengan jenis kegiatan dan plafon anggaran yang tersedia.
2. Atasan langsung Bendahara/ketua setelah menerima, meneliti dan menandatangani DPP
(sebagai tanda setuju dibayar) dan meneruskan kepada bendahara I.
3. Bendahara I setelah menerima, meniliti keabsahan dokumen tersebut kemudian membuat
Bukti Pengeluaran Kas sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam DPP dengan
memperhatikan Saldo Kas Mata Anggaran bidang bersangkutan. Setelah ditanda-tangani oleh
kedua belah pihak (bendahara Idan yang menerima), dan meneruskan ke Ketua Umum untuk
ditanda-tangani.
4. Ketua Umum. Menerima, meneliti keabsahan dokumen dan apabila setuju, menanda-tangani
kemudian mengembalikan ke bendahara I.
5. Bendahara I. melakukan pembayaran berdasarkan jumlah yang telah disetujui, selanjutnya
lembarab kedua bukti pengeluaran kas dan DPP diserahkan kepada yang menerima.,
sedangkan lembar pertamanya kepada bendahara II untuk dicatat dalam Buku Kas Umum.
6. Bendahara II menerima, meneliti keabsahan dokumen pengeluaran kas yang diterima,
mencatat dalam buku kas umum, selanjutnya menyimpan dalam arsip.

BAGAN ARUS PROSEDUR PENGELUARAN KAS

NO URAIAN KEGIATAN KETUA KETUA/S BEND BEND BEND


UMUM EK BID UMUM I II

1 2 3 4 5 6 7

1. Membuat dan menanda-tangani


Daftar Permintaan Pembayaran
1
(DPP) sesuai program bidang
masing-masing dan meneruskan.
2
2. Meneliti dan memaraf daftar
permintaan pembayaran.

3. Meneliti dan membuat bukti


pengeluaran kas dalam rangkap 2 3
(dua) dan meneruskan.

4. Meneliti dan apabila menyetujui,


menanda-tangani bukti pengeluaran 4
kas serta meneruskan.

5. Melakukan pembayaran sesuai 5


jumlah yang telah disetujui, dan
menyerahkan lembar ke-2 bukti
pengeluaran kas kepada yang
menerima (setelah ditanda-tangani)
dan meneruskan lembaran ke-1
kepada bendahara II.

6. Meneliti dan mencatat lembar ke-1 6


bukti pengeluaran kas dalam buku
kas umum dan buku pembatu serta
menyimpan bukti tersebut sebagai
arsip.

5
4. TATA CARA MEMPERBAIKI KESALAHAN
Dalam mengerjakan/mencatat dalam buku kas umum mungkin saja terjadi kesalahan pembukuan.
Oleh karena itu perlu adanya perbaikan atas kesalahan tersebut. Kesalahan pembukuan pada
umumnya disebabkan oleh :
1. Kesalahan tulis.
2. Keslahan dalam pembayaran.

Kesalahan Tulis
Tercatat dalam buku kas tidak sesuai dengan bukti-buktinya yaitu, dicatat lebih besar atau lebih
kecil.
Cara memperbaikinya:
1. Mencoret angka yang salah dengan 2 (dua)garis datar dan diparaf kemudian ditulis angka
yang baru dengan angka yang benar, tetapi angka semula masih dapat dibaca.
2. Kontra Pos. Mencatat jumlah yang sama besar pada sisi yang berlawanan dalam buku kas
umum dan buku kas harian kemudian pada sisi semula dibukukan lagi jumlah yang
seharusnya.
3. Membukukan selisihnya saja pada buku kas umum/buku kas harian.
Perbaikan dengan cara (1) bisa dilakukan apabila kesalahan tersebut pada bulan yang
bersangkutan. Apabila kesalahan tersebut diketahui pada bulan berikutnya, maka cara (2) dan (3)
yang diempuh, karena pengeluaran-pengeluaran tersebut terlah dipertanggung-jawabkan.

Kesalahan Dalam Pembayaran


1. Kelebihan Membayar.
a. Kelebihan pembayaran tersebut dapat diminta kembali kepada yang menerima
pembayaran dan kuitansi yang lama ditukar dengan kuitansi yang baru. Pembetulan
pemukuan dapat dilakukan dengan cara (1), (2) dan (3) diatas.
b. Kelebihan pembayaran dapat diminta kembali kepada pihak yang menerima tetapi tidak
disertai dengan penggantian kuitansi. Pengembalian tersebut dibukukan sebagai
penerimaan kelebihan pembayaran atas mata anggaran yang bersangkutan.
2. Kekurangan Membayar.
Apabila terjadi kekuarangan pebayaran dan pihak ketiga tidak menagih pembayaran tersebut,
maka tidak ada perbaikan penbukuan. Tetapi bila kekurangan pembayaran tersebut, maka
tidak ada perbaikan pembukuan. Tetapi bila kekurangan pembayaran tersebut diminta
kembali dan dibayar, cara perbaikannya sama dengan cara perbaikan bila terjadi kelebihan
membayar, namun terbalik.

5. REGISTER PENUTUPAN KAS


Register penutupan kas dibuat untuk mengetahui jumlah penerimaan/pengeluaran dan saldo kas
(phisik) yang terdiri dari uang tunai dan saldo uang di bank.
Jika terdapat selisih anatara saldo kas dan saldo buku, maka selisih tersebut harus dicatat dalam
buku kas umum dan dalam register penutupan kas serta harus diterangkan mengenai hal-hal yang
mengakibatkan selisih tersebut.

Pembukuan Selisih Lebih/Kurang.


Apabila bendahara mengalami perbedaan jumlah antara jumlah saldo menurut buku saldo dank as
(ketekoran/kelebihan kas), harus membukukan dalam buku kas umum.
Selisih kurang/ketekoran disebabkan antara lain :
- Kecurian, hilang dll.
- Lembar uang kurang.
- Kuitansi yang lupa dibukukan
- Pengeluaran yang kecil-kecil, yang tidak mungkin dibuat kuitansi.
Selisih lebih disebabkan antara lain :
- Lipatan uang yang berlebih
- Alpanya penerimaan yang lupa dibukukan.
Pembukuannya :
- Selisih kurang (saldo kas lebih kecil dari saldo buku) dibukukan sebagai pengeluaran.
- Selisih lebih (saldo kas lebih besar dari saldo buku) dibukukan sebagai penerimaan.

Suatu hal perlu direnungkan dan disadari bahwa :


Apapun baiknya suatu sistim yang didesain untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan dan
pengendalian anggaran suatu organisasi, pada akhirnya sangat bergantung pada manusia sebagai
pelaksana sistim tersebut. (by racom/2001)

Ditetapkan di : Aboru
Pada tanggal : 22Nopember 2001

6
Lampiran 1
Batang Tubuh Anggaran

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA


ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU

I. PENDAPATAN

KODE URAIAN DIANGGARKAN KETERANGAN


ANGG

I.1 SISA LEBIH PERHIT. TAHUN LALU


Rp. ,-
I.1 01 Sisa Lebih Perh. Anggaran Tahun
Rp. ,-

Diangg. Sesuai saldo kas


Per 31 Desember..

Jumlah Bagian I.
Rp. ,-
PENDAPATAN TETAP
I. 2 01 Iuran P.D/P.C/P.R/Anggota Rp. ,- Sesuai Keputusan
02 Tunggakan Iuran P.D/P.C/P.R/Anggota Rp. ,- Lembaga legislatif pada
03 Subsidi Pemda Rp. ,- setiap jenjang
04 Subsidi Sinode/Klasis/Jemaat
05 Tanggungan Kongres, MPP/Konperda, Sesuai daftar tunggakan
MPPD/Konpercab, MPPC/Rapat Ranting,
Raker
06 Tungg. Tangg. Kongres, MPP//Konperda, Sesuai daftar tunggakan
MPPD/Konpercab, MPPC/Rapat Ranting,
Raker.

Jumlah Bagian I.2 Rp. ,-


I. 3 PENDAPATAN BIDANG
I. 3 01 Bidang I Rp. ,- Sesuai Program Bidang
02 Bidang II Rp. ,- Sesuai Program Bidang
03 Bidang III Rp. ,- Sesuai Program Bidang
04 Bidang IV Rp. ,- Sesuai Program Bidang
05 Bidang V Rp. ,- Sesuai Program Bidang

Jumlah Bagian I.3 Rp. ,-


I. 4 PENDAPATAN LAIN-LAIN
I. 4 01 Sumbangan-sumbangan
03 Lain-lain

Jumlah bagian I.4 Rp. ,-


I. 5 URUSAN KAS DAN PERHITUNGAN
I. 5. 01 Kolekta Ibadah Oikumene

Jumlah Bagian I.5 Rp. ,-

TOTAL PENDAPATAN Rp. ,-

7
Lampiran 2
II. BELANJA

KODE URAIAN DIANGGARKAN KETERANGAN


ANGG
II. 1 SISA KURANG PERHIT. ANGG.THN LALU Rp. ,-
01 Sisa kurang perhit.Angg.Thn. Lalu Rp. ,-

Jumlah Bagian I.1. Rp. ,


-
II. 2
01 BELANJA TETAP Sesuai keputusan
02 Belanja Pegawai/Honororium Rp. ,- lembaga legislatif pada
03 Iuran PD/PC/Pengurus Ranting setiap jenjang
04 Tunggakan Iuran PD/PC/PR
05 Tanggungan MPP/MPPD/MPPC/Raker
Tunggakan Tanggungan MPP/MPPD/MPPC/Raker

Jumlah Bagian II.2 Rp. ,


II. 3 -
01
02 BELANJA BARANG
Belanja ATK Rp. ,-
Belanja Inventaris Rp. ,-
II. 4
01 Jumlah Bagian II.3 Rp. ,
-
BELANJA PEMELIHARAAN
Belanja pemeliharaan Inventaris Rp. ,-

II. 5
01
Jumlah Bagian II.4 Rp. ,
-
BELANJA PERJALANAN DINAS
Belanja Perjalanan Dinas Rp. ,-
II. 6
01
02 Jumlah Bagian II. Rp. ,
-

BELANJA RAPAT-RAPAT
II. 7 Belanja Rapat P.B/P.D/P.C/P.R Rp. ,-
01 Belanja Kongres MPP/Konperda, Rp. ,- Sesuai program bidang
02 MPPD/Konpercab,MPPC/Rapat Ranting, Raker Sesuai program bidang
03 Sesuai program bidang
04 Jumlah Bagian II.6 Rp. , Sesuai program bidang
05 - Sesuai program bidang
BELANJA BIDANG-BIDANG
Bidang I Rp. ,-
Bidang II Rp. ,-
II. 8 Bidang III Rp. ,-
01 Bidang IV Rp. ,-
02 Bidang V Rp. ,-

II. 9 Jumlah Bagian II.7 Rp. ,


01 -
BELANJA LAIN-LAIN
Sumbangan-sumbangan Rp. ,-
Lain-lain Rp. ,-

Jumlah Bagian II.8 Rp. ,


-

8
URUSAN KAS DAN PERHITUNGAN
Kolekta Ibadah Oikumene Rp. ,-

Jumlah Bagian II.9 Rp. ,


-
TOTAL BELANJA Rp. ,-

REKAPITULASI

I. PENDAPATAN

I. 1. SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGG. THN. LALU Rp,-


I.2. PENDAPATAN TETAP Rp,-
I.3. PENDAPATAN BIDANG-BIDANG Rp,-
I.4. PENDAPATAN LAIN-LAIN Rp,-
I.5. URUSAN KAS DAN PERHITUNGAN Rp,-

JUMLAH PENDAPATAN Rp,-

II. BELANJA

II. 1. SISA KURANG PERHITUNGAN ANGG. THN LALU Rp,-


II. 2. BELANJA TETAP Rp,-
II. 3. BELANJA BARANG Rp,-
II. 4. BELANJA PEMELIHARAAN Rp,-
II. 5. BELANJA PERJALANAN DINAS Rp,-
II. 6. BELANJA RAPAT-RAPAT Rp,-
II. 7. BELANJA BIDANG-BIDANG Rp,-
II. 8. BELANJA LAIN-LAIN Rp,-
II. 9. URUSAN KAS DAN PERHITUNGAN Rp,-

JUMLAH BELANJA Rp,-

Ambon,.,20..

P.B/P.D/P.C/P.R/

..
Ketua Bendahara

9
LAPORAN PERTANGGUNG-JAWABAN KEUANGAN
P.B/P.D/P.C/P.R
TAHUN ANGGARAN..

I. PENGANTAR
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
..............................................................................................

II. MATERI LAPORAN


Gambaran realisasi anggaran sampai dengan Tgl..Bln.......Thn
Jumlah penerimaan = Rp,-
Jumlah pengeluaran = Rp,-
Saldo Buku = Rp,-
Saldo Kas = Rp,-
Selisih Negatif (-)/Positif (+) = Rp,-

Keterangan Selisih :

Keterangan Saldo
Uang tunai = Rp,-
Saldo Bank = Rp,-
Jumlah = Rp,-

Perbandingan antara Anggaran tahun.dan realisasi sampai dengan


Tgl.Bln........Thn..adalah sebagai berikut :

1. PENDAPATAN

KODE URAIAN DIANGGARKAN REALISASI %


ANGG
1 2 3 4 5 (4:3)

2. BELANJA

KODE URAIAN DIANGGARKAN REALISASI %


ANGG
1 2 3 4 5 (4:3)

Keterangan : Kolom 1, 2, 3, 4 Lihat Batang Tubuh Anggaran Belanja

10
Lampiran 5
Contoh Laporan Keuangan

III. LAPORAN PEEUBAHAN SALDO DANA KAS


PERIODE Tgl.Blns/d Tgl.Bln.Tahun

SALDO KAS (awal) Tgl.Bln.Thn Rp..,-

PENDAPATAN

Pendapatan Rutin/Tetap Rp.,-


Pendapatan Bidang Rp.,-
Pendapatan Lain-lain Rp.,-
Selisih Lebih Rp.,- +
Jumlah pendapatan (a) Rp.,-

PENGELUARAN

Belanja Tetap/Rutin Rp.,-


Belanja Barang Rp.,-
Belanja Pemeliharaan Rp.,-
Belanja Perjalanan Dinas/Rapat Rp.,-
Belanja Program Rp.,-
Belanja Lain-lain Rp.,-
Selisih Kurang Rp.,-+
Jumlah Pengeluaran (b) Rp.,-

Perubahan Saldo Dana Kas (a-b) Rp..-+,-

SALDO KAS PER 31 OKTOBER 2001 Rp..,-

IV. PENUTUP

..

KAMU ADALAH GARAM DAN TERANG DUNIA

Tempat..Tgl..Bulan..Tahun.

P.B/P.D/P.C/P.R/

..
Ketua Bendahara

11
Lampiran 6

REGISTER PENUTUPAN KAS

Tanggal Penutupan : Tgl..Bulan..Tahun.


Nama Pemegang Kas :
Tanggal Penutupan Kas yang lalu : Tgl..Bulan..Tahun.
Jumlah Total Penerimaan Rp.,-
Jumlah Toatal Pengeluaran Rp,-(-)
Saldo Buku Rp.,-
Saldo Kas Sebesar : Rp.,-

1. Uang Tunai
- Lembar Uang Kertas :
Rp. 100.000,- Lembar Rp.,-
Rp. 50.000,- Lembar Rp.,-
Rp. 20.000,- Lembar Rp.,-
Rp. 10.000,- Lembar Rp.,-
Rp. 5.000,- Lembar Rp.,-
Rp. 1.000,- Lembar Rp.,-
Rp. 500,- Lembar Rp.,-
Rp. 100,- Lembar Rp.,-
Rp.,-
- Uang Logam : Rp.,-+
Jumlah Rp.,-
2. Saldo Bank Rp.,-
Saldo Kas Rp.,-
Selisih Rp.,-

Keterangan Selisih

Tempat, Tgl, Bln, Thn


Bendahara I

12
Lampiran 7
DAFTAR PERMINTAAN PEMBAYARAN

BIDANG : I/II/III/IV/IV

NOMOR URAIAN MATA ANGGARAN JUMLAH


(Rp)

JUMLAH

Tempat, Rgl, Bln, Thn

Mengetahui

13
Bendahara Umum Ketua/Sekretaris Bidang

..

Lampiran 8
CONTOH KWITANSI

ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU


PENGURUS BESAR/DAERAH/CABANG/RANTING

No. Bukti Tahun Anggaran :


Mata Anggaran :

BUKTI PENERIMAAN KAS


Sudah Terima dari :
Sejumlah Uang :
Untuk :
:
Terbilang : Rp.

Tempat, Tgl, Bln, Thn


Yang Menyerahkan Yang Menerima

..

Mengetahui
Ketua PB/PD/PC/PR atau yang dutunjuk sebagai Pejabat Ketua

ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU


PENGURUS BESAR/DAERAH/CABANG/RANTING

No. Bukti Tahun Anggaran :


Mata Anggaran :

BUKTI PENGELUARAN KAS


Sudah Terima dari :
Sejumlah Uang :
Untuk :
:
Terbilang : Rp.

Tempat, Tgl, Bln, Thn


Yang Menyerahkan Yang Menerima

..

Mengetahui
Ketua PB/PD/PC/PR atau yang dutunjuk sebagai Pejabat Ketua

14

15

Anda mungkin juga menyukai