Anda di halaman 1dari 17

Kepadatan Lalat di TPA

Bulusan
Dian Nindia Yuliana 101511535006
Hanie Firmansyah 101511535025
Iswana Zahraa H. 101511535030
Ayu Fitri Lestari 101511535044
Siti Nur Alfatihana 101511535045
I. Pendahuluan
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan salah
satu tempat yang digunakan untuk membuang sampah
yang sudah mencapai tahap akhir dalam pengelolaan
sampah yang dimulai dari pertama kali sampah
dihasilkan, dikumpulkan, diangkut, dikelola dan dibuang.
Sampah merupakan tempat yang ideal untuk sarang dan
tempat berkembangbiaknya berbagai vektor penularan
penyakit. Lalat merupakan salah satu vektor penular
penyakit khususnya penyakit saluran pencernaan dalam
hal ini adalah diare karena lalat mempunyai kebiasaan
hidup di tempat kotor dan tertarik bau busuk seperti
sampah basah.
II. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbandingan kepadatan lalat di Pos TPA
Bulusan, gerbang TPA Bulusan, tempat pemulung TPA
Bulusan, sampah kering TPA Bulusan, sampah basah
TPA Bulusan, dan rumah warga dengan jarak 37 m
dari gerbang TPA Bulusan ?
2. Bagaimana pengaruh warna merah fly girll, warna
kuning fly girll, dan warna kayu fly girll terhadap
kepadatan lalat di Pos TPA Bulusan, gerbang TPA
Bulusan, tempat pemulung TPA Bulusan, sampah
kering TPA Bulusan, sampah basah TPA Bulusan, dan
rumah warga dengan jarak 37 m dari gerbang TPA
Bulusan?
III. Tinjauan Pustaka
1. Lalat
Lalat adalah salah satu insekta ordo diptera yang
mempunyai sepasang sayap berbentuk membran. Saat ini
telah ditemukan tidak kurang dari 60.000 sampai 100.000
species lalat. Namun tidak semua species ini perlu diawasi,
karena beberapa diantaranya tidak berbahaya bagi manusia
ditinjau dari segi kesehatan (Depkes RI, 1991)
Kusnaedi (2006) menyatakan bahwa: Tingginya
kehidupan lalat dikarenakan tingginya kondisi lingkungan yang
saniter (filth = jorok ). Hal ini berarti bahwa lalat merupakan
binatang yang senang hidup di lingkungan yang kotor dan
lembab.
Siklus hidup lalat
a. Telur
b. Larva (Maggot)
c. Pupa (Kepompong )
d. Lalat dewasa

2. Fly Grill
Fly Grill merupakan seperangkat alat yang digunakan
untuk mengukur kepadatan lalat di suatu tempat. Teknik fly grill
dibuat berdasarkan sifat lalat yang berkumpul dalam klaster
ketika istirahat dan makan serta senang hinggap pada tepi atau
tempat yang bersudut tajam.
3. Warna pada Serangga
Warna adalah spketrum tertentu yang terdapat
di dalam suatu cahaya sempurna (warna putih ) yang
merupakan pantulan tertentu dari cahaya yang
dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat dipermukaan
benda. Warna dapat didefinisikan secara objektif/fisik
sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara
subjektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman
indera.
IV. Metode Penelitian
1. Lokasi dan waktu penelitian:
Lokasi : Lokasi penelitian pengukuran kepadatan
lalat dilakukan di TPA Bulusan, Banyuwangi.
Waktu: Penelitian dilakukan pada bulan
September sampai dengan bulan Oktober (21
September- 31 Oktober) yang dimulai observasi
lapangan, rencana dan penyusunan penelitian,
pelaksanaan penelitian, dan analisis hasil
penelitian.
2. Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi
Eksperiment dengan model Time Series Design (Desain
Rangkaian Waktu) dan metode kuantitatif dengan proses
penelitian menerapkan pengukuran lapangan dan analisis
berdasarkan hasil penelitian.
3. Variabel Penelitian
Variabel independent: 1)Penggunaan fly grill dengan
warna yang berbeda seperti warna kuning, merah, dan
warna asli kayu. 2) Tempat lokasi penelitian untuk
membandingkan kepadatan lalat pada enam tempat yang
berbeda.
Variabel dependent: Variabel dependent dalam penelitian
ini adalah tingkat kepadatan lalat yang hinggap di fly grill.
4. Populasi dan sampel
- Pupulasi
- Sampel
5. Teknik pengumpulan data
- Data primer & data sekunder
- Alat dan bahan: Fly grill, kamera HP, stopwatch
HP, alat tulis menulis, lem, kertas warna kuning
dan merah.
- Pengumpulan data.
- Pemeriksaan hasil penelitian/observasi
- Prosedur penelitian
V. Hasil
1. Pada Kantor TPA Bulusan
No Pengamatan ke- Warna

Kayu Kuning Merah

1 1 3 3 4

2 2 3 3 2

3 3 3 4 2

4 4 3 3 2

5 5 3 3 3

Jumlah 15 16 13

Rata-rata 3 3,2 2,6


2. Pada Gerbang
No Pengamatan Warna
ke-
Kayu Kuning Merah

1 1 9 8 6

2 2 7 12 5

3 3 7 13 11

4 4 8 9 6

5 5 8 12 5

Jumlah 39 54 33

Rata-rata 7,8 10,8 6,6


3. Pada tempat pemulung
No Pengamatan Warna
ke-
Kayu Kuning Merah

1 1 7 22 33

2 2 10 15 31

3 3 6 14 34

4 4 26 10 35

5 5 10 19 45

Jumlah 59 80 178

Rata-rata 11,8 16 35,6


4. Pada tempat pembuangan sampah kering
No Pengamatan ke- Warna

Kayu Kuning Merah

1
1 9 3 2

2
2 14 4 6

3
3 15 3 2

4
4 12 4 3

5
5 16 5 4

Jumlah 66 19 17

Rata-rata 13,2 3,8 3,4


5. Pada tempat pembuangan sampah basah
No Pengamatan ke- Warna

Kayu Kuning Merah

1
1 28 28 5

2
2 15 15 8

3
3 17 34 4

4
4 25 18 12

5
5 16 29 6

Jumlah 101 124 35

Rata-rata 20,2 24,8 7


6. Pada rumah warga yang berjarak 37 M dari
gerbang
No Pengamatan Warna
ke-
Kayu Kuning Merah

1
1 2 2 0

2
2 1 3 0

3
3 1 1 0

4
4 1 1 0

5
5 0 1 1

Jumlah 4 8 1

Rata-rata 0,8 1,6 0,2


Dokumentasi
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai