KRISTIAN NAINGGOLAN manusia itu adalah makhluk berpikir ( homo sapiens ), biasanya berpikirnya manusia itu adalah kalau dihadapkan pada masalah-masalah terutama masalah yang menyangkut kehidupan sehari-hari, dari masalah yang sederhana sampai kepada masalah yang rumit, kemudian ia berpikir juga tentang gejala-gejala alam yang diamatinnya, ia terundang untuk menyelidiki, ia menyelidiki terus dan sampai menemukan jawabannya. manusia juga adalah makluk yang suka berbuat, suka menciptakan, dan menghasilkan sesuatu ( homo faber ), memiliki kreatifitas yang tinggi dan rajin bekerja.
manusia disebut juga sebagai animal educandum,
makhluk yang dapat di didik, karna ia mampu berkat-kata dan berbahasa, mampu berkomunikasi dan menerima pesan-pesan, mempunyai potensi untuk mengerti, memahami, mengingat dan berpikir.
manusia adalah mahkluk yang suka berkawan, butuh
teman sehingga dikatakan manusia itu adalah suka berkelompok mengadakan hubungan social ( zoon politicion ). manusia sebagai mahkluk individu Tidak ada orang yang dilahirkan persis sama, walaupun pada anak kembar sekalipun. Jadi dari lahir masing- masing sudah ada pembawaannya, tidak ada duannya. Demikian juga dengan apa yang mereka alami dari lingkungannya. Setiap orang ingin mengaktualisasi dirinya, artinya mengembangkan potensi potensi yang ada pada dirinya sendiri. manusia sebagai mahkluk sosilal anak menemukan akunya, membedakan antara akunya dan aku orang lain yang ada di sekitarnya dalam pergaulan .sewaktu dia masih bayi , anak mulai merasa satu dengan orang orang dalam lingkungan dekatnya, terutama ibunya. baru kemudian ia membedakan dirinya ,akunya ,dari ibunya dan dari aku aku yang lain itu. Dia dipelihara ,dilindungi ,dan diajak berkomunikasi semua ini menunjukan ,bahwa manusia itu adalah mahluk sosial dan sekaligus mahluk individu, sebagai manusia dia kedua duanya dalam kesatuanya sebagai suatu pribadi Manusia sebagai makhluk susila telah ditemukannya bawa manusia dapat membedakan antara baik dan jahat. Begitu pula dia dapat membedakan antara yang pantas dan yang tidak pantas. Dapatnya manusia membuat perbedaan antara baik dan jahat, betul dan salah pantas dan tidak pantas, berarti bahwa dia dapat memperoleh pengetahuan tentang hal- hal itu. Manusia susila adalah mahkluk memiliki, menghayati, dan melakukan nilai-nilai kemanusiaan. manusia sebagai makhlik religious sejak dulu kala manusia percaya, bahwa diluar apa-apa yang dapat di jangkau melalui alat indrannya, diluar alam ini, adannya kekuatan kekuatan yang disebut termasuk yang supernatural.tugas dari pendidikan adalah menemukan dan mendalami yang baik itu berdasarkan pengkajian ajaran agama, dan mengajarkan anak anak untuk mengetahui dan mengikutinya. Mereka yang menghendaki pendidikan agama merasa, bahwa pengajaran agama, meskipun amat perlu, bahkan esensial sebagai modal bagian kognitif dari perkembangan keagamaan, tidak memadai. pengembangan diri sebagai mahkluk individu pengembangan diri sebgai makhluk individu, berarti pendidikan membantu anak itu menjadi dirinnya sendiri, dia dikembangkan menjadi suatu pribadi yang utuh karena tidak ada orang yang di lahirkan persis sama, setiap individu itu berbeda. mengapa perlu dikembangkanya keindividualian itu, karena anak harus mempunyai kepribadian ( pola tingkah laku ) yang membedakan dia dengan pribadi lainya. Pengembangan manusia sebagai mahkluk individu bukan berarti mengembangkan sifat ke-aku- an manusia, bukan memperbesar sifat ego ( egois ) manusia .pendidikan itu harus berusaha mengembangkan peserta didik untuk mampu menolong dirinya sendiri, untuk memupuk rasa tanggung jawab. pengembangan manusia sebagai mahkluk sosial untuk membimbing pertumbuhan anak-anak pada perkembangan sikap sosial, yang diperlukan juga untuk menjamin kemajuan masyarakat mereka memerlukan pendidikan, warisan sosial, warisan kebudayaan harus di transmisikan sedemikian rupa sehingga merangsang perkembangan sosial anak yang sebaik-bainya.untuk sebagian tujuan pendidikan membantu perkembangan sosial anak agar ia mendapat tempat di masyarakat , mampu menyesuaikan diri adaptasi dan sosialisasi serta mampu berperan sebagai anggota masyarakat dan dapat bekerja sama secara konstruktif dalam masyarakat. Manusia adalah Makhluk yang selalu berintraksi dengan sesamanya, tidak dapat mencapai apa yang diinginkannya secara seorang diri saja. pengembangan manusia sebagai makhluk susila hanya manusia yang dapat menghayati norma-norma dan nilai-nilai didalam kehidupannya sehingga manusia mampu menentukan tingkah laku mana yang baik dan mana yang tidak baik. Memulai pendidikan kita harus mampu membina manusia susila dan bermoral karena esensi dari pada pendidikan itu adalah moral. Melalui pendidikan kita harus mengusahakan peserta didik menjadi manusia pendukung norma ,kaidah ,dan nilai nilai susila yang dijungjung tinggi oleh masyarakat. Pentingnya pengetahuan dan tingkah laku susila secara nyata di dalam masyarakat mempunyiai dua alasan pokok yaitu ; untuk kepentingan dirinya sebagai individu apabila individu tidak dapat menyesuaikan diri dan tingkah lakunya dengan norma, nilai dan kaidah yang ada di dalam masyarakat dimana ia hidup ,maka ia tidak dapat penerimaan dari masyarakat.
Upaya kepentingan stabilitas kehidupan masyarakat.
pengembangan manusia sebagai mahkluk religius pendidikan agama lebih dari pengkajian tentang agama, yang dituju bukannlah hannya peserta didik mampu berpikir dan berbicara tentang agama, melainkan agar mereka berpikir dan merasa secara keagamaan serta secara sepenuh hati dan taat melakuakan ibadah agamanya. Pengembangan makhluk religius dapat dilakukan dengan bermacam macam metode, tetapi yang memegang peran penting adalah metode yang dapat menyentuh aspek afektif , karena masalah agama selain dipentingkan pengajaran ( kawasan kognitif ) tetapi lebih dipertimbangkan kawasan afektif ( yang menyangkut keimanan ) . Keempat dimensi tersebut hanya dapat diwujudkan dan dilaksanakan melalui pendidikan ,sehingga dapat disimpulkan Tanpa pendidikan tidak dapat diaktualisasaikan keempat aspek eksistensi manusia di atas. Keluarga sekolah dan masyarakat mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pengembangan dimensi-dimensi tersebut karena di samping harus ada pengajaran agama tetapi yang lebih penting adalah pendidikan agama yang sampai menyentuh kualitas keyakinan seseorang terhadap agama yang di anutnya. TERIMA KASIH