Anda di halaman 1dari 49

BAB 7

Pertumbuhan Ekonomi I

Tutorial PowerPoint

untuk mendampingi

MAKROEKONOMI, edisi ke-6.


N. Gregory Mankiw

oleh
Chapter Seven Mannig J. Simidian 1
Model pertumbuhan Solow (Solow Growth Model) dirancang
untuk menunjukkan bagaimana pertumbuhan persediaan modal,
pertumbuhan angkatan kerja, dan kemajuan teknologi berinteraksi
dalam suatu perekonomian, dan bagaimana pengaruhnya
terhadap output total barang dan jasa suatu negara.

Mari kita sekarang memeriksa


bagaimana model ini menangani
akumulasi modal.

Chapter Seven 2
Chapter Seven 3
Mari kita analisa penawaran dan permintaan barang, dan
melihat berapa banyak output diproduksi pada waktu
tertentu dan bagaimana output ini dialokasikan di antara
berbagai alternatif penggunaan.

Fungsi Produksi
Fungsi produksi merepresentasikan transformasi dari
input (angkatan kerja (L), modal (K), teknologi
produksi) ke dalam output (barang jadi dan jasa pada
waktu tertentu).
Representasi aljabarnya :
zY = F (zK , zL )

Pendapatan is Fungsi dari input kita yang ada


Chapter Seven 4
Asumsi penting: Fungsi Produksi memiliki skala hasil konstan.
Asumsi ini memungkinkan kita menganalisis semua kuantitas relatif
terhadap ukuran angkatan kerja. Set z = 1/L.
Ini adalah konstanta
Y/ L = F ( K / L , 1 ) yang bisa diabaikan.

Output is fungsi dari Jumlah modal


tiap pekerja tiap pekerja
Skala hasil konstan mengimplikasikan bahwa ukuran perekonomian
sebagaimana diukur oleh jumlah pekerja tak mempengaruhi hubungan
antara output tiap pekerja dan modal tiap pekerja. Jadi, dari sekarang, kita
notasikan semua kuantitas dalam istilah tiap pekerja dalam huruf kecil. Di
sini fungsi produksi kita : y = f( k ) , di mana f(k) = F(k,1).
Chapter Seven 5
MPK = f(k + 1) f (k)

y Fungsi produksi menunjukkan


bagaimana jumlah modal tiap
f(k) pekerja k menentukan jumlah output
tiap pekerja y = f(k).
MPK
1 Kelandaian fungsi produksi adalah
produk marjinal modal : jika k
meningkat sebesar 1 unit, y meningkat
sebesar MPK unit.
Chapter Seven k 6
1) y=c+i

2) c = (1-s)y konsumsi
Output tiap pekerja investasi
tiap pekerja tiap pekerja

konsumsi bergantung
pada tingkat
tiap pekerja
tabungan
3) y = (1-s)y + i
(antara 0 dan 1)

Investasi = tabungan. Tingkat tabungan s adalah


4) i = sy bagian dari output yang digunakan untuk investasi.
Chapter Seven 7
Berikut adalah dua kekuatan yang mempengaruhi persediaan
modal :
Investasi: pengeluaran tempat usaha dan peralatan.
Depresiasi : menuanya modal lama; menyebabkan persediaan
modal menurun.
Investasi tiap pekerja i = s y.
Mari kita substitusi fungsi produksi untuk y, kita dapat mengungkapkan
investasi tiap pekerja sebagai fungsi dari persediaan modal tiap pekerja :

i = s f(k)
Persamaan ini menghubungkan persediaan modal yang ada k dengan
akumulasi modal baru i.
Chapter Seven 8
Tingkat tabungan s menentukan alokasi output antara
konsumsi dan investasi. Untuk setiap tingkat k, output adalah f(k),
investasi adalah s f(k), dan konsumsi adalah f(k) sf(k).

y
Output, f (k)
c (tiap pekerja)
Investasi, s f(k)
y (tiap pekerja)
i (tiap pekerja)

Chapter Seven k 9
Dampak investasi dan depresiasi pada persediaan modal : Dk = i dk

Perubahan
persediaan modal
Investasi Depresiasi
Ingat investasi sama dengan dk dk
tabungan jadi, bisa ditulis :
Dk = s f(k) dk

Depresiasi oleh karenanya proporsional


terhadap persediaan modal.
Chapter Seven
k 10
Investasi
dan depresiasi
Depresiasi, dk
Pada k*, investasi sama dengan depresiasi dan
modal tak akan berubah sepanjang waktu. Di bawah k*,
investasi
melebihi
Investasi, s f(k) depresiasi, jadi
i* = dk* persediaan
modal tumbuh.
Di atas k*, depresiasi
melebihi investasi, jadi
persediaan modal menurun.
k1 k* k2 Modal
Chapter Seven tiap pekerja, k 11
Model Solow menunjukkan bahwa jika tingkat tabungan tinggi, per-
ekonomian akan memiliki persediaan modal besar dan tingkat output
Investasi
dan
tinggi. Jika tingkat tabungan rendah, perekonomian akan me-
depresiasi miliki persediaan modal kecil dan tingkat Depresiasi, dk
output rendah.
Investasi, s2f(k)
Investasi, s1 f(k)
i* = dk*
Kenaikan
tingkat tabungan
menyebabkan persediaan
modal tumbuh ke
kondisi mapan baru.
k1* k 2* Modal
Chapter Seven tiap pekerja, k 12
Nilai kondisi-mapan k yang memaksimalkan konsumsi disebut Tingkat
Modal Kaidah Emas (Golden Rule Level of Capital). Untuk menemukan
konsumsi tiap pekerja pada kondisi-mapan, kita mulai dengan identitas
pos pendapatan nasional : y=c+i
dan disusun ulang :
c = y - i.
Persamaan ini menyatakan konsumsi adalah output dikurangi investasi.
Karena kita ingin menemukan konsumsi kondisi-mapan, kita substitusi
nilai kondisi-mapan untuk output dan investasi. Output tiap pekerja pada
kondisi-mapan adalah f (k*) di mana k* adalah persediaan modal tiap
pekerja pada kondisi-mapan. Lalu, karena persediaan modal tidak berubah
pada kondisi-mapan, investasi sama dengan depresiasi dk*. Mensubstitusi
f (k*) untuk y dan dk* untuk i, konsumsi tiap pekerja pada kondisi mapan:
c* = f (k*) - dk*.
Chapter Seven 13
c*= f (k*) - dk*.
Menurut persamaan ini, konsumsi pada kondisi-mapan adalah sisa dari
output kondisi-mapan dikurangi depresiasi kondisi-mapan. Ini lebih jauh
menunjukkan bahwa kenaikan modal kondisi-mapan memiliki dua efek
berlawanan pada konsumsi kondisi-mapan. Di satu sisi, lebih banyak
modal berarti lebih banyak output. Di sisi lain, lebih banyak modal juga
berarti lebih banyak output yang harus digunakan untuk mengganti modal
yang habis dipakai. Output perekonomian digunakan untuk
konsumsi atau investasi. Di kondisi-mapan,
dk dk investasi sama dengan depresiasi. Jadi, kon-
sumsi adalah selisih antara output f (k*) dan
Output, f(k)
depresiasi dk*. Konsumsi kondisi-mapan di-
c maksimalkan pada kondisi mapan Kaidah
*emas Emas. Persediaan modal Kaidah Emas dino-
k*emas k tasikan k*emas, dan konsumsi Kaidah Emas
Chapter Seven adalah c*emas. 14
Kita buat kondisi sederhana yang mencirikan tingkat modal Kaidah Emas
Ingat kemiringan fungsi produksi adalah produk marjinal modal MPK.
Kemiringan garis dk* adalah d. Karena dua kemiringan ini sama pada
k*emas, Kaidah Emas dapat dijelaskan dengan persamaan : MPK = d.

Pada tingkat modal Kaidah Emas, produk marjinal modal sama dengan
tingkat depresiasi.

Ingat perekonomian tidak otomatis bergravitasi menuju kondisi mapan


Kaidah Emas. Jika kita ingin persediaan modal kondisi mapan tertentu,
seperti Kaidah Emas, kita butuh tingkat tabungan tertentu untuk mendu-
kungnya.

Chapter Seven 15
Model Solow dasar menunjukkan bahwa akumulasi modal, sendiri, tak
bisa menjelaskan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan : tingkat tabungan
tinggi menyebabkan pertumbuhan tinggi sementara, tapi perekonomian
akhirnya mendekati kondisi mapan di mana modal dan output konstan.

Untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, kita harus


memperluas model Solow untuk mencakup dua sumber lain dari
pertumbuhan ekonomi.

Jadi, kita tambahkan pertumbuhan populasi pada model. Kita akan


mengasumsikan bahwa populasi dan angkatan kerja tumbuh dengan
tingkat konstan n.

Chapter Seven 16
Seperti depresiasi, pertumbuhan populasi adalah salah satu alasan
mengapa persediaan modal per pekerja menurun. Jika n adalah tingkat
Investasi,
investasi
pertumbuhan populasi dan d adalah tingkat depresiasi, maka
impas (d + n)k adalah investasi impas (break-even investment) -
jumlah yang diperlukan untuk mem- Investasi impas,
pertahankan persediaan modal per (d + n)k
pekerja k konstan.
Investasi, s f(k)

Agar perekonomian ada di kondisi mapan,


investasi s f(k) harus mengatasi dampak depresiasi
dan pertumbuhan populasi (d + n)k. Ini
ditunjukkan oleh perpotongan dua kurva.
Kenaikan tingkat tabungan menyebabkan
persediaan modal tumbuh ke kondisi mapan.

k* Modal
Chapter Seven per pekerja, k 17
Kenaikan tingkat pertumbuhan populasi menggeser garis yang mewakili
pertumbuhan populasi dan depresiasi ke atas. Kondisi mapan baru memi-
Investasi, liki tingkat modal per pekerja lebih rendah daripada kondisi
investasi
impas
awal. Jadi, model Solow memprediksi per- (d + n )k
2
ekonomian dengan tingkat pertumbuhan
populasi lebih tinggi akan memiliki (d + n1)k
tingkat modal per pekerja lebih
rendah dan karenanya
pendapatan lebih Investasi, s f(k)
rendah. Kenaikan tingkat
pertumbuhan populasi dari
n1 ke n2 mengurangi
persediaan modal kondisi-
mapan dari k*1 ke k*2.
k*2 k*1 Modal
Chapter Seven per pekerja, k 18
Perubahan persediaan modal per pekerja : Dk = i (d+n)k

Sekarang, kita substitusi sf(k) untuk i: Dk = (sfk) (d+n)k


Persamaan ini menunjukkan bagaimana investasi, depresiasi dan
pertumbuhan populasi baru mempengaruhi persediaan modal per-
pekerja. Investasi baru meningkatkan k, sementara depresiasi dan
pertumbuhan populasi menurunkan k. Ketika kita tidak
memasukkan variabel n dalam versi sederhana kitakita sedang
mengasumsikan kasus khusus di mana pertumbuhan populasi adalah
0.

Chapter Seven 19
Di kondisi mapan, dampak positif investasi pada modal per pekerja
hanya menyeimbangkan dampak negatif depresiasi dan pertumbuhan
populasi. Begitu perekonomian ada pada kondisi mapan, investasi
memiliki dua maksud :
1) Beberapa di antaranya, (dk*), mengganti modal yang terdepresiasi,
2) Sisanya, (nk*), menyediakan pekerja baru dengan jumlah modal
kondisi mapan.
Investasi impas, (d + n') k
sf(k)
Investasi impas, (d + n) k
Kondisi mapan
Kenaikan tingkat
Investasi, s f (k) pertumbuhan populasi
akan menurunkan
tingkat output per
pekerja.
Chapter Seven
k*' k* Modal 20
per pekerja, k
Dalam jangka panjang, tabungan perekonomian menentukan ukuran
dari k dan kemudian y.
Semakin tinggi tingkat tabungan, semakin tinggi persediaan modal
dan semakin tinggi tingkat y.
Kenaikan tingkat tabungan menyebabkan periode pertumbuhan
cepat tapi akhirnya pertumbuhan itu melambat seiring kondisi mapan
baru tercapai.

Kesimpulan : meskipun tingkat tabungan tinggi


menghasilkan tingkat output kondisi-mapan yang tinggi,
tabungan sendiri saja tidak bisa membangkitkan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Chapter Seven 21
Model pertumbuhan Solow (Solow growth model)
Kondisi mapan (Steady state)

Tingkat modal kaidah emas (Golden Rule level of capital)

Chapter Seven 22

BAB 8
Pertumbuhan Ekonomi II

Tutorial PowerPoint

Sebagai pendamping

MAKROEKONOMI, edisi ke-6.


N. Gregory Mankiw

oleh
Chapter Seven Mannig J. Simidian 23
Model Solow tidak menjelaskan kemajuan teknologi tapi,
menganggapnya sebagai hal pasti dan menunjukkan bagaimana
interaksinya dengan variabel lain dalam proses pertumbuhan
ekonomi.
Chapter Seven 24
Untuk memeriksa bagaimana kebijakan publik suatu negara dapat
mempengaruhi tingkat dan pertumbuhan standar kehidupan warga
negara, kita harus menayakan lima pertanyaan.

1) Apakah sebaiknya masyarakat menabung lebih banyak atau sedikit?


2) Bagaimana kebijakan dapat mempengaruhi tingkat tabungan ?
3) Adakah beberapa tipe investasi yang kebijakan sebaiknya dorong?
4) Apa institusi yang memastikan sumber-sumber daya ekonomi
dimanfaatkan sebaik-baiknya ?
5) Bagaimana kebijakan dapat meningkatkan tingkat kemajuan teknologi?
Model Solow menyediakan bingkai teoretis di mana di dalamnya
kita mempertimbangkan isu-isu ini.
Chapter Seven 25
Untuk memasukkan kemajuan teknologi,
Fungsi Produksi sekarang ditulis sebagai :
Y = F (K, L E)
L E mengukur jumlah pekerja.
Ini memasukkan jumlah pekerja L dan efisiensi tiap pekerja, E.

Dinyatakan bahwa output total Y bergantung pada modal K dan


pekerja L E. Esensi model ini adalah kenaikan E (efisiensi)
analog dengan kenaikan L (jumlah pekerja). Dengan kata lain,
seorang pekerja (jika dua kali lebih produktif)
dapat dianggap sebagai dua pekerja. L E berlipat ganda dan
perekonomian diuntungkan dari produksi barang dan jasa yang
meningkat.
Chapter Seven 26
Kemajuan teknologi menyebabkan E tumbuh pada tingkat g, dan L
tumbuh pada tingkat n jadi jumlah pekerja L E tumbuh pada
tingkat n + g. Sekarang, perubahan persediaan modal per pekerja :
Dk = i (d+n +g)k, di mana i sama dengan s f(k).

sf(k) (d + n + g)k
Kondisi Mapan Catat : k = K/LE dan y=Y/(L E).
Jadi, y = f(k) sekarang berbeda.
Investasi,
sf(k) Juga, bila g ditambahkan,
gk diperlukan untuk menyediakan
modal pada pekerja efektif baru
muncul oleh kemajuan teknologi.

Chapter Seven
k* Modal 27
per pekerja, k
Penting
Kemajuan teknologi yang mengoptimalkan-tenaga kerja pada tingkat g
mempengaruhi model pertumbuhan Solow dengan cara yang hampir
sama sebagaimana dilakukan pertumbuhan populasi pada tingkat n.
Sekarang karena k didefinisikan sebagai jumlah modal per pekerja
efektif, kenaikan jumlah pekerja efektif karena kemajuan teknologi
cenderung mengurangi k. Pada kondisi mapan, investasi sf(k) mengatasi
dengan tepat penurunan pada k karena depresiasi, pertumbuhan populasi,
dan kemajuan teknologi.

Chapter Seven 28
Modal per pekerja efektif adalah konstan pada kondisi mapan.
Karena y = f(k), output per pekerja efektif juga konstan. Namun
efisiensi tiap pekerja aktual tumbuh pada tingkat g. Jadi, output per
pekerja, (Y/L = y E) juga tumbuh pada tingkat g. Output total
Y = y (E L) tumbuh pada tingkat n + g.

Chapter Seven 29
Pengenalan kemajuan teknologi juga memodifikasi kriteria untuk
Kaidah Emas. Tingkat modal Kaidah Emas sekarang didefinisikan
sebagai kondisi mapan yang memaksimalkan konsumsi per pekerja
efektif. Jadi, kita dapat menunjukkan bahwa konsumsi kondisi-mapan
per pekerja efektif adalah :
c*= f (k*) - (d + n + g) k*

Konsumsi kondisi-mapan dimaksimalkan jika


MPK = d + n + g,
disusun ulang, MPK - d = n + g.
Yakni, pada tingkat modal Kaidah Emas, produk marjinal modal neto,
MPK - d, sama dengan tingkat pertumbuhan output total, n + g. Karena
perekonomian aktual mengalami baik pertumbuhan populasi dan
kemajuan teknologi, kita harus menggunakan kriteria ini untuk
mengevaluasi apakah perekonomian aktual ini memiliki modal lebih
banyak atau sedikit daripada perekonomian kondisi mapan Kaidah Emas.
Chapter Seven 30
Modal per pekerja efektif k = K/(E L) 0
Output per pekerja efektif y = Y/ (E L) = f(k) 0
Output per pekerja Y/L = y E g
Output total Y = y (E L) n+g

Chapter Seven 31
Sejauh ini kita telah memperkenalkan kemajuan teknologi ke dalam
model Solow untuk menjelaskan pertumbuhan berkelanjutan pada
standar kehidupan.
Mari kita sekarang mendiskusikan apa yang terjadi ketika teori
menemui kenyataan.

Chapter Seven 32
Menurut model Solow, kemajuan teknologi menyebabkan nilai banyak
variabel untuk naik bersama-sama pada kondisi mapan.
Sifat ini disebut pertumbuhan berimbang (balanced growth).

Pada kondisi mapan, output per pekerja, Y/L, dan persediaan modal per
pekerja, K/L, keduanya tumbuh pada tingkat g, yang adalah tingkat
kemajuan teknologi. Ini konsisten dengan data AS di mana g bernilai
sekitar 2 persen secara konsisten sejak 50 tahun lalu.

Kemajuan teknologi juga mempengaruhi harga-harga faktor.


Pertumbuhan upah riil pada tingkat kemajuan teknologi, tapi harga sewa
modal riil tetap konstan setiap saat. Lagi, selama 50 tahun terakhir, upah
riil telah meningkat 2 persen dan telah meningkat hampir sama dengan
GDP riil. Namun, harga sewa modal riil (pendapatan modal riil dibagi
persediaan modal) telah sekitar sama.
Chapter Seven 33
Sifat mengejar ketertinggalan disebut konvergensi.
Jika tidak ada konvergensi, negara yang awalnya miskin
akan tetap miskin.
Model Solow membuat prediksi tentang kapan
konvergensi akan terjadi. Menurut model, apakah dua
perekonomian akan bertemu bergantung pada mengapa
mereka berbeda pada awalnya (yaitu, tingkat tabungan,
tingkat pertumbuhan populasi, dan akumulasi human capital).

Chapter Seven 34
Perbedaan pendapatan adalah hasil dari :

1) Faktor-faktor produksi seperti kuantitas modal fisik dan human


capital
2) Efisiensi dalam penggunaan faktor-faktor produksi

Secara sederhana, pekerja di negara miskin tidak memiliki alat dan


keterampilan, atau mereka tidak memanfaatkan alat dan keterampilan-
nya secara optimal.
Chapter Seven 35
Dalam model Solow, pertanyaan sentralnya adalah
apakah kesenjangan besar antara kaya dan miskin
disebabkan oleh perbedaan akumulasi modal, atau
perbedaan fungsi produksi.

Chapter Seven 36
Tingkat tabungan menentukan tingkat modal dan output kondisi-mapan.
Suatu tingkat tabungan tertentu menghasilkan kondisi mapan Kaidah
Emas, yang memaksimumkan konsumsi per pekerja. Mari kita gunakan
Kaidah Emas untuk menganalisis tingkat tabungan AS.

Produk marjinal modal Tingkat pertumbuhan


neto dari depresiasi output total
(MPK d) (n + g)

Ingat bahwa pada kondisi mapan Kaidah Emas, (MPK d) = (n + g)

Chapter Seven 37
Jika perekonomian beroperasi
dengan modal lebih banyak daripada
kondisi mapan Kaidah Emas,
maka (MPK d < n + g)

Jumlah modal pada kondisi mapan Kaidah Emas

Jika perekonomian beroperasi


dengan modal lebih sedikit daripada
kondisi mapan Kaidah Emas,
maka (MPK d > n + g)

Chapter Seven 38
Produk marjinal modal Tingkat pertumbuhan
neto setelah depresiasi output total
(MPK d) (n + g)

Untuk membuat perbandingan ini di perekonomian AS, kita perlu


menaksir tingkat pertumbuhan output (n + g) dan produk marjinal
modal neto (MPK d). GDP AS tumbuh sekitar 3 persen per tahun,
jadi, n + g = 0.03. Kita dapat menaksir produk marjinal modal neto
dari fakta-fakta berikut :
Chapter Seven 39
1) Persediaan modal sekitar 2,5 kali GDP satu tahun, atau k = 2.5y
2) Depresiasi modal sekitar 10 persen GDP, atau dk = 0.1y
3) Pendapatan modal sekitar 30 persen GDP, atau MPK k = 0.3y

Kita menyelesaikan tingkat depresiasi d dengan


membagi persamaan 2 dengan persamaan 1:
dk/k = (0.1y)/(2.5y)
d = 0.04
Dan kita menyelesaikan produk marjinal modal (MPK)
dengan membagi persamaan 3 dengan persamaan 1:
(MPK k)/k = (0.3y)/(2.5y)
MPK = 0.12
Jadi, sekitar 4 persen persediaan modal terdepresiasi tiap tahun, dan
produk marjinal modal sekitar 12 persen per tahun. Produk marjinal
modal neto, MPK d, sekitar 8 persen per tahun.
Chapter Seven 40
Kita sekarang dapat melihat bahwa pengembalian modal
(MPK d = 8 persen per tahun) jauh di atas tingkat pertumbuhan
perekonomian (n + g = 3 persen per tahun).

Ini mengindikasikan bahwa persediaan modal pada perekonomian AS


jauh di bawah tingkat Kaidah Emas. Dengan kata lain, jika AS
menabung dan menginvestasikan bagian yang lebih banyak dari
pendapatannya, ia akan tumbuh lebih cepat dan akhirnya mencapai
kondisi mapan dengan
konsumsi lebih tinggi.

Chapter Seven 41
Tabungan masyarakat adalah selisih antara apa yang pemerintah
terima dalam pendapatan pajak dikurangi apa yang dibelanjakannya.

Ketika pengeluaran > pendapatan, terjadi defisit anggran


Ketika pengeluaran < pendapatan, terjadi surplus anggaran

Tabungan swasta adalah tabungan yang dilakukan rumah tangga


dan perusahaan.

Chapter Seven 42
Negara-negara mungkin memiliki berbagai tingkat produktivitas
sebagian karena mereka memiliki berbagai institusi yang mengatur
alokasi sumber daya mereka yang langka.

Sebagai contoh, tradisi legal suatu negara adalah institusi. Contoh


lain adalah kualitas pemerintah sendiri dan tingkat korupsi yang
ada dalam infrastruktur politik.

Chapter Seven 43
Model Solow menunjukkan bahwa pertumbuhan berkelanjutan
dalam pendapatan per pekerja harus berasal dari kemajuan teknologi.
Model Solow, namun, menganggap kemajuan teknologi sebagai
variabel eksogen, dan karenanya tidak menjelaskannya.

Chapter Seven 44
?

Teori Pertumbuhan Endogen menolak


asumsi dasar Solow tentang perubahan teknologi
eksogen (yang berasal dari luar).
Chapter Seven 45
Mulai dengan fungsi produksi sederhana : Y = AK, di mana Y adalah
output, K adalah persediaan modal, dan A adalah konstanta yang
mengukur jumlah output yang dihasilkan tiap unit modal (perhatikan
fungsi produksi ini tidak memiliki pengembalian modal yang kian
menurun). Satu unit modal tambahan menghasilkan A unit output
tambahan berapapun modal yang ada. Ketiadaan pengembalian modal
yang kian menurun ini merupakan perbedaan kunci antara model
pertumbuhan endogen ini dan model Solow.

Kita gambarkan akumulasi modal dengan persamaan yang mirip dengan


yang telah kita gunakan : DK = sY - dK. Persamaan ini menyatakan bahwa
perubahan persediaan modal (DK) sama dengan investasi (sY) dikurangi
depresiasi (dK). Kita gabungkan persamaan ini dengan fungsi produksi,
susun ulang, dan mendapat : DY/Y = DK/K = sA d.
Chapter Seven 46
DY/Y = DK/K = sA - d

Persamaan ini menunjukkan apa yang menentukan tingkat pertumbuhan


output DY/Y. Perhatikan bahwa sepanjang sA > d, pendapatan
perekonomian tumbuh selamanya, bahkan tanpa asumsi kemajuan
teknologi eksogen.

Pada model Solow, tabungan mendorong pertumbuhan sementara, tapi


pengembalian modal yang kian menurun akhirnya mendorong
perekonomian mendekati kondisi mapan di mana pertumbuhan hanya
bergantung pada kemajuan teknologi eksogen.

Sebaliknya, pada model pertumbuhan endogen, tabungan dan investasi


bisa mendorong pertumbuhan yang berkesinambungan.
Chapter Seven 47
Penghancuran Kreatif

Schumpeter menyatakan bahwa kemajuan ekonomi berasal dari


proses penghancuran kreatif. Menurut Schumpter, penggerak
kemajuan adalah pengusaha dengan ide untuk produk baru, cara
baru menhasilkan produk lama atau beberapa inovasi lain.

Chapter Seven 48
Efisiensi tenaga kerja (Efficiency of labor)
Kemajuan teknologi yang mengoptimalkan-tenaga kerja
(Labor-augmenting technological progress)
Teori pertumbuhan endogen ( Endogenous growth theory)

Chapter Seven 49

Anda mungkin juga menyukai