Anda di halaman 1dari 59

PENATA LAKSANAAN

PASANGAN INFERTILITAS

BAGIAN OBSTE
RSUP DR KARIADI / F.K. U
Definisi
Fertilitas, kemampuan seorang istri menjadi
hamil dan melahirkan anak hidup oleh suami
yg mampu menghamilinya.
Infertilitas primer, belum pernah hamil
selama 12 bulan pernikahan.
Infertilitas sekunder, pernah hamil, namun
kemudian tidak terjadi kehamilan lagi.
Kans untuk hamil
1 bulan pertama : 32,7%
3 bulan : 57%
6 bulan : 72,1 %
12 bulan : 85,4 %
24 bulan : 93,4 %
Waktu rata-rata u/ hamil 2,3 2,8 bulan
Makin lama pasangan itu kawin tanpa kehamilan,
makin turun kejadian kehamilannya.
Kehamilan sia-sia ( Wastage Preganancy )
Istri mampu hamil, ttp tdk mampu hamil
sampai genap bulan atau melahirkan
bayi hidup

Infertilitas tak terjelaskan ( Unexplained )


Tidak ditemukan kelainan pada Pasutri,
tetapi tetap belum bisa terjadi konsepsi
Subfertil
kesulitan konsepsi secara bersama ,
krn fertilitas keduanya kurang

Infertilitas umum
Ketidak mampuan istri untuk hamil ,
mengandung genap bulan , melahirkan
bayi hidup atau suami tidak mampu
menghamili istri.
ILMU KEDOKTERAN REPRODUKSI
-Tehnologi semakin maju
-Tehnik Reproduksi Berbantu =
Assisted Reproduction Technic ( ART )
membuka peluang untuk mendapat keturunan

Rekayasa reproduksi
-Hormon / endokrin , imunologi , biomolekuler
-Folikulogenesis induksi ovulasi
-Implantasi
-Intra Uterine Insemination Husband
-Tehnik fertilisai invitro IVF , ICSI dll
-Cloning
SYARAT FERTIL
Suami

1. Testis minimal 1
menghasilkan sperma normal
2.Saluran Epididimis
vas deferens patent
3.Kemampuan ereksi penetrasi
4.Ejakulasi adekuat sperma
masuk sempurna di vagina.
Istri / Perempuan

1. Sistem neuroendokrin Hipotalamus


hipofisis ovarium endometrium
harmonis

2. Tuba Fallopii minimal satu patent, berfungsi

3. Uterus / endometrium menerima dan mampu


membesarkan embrio

4. Vagina mampu menerima spermatozoa


ETIOLOGI INFERTILITAS

- Suami penyebab 50 %
- Istri penyebab 40 %
- Tidak diketahui 20 %
- Dinegara berkembang infeksi genitalia
masih tinggi
- Radang panggul ok Chlamidya
perlekatan / sumbatan tuba pada
wanita atau sumbatan epididimis pada
pria.
FAKTOR YG BERPENGARUH

1. Usia Pasutri semakin tua fertilitas turun


2. Frequensi coitus 2 3 X / minggu
3. Haid normal ovulatoar
4. Obat, kimia, radiasi, pestisida,
spermatisida
5. Rokok , alkohol menurunkan kwalitas
spermatozoa
6. Operasi / trauma organ genital
7. Infeksi Non Sexual Transmitted Disease
( Non STD ) maupun STD.
Hanya satu
Spermatozoa
Proses blocking
pada dinding
ovum
B. Basement layer
O. Ooocyte
Z. Zona pellucida
G. Granulosa cell
T. Thecal cell
A. Antrum
WHY ????
PEMERIKSAAN INFERTILITAS
1. COUPLE PROBLEM ( PASANGAN )
2. RIWAYAT FERTILITAS SEBELUMNYA
TDK JAMIN FERTILITAS SAAT INI.
3. KONSELING BENAR & JUJUR
MENGENAI
a. Penyebab
b. Prognosis
c. Rencana terapi / tindakan
d. Efek samping
PEMERIKSAAN ISTERI

A.Anamnesis

1. R/ fertilitas sebelumnya
2. Komplikasi kehamilan sebelumnya
3. Pemakaian kontrasepsi sebelumnya
4. Penyakit : DM, TBC, Tiroi
5. Obat-obatan terutama jangka panjang
6. Pembedahan daerah perut, genitalia
7. Radang panggul, infeksi genital
8. Kelainan genitalia, bentuk , keluarnya ASI
9. Risiko pekerjaan
10. Haid dan tanda ovulasi, lendir yg lebih
banyak pd tengah siklus, Mithelsmers synd.
11. Pengertian tentang cara, waktu sanggama,
ggn sanggama
b. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum : TB, BB, gemuk , kurus


2. Tanda vital
3, Tanda kelamin sekunder
mammae, pinggul, distribusi rambut
4. Pemeriksaan ginekologi
- Inspeksi tanda infeksi
Inspekulo lihat vagina , portio
- Periksa dalam vagina
- Periksa colok dubur
Krriteria

TANNER 1 - 5
c. Pemeriksaan pendukung
1. Suhu basal badan : monofasik / bifasik
2. Lendir cervix : Spinbarkeit test, Fern test
3. Uji pasca sanggama
interaksi cervix >< sperm
4. Sampling endometrium
5. Ultrasonografi kelainan genitalia interna
6. Hysterosalpingography bentuk dan fungsi
cavum uteri saluran tuba.
7. Laparoscopy dan Chromotubasi :
diagnostik terapi
8. Laboratorium umum
9. Laboratorium hormonal : Prolactin, Estrogen,
Progesteron, FSH, LH, Thyroid

1,2,3,4 bisa dilaksanakan di pelayanan primer


BASAL BODY
TEMPERATURE
( BBT )

BIPHASIC
Ada OVULASI
CERVICAL MUCOUS TEST
- Dilaksanakan pada masa subur.
- pasang speculum vagina sampai portio ostium uteri externum
terlihat jelas.
- Ambil lendir cervix , dinilai
a. kejernihan lendir
b. Spinbarkeit test pembenangan 6- 10 cm
c. Fern test preparat basah pd gelas objek mikroskop
gambaran daun pakis.
- Arti : bila baik Oestrogen + progesteron baik ada ovulasi.

FERN TEST baik


UJI PASCA SANGGAMA
- sangat bermanfaat menilai interaksi cervix dan
spermatozoa
- dilaksanakan pada perkiraan masa subur.
- diperksa 8 10 jam pasca sanggama.
- Pasca sanggama isteri dengan posisi tetap
telentang (pantat
sedikit diganjal ) pakai pembalut tidak boleh
dibersihkan tidak boleh mandi, kencing
-spesimen diambil dari
1. Fornix Posterior
2. Masuk cm dari Os Uteri Extenum
3. Ddaerah Os Uteri Internum
pengambilan pakai spuit steril dan jarum
plastik besar, jarum
diganti pada masing tempat , letakkan pd
kaca objek
- periksa dng mikroskop
- penilaian :
a. jumlah spermatozoa / LPB
b. jumlah spermatozoa exellenc + good
MICROCURETTAGE

- dilaksanakan hari ke 2 atau 10 , menstruasi


atau prahaid
- pakai microcurettage ambil sedikit endometrium
- jadikan preparat hapus fiksasi dng alkohol 95 %
- antara hari 2 7 proliferasi estrogen
10 kelenjar mulai berkelok
prahaid kelenjar berkelok +
glycogen
- pengambilan spesimen setelah hari 10
harus yakin tidak ada kehamilan !!!
- Pasca curettage berikan antibiotika.
- Saat ini sudah mulai ditinggalkan
PEMERIKSAAN KHUSUS
A. CERVICAL MUCOUS TEST ( Uji Lendir Serviks )
a. Speinbarkeit test : masa subur mucosa lendir cervix
jernih, membenang, bila direntang bisa 6 10 cm
b. Fern test : lendir cervix dioleskan pd objek gelas , akan
tampak gambaran daun pakis.

B. P0ST COITAL TEST ( Uji Pasca Sanggama )


Pasutri coitus waktu masa subur 8 -10 jam
diperiksa sperma pada
a. Fornix posterior vagina
b. Ectocervix
c. Endocervix
Dinilai jumlah spermatozoa yang berada pd tempat tersebut
dalam jumlah dan motilitas
C. HYSTERO SALPINGOGRAPHY ( HSG )
Pengisian cairan kontras melalui canalis
cervicalis cavum uteri tuba fallopii
cavum peritonii
Untuk menilai :
- Uterus bentuk, posisi, kelainan cavum uteri
- Tuba patensi saluran tuba fungsi
transport sperma dan embryo, bila saluran
baik spill + ( patent )

D. ULTRASONOGRAPHY ( USG )
Memberikan gambaran secara umum ttg
uterus , ovarium, massa abnormal genitalia
interna.
E. LAPAROSCOPY
Termasuk pemeriksaan invasive dng
fiber optik lewatdinding perut
Diagnostik & Operative saat ini mrpk
pemeriksaan yg cukup baik

D. CHROMOTUBASI memasukkan
methylen blue cair dari cervix bila fungsi
tuba baik tampak cairan pada ostium
tubae
Pemeriksaan bersamaan dengan
Laparoscopy.

E. PEMERIKSAAN HORMON
Estrogen, Progesteron, Prolaktin, FSH ,
LH , Thyroid dll
FAKTOR TUBA
Penyebab pada istri
40-59%

- Infeksi
- endometriosis
MUCOSA TUBA FALLOPII

FIMBRIAE TUBAE
HYSTEROSALPYNGOGRAFI

Uterus normal Uterus normal


Tuba dextra spill + 1. Tuba dextra
hydrosalpynx
Tuba sinistra spill + 2. Tuba sinistra spill -
LENDIR CERVIX BAIK
FERN TEST

GAMBARAN DAUN PAKIS

SPERMATOZOA DIDALAM
CANALIS CERVICALIS
PERLEKATAN TUBA
OLEH
ENDOMETRIOSIS
PEMERIKSAAN SUAMI

A. ANAMNESIS
- Penyakit yang berhubungan dengan
kelamin, kelainan anatomis penis, testis ,
infeksi, trauma , infeksi Mumps
- Kemampuan ereksi- ejakulasi
ejaculatio praecox
- Kerja / kebiasaan berisiko suhu tinggi,
kimia, pakaian ketat, rokok, alkohol, obat
coticosteroid, citostatika
- Riwayat fertilitas sebelumnya.
B. PEMERIKSAAN FISIK
- Umum : obesitas, DM, ggn neurologi,
dll

C. PEMERIKSAAN KHUSUS GENITALIA.


- Tanda kelamin sekunder.
- Penis, bentuk, ukuran, kelainan
hypoplasia, hypospadia
kekuatan ereksi.
- Scrotum kelainan kulit, tanda
infeksi dll
- Testis jumlah, ukuran, penurunan
testis, varicocele
D. ANALISA SEMEN.

E. HORMONAL :
- Testosteron, Thyroid, FSH, LH,
SEMEN ANALYSIS ( Normal values ) WHO

1. Volume > 2 cc
2. Konsentrasi > 20 juta/ ml
3. Motilitas > 50 % good
atau > 25 % exellent
4. Morfologi > 30 % normal
5. Leukosit < 1 juta / ml
6. Aglutinasi < 20 %
7. Sperm Mar test < 10 % aglutinasi

SPERMA ABNORMAL

A. Oligozoospermia : konsentrasi sperma < 20 juta

B. Azoospermi : ejakulat ada ( > 0 CC ) , konsenstrasi = 0

C. Aspermia : ejakulat = 0 , sperma = 0

D. Astenozoospermia = sperma > 20 jt , motilitas a < 25 %

E. Teratozoospermia = sperma > 25 jt , motilitas a > 25 %,


morfologi normal < 50 %
SPERMA ABNORMAL

A. Oligozoospermia :
konsentrasi sperma < 20 juta

B. Azoospermi : ejakulat ada ( > 0 CC ) ,


konsenstrasi = 0

C. Aspermia : ejakulat = 0 , sperma = 0

D. Astenozoospermia = sperma > 20 jt ,


motilitas a < 25 %

E. Teratozoospermia = sperma > 25 jt ,


motilitas a > 25 %, morfologi normal < 50 %
BENTUK
SPERMATOZOA
ABNORMAL
FETUS

OVUM

PEMBELAHAN SEL
EMBRYO
Siap untuk tandur alih
Didalam UTERUS.

4 8 cells
PROSES IMPLANTASI
KOMUNIKASI EMBRIO - ENDOMETRIUM
EMBRIO ( BLASTOKIS ) IMPLANASI
ASSISTED REPRODUCTION TECHNIQUES ( ART)

Usaha membantu terjadinya fertilisasi dan kehamilan


dimana bila tidak dimungkinkan terjadinya fertilisasi
secara alami dengan rekayasa reproduksi.

ART meliputi :
1. Intra Uterine Insemination ( IUI ) di Indonesia sering disebut
AIH ( Artificial insenination husband )
2. InVitro Fertilization ( IVF )
3. Cloning

INTRA UTERINE INSEMINATION / AIH


Dengan bantuan alat khusus spermatozoa dimasukkan langsung
kedalam cavum uteri.

Indikasi :
a. Jumlah spermatozoa kurang dari normal
b. Secara tehnis , suami tidak bisa menyampaikan semen sampai
dekat cervix.
c. UPS yang tidak baik
d. Pemilihan jenis kelamin anak ( sexing )
Syarat :
1. Istri dipastikan ada foliculogenesis ovulasi
2. Saluran tuba minimal satu patent
3. Uterus normal
4. Semen bisa diproses untuk inseminasi.

Cara pelaksanaan :

ISTRI SUAMI
- Induksi ovulasi
- Pantau maturasi folikel
- Folikel mature > 17 mm
suntik hCG 36 jam IUI
- D inseminasi .. - sperma dng masturbasi
- proses semen dengan
washing swim up

posisi lithotomi masukkan spermatozoa dengan


canula khusus via canalis cervicalis cav uteri

Washing : sperma dipisahkan dengan diencerkan pakai media ttt


Swim up : centrifuge 2000 RPM jelek tenggelam baik
berenang kepermukaan tangkap dng pipet khusus
Mengapa spermatozoa harus diproses
( tidak boleh pakai whole sperm )

- Memisahkan semen dengan spermatozoa washing


- Semen mengandung bermacam partikel dan debries berupa
protein, infeksi, prostaglandin dll.
. Penularan infeksi
. Protein akan dikenali sbg benda asing immunologi
- Prostaglandin kontraksi uterus nyeri
- Memilih spermatozoa exellence + good ( a + b ) sebanyak
mungkin atau separasi sperma laki / perempuan untuk keinginan
sexing ( pemilihan kelamin anak ) dengan proses centrifuge
swim up - separasi

Keberhasilan 15 25 %

Bisa diulang sampai 3 X , bila gagal IVF ?


INVITRO FERTILIZATION = TEST TUBE BABY = BAYI TABUNG
* IVF mrpk harapan bagi pasangan infertilitas
* Bayi pertama IVF Louis Brown 1978

Pengertian :
Fertilisasi dilaboratorium menaburkan spermatozoa pada
Oocyt yg diambil dengan aspirasi ( pick up ) dari folikel
Menjadi Embryo tandur didalam uterus melalui canalis
Cervicalis.

Syarat keberhasilan IVF


1. Folikel matang dg spermatozoa yang baik
2. Uterus normal siap untuk kehamilan
3. Laboratorium yang baik
4. Fertilisasi Embryo baik Tandur alih baik.
5. Keberhasilan 30 35 %

Syarat peserta IVF


1. Pengelolaan infertilitas lengkap
2. Umur istri < 38 tahun
3. Punya biaya mahal
4. Pasangan suami istri yang sah.
5. Oocyte dan sperma dari pasutri sah.
Indikasi
1. Tuba Fallopii buntu / rusak tidak bisa diperbaiki
2. Endometriosis yg sulit diobati perlekatan berat
3. Spermatozoa jumlah kurang untuk terjadi fertilisasi alami
4. Infertilitas yang tidak diketahuai sebabnya dengan pemeriksaan
pasutri keduanya normal ( idiopatik = unexplained )
5. Cervix / lendir cervix tidak normal
6. Faktor immunologi
7. Luteizing Unrupturer Follicle ( LUF ).
8. Gangguan peritoneum

Pelaksanaan
1. Persiapan / pemeriksaan lengkap infertilitas
2. Pengobatan penyamarataan folikel ( Down Regulation ) dengan
GnRH Analog
3. Pemicuan ovulasi ( super ovulasi ) dng regimen ttt.
4. Pemantauan pematangan folikel USG , Estriol, LH sampai
didapat folikel matang > 17 mm
5. Panen oocyte ( ovum pickup ) aspirasi trans vaginal USG
6. Fertilisasi oocyte vs Spermatozoa yg sudah diproses
7. Embryo Transfers
8. Kehamilan persalinan Sectio Caesar.
INDUKSI OVULASI
DIDAPAT FOLIKEL
MASAK LEBIH BANYAK

TERJADI HYPERSTIULASI
FOLIKEL TERLALU BANYAK
OOCYT HASIL DARI
OVUM PICKUP

MACAM FERTILISASI

1. Partial zona dissection = PZD

2. Subzonal sperm injection = SUZI

3. Intra cytoplasmic sperm injetion


= ICSI
SPERMATOZOA

DISC BERISI OOCYT

4. Tabur Langsung
Cara fertilisasi
1. Tabur spermatozoa pada oocyte
2. Micromanipulasi satu spermatozoa disuntikkan pada
cytoplasma oocyte ( ICSI = Intra Cytoplasmic Sperm Injection )

CLONING = PERTUNASAN
Clone = tunas muda
Masing-masing sel pertunasan identik dng induk

Tehnik Clone :

Inti sel telur (Oocyte) yg belum dibuahi diambil diganti dng


inti dari sel tubuh lain dari donor pembelahan asexual
embryo identik dng donor tandur pd uterus induk copy
mahluk ???

Cloning pada tanaman dan hewan sudah banyak dimanfaatkan


untuk industri ( domba Dolly )
Untuk manusia dari agama dan etika tidak memungkinkan
DOLLY . Si domba cloning.
DAMBAAN SETIAP
PASANGAN SUAMI ISTRI

Pengelolaan infertilitas
harus PASANGAN

Anda mungkin juga menyukai