Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DAN REMAJA


DENGAN MORBID OBESITY
Kelompok 6 AJ2 B17
Tri Medyan Presetyo
Lilis Kurniawati
I Komang Leo Triandana A.
M Ruli Maulana
Desi Wulan Eliawardani P.
Nabela Nurma Maharani
Kurnia Dwi Sucianti
Latar Belakang
Morbid Obesity:
- banyak dijumpai di Indonesia.
- IMT 40, lebih dari berat badan ideal,
membahayakan jiwa (kamus kesehatan, 2014).
Penelitian tentang Morbid Obesity:
- Soegih dkk (2004)
- FKUI Jakarta (2000)
Terjadinya Morbid Obesity:
- faktor biologik spesifik dan faktor genetik.
- Diabetes Melitus (DM), batu empedu, penyakit
kardiovaskuler (PVK), hipertensi, osteoarthritis
dan kanker.
Definisi Morbid Obesity
WHO: obesitas adalah akumulasi lemak tubuh
secara abnormal atau berlebihan dalam
jaringan adipose yang dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan.
Kamus Kesehatan (2014): Obesitas morbid
adalah indeks massa tubuh 40 atau lebih, yang
kira-kira setara dengan 45 kilogram atau lebih
dari berat badan ideal, tingkat berat badan
yang membahayakan jiwa.
Klasifikasi
Berdasarkan keparahan:
o Moderate obesity
o Severe Obesity
Berdasarkan tipe:
o Inappropiate eating habits
o High set poin for fat stores
Berdasarkan gejala klinis (Soetjiningsih, 1995):
o Obesitas sederhana
o Bentuk khusus obesitas
Klasifikasi

Berdasarkan IMT (WHO dalam Sudoyo dkk, 2006):


Klasifikasi IMT (kg/m2)

Berat badan kurang <18,5


Kisaran normal 18,5-24,9
Berat badan lebih >25
Pra obesitas 25,0-29,9
Obes tingkat I 30,0-34,9
Obes tingkat II 35,0-39,9
Obes tingkat III >40
Etiologi
Perilaku dan lingkungan
- Makanan
- Aktivitas fisik
Faktor genetik
Faktor keluarga
Makanan cepat saji dan makanan ringan
kemasan
Faktor psikososial
Status ekonomi
(Soegih dan Wiramihardja, 2009)
Patofisiologi

peningkatan
nilai
sirkulasi
Makanan plasma
leptin, Hipotalamus
insulin, dan
ghrelin,
penurunan
peptida YY

Peningkata
Peningkatan n adipokin
OBESITAS deposit
lemak
Manifestasi Klinis
Tanda-tanda obesitas (Nelson, 2012):
Anak terlihat sangat gemuk
Muka tampak sering tak sepadan
Lengan atas dan paha membesar
Dada pada anak laki-laki terkesan tumbuh karena
penumpukan lemak
Perut menggantung dan muncul striae putih
Pada anak laki-laki genetalia eksterna tampak kecil
karena penis terbungkus dalam lemak pubis.
Pemeriksaan Morbid Obesity
Anamnesis
Pemeriksaan antropometri
*BB *Lingkar perut
*TB *Waist Hip Ratio (WHR)
*IMT *Tekanan darah
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan lain
Penatalaksanaan
Terapi diet Aktivitas fisik
- Diet rendah kalori Terapi perilaku
- Diet rendah lemak Farmakoterapi
- Diet rendah Terapi bedah
karbohidrat - Pintas jejunum
- Diet tinggi protein - Gastroplastik
- Pintas lambung
Komplikasi
Diabetes, hipertensi, penyakit jantung
Gangguan mobilitas dan pertumbuhan
Chubby puffer syndrome (bayi)
Gangguan pada kulit dan ortopedi
Maturasi seksual lebih awal (remaja-dewasa)
WOC Morbid Obesity
Konsep Asuhan Keperawatan
Morbid Obesity
Pengkajian
Anamnesis
Kapan pasien merasa mulai bertambah BB.
Penyakit gangguan metabolisme.
Konsumsi obat.
Riwayat pembedahan.
Pola fungsi.
Riwayat Kesehatan.
Riwayat keluarga.
Psiko, Sosio dan Kultural.
Pengkajian
Pemeriksaan Fisik
B1 (Breathing)
B2 (Blood)
B3 (Brain)
B4 (Bladder)
B5 (Bowel)
B6 (Bone)
Masalah Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari
kebutuhan tubuh
Ketidakefektifan pola nafas
Hambatan mobilitas fisik
Risiko gangguan intregritas jaringan kulit
Gangguan konsep diri (gambaran diri rendah)
Gangguan perfusi jaringan
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi
Diagnosa: Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan
tubuh b.d ketidakseimbangan antara intake kalori dan
pengeluaran tenaga, akumulasi lemak, tubuh, obesitas.
NOC: nutrisi adekuat
NIC:
Evaluasi adanya alergi dan kontraindikasi makanan.
Identifikasi pola dan jenis makanan.
Kaji tingkat pengetahuan.
Konsultasi dengan ahli gizi.
Anjurkan peningkatan intake cairan oral.
Anjurkan latihan fisik.
Informasikan efek obat dan untuk selalu meminum obat.
Intervensi
Diagnosa keperawatan: Ketidakefektifan pola nafas b.d
ventilasi tidak adekuat, penurunan daya tahan otot-otot
pernapasan.
NOC: status respiratori: ventilasi adekuat
NIC:
Auskulasi bunyi nafas.
Kaji adanya edema.
Istirahatkan pasien dengan tirah baring optimal pada fase
akut.
Atur posisi tirah baring yang ideal.
Kaji perubahan pada sensorik.
Berikan istirahat psikologi.
Kolaborasi: pantau data laboratorium elektrolit kalium.
Intervensi
Diagnosa keperawatan: Hambatan mobilitas fisik
b.d ketidakmampuan dalam melakukan
pergerakan normal.
NOC: level mobilitas meningkat
NIC:
Monitoring vital sign sebelum / sesudah latihan.
Kaji kemampuan mobilitas ekstremitas.
Lakukan latihan ROM pada ekstremitas yang
mengalami hambatan.
Berikan alat bantu apabila pasien memerlukan.
Kolaborasi bedah lipektomi (Lewis,2000).
Intervensi
Diagnosa keperawatan: Risiko gangguan intregritas jaringan
kulit b.d gangguan elastisitas kulit, gangguan sirkulasi
intregritas, keterlambatan penyembuhan luka, dermatitis,
dan iritasi intregritas jaringan
NOC: tissue integrity: skin and mocous membranes
NIC:
Kaji kemampuan pola aktivitas dan latihan.
Lakukan dan anjurkan mobilitas miring kanan kiri tiap 2
jam.
Anjurkan pasien menggunakan pakaian longgar.
Monitor kulit adanya kemerahan.
Monitor status nutrisi pasien.
Jaga kebersihan dan ganti sprei apabila kotor atau basah.
Beri motivasi untuk memelihara integritas jaringan kulit.
Intervensi
Diagnosa Keperawatan: Gangguan konsep diri (gambaran
diri rendah) b.d merasa bentuk tubuh tidak ideal
NOC: Body image
NIC:
Bina hubungan saling percaya.
Kaji perasaan pasien.
Eksplorasi respon koping adaptif dan maladaptif.
Buat perencanaan realistic.
Bantu pasien untuk melakukan tidakan untuk merubah
respon maladaptif dan mempertahankan respon koping
adaptif.
Observasi tingkat depresi.
Beri dukungan psikologis.
Intervensi
Kebutuhan nutrisi dapat diberikan sesuai
dengan tingkat kebutuhan individual
Tidak terjadi ketidakefektifan pola napas
Kemampuan pergerakan meningkat
Intregritas kulit normal
Terjadi peningkatan gambaran diri
(Muttaqin dan Sari, 2011)

Anda mungkin juga menyukai