com
PBK
WA 085146099997
1
MENGAPLIKASIKAN KONSEP TUTORIAL DAN
BELAJAR MANDIRI YANG EFEKTIF MELALUI
MENGELOLA WAKTU, MEMBACA EFEKTIF, DAN
LATIHAN MEREKAM HASIL BACA SEHINGGA TUJUAN
PKP DAPAT TERCAPAI.
Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan PDGK4306
Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran?
Apakah yang dimaksud dengan wawasan?
Apakah yang dimaksud dengan masyarakat?
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
LANDASAN
TEORI Progresivisme
PEMBELAJARAN
BERWAWASAN
KEMASYARAKATAN
Konstruktivisme
Ide-ide konstruktivisme modern banyak berlandaskan kepada teori Vygotsky yang telah
digunakan dalam menunjang metode pengajaran yang menekankan pada pembelaaran
kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, dan penemuan (Mohamad Nur: 1999).
Terdapat empat prinsip kunci yang diturunkan dari teori konstruktivisme modern, yaitu :
1) Penekanannya pada hakikat sosial dari pembelajaran.
2) Ide bahwa belajar paling baik apabila konsep itu berada dalam zona perkembangan
mereka.
3) Adanya penekanan terhadap keduanya, yaitu hakikat sosial dari belajar dan zona
perkembangan terdekat yang dinamakan dengan pemagangan kognitif.
4) Pada proses pembelajaran menekankan kemandirian atau belajar menggunakan media.
Kegiatan Belajar 4 : Pandangan Ki Hadjar Dewantoro terhadap Pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memerdekakan manusia dalam arti bahwa menjadi manusia
yang mandiri, agar tidak tergantung kepada orang lain baik lahir ataupun batin.
Kemerdekaan yang dimaksud dari 3 macam, yaitu : berdiri sendiri, tidak bergantung pada
orang lain, dan dapat mengatur dirinya sendiri.
Lahirnya pendidikan Taman Siswa juga diilhami oleh model pendidikan barat yang tidak
menyelesaikan persoalan peningkatan kualitas sumber daya manusia waktu itu. Menurutnya
Pendidikan barat memiliki ciri : perintah, hukuman dan ketertiban. Ki Hadjar Dewantoro
merupakan salah satu perkosaan terhadap kehidupan batin anak-anak. Oleh karena itu, tidak
heran apabila hasil pendidikan barat melahirkan anak dengan budi pekerti rusak sebagai
akibat dari anak yang hidup di bawah paksaan dan hukuman, yang biasanya tidak setimpal
dengan kesalahannya.
Beberapa falsafah Ki Hadjar Dewantoro berkenaan dengan pendidikan, yaitu :
1. Segala alat, usaha dan juga cara pendidikan harus sesuai denngan kodratnya
2. Kodratnya itu tersimpan dalam adat istiadat setiap masyarakat dengan berbagai
kekhasan, yang kesemuanya itu bertujuan untuk mencapa hidup tertib dan damai
3. Adat istiaddat sifatnya selalu berubah (dinamis)
4. Untuk mengetahui karakteristik mesyarakat saat ini diperlukan kajian dalam mendalam
tentang kehidupan masyrakat tersebut di masa lampau, sehingga dapat diprediksi
kehidupan yang akan datang pada masyarakat tersebut.
5. Perkembangan budaya masyarakat akan dipengaruhi oleh unsur-unsur lain. Hal ini
terjadi karena terjadinya pergaulan bangsa.
Kegiatan Belajar 2
:Unsur-unsur Pokok Kebudayaan
Menuurt Melville J. Herskovits (Soekanto: 1990) ada 4 unsur pokok kebudayaan, yaitu :
1. Alat-alat teknologi
2. Sistem ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaaan politik
Pada masyarakat modern, sekolah merupakan salah satu lembaga utama yang dipergunakan
oleh orang dewasa dalam mewariskan kebudayaan kepada anak-anaknya. Oleh karena itu,
guru atau tenaga kependidikan harus memiliki pemahaman yang jelas tentang budaya yang
berkembang di masyarakat, baik secara makro maupun secara mikro yang meliputu nilai,
kepercayaan, dan norma.
DAntonio (1983) mendefinikan keluarga sebgai suatu unit yang terdiri dua orang atau lebih
yang hidup bersama untuk suatu periode waktu, dan diantara mereka
saling berbagi dalam suatu hal atau lebih, yang berkaitan dengan
pekerjaan, seks, kesejahteraan, dan makanan anak-anak, kgiatan
intelektual, spiritual, dan rekreasi.
MODUL 3
Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
Dengan terjadinya pergeseran peran pendidikan, maka secara mendasar pendidikan perlu
memiliki karakteristik sebgai berikut :
1. Mampu mangembangkan kreativitas, kebudayaan, dan peradaban
2. Mendukung diseminasi nilai keunggulan
3. Mengembangkan nilai-nilai demokrasi, kemanusiaan, keadilan, dan keagamaan
4. Mengembangkan secara berkelanjutan kinerja kreatif dan produktif yang koheren
dengan nilai-nilai moral
Dengan acuan buku Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah (Jalal dan
Supriadi, 2001), diungkapkan tentang arah pendangan dasar pendidikan nasional, visi
misi tujuan pendidikan nasional dan demokratisasi pendidikan.
Acuan pemikiran dalam penataan, dan pengembangan sistem pendidikan nasional harus
mampu mengakomodasikan berbagai pandangan sehingga terjadi keterpaduan dalam
konteks dengan didasarkan prinsip :
1. Membangun prinsip kesetaraan
2. Menciptakan konfigurasi komponen sumber
3. Menerapkan prinsip pemberdayaaan
4. Melaksanakan prinsip kemandirian
5. Menciptakan prinsip toleransi dan consensus
6. Menyusun dasar perencanaan pendidikan
7. Menerapkan prinsip rekonstruksionis
8. Berorientasi pada peserta didik
9. Berdasar pada prinsip pendidikan multicultural
10. Menerapkan prinsip globalisasi
Kegiatan Belajar 2 : Konsep Pembelajaran
Berwawasan kemasyarakatan
Pembelajaran berwawasaan kemasyarakatan dilandasi oleh pemikiran dari berbagai teori
pembelajaran, yaitu teori humanistik, teori progresivisme, dan teori konstruksivisme, serta
pendidikan berbasis masyarakat. Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan harus
didasarkan pada hal-hal berikut :
1. Kebermaknaan dan kebermanfaatan bagi peserta didik
2. Pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran
3. Materi pembelajaran terintegrasi dengan kehdupan sehari-hari peserta didik
4. Masalah yang diangkat dalam pembelajaran ada kesesuaian dengan kebutuhan
peserta didik
5. Menekankan pada pembelajaran partisipatif yang berpusat pada peserta didik
6. Menumbuhkan kerja sama di antara peserta didik
7. Menumbuhkan kemandirian
Mengacu pada UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 10, satuan pendidikan adalah
kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal,
nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Satuan Pendidikan yang ada di masyarakat menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal
26 ayat 4 adalah lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar
masyarakat, majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
Program pendidikan yang ada di masyarakat menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
pasal 26 ayat 3 adalah pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan
kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
keterampilan, pendidikan kesetaraan.
Kegiatan Belajar 2 : Pendekatan Pembelajaran dalam Berbagai Satuan Pendidikan di
Masyarakat
Pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran pada berbagai satuan pendidikan
adalah pedagogi dan andragogi. Dalam model pedagogi, guru memiliki peran dalam
pembelajaran karena didasari oleh beberapa asumsi mengenai peserta didik yaitu :
1. Kebutuhan untuk mengetahui (The need to know)
2. Konsep diri peserta didik (The leaners self konsep)
3. Peran pengalaman (The role of experience)
4. Kesiapan untuk belajar (Readliness to learn)
5. Berorientasi belajar (Orientation to learning)
6. Motivasi (Motivation)
Proses pembelajaran pedagogi cenderung teacher centered. Hal ini dilandasi dengan ciri : 1)
adanya dominasi guru dalam pembelajaran, 2) Bahan belajar terdiiri dari konsep-konsep yang
datangnya dari guru, 3) Materi belajar cenderung bersifat dominan, 4) Peserta didik tinggal
menerima instruksi yang ditentukan oleh guru.
Knowles (1980) mendefinikan andragogi sebagai seni dan ilmu dalam membantu peserta didik
untuk belajar (the science and arts of helping adults learn). Andragogi disebut juga sebagai
teknologi pelibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran penerapan model.
Menurut pandangan andragogi, setiap pendidik harus mampu membantu peserta didik
dalam penyelenggaraan pendidikan :
1. Menciptakan suasana kondusif untuk belajar melalui kerja sama dalam merencanakan
program pembelajaran.
2. Menemukan kebutuhan belajar
3. Merumuskan tujuan dan materi yang cocok untuk memenuhi kebutuhan belajar
4. Merancang pola belajar dalam sejumlah pengalaman belajar untuk peserta didik
5. Melaksanakan kegiatan belajar dengan menggunakan metode, teknik, dan sarana belajar
yang tepat
6. Menilai kgiatan belajar serta mendiagnosis kembali kebutuhan belajar untuk kegiatan
pembelajaran selanjutnya.
Asumsi yang dijadikan landasan dalam teori andragogi adalah sebagai berikut :
1) Orang dewasa mempunyai konsep diri
2) Orang dewasa mempunyai akumulasi pengalaman
3) Orang dewasa mempunyai kesiapan untuk belajar
4) Orang dewasa berharap dapat segera menerapkan perolehan belajarnya
5) Orang dewasa memiliki kemampuan untuk belajar
Modul 7
Pembelaran Multikultural
Kegiatan Belajar 1 :Konsep Dasar Pembelajaran Multikultural
Dalam proses pembelajaran tidak dapat lepas dari unsur-unsur kebudayaan seperti :
1. Kebudayaan merupakan suatu keseluruhan yang kompleks
2. Kebudayaan merupakan suatu prestasi kreasi manusia yang material.
3. Kebudayaan dapat pula berbentuk fisik
4. Kebudayaan dapat pula berbentuk kelakuan-kelakuan yang terarah
5. Kebudayaan merupakan suatu realitas yang objektif yang dapat dilihat
6. Kebudayaan tidak terwujud dalam suatu kehidupan manusia soliter.
Menurut Ki Hadjar Dewatoro, kebudayaan berarti budah budi manusia yang merupakan
hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh yang kuat yaitu alam dan zaman. Rumusan
tersebut mengandung makna :
1. Kebudayaan selalu bersifat kebangsaan (nasional) dan mewujudkan sifat atau watak
kepribadian bangsa.
2. Tap-tiap kebudayaan menunjukkan keindahan dan tingginya adat kemanusiaan pada
hidup masing-masing bangsa yang memilikinya.
3. Tiap-tiap kebudayaan sebgai buah kemenangan manusia terhadap kekuatan alam dan
zaman memudahkan dan melancarkan hidupnya serta memberi alat-alat baru untuk
meneruskan kemajuan hidup dan memudahkan serta memajukan dan mempertinggi taraf
kehidupan
Kegiatan Belajar 2 : Strategi Pengelolaan
Pembelajaran Multikultural
Menurut Tilaar (2000), rumusan operasional mengenai hakikat pendidikan mempunyai
komponen-komponen sebagai berikut :
1. Pendidikan merupakan suaru proses berkesinambungan
2. Proses pendidikan berarti menumbuhkembangkan eksistensi manusia
3. Eksistensi manusia yang memasyarakat.
4. Proses pendidikan dalam masyarakat yang membudaya
5. Proses bermasyarakat dan membudaya
Javier Perez (Tilaar: 2000) mengungkapkan bahwa perdamaian harus dimulai dari diri kita
masing-masing. Bahan-bahan belajar yang dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran
perdamaian adalah :
a. Bahan-bahan atau materi pembelajaran harus memberi bantuan praktis dalam
pembelajaran tentang perdamaian
b. Bahan-bahan atau materi pembelajaran harus menggunakan berbagai metode yang
dapat mengembangkan peran serta peserta didik secara aktif
c. Bahan-bahan atau materi pembelajarab harus mampu memenuhi kebutuhan
d. Bahan-bahan atau materi pembelajaran harus merangsang minat peserta didik untuk
lebih memahami kelompok atau kebudayaan lain
e. Bahan-bahan atau materi pembelajaran berisi kasus-kasus yang menunjukkan
pertikaian antar manusia yang dapat diselesaikan secara damai
f. Bahan-bahan atau materi pembelajaran harus mnenrangkan masalah-masalah yang
paling penting untuk menciptakan perdamaian.
Kegiatan Belajar 3 : Prosedur Pengelolaan
Pembelajaran Multikultural