Anda di halaman 1dari 23

yusufmanguluang4@yahoo.

com
PBK

WA 085146099997
1
MENGAPLIKASIKAN KONSEP TUTORIAL DAN
BELAJAR MANDIRI YANG EFEKTIF MELALUI
MENGELOLA WAKTU, MEMBACA EFEKTIF, DAN
LATIHAN MEREKAM HASIL BACA SEHINGGA TUJUAN
PKP DAPAT TERCAPAI.
Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan PDGK4306
Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran?
Apakah yang dimaksud dengan wawasan?
Apakah yang dimaksud dengan masyarakat?
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Pembelajaran yang diselenggarakan dengan


menggunakan berbagai potensi (sumber daya:
alam, manusia, budaya, & teknologi)
yang ada pada lingkungan masyarakat
Humanistik

LANDASAN
TEORI Progresivisme
PEMBELAJARAN
BERWAWASAN
KEMASYARAKATAN
Konstruktivisme

Pend. Berbasis Masy.


Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan PDGK4306
Modul 1
Pemikiran Tokoh Pembelaaran Berwawasan Kemasyarakatan
Kegiatan Belajar 1 : Pandangan Kritik Sosial dalam Pembelajaran (Teori Belajar Humanistik)
Teori Humanstik dipelopori oleh Jurgen Habermas. Menurut teori humanstik, proses belajar
harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Menurut
Ausbel (Rene: 1996) belajar bermakna meaning learning, belajar merupakan asimilasi
bermakna. Sedangkan menurut Kolb (Rene: 1996) membagi tahap-tahap belajar menjadi 4
tahap, yaitu :

1. Tahap pengalaman konkret. Seseorang mampu atau dapat mengalami suatu


peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana adanya.
2. Tahap pengamatan aktif dan reflektif, seseorang makin lama akan semakin
mampu melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang dialaminya.
3. Tahap konseptualisasi, seseorang sudah mulai berupaya untuk membuat
abtraksi, mengembangkan suatu teori, konsep atau hokum dan prosedur tentang
suatu yang menjadi objek pengmatannya.
4. Tahap eksperimentasi aktif. Seseorang sudah mampu mengaplikasikan konsep-
konsep, teori-teori atau aturan-aturan ke dalam situasi nyata.
Pandangan terhadap sekolah sbg alat transformasi mendapat
banyak kritik :
Freire, mengatakan sekolah selama ini menjadi alat penjinakan ,
yang mamanipulasi peserta didik agar mereka dapat
diperalat untuk melayani kepentingan kelompok yang
berkuasa.
Illich, (1972), sekolah semata-mata dijadikan alat legitimasi
sekolompok elit sosial. Sekolah sebagai lembaga pendidikan
baru yang menjadi jurang (gap) sosial.

Bagaimana menaggapi dan menjawab


tantang tersebut ?
Kegiatan Belajar 2 : Pandangan Progresif
dalam Pembelajaran

Pandangan progresivisme berasal dari pikiran John Dewey (Tilaar: 2000).


Peserta didik dipandang sebagai orang yang merupakan bagian dari
masyarakat, sehingga proses pendidikan harus memiliki orientasi terhadap
masyarakat. Dewey menyebutkan bahwa terdapat tiga tingkatan kegiatan yang
biasa dipergunakan di sekolah, yaitu :
1) Untuk anak pendidikan pra-sekolah diperlukan latihan berkenaan dengan
pengembangan kemampuan panca indera dan pengembangan koordinasi
fisik.
2) Menggunakan bahan belajar yang bersumber dari lingkungan yang dapat
merangsang minat anak belajar agar mampu membangun, mencoba dan
mengambangkan kretivitas.
3) Anak menemukan ide-ide atau gagassan, mengujinya, dan menggunakan
ide-ide atau gagasan tersebut untuk memecahkan persoalan yang sama.
Kegiatan Belajar 3 : Pandangan Sosiokultural Konstruktivis dalam Pendidikan

Kegiatan Belajar 3 : Pandangan Sosiokultural Konstruktivis dalam Pendidikan

Resolusi Konstruktivis memiliki akar yang kuat di dalam sejarah pendidikan.


Konstruktivisme lahir dari gagasan Piaget dan Vygotsky, yang keduanya menekankan
bahwa perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi yang telah dipahami
sebelumnya diolah melalui suatu proses ketidakseimbangan dalam upaya memahami
informasi-informasi baru.

Ide-ide konstruktivisme modern banyak berlandaskan kepada teori Vygotsky yang telah
digunakan dalam menunjang metode pengajaran yang menekankan pada pembelaaran
kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, dan penemuan (Mohamad Nur: 1999).

Terdapat empat prinsip kunci yang diturunkan dari teori konstruktivisme modern, yaitu :
1) Penekanannya pada hakikat sosial dari pembelajaran.
2) Ide bahwa belajar paling baik apabila konsep itu berada dalam zona perkembangan
mereka.
3) Adanya penekanan terhadap keduanya, yaitu hakikat sosial dari belajar dan zona
perkembangan terdekat yang dinamakan dengan pemagangan kognitif.
4) Pada proses pembelajaran menekankan kemandirian atau belajar menggunakan media.
Kegiatan Belajar 4 : Pandangan Ki Hadjar Dewantoro terhadap Pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk memerdekakan manusia dalam arti bahwa menjadi manusia
yang mandiri, agar tidak tergantung kepada orang lain baik lahir ataupun batin.
Kemerdekaan yang dimaksud dari 3 macam, yaitu : berdiri sendiri, tidak bergantung pada
orang lain, dan dapat mengatur dirinya sendiri.

Lahirnya pendidikan Taman Siswa juga diilhami oleh model pendidikan barat yang tidak
menyelesaikan persoalan peningkatan kualitas sumber daya manusia waktu itu. Menurutnya
Pendidikan barat memiliki ciri : perintah, hukuman dan ketertiban. Ki Hadjar Dewantoro
merupakan salah satu perkosaan terhadap kehidupan batin anak-anak. Oleh karena itu, tidak
heran apabila hasil pendidikan barat melahirkan anak dengan budi pekerti rusak sebagai
akibat dari anak yang hidup di bawah paksaan dan hukuman, yang biasanya tidak setimpal
dengan kesalahannya.
Beberapa falsafah Ki Hadjar Dewantoro berkenaan dengan pendidikan, yaitu :
1. Segala alat, usaha dan juga cara pendidikan harus sesuai denngan kodratnya
2. Kodratnya itu tersimpan dalam adat istiadat setiap masyarakat dengan berbagai
kekhasan, yang kesemuanya itu bertujuan untuk mencapa hidup tertib dan damai
3. Adat istiaddat sifatnya selalu berubah (dinamis)
4. Untuk mengetahui karakteristik mesyarakat saat ini diperlukan kajian dalam mendalam
tentang kehidupan masyrakat tersebut di masa lampau, sehingga dapat diprediksi
kehidupan yang akan datang pada masyarakat tersebut.
5. Perkembangan budaya masyarakat akan dipengaruhi oleh unsur-unsur lain. Hal ini
terjadi karena terjadinya pergaulan bangsa.
Kegiatan Belajar 2
:Unsur-unsur Pokok Kebudayaan

Menuurt Melville J. Herskovits (Soekanto: 1990) ada 4 unsur pokok kebudayaan, yaitu :
1. Alat-alat teknologi
2. Sistem ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaaan politik

Menurut Malinowski (Soekanto: 1990) menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan adalah


sebagai berikut :
1. Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam
supaya menguasai alam sekelilingnya.
2. Organisasi ekonomi
3. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan
4. Organisasi kekuatan
Kegiatan Belajar 3 : Fungsi Pendidikan dalam Kebudayaan

Di dalam transmisi kebudayaan terdapat tiga unsur utama, yaitu :


1. Unsur-unsur yang ditransmisikan
2. Proses transmisi
3. Cara transmisi

Pada masyarakat modern, sekolah merupakan salah satu lembaga utama yang dipergunakan
oleh orang dewasa dalam mewariskan kebudayaan kepada anak-anaknya. Oleh karena itu,
guru atau tenaga kependidikan harus memiliki pemahaman yang jelas tentang budaya yang
berkembang di masyarakat, baik secara makro maupun secara mikro yang meliputu nilai,
kepercayaan, dan norma.

DAntonio (1983) mendefinikan keluarga sebgai suatu unit yang terdiri dua orang atau lebih
yang hidup bersama untuk suatu periode waktu, dan diantara mereka
saling berbagi dalam suatu hal atau lebih, yang berkaitan dengan
pekerjaan, seks, kesejahteraan, dan makanan anak-anak, kgiatan
intelektual, spiritual, dan rekreasi.
MODUL 3
Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan

Kegiatan Belajar 1 : Arah Baru Pendidikan Menuju Demokratisasi

Dengan terjadinya pergeseran peran pendidikan, maka secara mendasar pendidikan perlu
memiliki karakteristik sebgai berikut :
1. Mampu mangembangkan kreativitas, kebudayaan, dan peradaban
2. Mendukung diseminasi nilai keunggulan
3. Mengembangkan nilai-nilai demokrasi, kemanusiaan, keadilan, dan keagamaan
4. Mengembangkan secara berkelanjutan kinerja kreatif dan produktif yang koheren
dengan nilai-nilai moral
Dengan acuan buku Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah (Jalal dan
Supriadi, 2001), diungkapkan tentang arah pendangan dasar pendidikan nasional, visi
misi tujuan pendidikan nasional dan demokratisasi pendidikan.
Acuan pemikiran dalam penataan, dan pengembangan sistem pendidikan nasional harus
mampu mengakomodasikan berbagai pandangan sehingga terjadi keterpaduan dalam
konteks dengan didasarkan prinsip :
1. Membangun prinsip kesetaraan
2. Menciptakan konfigurasi komponen sumber
3. Menerapkan prinsip pemberdayaaan
4. Melaksanakan prinsip kemandirian
5. Menciptakan prinsip toleransi dan consensus
6. Menyusun dasar perencanaan pendidikan
7. Menerapkan prinsip rekonstruksionis
8. Berorientasi pada peserta didik
9. Berdasar pada prinsip pendidikan multicultural
10. Menerapkan prinsip globalisasi
Kegiatan Belajar 2 : Konsep Pembelajaran
Berwawasan kemasyarakatan
Pembelajaran berwawasaan kemasyarakatan dilandasi oleh pemikiran dari berbagai teori
pembelajaran, yaitu teori humanistik, teori progresivisme, dan teori konstruksivisme, serta
pendidikan berbasis masyarakat. Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan harus
didasarkan pada hal-hal berikut :
1. Kebermaknaan dan kebermanfaatan bagi peserta didik
2. Pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran
3. Materi pembelajaran terintegrasi dengan kehdupan sehari-hari peserta didik
4. Masalah yang diangkat dalam pembelajaran ada kesesuaian dengan kebutuhan
peserta didik
5. Menekankan pada pembelajaran partisipatif yang berpusat pada peserta didik
6. Menumbuhkan kerja sama di antara peserta didik
7. Menumbuhkan kemandirian

Menurut Galbarait (Marzuki: 2004), pendidikan berbasis masyarakat mengandung


beberapa makna, yaitu :
1) Kemampuan peserta didik meningkat
2) Partisipasi dan demokrasi
3) Mobilisasi aksi masyarakat
MODUL 4
Satuan dan Program Pendidikan Masyarakat

Kegiatan Belajar 1 : Satuan dan Program Pendidikan di Masyarakat

Mengacu pada UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 10, satuan pendidikan adalah
kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal,
nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

Satuan Pendidikan yang ada di masyarakat menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal
26 ayat 4 adalah lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar
masyarakat, majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.

Program pendidikan yang ada di masyarakat menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
pasal 26 ayat 3 adalah pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan
kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
keterampilan, pendidikan kesetaraan.
Kegiatan Belajar 2 : Pendekatan Pembelajaran dalam Berbagai Satuan Pendidikan di
Masyarakat
Pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran pada berbagai satuan pendidikan
adalah pedagogi dan andragogi. Dalam model pedagogi, guru memiliki peran dalam
pembelajaran karena didasari oleh beberapa asumsi mengenai peserta didik yaitu :
1. Kebutuhan untuk mengetahui (The need to know)
2. Konsep diri peserta didik (The leaners self konsep)
3. Peran pengalaman (The role of experience)
4. Kesiapan untuk belajar (Readliness to learn)
5. Berorientasi belajar (Orientation to learning)
6. Motivasi (Motivation)

Proses pembelajaran pedagogi cenderung teacher centered. Hal ini dilandasi dengan ciri : 1)
adanya dominasi guru dalam pembelajaran, 2) Bahan belajar terdiiri dari konsep-konsep yang
datangnya dari guru, 3) Materi belajar cenderung bersifat dominan, 4) Peserta didik tinggal
menerima instruksi yang ditentukan oleh guru.

Knowles (1980) mendefinikan andragogi sebagai seni dan ilmu dalam membantu peserta didik
untuk belajar (the science and arts of helping adults learn). Andragogi disebut juga sebagai
teknologi pelibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran penerapan model.
Menurut pandangan andragogi, setiap pendidik harus mampu membantu peserta didik
dalam penyelenggaraan pendidikan :
1. Menciptakan suasana kondusif untuk belajar melalui kerja sama dalam merencanakan
program pembelajaran.
2. Menemukan kebutuhan belajar
3. Merumuskan tujuan dan materi yang cocok untuk memenuhi kebutuhan belajar
4. Merancang pola belajar dalam sejumlah pengalaman belajar untuk peserta didik
5. Melaksanakan kegiatan belajar dengan menggunakan metode, teknik, dan sarana belajar
yang tepat
6. Menilai kgiatan belajar serta mendiagnosis kembali kebutuhan belajar untuk kegiatan
pembelajaran selanjutnya.

Asumsi yang dijadikan landasan dalam teori andragogi adalah sebagai berikut :
1) Orang dewasa mempunyai konsep diri
2) Orang dewasa mempunyai akumulasi pengalaman
3) Orang dewasa mempunyai kesiapan untuk belajar
4) Orang dewasa berharap dapat segera menerapkan perolehan belajarnya
5) Orang dewasa memiliki kemampuan untuk belajar
Modul 7
Pembelaran Multikultural
Kegiatan Belajar 1 :Konsep Dasar Pembelajaran Multikultural

Dalam proses pembelajaran tidak dapat lepas dari unsur-unsur kebudayaan seperti :
1. Kebudayaan merupakan suatu keseluruhan yang kompleks
2. Kebudayaan merupakan suatu prestasi kreasi manusia yang material.
3. Kebudayaan dapat pula berbentuk fisik
4. Kebudayaan dapat pula berbentuk kelakuan-kelakuan yang terarah
5. Kebudayaan merupakan suatu realitas yang objektif yang dapat dilihat
6. Kebudayaan tidak terwujud dalam suatu kehidupan manusia soliter.

Menurut Ki Hadjar Dewatoro, kebudayaan berarti budah budi manusia yang merupakan
hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh yang kuat yaitu alam dan zaman. Rumusan
tersebut mengandung makna :
1. Kebudayaan selalu bersifat kebangsaan (nasional) dan mewujudkan sifat atau watak
kepribadian bangsa.
2. Tap-tiap kebudayaan menunjukkan keindahan dan tingginya adat kemanusiaan pada
hidup masing-masing bangsa yang memilikinya.
3. Tiap-tiap kebudayaan sebgai buah kemenangan manusia terhadap kekuatan alam dan
zaman memudahkan dan melancarkan hidupnya serta memberi alat-alat baru untuk
meneruskan kemajuan hidup dan memudahkan serta memajukan dan mempertinggi taraf
kehidupan
Kegiatan Belajar 2 : Strategi Pengelolaan
Pembelajaran Multikultural
Menurut Tilaar (2000), rumusan operasional mengenai hakikat pendidikan mempunyai
komponen-komponen sebagai berikut :
1. Pendidikan merupakan suaru proses berkesinambungan
2. Proses pendidikan berarti menumbuhkembangkan eksistensi manusia
3. Eksistensi manusia yang memasyarakat.
4. Proses pendidikan dalam masyarakat yang membudaya
5. Proses bermasyarakat dan membudaya
Javier Perez (Tilaar: 2000) mengungkapkan bahwa perdamaian harus dimulai dari diri kita
masing-masing. Bahan-bahan belajar yang dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran
perdamaian adalah :
a. Bahan-bahan atau materi pembelajaran harus memberi bantuan praktis dalam
pembelajaran tentang perdamaian
b. Bahan-bahan atau materi pembelajaran harus menggunakan berbagai metode yang
dapat mengembangkan peran serta peserta didik secara aktif
c. Bahan-bahan atau materi pembelajarab harus mampu memenuhi kebutuhan
d. Bahan-bahan atau materi pembelajaran harus merangsang minat peserta didik untuk
lebih memahami kelompok atau kebudayaan lain
e. Bahan-bahan atau materi pembelajaran berisi kasus-kasus yang menunjukkan
pertikaian antar manusia yang dapat diselesaikan secara damai
f. Bahan-bahan atau materi pembelajaran harus mnenrangkan masalah-masalah yang
paling penting untuk menciptakan perdamaian.
Kegiatan Belajar 3 : Prosedur Pengelolaan
Pembelajaran Multikultural

Prosedur yang ditempuh dalam pengelolaan pembelajaran multicultural adalah melalui


tahapan : 1) kegiatan pendahuluan, 2) kegiatan utama, 3) analisis, 4) abstraksi, 5)
penerapan, dan 6) kegiatan penutup.
Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran multikultiral adalah menciptakan suasana yang
kondusif sehingga setiap peserta didik dapat belajar dalam harmoni kebersamaan.
Kegiatan utama merupakan kegitan instruksional yang menekankan pada penciptaan
pembelajaran yang harmoni untuk membentuk kepribadian peserta didik yang penuh
toleransi didasarkan pada keanekaragaman budaya.
Kegiatan analisis dalam pembelajaran multikultural adalah memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk berbagi pemikiran dan pemahaman pribadi tentang sesuatu yang sudah
dipelajarinya.
Abstraksi dalam pembelajaran multikultural merupakan upaya pendidik untuk memperjelas
materi inti yang harus dipahami oleh peserta didik.
Penerapan dalam pembelajaran multikultural adalah untuk mengukur perubahan yang
terjadi pada peserta didik setelah mengikuti pembelajaran.
Kegiatan penuup adalah kegiatan akhir dari prosedur pembelajaran multikultural yang dapat
dilakukan sekaligus dengan kegiatan penilaian.
Modul 8
Muatan Life Skills dalam Pembelajaran
Berwawasan Kemasyarakatan
Kegiatan Belajar 1 : Konsep Dasar Life Skills

Dunia pendidikan di Indonesia menghadapi beberapa tantangan besar, diantaranya sebagai


berikut : 1) Dunia pendidikan dituntut untuk mempertahankan hasil-hasil pembangunan
yang telah dicapai, 2) Dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya
manusia yang kompeten, mampu bersaing dalam pasar kerja global, 3) Dunia pendidikan
dituntut mengubah paradigama dengan pendidikan yang demokratis, mendorong partisipasi
masyarakat dan menghargai keragaman kebutuhan dan konsisi daerah, 4) masih rendahnya
pertumbuhan ekonomi dan menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat dan munculnya
berbagai masalah sosial yang mendasar, 5) Kualitas sumber daya manusia Indonesia masih
rendah, 6) Kualitas manusia dipengaruhi juga oleh kemampuan dalam mengelola sumber
daya alam dan lingkungan hidup.
Broling (1989) life skills adalah interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat
penting yang dimiliki oleh seseorang sehingga meraka dapat hidup mandiri. Kent Davis
(2000:1) kecakapan hidup adalah manual pribadi bagi tubuh seseorang.

Kecakapan hidup/life skills versi Broling dipilah menjadi :


1. Kecakapan personal (personal skills) yang mencakup kecakapan mengenal diri (self
awareness), dan kecakapan berpikir rasional (thingking skills)
2. Kecakapan sosial (social skills)
3. Kecakapan kademik (academic skills)
4. Kecakapan vokasional (vocational skills)

Anda mungkin juga menyukai