Anda di halaman 1dari 38

FARMAKO

TERAPI
Uzzy Lintang Savitri 115070200111010
Merchilliea Eso Navy G 115070200111046
Aga Aulia Sintaria 115070207111026
Shindy Wulandari 115070207131002
Dwi Puji Rahayu 115070207131008
Risyda Marifatul 115070207111030
OBAT GAGAL JANTUNG
Digoksin
Glikosida jantung merupakan obat yang digunakan untuk terapi
gagal jantung. Obat pertama yang digunakan untuk terapi gagal
jantung kronis adalah digitalis, ekstrak dari tanaman Digitalis
purpurea. Digoksin sekarang menjadi obat dari golongan glikosida
jantung yang paling sering diresepkan karena murah dan mudah
didapat. Kerugian obat ini adalah jendela terapi yang sempit.
Pemberian digoksin pada pasien gagal jantung, tebukti tidak
mempengaruhi angka kematian secara umum, namun dapat
mengurangi angka rawat inap pada pasien dengan gagal jantung
secara umum atau pasien dengan gagal jantung yang memburuk
INDIKASI
Digoksin sekarang hanya diindikasikan untuk:

1) Pasien gagal jantung dengan disfungsi ventrikel


kiri simtomatik pada berbagai derajat gagal
jantung yang disertai dengan fibrilasi atrium,
karena digoksin dapat memperlambat kecepatan
ventrikel (akibat hambatan pada nodus AV) (kelas
rekomendasi I, tingkat kepercayaan C).
2) Pasien gagal jantung dengan ritme sinus yang simtomatik, terutama bila
disertai takikardia, meskipun telah mendapat terapi maksimal dengan ACE
inhibitor dan -blocker. Pada kasus ini digoksin tidak mengurangi mortalitas
sehingga tidak dipakai lagi sebagai obat lini pertama, tetapi
dapatmemperbaiki gejala-gejala dan mengurangi hospitalisasi, terutama
hospitalisasi karena memburuknya kerja jantung. (kelas rekomendasi IIa,
tingkat kepercayaan B).

3) Pada pasien rawat jalan dengan gagal jantung diastolik kronik ringan
sampai sedang dan dengan irama sinus yang telah mendapatkan ACE
inhibitor dan diuretik, digoksin tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap jantung maupun mortalitas pasien, sehingga penggunaannya tidak
direkomendasikan.
KONTRAINDIKASI

Kontraindikasi penggunaan digoksin meliputi


bradikardia, blok AV derajat 2 dan 3, sindroma
sick sinus, sindroma Wolf-Parkinson-White,
kardiomiopati obstruktif hipertrofik, dan
hipokalemia.
ANTI ARITMIA
Kelas I (Sodium Channel Blocker)
Kelas Ia (moderat) : kuinidin, prokainamid,
disopiramid memanjangkan repolarisasi
Kuinidin dapat meningkatkan irama sinus melalui
penghambatan kolinergik atau secara refleks
meningkatkan perangsangan simpatis. Dalam kadar
terapi, kuinidin, prokainamid, dan disopiramid secara
nyata menurunkan kecepatan picu serabut purkinje.
Kuinidin juga mempunyai sifat penyekat reseptor-
alfa. Kerja ini dapat menyebabkan vasodilatasi, yang
melalui baroreseptor merangsang aktivasi saaraf
simpatis. Secara bersamaan, penghambatan
kolinergik dan peningkatan aktivitas adrenergik-beta
yang disebabkan oleh kuinidin ini dapat
meningkatkan kecepatan sinus dan memperkuat
konduksi pada nodus AV pada sebagian pasien..
Obat aritmia ini dapat digunakan untuk pengobatan
takikardia supraventrikel paroksimal (PSVT sebagai obat
pemeliharaan setelah DC shock guna mencegah
kambuhnya penyakit; efektif untuk pengobatan jangka
panjang depolarisasi prematurasi ventrikel dan takikardia
ventrikel berulang atau untuk mencegah fibrilasi
ventrikel.
Obat aritmia ini tidak digunakan untuk pengobatan
takikardia ventrikular menetap dan aritmia yang
disebabkan digitalis, karena efek toksiknya mudah timbul.
Efek samping
Kuinidin : blokade atau henti SA, blokade AV derajat
tinggi, aritmia ventrikel atau asistol, sinkop atau mati
mendadak, cinchonism ringan yang gejalanya meliputi
tinitus , tuli, penglihatan kabur, dan keluhan saluran
cerna. Pada keracunan berat timbul sakit kepala, diplopia,
fotopobia, perubahan persepsi warna, bingung, delirium
dan psikosis.
Prokainamid : gejala yang menyerupai lupus eritematosus
sistemik (SLE), menurunkan curah jantung dan kinerja
ventrikel kiri melalui efek depresi langsung atau kontriksi
aleriolar, sehingga harus dilakukan dengan hati-hati pada
pasien dengan bakat gagal jantung.
Kelas Ib (lemah) : lidokain, meksiletin, fenitoin
mempersingkat repolarisasi

Obat kelas IB menyebabkan peningkatan


ambang arus listrik diastolik pada serabut
purkinje dengan cara meningkatkan
konduktansi K+ tanpa mengubah nilai Vm atau
potensial ambang. Dalam kadar terapi, obat ini
mengurangi kemiringan depolarisasi fase 4 pada
serabut purkinje. Efek ini disebabkan oleh
penurunan arus pacu dan peningkatan arus ion
K+ keluar sel. Akan tetapi, kemampuan tokainid
dan meksiletin untuk mengurangi automatisasi
serabut purkinje lebih mirip kuinodin, yaitu
menggeser potensial ambang kearah nilai Vm
yang lebih positif.
Efek samping :
Lidokain : disosiasi, parestia, mengantuk dan
agitasi; pada kadar yang lebih tinggi dapat
menyebabkan pendengaran berkurang ,
disorientasi, kedutan otot, kejang, dan henti
napas.
Fenitoin : mengantuk, nistagmus, vertigo,
ataksia, dan mual
Tokainid dan meksiletin : pusing, ringan kepala,
tremor, dan saluran cerna, granulositopenia yang
dapat diikuti oleh infeksi, sepsis, dan kematian.
Kelas Ic (kuat) : enkainid, flekainid, indekainid,
dan propafenon efek ringan terhadap
repolarisasi
Obat kelas ini berafinitas tinggi terhadap kanal
Na+ di sarkolema. Obat ini merupakan obat
antiaritmia yang sangat poten dalam
memperlambat konduksi dan menekan arus
masuk Na+kedalam sel. Obat-obat kelas IC
terikat kuat dan menyekat kanal Na+ yang dapat
menurunkan Vmax dan lonjakan (overshoot)
potensial aksi di atrium, ventrikel dan serabut
purkinje dibandingkan dengan penghambat
kanal Na+ lainnya.
Efek samping :
terjadi proaritmia pada 8-15% pasien dengan
aritmia ventrikel maligna
Nekainid dan flekainid : meningkatkan resiko
kematian mendadak dan henti jantung pada
pasien yang pernah mengalami infark miokard
dan aritmia ventrikel asimptomatik
Dosis tinggi flekainid dan enkainid : gangguan
penglihatan pada 10-15% pasien
Propafenon ; menimbulkan granulositopenia dan
SLE. Kadar plasma flekanamid, enkainid, dan
propafenon meningkat bila diberikan bersama
simetidin.
Kelas II (Beta-adrenergic Blockers)
Obat antiaritmia kelas dua merupakan obat-
obat antiaritmia yang termasuk golongan beta-
blocker. Beta blocker mempunyai efek anti aritmia
karena dapat menghambat dengan selektif terhadap
adrenoreseptor-beta. Obat-obat ini digunakan dalam
terapi hipertesi . Karena berperan dalam
menurunkan kontraksi jantung, obat-obat ini dapat
digunakan untuk penanganan aritmia. Beberapa obat
beta-blocker yang dapat digunakan antara lain:
asebutalol, propanolol, atenolol, esmolol, sotalol
Efek samping :
hipotensi pada pasien gagal jantung
penghentian beta-blocker secara mendadak pada
pasien angina pektoris dapat memperberat angina
dan aritmia jantung dan menimbulkan infark
miokard akut.
Kelas III (Potassium Channel Blockers)
Obat antiaritmia kelas tiga merupakan obat
yang menghambat keluarnya ion K. Dengan adanya
penghalangan terhadap saluran ion K+, maka
frekuensi kontraksi jantung akan menurun. Obat-
obat dalam kelas ini mempunyai sifat farmakologik
yang berbeda-beda tetapi sama-sama mempunyai
kemampuan memperpanjang lama potensial aksi dan
refraktoriness serabut purkinje dan serabut otot
ventrikel. Obat yang termasuk Bretilium, Amiodaron
dan sotalol.
Efek samping :
Bretilium : hipotensi
Amiodaron : mempunyai efek samping yang sering
terjadi dan sangat meningkat secara nyata setelah 1
tahun pengobatan, dapat mengenai berbagai obat dan
dapat menyebabkan kematian.
Kelas IV (Calcium Channel Blockers)
Obat antiaritmia kelas empat merupakan
obat antiaritmia yang mempengaruhi masuknya
ion kalsium ke dalam sel. Obat yang termasuk
kelas ini merupakan obat-obat perintang saluran
kalsium yang kardioselektif (ingat kembali
vasodilator serta obat antihipertensi). Efek
klinis penting dari antagonis Ca adalah
penekanan potensial aksi yang Ca dependent
dan perambatan konduksi di nodus AV. Obat-
obat yang masuk antiaritmia kelas IV antara
lain: verapamil dan diltiazem.
Efek samping :
verapamil dan diltiazem : gangguan pada jantung
dan saluran cerna
Pemberian intravena dikontraindikasikan pada
pasien hipertensi, gagal jantung berat, sindroma
sinus sakit, blok AV, sindroma Wolff-Parkinson-
White atau takikardia ventrikel.
Interaksi obat :
pemberian verampamil bersama beta blocker atau
digitalis secara aditif dapat menimbulkan
bradikardia atau blok AV.
Pemberian verapamil atau diltiazem bersama
reserpin atau metildopa, yang dapat mendepresikan
sinus dan akan memperhebat bradikardia.
Kelas V (lain-lain) digitalis, adenosin, dan magnesium
Digitalis mempunyai khas vagotonik yang
menyebabkan penghambatan aliran kalsium di nodus AV
dan aktivasi aliran kalsium yang diperantarai asetilkolin
di atrium. Efeknya secara tak langsung adalah
hiperpolarisasi, pemendekan aksi potensial atrium dan
peningkatan masa refrakter di nodus AV. Digitalis
dikhususkan untuk fibrilasi atrium yang menyertai payah
jantung

Adenosin adalah nukleosid yang alamiah ada dalam


tubuh. Adenosin mengaktifkan aliran ion kalium yang
sensitif asetilkolin di atrium, sinus, dan nodus AV, yang
menghasilkan pemendekan lama aksi potensial,
hiperpolarisasi dan pelambatan automtisitas.

Magnesium mempunyai efek terhadap jantung


dapat langsung dan tak langsung melalui efeknya
terhadap homeostasis kalium dan kalsium. Magnesium
memperpanjang siklus sinus, memperlambat konduksi AV,
dan memperlambat konduksi intraartrial dan
intravena. Magnesium juga memperpanjang masa
refrakter efektif atrium, nodus AV, dan ventrikel.
MORFIN
Morfin adalah psikoaktif analgesik yang sangat
ampuh dan dianggap sebagai prototipikal opioid.
Dalam pengobatan klinis, morfin dianggap
sebagai gold standart, atau patokan, analgesik
digunakan untuk meredakan sakit parah atau
menyakitkan dan penderitaan.
INDIKASI
Nyeri
Nyeri pada infark miokard
batuk suppressance
anastesi sebelum operasi
menghilangkan ansietas pada pasien dengan dispnea
karena acute pulmonary edema dan acute left ventrikular
efek antidepresan
anxiolysis
relaksasi
sedasi
KONTRAINDIKASI
oral, jangan diberikan pasien dengan
hipersensitivitas,depresi pernapasan
injeksi intratekal dan epidural tidak boleh
digunakanpada kasus pemberian yang
kontraindikasi dengan rute ini.sperti infeksi
pada tempat penyuntikan, perdaraham diatesis
yang tidak terkontrol, penggunaan antikoagulan
atau kortikosteroid injeksi dalam minggu.
EFEK SAMPING
kardiovaskular:
Bradycardia atau penurunan denyut jantung

Jantung, detak jantung terminasi, atau gagal


jantung
Hipotensi atau penurunan tekanan darah

Palpitasi

Pingsan

kemerahan pada wajah

Hipotensi ortostatik atau tekanan darah sangat


rendah
CONT
Telinga, hidung, tenggorokan, pencernaan
dan kulit: sembelit
pembilasan Mual dan muntah
Pruritus atau gatal pernapasan
Xerostomia atau mulut Bradypnea atau pernapasan
kering lambat
Dyspnea atau sesak napas
mata:
Hipoventilasi, depresi
pernafasan, atau dangkal
Penglihatan kabur pernapasan
miosis Asidosis respiratorik atau
Visual distorsi penurunan abnormal pada
pH darah
Henti napas
DIURETIK
Diuretik dipakai untuk dua tujuan utama, yaitu
untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan
untuk memperkecil edema. Diuretik
menghasilkan peningkatan aliran urin (dieresis)
dengan menghambat reabsorpsi natrium dan air
terjadi di sepanjang segmen-segmen tubulus
ginjal. Jenis diuretic terdiri dari thiazid, loop
diuretic, K+ sparing diuretic, dan osmotic
diuretic.
THIAZID
Indikasi
Thiazid merupakan obat-obat pilihan untuk
pengobatan hipertensi primer.

Efek samping
o Hipokalemia
o Hipokalsemia
o hipomagnesemia
o kehilangan bikarbonat
o hiperglisemia (gula darah meningkat),
o hiperuresemia (kadar asam urat serum meningkat)
o hiperlipidemia (kadar lemak darah meningkat).
Kontraindikasi
Thiazid menjadi kontraindikasi untuk dipakai pada
penderita gagal ginjal.

Interaksi obat
o Thiazid dapat menyebabkan hipokalemia, yang menguatkan
kerja digoksin, dan bisa terjadi keracunan digitalis (tanda-
tandanya bradikardia, mual, muntah, perubahan penglihatan).
o Thiazid juga menguatkan kerja liium, dan dapat terjadi
keracunan litium.
o Thiazid memperkuat kerja obat-obat antihipertensi lainnya, yang
mungkin dipakai secara kombinasi dengan pengobatan
hipertensi.

Obat yang termasuk


o chlorothiazide (diuril)
o hydrochlorothiazide (hydrodiuril)
o metolazone (diulo, zaroxolyn)
LOOP DIURETIC (DIURETIC KUAT)

Indikasi
o sering digunakan untuk mengurangi edema paru
pada pasien-pasien gagal jantung kongestif.
o Untuk mengobati pasien-pasien hipertensi yang
disebabkan oleh insufisiensi ginjal.

Efek samping
o Hipokalsemia
o Hipokloremia
o Hipotensi ortostatik dapat timbul.
o Trombositopenia, gangguan kulit, dan tuli sementara
jarang terlihat.
Interaksi obat
Interaksi obat yang paling utama adalah dengan
preparat digitalis. Jika klien memakai digoksin
dengan diuretic kuat, bisa terjadi keracunan
digitalis. Klien ini memerlukan kalium
tambahan melalui makanan atau obat.
Hipokalemia memperkuat kerja digoksin dan
meningkatkan risiko keracunan digitalis.

Obat yang termasuk


o bumetadine (bumex)
o etharynic acid (edecrin)
o furosemide (lasix).
K+ SPARING DIURETIC (DIURETIC HEMAT
KALIUM)
Indikasi
Sering digunakan dalam kombinasi diuretic lain untuk
membantu mempertahankan keseimbangan kalium.

Efek samping
Hiperkalemia.

Interaksi obat
Diuretik hemat kalium dapat menyebabkan hiperkalemia bila
digunakan bersama suplemen kalium atau inhibitor enzim
pengkonversi angiostensin (ACE)

Obat yang termasuk


o amiloride (midamor),
o spironolactone (aldactone),
o triamterene (dyrenium).
OSMOTIC DIURETIC
Obat-obat ini akan difiltrasi dalam glomerulus, tetapi
tidak direabsorpsi dehingga cairan yang diekskresi
meningkat.

Obat yang termasuk


o glycerin (osmoglyn)
o mannital (osmitrol).

Indikasi
Diuretik osmotic sering digunakan dalam
penatalaksanaan edema serebral, tekanan
intracranial, acute renal failure.
ANTIHIPERTENSI
Furosemid 40 mg (Farsix, Impugan, Lasix, Uresix)
Indikasi : pada penderita hipertensi yang juga
menderita bengkak pada kaki, atau yang disertai
tanda-tanda gagal jantung bendungan
Kontraindikasi : pasien dengan kekurangan kalium
(kekurangan kalium dapat menyebabkan irama
jantung)

Tiazid : Hydroclorothiazide (HCT) 25 mg dan 50 mg


Indikasi : pada penderita hipertensi yang tanda-
tanda bendungannya tidak berat.
Kontraindikaasi : tidak bisa diberikan pada penderita
yang alergi terhadap sulfa
Alfa-bloker
Memblok reseptor-alfa di pembuluh darah, arteri mengalami
relaksasi sehingga tekanan darah turun. Contoh : doxazocin,
terazocin.
Indikasi : menurunkan tekanan darah, juga efektif memperbaiki
hipertrofi prostat dan memperbaiki profil lemak darah.
Kontraindikasi : klien dengan kejadian koroner (penelitian
terakhir menunjukan bahwa alfa-blocker meningkatkan kejadian
koroner pada pasien hipertensi sehingga saat ini alfa-bloker
hanya dianjurkan untuk pasien yang menderita hipertrofi prostat
atau pasien hipertensi yang kebetulan juga menderita hipertrofi
prostat).
Beta-bloker
Menurunkan kontraktilitas jantung dan laju jantung. Dengan
demikian, curah jantung menurun dan akibatnya tekanan darah
menurun.
Indikasi : obat pilihan utama untuk pasien hipertensi yang juga
menderita PJK.
Kontraindikasi : -
Inhibitor ACE
Indikasi : menghambat konversi Angiotensin I
menjadi Angiotensin II, mengurangi hipertrofi
jantung, mengurangi produksi aldosteron dan
retensi Na+
Kontraindikasi : -
Vasodilator (Ca-antagonis)
Indikasi : mengurangi masuknya Ca 2+ ke dalam
sel memalui potensial-operated Ca-channels
Antagonis reseptor angiotensin II
Indikasi : untuk pasien yang diindikasikan
untuk menggunakan inhibitor ACE, tetapi ESO
berupa batuk sangat mengganggu
ANTI ANGINA
Pemberian antiangina bertujuan untuk
mengatasi atau mencegah serangan akut angina
pektoris; pencegahan jangka panjang angina.
Ada 4 kelompok antiangina yang utama, yakni
antiangina golongan nitrat organik, antiangina
golongan beta bloker, antiangina golongan
antagonis kalsium dan antiangina golongan
antiplatelet.
ANTIANGINA GOLONGAN BETA-BLOCKER

Obat ini mempengaruhi efek hormon epinephrine


dan norepinephrine pada jantung dan organ
lainnya. Beta blocker mengurangi denyut
jantung pada saat istirahat. Selama melakukan
aktivitas, beta-blocker membatasi peningkatan
denyut jantung sehingga mengurangi kebutuhan
akan oksigen. Beta-blocker dan nitrat telah
terbukti mampu mengurangi kejadian serangan
jantung dan kematian mendadak.

Obat-obat penghambat adrenoseptor beta (beta-


bloker) menghambat adrenoseptor-beta di
jantung, pembuluh darah perifer, bronkus,
pankreas, dan hati
Propranolol hidroklorida, kodenya 7-138
Labetalol hidrklorida, kodenya 7-268
Asebutolol, kodenya 7-138
Metoprolol tartrat, kodenya 7-208
Atenolol
Nadolol
Betaksolol
Oksprenolol hidroklorida, kodenya 7-201
Bisoprolol fumarat
Pindolol
Karvedilol
Sotalol hidroklorida, kodenya 7-208
ANTIANGINA GOLONGAN NITRAT
Senyawa nitrat bekerja langsung merelaksasi otot polos
pembuluh vena, tanpa bergantung pada sistem persarafan
miokardium. Dilatasi vena menyebabkan alir balik vena
berkurang sehingga mengurangi beban hulu jantung.
Selain itu, senyawa nitrat juga merupakan vasodilator
koroner yang poten
Sebuah tablet nitroglycerin yang diletakkan di bawah
lidah (sublingual) biasanya akan menghilangkan gejala
angina dalam waktu 1-3 menit, dan efeknya berlangsung
selama 30 menit.

Contohnya adalah:
Gliseril trinitrat, kodenya 7-240
Isosorbid dinitrat, kodenya 7-242
Isosorbid mononitrat, kodenya 7-242
Pentaeritritol tetranitrat, kodenya 7-241
ANTIANGINA GOLONGAN ANTAGONIS
KALSIUM
Antagonis kalsium bekerja dengan cara menghambat
influks ion kalsium transmembran, yaitu mengurangi
masuknya ion kalsium melalui kanal kalsium lambat ke
dalam sel otot polo, otot jantung dan saraf. Berkurangnya
kadar kalsium bebas di dalam sel-sel tersebut
menyebabkan berkurangnya kontraksi otot polos pembuluh
darah (vasodilatasi), kontraksi otot jantung (inotropik
negatif), serta pembentukan dan konduksi impuls dalam
jantung (kronotropik dan dromotropik negatif).

Contohnya
Amplidipin besilat
Diltiazem hidroklorida
Nikardipin hidroklorida
Nifedipin
Nimodipin
ANTIANGINA GOLONGAN ANTIPLATELET
Platelet adalah suatu faktor yang diperlukan
untuk terjadinya pembekuan darah bila terjadi
perdarahan. Tetapi jika platelet terkumpul pada
ateroma di dinding arteri, maka pembentukan
bekuan ini (trombosis) bisa mempersempit atau
menyumbat arteri sehingga terjadi serangan
jantung. Aspirin terikat pada platelet dan
mencegahnya membentuk gumpalan dalam
dinding pembuluh darah, jadi aspirin
mengurangi resiko kematian karena penyakit
arteri koroner. Penderita yang alergi terhadap
aspirin, bisa menggunakan triklopidin.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai