Anda di halaman 1dari 44

CASE REPORT

KEMATIAN SEORANG LAKI-LAKI AKIBAT


RACUN SIANIDA ATAU ARSEN ATAU
ALKOHOL?

Taufik Hidayat
Hendro Widagdo

Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal


Fakultas Kedokteran UGM
RSUP dr. Sardjito Yogyakarta
2016

Poisons and medicines are oftentimes the same substance given with different intents. Peter Mere Latham
1. Identitas

Nama : Tn.N

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 52 tahun

Alamat : Pandak, Bantul


2. Kronologis Singkat

Mayat ditemukan di Pos Ronda di Dusun Jaten, Ds Triharjo, Kec.


Pandak, Kab. Bantul, pada hari Rabu tanggal 25 Maret 2015 sekira
pukul 23.30 Waktu Indonesia Barat dan korban ditemukan
tertelungkup di lantai pos ronda. Diperiksa pada Kamis, 26 Maret
2015 pukul 7.48-10.10 WIB di ruang otopsi RSUP Dr. Sardjito
Jenazah
3. Pemeriksaan Luar dan Dalam dibungkus
kantong jenazah
dan berlabel.
A. Properti dan Antropometri Memakai kemeja
biru kotak2 1
saku depan
Celana jins hitam
panjang 3 saku
depan 2 saku
belakang
Celana dalam
hijau

Antropometri:
BB=57,8kg,
PB=158,7cm
B. Tanatologi Lebam mayat:
Berwarna merah
keunguan yang tidak
hilang dengan penekanan
pada bagian belakang
tubuh.

Kaku mayat :Terdapat


kaku jenazah yang sukar
digerakkan pada seluruh
persendian.

Pembusukan:Tidak
terdapat pembusukan
jenazah.
luka lecet geser 4cmx3cm.
C. Trauma/Tanda Patologi

Luka lecet geser 3cmx3cm.


Dari kedua lubang
hidung dan mulut
keluar cairan berwarna
cokelat

luka lecet geser 2cmx1cm


Memar merah
kehitaman
4cmx4cm.
Sekumpulan
luka lecet geser
4cm x 2 cm
Bintik
perdarahan
pada kelopak
mata dalam
Bibir dan
Gusi
kebiruan
Jaringan bawah
kuku kebiruan
Pada kulit kepala
bagian depan kiri
terdapat luka
memar 4cmx4cm.
Pada permukaan
otak, gambaran
pembuluh darah
melebar dan terisi
penuh.
Pembuluh darah di
belakang tulang
dada melebar dan
terisi penuh.
Berat paru kanan 540
gram. Pada pengirisan,
warna jaringan merah
dan pada pemijatan
keluar cairan berwarna
merah.
Berat
hati 1516
gram.
Pada ruang jantung
terdapat darah
sebanyak 150ml dan
gumpalan darah
seberat 70 gram.
Berat jantung 400
gram
Pada bagian dalam lambung
terdapat cairan dan sisa
makanan berwarna kuning.
Terdapat bintik perdarahan
pada lambung bagian dalam.
Pada permukaan luar lambung
terdapat pelebaran pembuluh
darah.
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Rutin:
Golongan Darah (Metode Direct Agglutination): A
Alkohol (Metode Semikuantitatif Conway):
Darah : 30 mg%
Urin : 400 mg%
Pemeriksaan Methanol: Negatif (Kualitatif)

Tidak terbentuk cincin: (-)


Pemeriksaan Toksikologi:
Sianida (Kualitatif: Metode Grignard) Kertas asam pikrat berubah warna merah bata: (+)
Isi lambung : Positif
Darah : Negatif
Hepar : Negatif
Urin : Negatif
Arsen (Kualitatif: Metode Sanger Black)
Isi lambung : Positif
Darah : Negatif
Hepar : Negatif
Urin : Negatif

Kertas HgCl2 berubah warna hitam(+)


Pemeriksaan Patologi Anatomi
Interpretasi :
Terdapat pelebaran pembuluh darah pada jaringan otak,
jaringan paru, jaringan hepar, jaringan limpa, jaringan ginjal
kanan, jaringan kulit dahi, jaringan epiglotis, dan jaringan
lambung.
Terdapat ekstravasasi eritrosit pada jaringan paru, jaringan
kulit dahi, jaringan lambung dan ginjal.
Terdapat sebukan sel polimorfonuklear pada jaringan paru,
jaringan kulit dahi, massa dalam jantung dan jaringan
lambung.
Terdapat erosi dinding lambung bagian dalam.
5. Kesimpulan
1 Jenazah laki-laki, panjang badan seratus lima
puluh delapan koma tujuh sentimeter. Berat
badan lima puluh tujuh koma delapan kilogram,
dengan golongan darah A.
2 Sebab kematian karena racun sianida dan
arsen yang menyebabkan terhambatnya proses
pernafasan sel sehingga korban mengalami
mati lemas.
3 Saat kematian korban delapan sampai dua
belas jam sebelum pemeriksaan.
A poison in a small dose is a medicine, and
a medicine in a large dose is a poison.
(Taylor, 1859, p. 2)
1. Aspek Medikolegal

Surat Permintaan
Terpenuhi
Visum dari penyidik
adamemenuhi
pasal 133 KUHAP
ayat 1

Surat izin
Label jenazah
keluarga
adamemenuhi
adamaksudnya
pasal 133
ada informed
KUHAP ayat 3
kepada keluarga
2. Aspek Patologi dan Toksikologi

Sebab & Kesimpulan


Cara Permasalahan
Mekanisme dan Saran
Kematian? Toksikologi?
Kematian? Kasus?
2.1. Cara Kematian Pada Kasus yang
Disajikan:

Cara kematiantidak
wajarkematian akibat
intoksikasi bisa karena
pembunuhan, bunuh diri
atau kecelakaanperlu
olah TKP.
2.2 Sebab dan Mekanisme Kematian
2.2.1. Tanda dan Gejala Keracunan Sianida
Akutgagal nafas (sianosis, busa dimulut, nafas bau
amandel,dsb)
Kronisgoiter dan hipotiroid
Mati:
1. Jenazah bau amandel (patognomonik). Tidak semua
orang dapat mencium bau sianidakemampuan
mencium bau khas bersifat genetik sex-linked trait.
2. Sianosis, busa dari mulut
3. Lebam mayat merah terang (tidak selalu)darah vena
kaya oksiHb atau karena sianmetHb.
4. Tanda asfiksia lainnya.

Rajesh Bardale, 2011; Knight&Saukko, 2004


2.2.2. Tanda dan Gejala Keracunan Arsen
Akut:
1) As2O3: kollapse&gagal sirkulasi, GIT hebatsyok
hipovolemik
2) Arsin: hemolisis hebat dan penekanan SSP
Kronik: lemah, melanosis arsenik, rambut tumbuh jarang,
keratosis arsenik, gizi buruk, garis-garis putih kuku (Mees line)
dll
Jenazah: parah: perdarahan subendokard septum, kemerahan
atau perdarahan mukosa GIT, jaundice, fatty liver
Arsinkegagalan kardiorespirasi akut dll
Diagnosis definitif intoksikasi arsen sangat sulit, biasanya
dengan menemukan level arsen dalam urin meningkat, namun
hati-hati.

Rajesh Bardale, 2011; Knight&Saukko, 2004


2.2.3. Tanda dan Gejala Keracunan Alkohol
Akut

Rajesh Bardale, 2011


2.2.4. Sebab dan Mekanisme Kematian
Korban Pada Kasus yang Disajikan:
Tanda keracunan yang didapatkan:
a. Sianosis
b. Keluar cairan coklat dari mulut dan hidung
c. Erosi dinding bagian dalam lambung
d. Gumpalan darah di dalam ruang jantung
Tanda asfiksia:
a. Sianosis jaringan bawah kuku, bibir, gusi
b. Bintik perdarahan pada kelopak mata dalam dan dinding
lambung bagian dalam
c. Kongesti organ (jantung,hepar,paru kanan), pelebaran
pembuluh darah belakang tulang dada dan pembuluh darah
permukaan otak.
Sebabkematian:
Keracunan akut diduga sianida atau
arsen atau alkohol akutperlu
pemeriksaan toksikologi untuk
mengkonfirmasi jenis dan kadar
masing-masing zat/racun)
Mekanisme kematian:
Asfiksia (asfiksia toksikologis)
Mekanisme kematian karena sianida (akut)menghambat
enzim yang mengandung ion ferric. Sianida menempel
pada besi dari grup prostetik sitokrom oksidase dan
mengganggu transpor dan penggunaan oksigen dalam sel
dan menyebabkan anoksia sitotoksik.
Mekanisme kematian karena arsen oksida (akut)arsen
bergabung dengan enzim sulfhidril dan memblok siklus
Krebs serta interupsi fosforilasi oksidatif yang
menyebabkan deplesi ATP dan kematian sel
Mekanisme kematian karena alkohol akutprimer:
respiratory center paralysis; sekunder: aspiration of vomit

Rajesh Bardale, 2011; Darmono, 2008; Holstege, 2011


2.2.5. Lainnya
Luka lecet geser dan memar dibeberapa
bagian tubuhberkemungkinan sebelum
mati, korban mengalami kejang-kejang
karena efek racun sehingga korban
membentur benda keras disekitarnya.
2.3. Permasalahan Toksikologi Pada Kasus
Ini:
Pengambilan, Pengawetan dan Pemeriksaan Sampel
1. Sianida
Rekomendasi sampel untuk pemeriksaan sianida
diambil dari darah, isi lambung, urin, muntahan dan
limpa (mengandung banyak eritrosit). Jika inhalasi gas
sianida, diambil paru-paru.
Pada kasus ini yang diambil adalah sampel: isi lambung,
hepar, darah, urin
Pemeriksaan sianida yang dilakukan adalah dengan
Metode Grignard (Kualitatif).
Hasil: Sianida positif pada pemeriksaan isi lambung

Knight & Saukko, 2004


Pada darah, hepar dan urin sianida tidak terdeteksi
dimungkinkan karena:
a. Pada hepar dan urin sianida sudah berubah menjadi tiosianat
(akibat kerja enzim rhodanase yang terdapat dalam
mitokondria sel hepar dan ginjal). Reaksi ini membutuhkan
sodium thiosulfat. Sianida juga bisa dikonversi menjadi
sianokobalamin jika ada hydroxocobalamin. Atau terjadi
kesalahan teknis.
b. Pada darah tidak ada, kemungkinan karena darah yang
diperiksa adalah darah EDTA, seharusnya pengawet darah
untuk pemeriksaan toksikologi adalah NaF 1%
Seharusnya paru-paru dan limpa juga diperiksa, namun tidak
dilakukan.

Rajesh Bardale, 2011


2. Arsen
Rekomendasi sampel untuk pemeriksaan arsen akut: isi
lambung, darah, urin, hepar.
Pada kasus ini sampel diambil dari isi lambung, darah, urin,
hepar.
Pemeriksaan arsen yang dilakukan adalah dengan Metode
Sanger Black (Kualitatif).
Hasil: Arsen positif pada pemeriksaan isi lambung

Rajesh Bardale, 2011


Pada darah, hepar dan urin arsen tidak terdeteksi,
dimungkinkan karena:
a. Kemungkinan ada kesalahan teknis sehingga arsen darah,
hepar dan urin tidak terdeteksi secara kualitatif. Darah
yang diperiksa adalah darah EDTA, seharusnya pengawet
darah untuk pemeriksaan toksikologi adalah NaF 1%
b. Proses farmakokinetik arsen. Arsen inorganik (mis: arsen
oksida) yang diabsorpsi mengalami metilasi di hepar
menjadi asam monometilarsonik dan asam dimetilarsinik
yang diekskresikan ke urinjika korban menelan arsen
inorganik berkemungkinan karena proses metilasi
mempengaruhi pemeriksaan kualitatif.
3. Alkohol
Pada kasus ini diperiksa kandungan alkohol darah dan
urin.
Metode pemeriksaan alkohol: Semikuantitatif Conway
Ditemukan kadar alkohol darah 30 mg/dl dan urin 400
mg/dlAlkohol sudah diekskresikan kedalam urin

Rajesh Bardale, 2011


2.4. KESIMPULAN DAN SARAN UNTUK KASUS YANG
DISAJIKAN:
2.4.1. KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan luar, dalam, dan penunjang


didapatkan sebab kematian yang sesuai dengan keracunan akut
dan mekanisme kematian asfiksia.
Pemeriksaan toksikologis pada kasus ini hanya bisa
mengkonfirmasi racun secara kualitatif pada sampel isi lambung
korban yaitu sianida dan arsen.
Pada kasus ini perkiraan kadar alkohol didalam darah
sebelumnya lebih tinggi dari 30mg%, karena kadar alkohol urin
400mg%alkohol sudah mengalami metabolisme.
Pada kasus ini, perlu pemeriksaan jenis racun dari masing-
masing sampel yang direkomendasikan dan hitung dosis lethal
racun yang didapat secara kuantitatifpemastian sebab
kematian korban.
Menurut kepustakaan:
1. Dosis lethal asam sianida 50-100 mg, sedangkan garam
sianida 200-300 mg. Periode fatal 2-10 menit
2. Dosis lethal arsen oksida 180 mg. Periode fatal 12-48 jam
3. Dosis lethal alkohol: Alkohol menjadi fatal jika dosis alkohol
didalam darah diatas 500mg/100ml atau pada dewasa 6
mg/kgBB. Meninggal dalam 1-4 jam setelah koma 10-16 jam.
Racun sianida (cardiac poison) dan arsen (inorganic irritants:
metallic poison) merupakan racun yang lebih kuat daripada
alkohol (inebriant poison).
Racun sianida pada dosis lethal mempunyai periode fatal yang
lebih cepat daripada arsenkesimpulan racun utama yang
menyebabkan kematian korban pada kasus ini adalah sianida.

Rajesh Bardale, 2011; Arif Budiyanto, dkk,1997


2.4.2. SARAN
Pemeriksaan patologi anatomi seharusnya dilakukan pada
semua organ, terutama organ-organ yang diperkirakan
dipengaruhi oleh racun.
Sampel yang diambil untuk pemeriksaan toksikologis
seharusnya sesuai dengan sampel yang direkomendasikan.
Proses pengambilan, pengawetan dan pemeriksaan sampel
untuk pemeriksaan toksikologis harus dilakukan sesuai
prosedur baku.
Pemeriksaan toksikologis seharusnya dilakukan secara
kualitatif dan kuantitatif.
Daftar Pustaka

Bernard Knight&Saukko, 2004. Knights Forensic


Pathology
Arif Budiyanto,dkk. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. FKUI
Darmono, 2008. Farmasi Forensik dan Toksikologi
Holstege, C et al., 2011. Criminal Poisoning: Clinical and
Forensic Perspective
Rajesh Bardale, 2011. Principle in Forensic Medicine and
Toxicology

Anda mungkin juga menyukai