Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL PENELITIAN

PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN


PANJANG TELAPAK KAKI

dr. ABDUL KARIM LUBIS


077113003 / IKF

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER


KEDOKTERAN KLINIK DAN
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Penelitian dengan Judul :


PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN
PANJANG TELAPAK KAKI
DI RSUP H ADAM MALIK DAN RSUD DR PIRNGADI
MEDAN

Yang dipersiapkan oleh :


dr. Abdul Karim Lubis
077113003

Proposal Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui untuk dilanjutkan


ke Lahan Penelitian

Medan, 12 Juli 2011


Disetujui,
Dosen Pembimbing

(dr. Surjit Singh, SpF, DFM)


1951 0302 1989 03 1 00 1

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar gambar
Daftar tabel
BAB I Pendahuluan
1.1.
Latar belakang
1.2.
Rumusan masalah
1.3.
Hipotesis
1.4.
Tujuan penelitian
1.5.
Manfaat penelitian
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1.
Identifikasi
2.2.
Anatomi kaki
2.3.
Antropometri
2.4.
Perkiraan tinggi badan
Bab III Kerangka Konsep Penelitian dan Definisi Operasional
3.1.
Kerangka konsep penelitian
3.2.
Definisi oprasional
Bab IV Metodologi Penelitian
4.1.
Rancangan penelitian
4.2.
Tempat dan waktu penelitian
4.3.
Populasi dan sampel
4.4.
Variabel penelitian
4.5.
Bahan dan alat penelitian
4.6.
Prosedur pengumpulan dan analisa data
Rujukan
Lampiran lampiran

1
2
3
4
5
8
10
10
10
10
11
12
15
17
25
25
26
26
26
28
28
28
31
32

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum, ww.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
Berkat dan RahmatNYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal
Penelitian yang berjudul PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN
PANJANG TELAPAK KAKI DI RSUP H ADAM MALIK DAN RSUD DR
PIRNGADI MEDAN sebagaimana telah direncanakan sebelumnya dan dalam
keadaan sehat wal afiat.
Adapun proses pembuatan proposal penelitian ini, diawali dari munculnya
sebuah ide serta pemikiran atas suatu permasalahan yang timbul di dalam kegiatan
pendidikan di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK
USU, dengan harapan dapat ditindaklanjutkan ke dalam kegiatan penelitian ilmiah
yang nyata.
Serta rasa hormat dan terima kasih yang sedalam dalamnya, kepada para
pembimbing dr. Surjit Singh, SpF, DFM, yang telah meluangkan waktu,
pemikiran serta doa selama proses pelaksanaan tesis ini. Kepada para staf
pengajar di Departemen Forensik FK USU yang telah turut serta memberikan
sumbangsih ilmunya kepada penulis, penulis ucapkan terima kasih.
Harapan peneliti semoga bimbingan, pengajaran, serta doa dan restu, akan
tetap terus saya peroleh dalam upaya menjalankan proposal penelitian ini, untuk
menjadi suatu penelitian karya ilmiah yang dapat bermanfaat bagi dunia
pengetahuan kedokteran dan masyarakat.

Medan, Juli 2011


Peneliti

Abdul Karim Lubis

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul

Halaman

Gambar.1 Tulang telapak kaki kanan...............................................................

Gambar.2 Tulang telapak kaki kanan...............................................................

Gambar.3 Dataran / Garis Frankurt.................................................................

Gambar.4 Kaliper geser ...................................................................................

10

Gambar.5 Kaki .................................................................................................

11

Gambar.6 Pengkuran tinggi badan ...................................................................

12

Gambar 7. Cara pengukuran tinggi badan........................................................

12

Gambar.8 Papan Osteometri ............................................................................

14

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul

Halaman

Tabel 1.

Formula Karl Pearsons, untuk tulang yang segar laki laki .........

13

Tabel 2.

Formula Karl Pearsons, untuk tulang yang segar wanita ..............

13

Tabel 3.

Formula Karl Pearsons, untuk tulang yang lama laki laki ..........

13

Tabel 4.

Formula Karl Pearsons, untuk tulang yang lama wanita ...............

13

Tabel 5.

Formula Stevenson..........................................................................

14

Tabel 6.

Formula Trotter and Gleser .............................................................

14

Tabel 7.

Formula Amri Amir Angka Regresi Hubungan Tinggi Dengan


Tulang Panjang Pada Laki Laki Dengan R2
Untuk Masing Masing Tulang ......................................................

Tabel 8.

14

Formula Amri Amir Angka Regresi Hubungan Tinggi Dengan


Ukuran Beberapa Bagian Tubuh Pada Laki Laki Dan
Nilai R2 Untuk Masing Masing Bagian Tubuh ............................

Tabel 9.

15

Formula Amri Amir Angka Regresi Hubungan Tinggi Dengan


Tulang Panjang Pada Wanita Dan Nilai R2 Untuk
Masing Masing Tulang. ................................................................

15

Tabel 10. Formula Amri Amir Angka Regresi Hubungan Tinggi Dengan
Ukuran Beberapa Bagian Tubuh Pada Wanita Dan Nilai R2
Untuk Masing Masing Ukuran ......................................................

15

Tabel 11. Formula Mistar Ritonga Rumus Tinggi Hidung untuk


mengetahui tinggi badan laki laki .................................................

16

Universitas Sumatera Utara

Tabel 12. Formula Mistar Ritonga Rumus Tinggi Hidung untuk


mengetahui tinggi badan wanita.......................................................

16

Tabel 13. Rumus Antropologi Ragawi untuk pria dewasa (jawa) ..................

16

Tabel 14. Formula Djaja Surya Atmadja Rumus untuk


populasi dewasa muda Pria di Indonesia .........................................

17

Tabel 14. Formula Djaja Surya Atmadja Rumus untuk


populasi dewasa muda wanita di Indonesia .....................................

17

Universitas Sumatera Utara

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang
Identifikasi adalah hal yang utama dari setiap penyelidikan forensik,

apakah itu yang dicurigai sebagai barang bukti di TKP ataukah korban yang
dipotong potong dan hangus. Pengidentifikasian sisa jasad manusia yang
dipotong potong telah menjadi suatu tantangan bagi ahli forensik. Masalah ini
ditemukan pada kasus bencana massal, ledakan dan kasus pembunuhan dimana
tubuh dipotong potong untuk menyembunyikan identitras korban. Ketika kaki
seseorang ditemukan dan dibawa untuk diperiksa dimensi kaki itu, dapat
memberikan informasi yang berharga mengenai tinggi dan jenis kelamin orang
tersebut.1
Pertumbuhan adalah proses pengukuran yang paling penting, dengan
mengukur tinggi badan seseorang, diukur dari panjang tulang tulang tertentu
dan anggota badan lainnya, yang menggambarkan hubungan tertentu dengan
tinggi badan seseorang. Hubungan ini sangat bermanfaat secara antrofologi
biologi untuk membedakan ras dan secara medikolegal hanya bagian bagian
tubuh tertentu yang dijumpai.2
Tinggi badan seseorang secara anatomi seutuhnya meliputi kaki, pelvis,
tulang vertebra dan tengkorak dan kontribusi dari masing masing ini terhadap
keanekaragaman pada individu individu yang berbeda dan juga pada populasi
yang berbeda. Oleh karena itu pada penelitian terhadap sisa jasad manusia, para
ahli antropologi forensik harus memiliki pengetahuan tentang variasi manusia
khususnya pada daerah dan populasi tertentu agar dapat mengidentikasi individu
yang belum dikenal. Populasi didasarkan pada perbedaan yang tampak pada
pengukuran dan bentuk morfologi dari tulang, dan ini telah mengalami perubahan
sepanjang waktu. Oleh karena itu sangat penting bagi ahli antropologi biologi
untuk melakukan penelitian terbaru mengenai kelompok kelompok populasi
yang beragam pada daerah geografik yang berbeda.3

Universitas Sumatera Utara

Estimasi tinggi badan melalui ukuran dari berbagai tulang panjang telah
diupayakan oleh beberapa peneliti dengan tingkat keberhasilan yang berbeda
beda. Setiap peneliti telah memperoleh formulanya sendiri untuk memperkirakan
tinggi badan seseorang dari tulang tulang panjang. Meskipun demikian, ukuran
kaki jarang digunakan untuk hal ini. Rutishauser lah (1968) yang pertama sekali
meneliti perkiraan tinggi badan dari panjang kaki adalah setinggi dari tulang
tulang panjang.2
Banyak bagian bagian yang berbeda dari tubuh dapat digunakan untuk
memperkirakan tinggi seseorang. Dalam antropologi forensic, metode umum
mengestimasi tinggi para korban adalah mengukur panjang tulang panjang dan
mengolah data. Ukuran ukuran bagian bagian tubuh lainnya seperti panjang
telapak kaki, panjang lengan atas, panjang lengan bawah dan telapak tangan juga
dapat digunakan. Meskipun ukuran ukuran yang telah disebutkan umumnya
tidak tersedia mengenai pelaku yang didasarkan pada bukti yang tertinggal
ditempat kejadian perkara.4
Proses osifikasi dan maturasi terjadi pada kaki terjadi lebih dini daripada
tulang tulang panjang dan oleh karena itu selama usia remaja, tinggi badan dapat
diperkirakan secara tepat dari ukuran telapa kaki bila dibandingkan dari tulang
tulang panjang.2
Para peneliti telah meneliti hubungan antara tinggi badan dari panjang
telapak kaki yaitu, Rutishauser pada orang Kompala,Uganda (1967),5 Amir A
meneliti hubungan tinggi badan dari tulang tulang panjang di Medan (1989),6
Ritonga Mistar meneliti hubungan tinggi badan dari tinggi hidung di Medan
(1992),7 Singh Amar, meneliti hubungan tinggi badan dari telapak kaki di Medan
(1993),8 Patel S.V. meneliti hubungan tinggi badan dari panjang telapak kaki pada
orang Gujarat India (2007),2 Peneliti selanjutnya meneliti hubungan tinggi badan
dari panjang telapak kaki. P. K Paliwai pada orang Haryana, India (2008).3
Dalam penelitian ini akan dicoba pengukuran panjang telapak kaki dan
tinggi badan, serta menguji dengan memasukkan ke dalam beberapa formula yang
akan dibahas lebih jauh pada hasil penelitian nanti, sehingg didapatkan hubungan
antara panjang telapak kaki dan tinggi badan. Dengan menggunakan metode alat

Universitas Sumatera Utara

ukur kaliper geser (untuk mengukur tinggi badan), serta mencari kolerasi dari
perbedaan jenis kelamin.
1.2

Rumusan masalah
Berdasarakan latar belakang yang telah diuaraikan di atas dapat

dirumuskan masalah yaitu : Apakah panjang telapak kaki dapat digunakan untuk
menentukan tinggi badan manusia?
1.3

Hipotesis

Ada hubungan antara panjang telapak kaki dengan tinggi badan manusia
1.4

Tujuan penelitian

1.

Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara tinggi badan manusia dengan

memakai panjang telapak kaki.


2.

Tujuan Khusus :
Untuk mengetahui hubungan antara tinggi badan manusia dengan panjang

telapak kaki berdasarkan : jenis kelamin, suku dan pekerjaaan.


1.5

Manfaat penelitian

1.

Untuk dapat memberi informasi kepada dokter umum, dokter spesialis dan
mahasiswa kedokteran dalam membantu identifikasi pada korban korban
yang tidak utuh.

2.

Untuk dapat menentukan.tinggi badan berdasarkan dengan membuat


rumus yang tepat dengan telapak kaki.

3.

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk penelitian lanjut sebagai


bahan penelitian.

Universitas Sumatera Utara

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Identifikasi
Pada tahun 1882, M. Alphonse Bertillon, seorang dokter berkebangsaan

Prancis memperkenalkan Bertillon system


bagian tubuh

yang memakai cara pengukuran

dalam usaha mengidentifikasi para penjahat. Ini hanya dapat

digunakan pada orang dewasa, karena didasarkan pada prinsip bahwa usia setelah
dua puluh satu tahun ukuran ukuran tubuh manusia tidak berbeda. 9
Menentukan identitas atau jati diri atas seorang korban tindak pidana yang
berakibat fatal, relatif lebih mudah bila dibandingkan dengan penentuan jati diri
tersangka pelaku kejahatan. Hal tersebut oleh karena pada penentuan jati diri
tersangka pelaku kejahatan semata mata didasarkan pada penentuan secara
visual, yang sudah tentu banyak faktor faktor yang mempengaruhinya sehingga
hasil yang dicapai tidak memenuhi harapan.10
Identifikasi dari tubuh tak dikenal, baik yang masih hidup ataupun mati,
dapat dilakukan bagi kepentingan penyidikan perkara perkara pidana dan bagi
tugas tugas kepolisian yang lain, seperti misalnya pada peristiwa bencana alam,
kecelakaan yang mengakibatkan korban missal (mass disaster). 11
Pada korban yang meninggal, identifikasi boleh dilakukan apabila
keseluruhan tubuhnya didapati ataupun jika hanya sisa sisa tubuhnya saja yag
dijumpai. Untuk mengenal pasti identitas korban (mayat), maka beberapa cirri
antemortem ataupun ciri khusus yang terdapat pada korban dibandingkan dengan
data ciri ciri yang terdapat pada rekam medik yang dipunyai korban sewaktu
hidup.12
Salah satu informasi penting yang dapat digunakan untuk melacak
identitas seseorang adalah informasi tentang tinggi badan. Oleh sebab itu pada
pemeriksaan jenazah yang tak diketahui identitasnya perlu diperiksa tinggi
badannya. Memang tidak mudah mendapatkan tinggi badan yang tepat dari
pemeriksaan yang dilakukan sesudah mati, meskipun yang diperiksa itu jenazah

Universitas Sumatera Utara

utuh. Perlu diketahui bahwa ukuran orang yang sudah mati biasanya sedikit lebih
panjang (sekitar 2,5 cm) dari pada tinggi waktu hidup.13
Dalam penentuan tinggi badan berdasarkan panjang tekapak kaki telah
diteliti oleh ahli forensik, tetapi seringkali tidak dapat diterapkan di Indonesia,
oleh karena itu terdapat perbedaan tinggi badan orang Indonesia dengan orang
India.
Rumus Patel S.V
Penelitian dilakukan tahun 2007 di Gujarat, India. (5)

Formula Regresi

Pria

Wanita

TB= 75.45 + 3,64* PK

TB= 75,41 + 3,43*PK

Dimana TB adalah tinggi badan dan PK adalah Panjang Telapak Kaki


2.2.

Anatomi kaki
Kaki manusia merupakan gabungan bentuk dan fungsi yang sempurna.

Kaki manusia terdiri dari 26 tulang, 2 tulang sesamoid, 33 sendi, 19 otot dan
107 ligamen. Kaki dibagi menjadi 3 bagian yaitu : forefoot (kaki depan), midfoot
(kaki tengah), hindfoot (kaki belakang).14
1.

Forefoot
Forefoot terdiri dari 5 metatarsal dimulai dari metarsal I sampai metatarsal

V, dan 5 jari kaki yang masing masing terdiri dari 3 tulang (kecuali jempol kaki
terdiri dari 2 tulang). Tulang dari masing masing jari terdiri dari phalang
proksimal, middle phalang distal (kecuali jempol kaki hanya memiliki bagian
proksimal dan distal).
Sendi yang menghubungkan antara metatarsal dan phalang proksimal jari
kaki disebut sendi MTP (sendi metatarsal phalang). Sendi PIP (sendi proksimal
interphalang) antara phalang proksimal dan phalang tengah masing masing jari
kaki disebut sendi PIP (sendi proksimal interphalang). Sendi DIP (sendi distal
interphalang) antara phalang tengah dan phalang distal pada masing masing jari
kaki disebut sendi distal interphalang. Jari jempol hanya mempunyai 1 sendi
antara 2 phalang dan oleh karena itu sendi ini disebut sendi interphalang yang
besar. Kepala metatarsal merupakan ujung metatarsal yang bersambungan dengan
sendi pada tulang yang berdekatan (secara umum digunakan untuk menjelskan

Universitas Sumatera Utara

kepala metatarsal distal, merupakan bagian yang bersambungan dengan phalang


proksimal jari yang berdekatan.14
2.

Midfoot
Midfoot terdiri dari 5 tulang dengan permukaan artikular yang banyak

(permukaan yag dihubungkan dengan sendi sendi dan tulang lain) yaitu :
navicular, cuboid, 3 tulang cuneiform : medial, middle dan lateral. Di ujung distal,
metatarsal IV dan V bersambungan dengan tulang cuboid. Metatarsal I, II, III
berhubungan dengan tulang cuneiform secara berturut turut. Masing masing
dari tulang ini mempunyai kapsul sendi individual tetapi semuanya dibungkus
dalam 1 kapsul yang besar sehingga membentuk sendi tarso metatarsal (sendi
Lis Franc). Di bagian proksimal, sendi talonavicular dan calcaneocuboid bersama
sama membentuk persambungan sendi midtarsal yang terkombinasi (Chopart).14

Gambar 1. Tulang telapak kaki kanan (tampak belakang)


(http : // www. Footmaxx.com / uploaded / product- category pdf- 19 pdf
(Accessed 24 Juni 2011).

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2. Tulang telapak kaki kanan (tampak lateral)


(http : // www. Footmaxx.com / uploaded / product- category- pdf- 19 pdf
(Accessed 24 juni 2011).
3.

Hindfoot
Tibia bersambungan dengan kubah talus dan dengan demikian

mengantarkan tekanan dari kaki ke tumit. Umumnya disebut sendi tibialtalar atau
secara sederhana disebut sendi pergelangan kaki. Kemudian talus bersambungan
dengan calcaneus. Tulang kaki yang menyokong berat badan (dan yang terbesar)
yang dihubungkan dengan sendi subtalar. Sendi subtalar dikenal sebagai sendi
ketangkasan, merupakan sendi kunci pada pergelangan kaki. Sendi ini
mempunyai 3 permukaan dari persambungan dengan sendi facet yang terpisah.
Pergerakan yang besar pada pergelangan kaki terjadi pada sendi ini sisa gerakan
lain terjadi pada sendi tibialtalar. Fascia pada telapak kaki merupakan pengatur
keseimbangan yang penting pada kaki. Dimana kelainan kaki banyak terjadi.
Fascia telapak kaki berasal dari permukaan calcaneus telapak kaki dan melekat
kepermukaaan plantar dari kelima kepala metatarsal dan phalang proksimal jari
kaki. Fascia plantar membantu mempertahankan bagiian dari kaki dan sebagai
anti pronasi. Dalam fungsinya mempertahankan kesesuaian hubungan antara
calcaneus dan kepala metatarsal. Fascia plantar menhan pergerakan torsi dari
tempat yang berhubungan dengan Hind foot selama pronasi. Kebanyakan eversi

Universitas Sumatera Utara

dari pronasi terjadi pada midfoot dan fore foot dimana calcaneus tetap stabil pada
hindfoot.14
2.3.

Antropometri
Antropometri berasal dari kata anthropos yang berarti orang dan metron

yang berarti ukuran. Jadi ilmu yang mempelajari tentang ukuran ukuran tubuh
manusia dikenal dalam bidang ilmu Anthropometri.15
Johan

Sigismund

Elsholtz

(1654)

adalah

orang

yang

pertama

memperkenalkan ilmu antropometri. Beliau menciptakan alat ukur dan kini


dikenal sebagai cikal bakal alat ukur antropometer. Perhitungan di bidang
antropometri ini berkembang dengan menggunakan perhitungan yang lebih rumit,
untuk mengurangi angka ketidakakuratan. Tidak adanya standarisasi membuat
para ahli tidak bisa membandingkan hasil penelitiannya karena standard
pengukuran, titik pengukuran serta indeks yang berbeda beda. Standarisasi
mulai dilakukan berdasarkan studi Paul Broca (1870) yang disempurnakan
melalui kongres antrropologi Jerman pada tahun 1882 yang dikenal sebagai
Kesepakatan Frankurt. Hasil kesepakatan kongres adalah garis dasar posisi
kepala atau kranium yang dikenal sebagai garis Frankfurt Horizontal Plane atau
dataran frankfurt.16
Pada tahun berikutnya perkembangan antropometri berpusat di Jerman dan
Prancis. Usaha usaha untk menggabungkan cara yang dikembangkan oleh kedua
negara telah dilakukan yang kemudian direalisasikan dalam kongres di Moscow
tahun 1982.16
Kemudian dikembangkan oleh Rudolf Martin pada tahun 1914 yang
menerbitkan buku yang berjudul Lehrbuch der Anthropologie, yang kemudian
buku tersebut diperbaharui oleh Martin dan Knussmann pada tahun 1981.16

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3. Dataran / garis Frankfurt


(Dikutip dari buku Metode Pengukuran Manusia. Glinka J. Artaria MD.
Koesbardiati T).
Pada awal tahun 1930 an, penggunaan antropometri sebagai alat untuk
mencari tipe ideal mulai ditinggalkan dan diganti dengan penelitian pada masalah
masalah nutrisi, olah raga, pertumbuhan dan perkembangan, serta beberapa
studi di bidang kedokteran.16
Alat alat antropometris
Kaliper geser (sliding caliper), terdiri dari sebatang mistar yang berskala
milimeter, serta dua batang jarum, dimana yang satu tetap pada titik skala 0 dan
yang lain dapat digeser. Kedua jarum ini pada satu ujung agak tajam (dipakai
untuk pengukuran pada tulang), dan pada ujung yang lain lagi agak tumpul (untuk
mengukur manusia hidup). Panjangnya mistar umumnya 25 cm. Alat ini dipakai
pada ukuran jarak lurus yang tidak terlalu besar.16

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4. Kaliper geser (sliding caliper)


(Dikutip dari buku Metode Pengukuran Manusia. Glinka J. Artaria MD.
Koesbardiati T).
2.4.

Perkiraan tinggi badan


Salah satu informasi penting yang dapat digunakan untuk melacak

identitas seseorang adalah informasi tentang tinggi badan. Oleh sebab itu pada
pemeriksaan jenazah yang tak diketahui identitasnya perlu diperiksa tinggi
badannya. Memang tidak mudah mendapatkan tinggi badan yang tepat dari
pemeriksaan yang dilakukan sesudah mati, meskipun yang diperiksa itu jenazah
yang utuh.17
Trotter dan Glesser (1952, 1958) berhasil menemukan formula yang lebih
dapat dipercaya untuk penentuan perkiraan tinggi badan seseorang, bagi pria dan
wanita kulit putih dan Negro.18
Trotter dan Glesser (1958) menemukan bahwa dari 855 mayat ada
pengurangan panjang / tinggi badan 1, 2 cm untuk setiap 2 dekade pada usia
di atas 30, pengurangan tinggi badan setara dengan 0,6 mm pertahun setelah
dekade ke 4. Dari investigasi yang sama ditujukan bahwa panjang mayat
2, 5 cm lebih panjang daripada yang diketahui ketika dia hidup.19

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5. Kaki
(Dikutip dari Stature Estimation Based on Hand Lenght and Foot Lenght. Journal
clinical anatomy 18: 589 596 (2005)
Untuk menentukan tinggi badan, tidak perlu melalui pengukuran badan secara
utuh. Pengukuran dari bagian tubuh masih dapat menentukan tinggi seseorang
secara kasar dengan:
a. Jarak kedua ujung jari tengah kiri dan kanan sama dengan tinggi badan.
b. Panjang lengan dikali 2, ditambah 34 cm (= 2 Kali panjang clavicula)
ditabah lagi 4 cm ( lebar sterum).
c. Panjang dari puncak kepala (vertex) sampai symphisis pubis dikali 2.
d. Panjang dari lekuk di atas sternum samapai symphisis pubis dikali 3, 3.
e. Panjang ujung jari tengah sampai ujung olecranon dikali 3,7.
f. Panjang femur dikali 4.
g. Panjang humerus dikali 6.
Angka di atas harus ditambah 2 4 cm bila pegukuran dilakukan pada tulang
tulang saja, yaitu sebagai tambahan jarak sambungan sendi.20

Universitas Sumatera Utara

Gambar 6. Pengukuran tinggi badan.


(Dikutip dari Stature Estimation Based on Hand Lenght and Foot Lenght. Journal
clinical anatomy 18: 589- 596 (2005)

Gambar 7. Cara pengukuran tinggi badan


(Dikutip dari buku Metode Pengukuran Manusia. Glinka J.Artaria MD.
Koesbardiati T).
Perkiraan tinggi badan akan mudah dikerjakan bila tulang yang diperiksa
adalah tulang tulang panjang, yaitu dengan mengukur panjang tulang yang kering
(dry bone) dan kemudian dihitung dengan formula stevenson atau formula Trotter

Universitas Sumatera Utara

dan Gleser, yang merupakan formula-formula untuk manusia yang termsuk ras
Mongoloid.21
2.5.

Beberapa formula yang sering digunakan :

1.

Formula Karl Pearsons (1899)


Tabel 1. Untuk Tulang yang segar pada Laki laki18
Femur = (Panjang (cm) 7 cm) x 1.880 + 81,231 cm
Tibia = (Panjang (cm) 5 cm) x 2.376 + 78,807 cm
Humerus = (Panjang (cm) 5 cm) x 2,894 + 70,714 cm
Radius

= (Panjang (cm) 3 cm) x 3,271 + 86,465 cm

Tabel 2. Untuk Tulang yang segar pada Wanita18


Femur

= Panjang (cm) x 1,945 + 73,163 cm

Tibia

= Panjang (cm) x 2,352 + 75,369 cm

Humerus = Panjang (cm) x 2,754 + 72,046 cm


Radius

= Panjang (cm) x 3,343 + 82,169 cm

Tabel 3. Untuk Tulang yang lama pada Pria18


Femur

= Panjang (cm) x 1,880 + 81,306 cm

Tibia

= Panjang (cm) x 2,376 + 78,664 cm

Humerus = Panjang (cm) x 2,894 + 70,641 cm


Radius

= Panjang (cm) x 2,271 + 89,925 cm

Tabel 4.Untuk Tulang yang lama pada Wanita18


Femur

= Panjang (cm) x 1,945 + 72,884 cm

Tibia

= Panjang (cm) x 2,352 + 74,774 cm

Humerus = Panjang (cm) x 2,754 + 71,475 cm


Radius

= Panjang (cm) x 3,343 + 81,224 cm

Universitas Sumatera Utara

2.

Formula Stevenson
Tabel 5. Formula Stevenson 21
TB = 61,7207 + 2,4378 x F 2,1756
TB = 81,5115 + 2,8131 x H 2,8903
TB = 59,2256 + 3,0263 x T 1,8916
TB = 80,0276 + 3,7384 x R 2,6791

3.

Fomula Trotter dan Gleser (1952, 1958)


Tabel 6. Formula Trotter dan Gleser 21
TB = 70,73 + 1,22 (F + T ) 3,24
Keterangan :

TB = Tinggi badan dalam sentimeter

T = Tibia (tulang kering)


R = Radius (tulang hasta).23

F = Femur (tulang paha)


H = Humerus (tulang lengan atas)

Gambar 8. Papan Osteometri


(Dikutip dari buku Forensic Pathology. Knight Bernard)

4.

Formula Amri Amir (1989)

Tabel 7. Angka Regresi Hubungan Tinggi Dengan Tulang Panjang Pada Laki
Laki Dengan R2 Untuk Masing Masing Tulang.6
regresi

r2

No Tulang

Rumus

1.

Humerus

1,34 x H + 123,43

0,22

2.

Radius

3,13 x Ra + 87,91

0,45

3.

Ulna

2,88 x U + 91,27

0,43

Universitas Sumatera Utara

4.

Femur

1,42 x Fe + 109,28

0,30

5.

Tibia

1,12 x T

+ 124, 88

0,23

6.

Fibula

1,35 x Fi

+ 117,20

9,29

Tabel 8. Angka Regresi Hubungan Tinggi Dengan Ukuran Beberapa Bagian


Tubuh Pada Laki Laki Dan Nilai R2 Untuk Masing Masing Bagian Tubuh 6
No. Bagian Tubuh

Rumus regresi

r2

1.

Rentang Tangan

0,64 x RT + 56,98

0,62

2.

Lengan

0,99 x L

0,46

3.

Lengan bawah

1,81 x LB + 83,65

0,52

4.

Symphisis kaki

1,09 x SK + 71,65

0,62

5.

Dagu vertex

2,47 x DV + 104, 53

0,14

6.

Clavicula

2,27 x C

0,14

+ 0,46

+ 130,30

Tabel 9. Angka Regresi Hubungan Tinggi Dengan Tulang Panjang Pada Wanita
Dan Nilai R2 Untuk Masing Masing Tulang.6
No. Tulang

Rumus regresi

r2

Humerus

1,46 x H + 111,33

0,32

2.

Radius

1,50 x Ra + 119,58

0,30

3.

Ulna

2,85 x U + 86,75

0,46

4.

Femur

0,79 x Fe + 124,67

0,17

5.

Tibia

1,33 x T + 110, 70

O,26

6.

Fibula

1,71 x Fi + 99,20

0,36

Tabel 10. Angka Regresi Hubungan Tinggi Dengan Ukuran Beberapa Bagian
Tubuh Pada Wanita Dan Nilai R2 Untuk Masing Masing Ukuran.6
No. Bagian Tubuh

Rumus regresi

r2

1.

Rentang tangan

0,64 x RT + 53,64

0,69

2.

Lengan

0,87 x L + 92,65

0,39

3.

Lengan bawah

1,83 x LB + 78,36

0,44

Universitas Sumatera Utara

5.

4.

Symphisis kaki

0,98 x SK + 76,92

0,56

5.

Dagu Vertex

0,49 x DV + 143, 30

0,02

6.

Clavicula

2,15 x C

0,27

+ 124,58

Formula Mistar Ritonga (1992)


Tabel 11. Rumus Tinggi Hidung untuk mengetahui tinggi badan7 :
Laki laki
TB = 144,98 + 4,09 x Th
Tabel 12. Rumus Tinggi Hidung untuk mengetahui tinggi badan7 :
Wanita
TB = 130,82 + 4,86 x Th
Keterangan :
TB = Tinggi Badan
Th = Tinggi Hidung

6.

Formula Antropologi Ragawi UGM

Tinggi badan seseorang dapat diperkirakan dari panjang tulang tertentu,


menggunakan rumus yang dibuat oleh beberapa ahli.
Tabel 13. Rumus Antropologi Ragawi UGM untuk pria dewasa (Jawa)22 :
Tinggi badan = 897 + 1,74 y (femur kanan)
Tinggi badan = 822 + 1,90 y ( femur kiri)
Tinggi badan = 879 + 2,12 y (tibia kanan)
Tinggi badan = 847 + 2,22 y (tibia kiri)
Tinggi badan = 867 + 2,19 y (fibula kanan)
Tinggi badan = 883 + 2,14 y (fibula kiri)
Tinggi badan = 847 + 2,60 y (humerus kanan)
Tinggi badan = 805 + 2,74 y (humerus kiri)
Tinggi badan = 842 + 3,45 y (radius kanan)
Tinggi badan = 862 + 3,40 y (radus kiri)
Tinggi badan = 819 + 3,15 y (ulna kanan)

Universitas Sumatera Utara

Tinggi badan = 847 + 3,06 y (ulna kiri)


Catatan : Semua ukuran dalam satuan mm.
7.

Formula Djaja Surya Atmadja

Melalui suatu peenlitian, Djaja Surya Atmadja menemukan rumus untuk populasi
dewasa muda di Indonesia :
Tabel 14. Rumus untuk populasi dewasa muda di Indonesia 22.
Pria
TB = 72,9912 + 1,7227 (tib) + 0,7545 (fib) ( 4,2961 cm)
TB = 75,9800 + 2,3922 (tib) ( 4,3572 cm)
TB = 80,8078 + 2,2788 (fib) ( 4,6186 cm)
Tabel 15. Rumus untuk populasi dewasa muda di Indonesia22:
Wanita
TB = 71,2617 + 1,3346 (tib) + 1,0459 (fib) ( 4,8684 cm)
TB = 77,4717 + 2,1869 (tib) ( 4,9526 cm)
TB = 76, 2772 + 2,2522 (fib) ( 5,0226 cm)

Tulang yang diukur dala keadaan kering biasanya lebih pendek 2 mm dari tulang
yang segar, sehingga dalam menghitung tinggi badan perlu diperhatikan.22

Universitas Sumatera Utara

BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1

Kerangka konsep
Pada kerangka konsep di atas menunjukkan lembaran permasalahan

penentuan tinggi badan berdasarkan panjang telapak kaki berdasarkan formula


regresi yang akan diperkirakan tinggi badan seseorang. Adakah hubungan antara
jenis kelamin terhadap penentuan tinggi badan dan proses identifikasi akan coba
dilihat dalam penelitian ini.
Panjang Telapak Kaki

Tinggi Badan
Jenis kelamin

3.2

Definisi operasional
No

Defenisi

Cara penilaian

1.

Panjang
telapak kaki
adalah panjang
yang diukur
mulai dari
tumit kaki
bagian
belakang
(pterion),
hingga ujung
ibu jari kaki.
Tinggi badan
adalah diukur
dari puncak
kepala (vertex)
sampai ke
tumit (heel)

Pengukuran
dilakukan pada
posisi berdiri
tegak sempurna

2.

Posisi tubuh
tegak lurus
sempurna dan
kepala berada
tepat di daerah
dataran
Frankfurt

Alat
ukur
Diukur
dengan
alat
kaliper
geser

Skala
penilaian
Numerik
ratio

Satuan
Ukur
Cm
(sentimeter)

Diukur
dengan
alat
Stature
2 M.

Numerik
ratio

Cm
(sentimeter)

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1

Rancangan penelitian
Metode penelitian ini merupakan suatu penelitian analitik, yang bertujuan

untuk memperoleh formula / rumus yang menunjukkan hubungan antara panjang


telapak kaki dengan tinggi badan, yaitu dengan melakukan pengukuran panjang
telapak kaki kanan dan kiri dan tinggi badan terhadap 261 sampel yang diperiksa.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional atau serat
lintang dimana pengambilan data sekali saja untuk setiap responden pada waktu
tertentu untuk kemudian data tersebut dianalisa untuk memperoleh nilai koefisien
relasi (r) dengan menggunakan uji statistik pearson Correlation.
4.2

Tempat dan waktu penelitian

a.

Tempat penelitian
Dilakukan di Departemen Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK USU

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dan Rumah Sakit Umum
Dr. Pirngadi Medan.
b.

Waktu penelitian
Dilaksanakan dalam periode waktu 3 bulan (18 Juli 2011sampai dengan

15 Oktober 2011).
4.3

Populasi dan sampel

a.

Populasi

1.

Populasi target
Semua mahasiswa kedokteran yang sedang menjalani kepaniteraan klinik

di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan dan Rumah Sakit Umum Dr.
Pirngadi Medan.
2.

Populasi terjangkau
Semua mahasiswa kedokteran yang sedang menjalani kepaniteraan klinik

ilmu kedokteran forensik dan medikolegal di RumahSakit Umum Haji Pusat


Adam Malik Medan dan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, yang bersedia
dijadikan objek penelitian.

Universitas Sumatera Utara

b.

Sampel
Setiap mahasiswa kedokteran yang sedang menjalani kepaniteraan klinik

ilmu kedokteran forensik dan medikolegal di Rumah Sakit Umum Haji Adam
Malik dan Rumah Sakit Umum Dr. PirngadiMedan, yang bersedia dijadikan objek
penelitian dalam keadaan sehat fisik dan mental serta diketahui berumur (Usia
lebih 20 tahun), serta bersedia tidak menggunakan penutup kepala saat dilakukan
penelitian.
a.

Kriteria inklusi

1.

Kasus kasus dari pemeriksaan antemortem pada setiap orang (laki laki
dan perempuan ) yang memenuhi kriteria sebagai objek penelitian.

2.

Subjek yang diambil berusia lebih dari lebih dari 20 tahun, sehat fisik dan
mental,yang tidak pernah mengalami patah tulang, memiliki cacat fisik
(kelainan tulang bawaan sejak lahir) serta tidak mengalami penyakit tulang
seperti polio, agar tidak merancukan proses dan hasil penelitian.

b.

Kriteria eksklusi
Didasarkan pada orang orang yang memilki ukuran tinggi badan yang

tidak normal, seperti manusia kerdil / cebol, setiap orang yang tidak mampu
berdiri dengan sempurna (karena usia, sakit, atau hal lain), atau setiap orang yang
menggunakan penutup kepala dimana tidak dapat ijin untuk dibuka di muka orang
lain (berjilbab), sehingga tidak dapat diukur tinggi badan dengan benar.
c.

Perkiraan (Estimasi) Besar Sampel.


Cara pengamblan sampel dengan cara : random (dipilih secara acak).

Jumlah sampel yang diambil 261 berdasarkan rumus besar sampel


(Z1 / 2 + Z1 )2
N = ------------------------------ + 3
0,5 ln {(1+ r) (1-r)}
Dimana :
N adalah : besar sampel = 261
Z1 / 2 adalah : nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada 5% = 1,96
Z1 adalah : nilai distribusi baku (tabel Z) pada 10% = 1,28
r adalah perkiraan koefisien korelasi (0,2)

Universitas Sumatera Utara

4.4

Variabel penelitian

a.

Variabel bebas

b.

Variabel tergantung : Tinggi Badan.

4.5

Bahan dan alat Penelitian

a.

Bahan

: Tarsal, metatarsal, phalangeal, jenis kelamin.

Telapak kaki dari orang yang diteliti (subjek / sampel)


b.

Alat

1.

Lembar data hasil pengukuran subjek penelitian.

2.

Kaliper geser (sliding caliper ) : alat ukur telapak kaki yang terdiri dari

sebatang mistar yang berskala milimeter, serta dua batang jarum, dimana yang
satu tetap pada titik skala 0 dan yang lain dapat digeser. Kedua jarum ini pada satu
ujung agak tajam (dipakai untuk pengukuran pada tulang), dan pada ujung yang
lain agak tumpul (untuk mengukur manusia hidup). Panjang mistar umumnya 2
cm. Alat ini dipakai pada ukuran jarak lurus yang tidak terlalu besar.
3.

Tinggi badan diukur dengan alat : Stature 2 M.

4.6

Prosedur pengumpulan dan Analisa Data

a.

Editing
Memeriksa ketepatan dan kelengkapan semua data yang diperoleh. Data

yang beleum lengkap atau ada kesalahan dilengkapai dengan mewawancarai ulang
subjek penelitian.
b.

Coding
Data yang telah terkumpul dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya

kemudian diberi kode secara manual sebelum diolah dengan komputer.


c.

Entri

Memasukkan data yang telah dibersihkan ke dalam koputer.


d.

Cleaning Data
Memeriksa semua data yang telah dimasukkan ke dalam program

computer agar tidak terjadi kesalahan dalam pemasukan data.


e.

Saving

Menyimpan data untuk siap dianalisis.

Universitas Sumatera Utara

f.

Analisa Data
Data dianalisis dengan menggunakan tehnik komputerisasi, menggunakan

program SPSS 17,0 (Statistic Product and Service Solution) dan akan disajikan
dalam distribusi frekwensi.

Universitas Sumatera Utara

RUJUKAN

1. Moudgil Rohan, Kaur Ramneet, Menezes RG, et all. Foot index : Is it a tool
for sex determination ? Jurnal: Forensic and Legal Medicine 15.
India: 2008. P. 223 226.
2. Patel VS, Patel MS, Shah VG. Estimation of Height from Measurements of
Foot Lenght in Gujarat Region. Jurnal Anatomi. India : 2007. P. 1,
25 27.
3. Paliwal PK. Jakhar Jitender Kumar. Pal Vijay. Estimation of Height from
Measurements of foot Lenght in Haryana Region. Jurnal : India
Acad Forensic Med. India : 2008. P. 32 (3) ; 231 23.
4. Rohren AM, Brenda. Estimation of Stature from foot and Shoe Lenght :
Applications in Forensic Science. Jurnal : Forensic Science. USA :
2007. P. 1 15.
5. Rutishauser E. H Ingrid. Prediction of Height from Foot Lenght : Use Of
Measurement in Field Surveys. Arch. Dis. Child. Uganda : 1968. P.
43; 310 312.
6. Amri A. Laporan Hasil Penelitian Tinggi Badan Dari Tulang Panjang dan
Ukuran. Beberapa Bagian Tubuh. Lembaga Penelitian. Medan :
1989. Hal 1 57.
7. Ritonga M, Singh A Laporan Penelitian Penentuan Tinggi Badan
Berdasarkan. Formula G.S.Kler Dengan menentukan Tinggi Hidung
Pada Mahasiswa / wi Fakultas Kedokteran USU Dan UISU.
Lembaga Penelitian, Medan : 1992. Hal.1 24.
8. Singh A. Laporan Penelitian Penentuan Persamaan Regesi (Regression
Equation) Untuk Tinggi Tubuh Dari Besarnya Telapak Kaki Bagi
Orang Orang Indonesia. Lembaga Penelitian. Medan : 1993.
Hal.1 29.
9. Franklin CA. Personal Identity. In

Modis TextBook of Medical

Jurisprudence and Toxicology. Chapter III: Twenty first edition.


NM.Tripathi Private Limited. Bombay : 1988. P. 28 68F.

Universitas Sumatera Utara

10. Idries AM. Identifikasi. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama.
Binarupa Aksara. Jakarta : 1997. Hal. 31 52.
11. Dahlan S. Identifikasi. Ilmu Kedokteran Forensik. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang : 2004. Hal. 149 158.
12. Wahid SA. Identifikasi. Patologi Forensik. Dewan Bahasa dan Pustaka. Kuala
Lumpur : 1993. Hal. 13- 48.
13. Hamdani N. Identifikasi Mayat. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Kedua. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta : 1992. Hal. 83 88.
14. http : // www. Footmaxx.com / uploaded / product- category pdf- 19 pdf
(Accessed 24 juni 2011).
15. Parikh CK. Personal Identity, Identification in Mass Disaster. Medical
Jurisprudence and Toxicology. Bombay : 1989. P : 29 82,
118 123.
16. Glinka J, Artaria MD, Koesbardiati T. Latar Belakang. Dalam Metode
Pengukuran Manusia. Airlaangga University Press. Surabaya :
2008. Hal. 1 10.
17. Dahlan S. Identifikasi. Ilmu Kedokteran Forensik. Badan Penerbit Uiversitas
Diponegoro. Semarang : 2004. Hal. 149 158.
18. Nandy A. Identification of An Individual. In: Principles of Forensic Medicine.
1st. New Central Book Agency (P) Ltd. Calcutta : 1996.
P. 47 109.
19. Knight Bernard. The estabilishment of identity of Human remains. In Forensic
Pathology. Second Edition. Oxford University Press, New York :
1996. P. 95 132.
20. Amir A. Identifikasi. Dalam Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi
kedua. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik FK USU, Medan :
2005. Hal. 178 203.
21. Idries AM. Tjiptomartono AL. Pemeriksaan Tulang. Penerapan Ilmu
Kedokteran Forensk dalam Proses Penyidikan. Edisi Revisi. CV
Sagung Seto. Jakarta : 2008, Hal. 177 190.

Universitas Sumatera Utara

22. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S. dkk. Identifikasi Forensik. Dalam


Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Bagian Kedokteran
Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta : 1997.
Hal.197 202.

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN

Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN UNTUK PENELITIAN PENENTUAN TINGGI
BADAN BERDASARKAN PANJANG TELAPAK KAKI

Adik Co Asisten, Saya sedang meneliti tentang penentuan tinggi badan


berdasarkan panjang telapak kaki. Dimana Panjang Telapak kaki adalah
penyatuan dari masing masing tulang tulang seperti : ......................... karena
...................... sehingga dapat dipakai untuk menentukan tinggi badan seseorang.
Beberapa penelitian terdahulu telah menyebutkan bahwa ....................
Partisipasi ......... dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan maupun
tekanan dari pihak manapun. Seandainya Adik Co-Asisten menolak untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini.............
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan Adik
Co Asisten yang terpilih sebagai sukarelawan dalam penelitian ini, dapat
mengisi lembar persetujuan turut serta dalam penelitian yang telah disiapkan.

Medan, Juli 2011


Hormat Saya

dr. Abdul Karim Lubis

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2
SURAT PERSETUJUAN IKUT DALAM PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama

Jenis Kelamin

Umur

Alamat

Setelah mendapat keterangan secara terperinci dan jelas mengenai


penelitian Penentuan Panjang Badan Berdasarkan Panjang Telapak Kaki dan
setelah mendapat kesempatan tanya jawab tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan penelitian tersebut, termasuk risikonya, maka dengan ini
saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan persetujuan bahwa saya
merupakan individu sehat yang bersedia diikutkan dalam penelitian tersebut.

Medan..................2011

(...............................)

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3
LEMBARAN KEGIATAN BIMBINGAN HASIL PENELITIAN

Dosen Pembimbing
TANGGAL

: dr.Surjit Singh, SpF, DFM

MATERI DISKUSI

MATERI DISKUSI

PARAF

BERIKUTNYA

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4
JADWAL KEGIATAN

JADWAL PENELITIAN
NO. JENIS
KEGIATAN
1.

JULI
5-10

AGUSTUS
11-17

18-24

25-31

1-7

8-14

15-21

22-3

OKTOBER
1-5

6-12

Proposal
penelitian

2.

Persiapan

3.

Pelaksanaan
Penelitian

4.

Penyusunan
Laporan

5.

Laporan
Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5
Biaya penelitian
Biaya penelitian menggunakan biaya pribadi peneliti dengan perkiraan dan rincian
biaya sebagai berikut :
1. Biaya proses pembuatan dan penyusunan
proposal penelitian

: Rp 1.500.000,-

2. Biaya seminar proposal penelitian

: Rp

3. Biaya pelaksanaan penelitian

: Rp 5.000.000,-

4. Biaya proses penyusunan hasil penelitian

: Rp 1.000.000,-

5. Biaya seminar hasil penelitian

: Rp 1000.000,-

Sub total

: Rp 9.000.000,-

Biaya tak terduga (10% sub total)

:Rp

Perkiraan total biaya penelitian

: Rp 9.900.000,-

500.000,-

900.000,-

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai