Disusun oleh :
Nugroho Adisaputro
0315026
Pembimbing :
dr. Ferdanella
Berbalik : - bulan
Duduk : - bulan
Berdiri : - bulan
Berbicara : - bulan
Berjalan :-
Menulis :-
keadaan umum
Kesadaran : sopor
Keadaan penderita : tampak sakit berat
Penampilan umum : tampak kejang
Tanda vital
Nadi : 140x/menit
Respirasi : 54x/menit
Suhu : 38 C
Kepala : B/U normal, tidak ada benjolan
Mata : terbuka, miosis -/-, CA-/-, SI -/-
Hidung : PCH -/-, sekret hidung -/-
Telinga : sekret -/-
mulut : bibir basah, mukosa mulut basah
Thorax : bentuk dan pergerakan simetris, retraksi -
Pulmo : VBS ka=ki, Wh-/-, Rh -/-
Cor : bunyi jantung murni, reguler, murmur
Abdomen
Inspeksi : cembung
Auskultasi : BU (+)
Palpasi : soepel, hepar dan lien : ttm
Perkusi : tympani
Alat kelamin : laki-laki, tidak ada kelainan
Anus dan rectum : tidak ada kelainan
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
Neurologis
Reflek Moro : -
Reflek babinski : -
Sucking reflek : +
Grasping reflek : -
Rotting reflek : -
Kaku kuduk : -
Saraf kranialis :
Gerakan bola mata -, bayi melotot ke atas terus menerus
Reflek menghisap +
Reflek cahaya -, pupil bayi miosis terus menerus
Imunisasi
Jenis Dasar
BCG -
DPT - - -
Polio + - -
Hep.B + - -
Campak -
Pengukuran
Umur : 1 bulan
Berat badan : 2,8 Kg
Tinggi badan : 49 cm
Status gizi : baik
Pemeriksaan sistemik
Rambut : hitam
Kulit : ikterik (-), lanugo (-)
KGB : tidak teraba membesar
Kepala : bentuk/ukuran simetris
Penyakit dahulu
Diare : - TBC : -
Batuk pilek : - cacar air : -
Tifus perut : - campak : -
Pneumonia : - ginjal : -
Batuk rejan : - asma/alergi : -
Difteri : - kejang : -
Tetanus : - lainnya : -
Hepatitis : -
Pemeriksaan penunjang
Lab:
Tanggal : 24 mei 2013
MCV : 90 fl
MCH : 31 pg/ml
MCHC : 34 g/dl
Hitung jenis
Basofil : 0,1 %
Eosinofil : 1,3 %
Neutrofil Stab : 0 %
Neutrofil Segmen : 31,0 %
Limfosit : 58,3 %
Monosit : 9,3 %
Kimia klinik
Natrium (Na) : 140 mEq/L
Kalium (K) : 5,3 mEq/L
GDS : 175 mg/dL
Pasien bayi laki-laki usia 1 bulan, BB 2,8 kg, TB 49 cm,
dengan status gizi baik, sopor, sakit berat, datang dengan
keluhan kejang 2 jam sebelah kanan dengan interval 15
menit, mata melotot ke atas, setelah kejang pasien tidak
sadar, tidak menangis, tidak keluar busa dari mulut, kejang
berulang saat ada rangsang sentuh, sebelumnya tidak pernah
kejang.
Pada riwayat persalinan dilakukan SC karena indikasi letak
sungsang dan tali pusat terlilit.
Pada pemeriksaan fisik kaku kuduk -, reflek moro -, reflek
babinski -, reflek sucking -, reflek grasping -, reflek rotting -
Pada pemeriksaan lab didapatkan hasil pemeriksaan
hematologi rutin Hb, Ht, Eritrosit menurun. GDS meningkat.
Tidak ada penurunan kadar Na dan K.
Pemeriksaan fisik
keadaan umum
Kesadaran : sopor
Keadaan penderita : tampak sakit berat
Penampilan umum : tampak kejang
Tanda vital
Nadi : 140x/menit
Respirasi : 54x/menit
Suhu : 38 C
Neurologis
Reflek Moro : -
Reflek babinski : -
Sucking reflek : +
Grasping reflek : -
Rotting reflek : -
Kaku kuduk : -
Saraf kranialis :
Gerakan bola mata -, bayi melotot ke atas terus menerus
Reflek menghisap +
Reflek cahaya -, pupil bayi miosis terus menerus
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Hemoglobin menurun
Hematokrit menurun
Eritrosit menurun
GDS meningkat
Diagnosis banding :
Kejang demam kompleks
Epilepsi
Asfiksia neonatorum
Meningitis
Diagnosis :
Kejang demam kompleks
PENATALAKSANAAN
Penanggulangan kejang demam ada 3 faktor yang perlu
dikerjakan, yaitu:
pengobatan fase akut,
mencari dan mengobati penyebab,
pengobatan profilaksis terhadap berulangnya kejang
demam
PROGNOSIS
Definisi
1. Pungsi lumbal
Dilakukan untuk menyingkirkan meningitis. Karena meningitis
tidak jelas pada bayi kecil. Usia antara 6 18 bulan.
Cairan cerebrospinal yang abnormal :
-Memiliki tanda peradangan selaput otak (contoh: kaku kuduk).
-mengalami komplek partial seizure.
-Kunjungan ke dokter dalam 48 jam sebelumnya (sudah sakit
dalam 48 jam sebelumnya).
-Kejang saat tiba di IGD.
-Keadaan post ictal (pasca kejang) yang berkelanjutan. Mengantuk
hingga sekitar 1 jam setelah kejang demam adalah normal.
-kejang pertama setelah usia 3 tahun.
2.EEG
EEG adalah pemeriksaan gelombang otak untuk
meneliti ketidaknormalan gelombang. Pemeriksaan ini
tidak dianjurkan untuk dilakukan pada kejang demam
yang baru terjadi sekali tanpa adanya defisit
neurologis.2,3
Saat ini pemeriksaan EEG tidak dianjurkan untuk
pasien kejang demam sederhana.1,7
3.Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan seperti pemeriksaan darah rutin, kadar
elektrolit., kalsium, fosfor, magnesium, atau gula darah
tidak rutin dilakukan pada kejang demam pertama.
Pemeriksaan laboratorium harus ditujukan untuk
mencari sumber demam, bukan sekedar sebagai
pemeriksaan rutin.6,7
4.Pemeriksaan Imaging
Pemeriksaan imaging (CT Scan atau MRI) dapat
dindikasikan pada keadaan:
Adanya riwayat dan tanda klinis trauma kepala.
Kemungkinan adanya lesi struktural diotak
(mikrosefali, spastik).
Adanya tanda peningkatan tekanan intrakranial
(kesadaran menurun, muntah berulang, fontanel
anterior membonjol, paresis saraf otak VI, edema
papil).6
Diagnosis banding
Harus dipikirkan apakah penyebab dari kejang itu
didalam atau diluar susunan saraf pusat (otak).
Kelainan didalam otak biasanya karena infeksi,
misalnya meningitis, ensefalitis, abses otak dan lain-
lain.2 Oleh sebab itu perlu waspada untuk
menyingkirkan dahulu apakah ada kelainan organis di
otak.
Baru sesudah itu dipikirkan apakah kejang demam ini
tergolong dalam kejang demam sederhana atau
epilepsi yang diprovokasi oleh demam.
Penatalaksanaan