Anda di halaman 1dari 21

METODE ANALISIS MINERAL

Nama Kelompok :
Agestya Hernawati (14030234016)
Nur Indah Wiji Asih (14030234019)
M. Ilham Fadila Ramadhan (14030234021)
Filla Qodaria Nurlarasati (14030234039)
Najihah (14030234044)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2017
Latar Belakang

Makanan pokok Mengandung Karbohidrat, mineral,


Jagung
kedua setelah padi protein, lemak dan serat

Bahan pangan
alternative

karbohidrat, sumber kalori,


protein, lemak, Mengandung Dapat memberikan
karbohidrat, kalsium, tambahan energi yang Susu Jagung
fosfor, ferrum, vitamin A, dibutuhkan oleh tubuh
vitamin B1 dan air
Rumusan Masalah, Tujuan, dan Manfaat

Rumusan Masalah :
1. Bagaimana kadar kalsium yang terkandung di dalam susu jagung?
2. Bagaimana perbedaan kandungan kalsium pada susu jagung?

Tujuan :
1. Untuk mengetahui kadar kalsium yang terkandung di dalam susu jagung?
2. Untuk mengetahui perbedaan kandungan kalsium pada susu jagung?

Tujuan :
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang prinsip penetapan
kadar kalsium dalam sampel susu jagung dengan metode titrasi
permanganometri. Serta memberikan gambaran umum tentang kadar
kalsium yang terdapat di dalam susu jagung.
TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Jagung
Jagung (Zea mays L. var. saccharata Sturtev.) termasuk ke dalam famili Gramineae (Martin dan Leonard,
1949). Tanaman jagung ini dapat menyumbangkan hasil untuk keperluan konsumsi manusia. Hasil produksinya yang
berupa jagung muda apabila direbus mempunyai rasa enak dan manis. Rasa manis ini disebabkan kandungan zat
gulanya yang tinggi, bahkan di Meksiko ada beberapa varietas jagung yang dapat digunakan sebagai bahan pembuat
sirup.
Kandungan Kimia Jagung
Kandungan Komponen dalam 100 g Jagung Kuning Kandungan Komponen dalam 100 g Jagung Putih

Komponen Kadar Komponen Kadar Komponen Kadar Komponen Kadar


Air (g) 24 P (mg) 148 Air (g) 24 P (mg) 148
Kalori (kal) 307 Fe (mg) 2,1 Kalori (kal) 307 Fe (mg) 2,1
Protein (g) 7,9 Vitamin A (SI) 440 Protein (g) 7,9 Vitamin A (SI) 0
Lemak (g) 3,4 Vitamin B1 (mg) 0,33 Lemak (g) 3,4 Vitamin B1 (mg) 0,33
Karbohidrat (g) 63,6 Vitamin C (mg) 0 Karbohidrat (g) 63,6 Vitamin C (mg) 0
Ca (mg) 9 Ca (mg) 9
Pengertian Mineral
Mineral merupakan zat yang cukup penting untuk kelangsungan hidup manusia baik untuk memelihara kesehatan,
pertumbuhan ataupun reproduksi. Berdasarkan kegunaanya dalam aktifitas hidup, mineral dapat dibagi menjadi
beberapa golongan yaitu essensial dan mineral non essensial. Untuk jumlahnya, mineral dibagi menjadi makro dan
mikro. Jumlah kadar mineral dalam tubuh manusia hanya sebagaian kecil dari bahan makanan utama.

Makro Mineral Mikro Mineral


Natrium (Na) Besi
Kalium Seng (Zn)
Kalsium (Ca) Tembaga (Cu)
Magnesium Kromium
Fosfat Floride
Klorida Iodin
Mangan
Selenium
Zink
Kelarutan Mineral
Mineral pada makanan dapat berubah struktur kimianya pada waktu proses pemasakan atau akibat interaksi
dengan bahan lain. Kelarutan mineral dapat meningkat atau menurun tergantung pada prosesnya. Natrium
dan kalsium memiliki nilai kelarutan tertinggi untuk mineral makro, sementara seng dan besi memiliki
kelarutan tertinggi untuk mineral mikro. Mineral-mineral yang mempunyai berat molekul dan jumlah
muatan (valensi) yang sama bersaing satu sama lain untuk diabsorpsi, contohnya magnesium, kalsium,
besi dan tembaga yang mempunyai valensi +2.
Mineral Fosfor dalam makanan
Fosfor merupakan salah satu mineral terbanyak dalam tubuh yang jumlahnya hanya dilampaui oleh kalsium. Jumlah
fosfor rata-rata dalam tubuh pria dewasa kurang dari 700 g, sedangkan kalsium 1200 g. Kira-kira 85% fosfor terdapat
dalam tulang sebagai mineral tulang dan gigi, kalsium fosfat [Ca3(PO4)2],dan hidroksiapatit [Ca10(PO4)6(OH)2].
Hidroksiapatit memberi kekuatan dankekakuan pada tulang. Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam
tubuh setelah kalsium, yaitu 1% dari berat badan. Kurang lebih 85% fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai
garam kalsium fosfat, yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit di dalam tulang dan gigi yang tidak dapat larut.
Hidroksiapatit memberi kekuatan dan kekakuan pada tulang (Almatsier 2009). Peranan fosfor mirip dengan
kalsium, yaitu pembentukan tulang dan gigi.
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
1. Metode Analsis
Metode analisis mineral pada produk makanan/minuman dapat dilakukan dengan pengabuan kering atau
pengabuan basah. Pemilihan cara tersebut tergantung pada sifat zat organik dalam bahan, mineral yang akan
dianalisis serta sensitivitas cara yang digunakan. Cara pengabuan basah pada prinsipnya adalah
menggunakan asam nitrat untuk mendestruksi zat organik pada suhu rendah dengan maksud menghindari
kehilangan mineral akibat penguapan.
Ada tiga macam cara pengabuan basah yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Pengabuan basah menggunakan HNO3 dan H2SO4
2. Pengabuan basah menggunakan HNO3, H2SO4, dan HClO4
3. Pengabuan basah menggunakan HNO3, H2SO4, dan H2O2
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian True-Experiment berskala laboratorium.
3. Lokasi Penelitain
Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratiorium kimia Organik, laboratorium Kimia Analitik FMIPA Unesa.
Sasaran dari penelitian ini adalah kadar kalsium menggunakan tirasi permanganometri.
B. Instrumen Penelitian
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, labu erlenmeyer, buret, statif dan klem, lemari
asam, kompor listrik, gelas ukur, kaca arloji.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah HNO3 pekat, H2SO4 pekat, H2O2 pekat, KMNO4 0.1 N, sampel
sari jagung, larutan metil merah, aquades, ammonium oksalat, CH3COOH.
C. Prosedur Penelitian
1. Pengabuan Basah
10 gram sampel

- Ditambahkan 10 mL HNO3
- Ditambahkan 10 mL H2SO4
- Panaskan perlahan hingga larutan
menjadi gelap dan asap hilang
- Ditambahkan 2mL HNO3 kembali
- Dipanaskan hingga 10 menit kemudian
dinginkan sampel
- Ditambahkan 10mL aquades
- Panaskan kembali hingga berasap
- Ditambahkan 3 mL H2O2 pekat
- Panaskan hingga residu tidak berwarna
- Dinginkan sampel

10 gram sampel
Analisis Dan Pembahasan
Langkah pertama yang di lakukan yaitu menimbang sampel. Sampel dalam percobaan ini
yaitu sari jagung manis yang berupa larutan berwarna kuning dan sari jagung putih yang
berupa larutan berwarna putih. Sampel ditimbang seberat 10 gram dan dimasukkan
kedalam gelas kimia. Sampel kemudian ditambahkan dengan 10 mL H2SO4 dan 15 mL
HNO3 dengan perlahan-lahan, menghasilkan larutan yang berwarna kuning gelap. Fungsi
penambahan H2SO4 adalah sebagai agen pendegradasi senyawa organik. Asam ini mampu
memisahkan atom karbon dengan oksigen dan hidrogen di dalam senyawa organik menjadi
karbon dan air. Sedangkan HNO3 berperan sebagai oksidator. Setelah ditambahkan dengan
kedua larutan tersebut, sampel dipanaskan diatas penangas hingga larutan berubah warna
menjadi gelap. Apabila larutan sudah berwarna gelap, ditambahkan kembali 2 mL larutan
HNO3 hingga larutan berwarna lebih gelap. Larutan kemudian dipanaskan selama 10 menit
hingga larutan tidak gelap, kemudian di dinginkan.
Setelah larutan sampel dingin, larutan ditambahkan dengan 10 mL
aquades dan dipanaskan kembali hingga larutan mengeluarkan asap.
Larutan sampel kemudian ditambahkan dengan 4 mL H2O2 30% dan 3
tetes larutan HNO3. Larutan di panaskan kembali hingga berubah
mnejadi tidak berwarna. Kesempurnaan destruksi ditandai dengan
diperolehnya larutan jernih pada larutan destruksi. yang menunjukkan
bahwa semua konstituen yang ada telah larut sempurna atau
perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan baik.
Setelah di lakukan proses pengabuan basah, larutan sampel kemudian di
lakukan penentuan kadar kalsium.
Pada penentuan kadar kalsium menggunakan metode permanganometri dengan
kalium permanganat sebagai titran. Prinsipnya kalsium diendapkan terlebih dahulu
sebagai kalsium oksalat lalu endapannya dilarutkan dalam H2SO4 encer dan dititrasi
dengan KMnO4 yang bertindak sebagai oksidator. Titrasi ini memberikan warna
merah muda. Warna ini digunakan untuk mengidentifikasi kelebihan KMnO4.
Reaksinya adalah

MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O


Dalam titrasi yang menggunakan kalium permanganat sebagai titran harus dalam
suasana asam, karena jika dalam suasana asam lemah atau dalam larutan netral dan
basa akan terbentuk endapan coklat MnO2. Pada penambahan titran, warna merah
hilang makin cepat karena ion Mn+2 yang terjadi berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi. Selanjutnya titran ditambahkan lebih cepat sampai titik akhir
titrasi tercapai, yaitu sampai pada tetesan dimana warna merah jambu pucat yang
tidak hilang selama 15 detik. Warna pada titik akhir ini tidak tetap bertahan, setelah
beberapa lama lenyap kembali akibat reaksi antara kelebihan MnO4- dengan ion Mn+2
hasil titrasi. Reaksinya adalah
2H2O + 2MnO4- + 3 Mn2+ 5MnO2 + 4H+
Untuk prosedur penentuan kadar kalsium, langkah pertama yang dilakukan adalah
mengambil larutan sampel yang telah dilakukan proses pengabuan basah sebanyak 10
mL yang berupa larutan tidak berwarna kemudian dimasukkan dalam erlenmeyer
berukuran 250 mL. Larutan sampel ditambahkan dengan aquades sebanyak 50 mL,
menghasilkan larutan tidak berwarna. Fungsi dari penambahan aquades adalah untuk
mengecerkan larutan sampel hasil pengabuan basah agar tidak terlalu pekat.
Langkah selanjutnya yaitu larutan sampel ditambahkan dengan 10 mL ammonium
oksalat, menghasilkan larutan tidak berwarna. Fungsi penambahan ammonium oksalat
adalah untuk mengendapkan kalsium menjadi kalsium oksalat. . Larutan sampel di
tambahkan kembali dengan 2 tetes NH4OH encer, menghasilkan larutan tidak berwarna.
Fungsi penambahan NH4OH encer adalah untuk membuat larutan bersifat sedikit alkalis,
ditandai dengan perubahan warna indikator metil merah dalam larutan yang berwarna
kekuningan. Kemudian larutan sampel di tambahkan dengan 2 tetes indikator metil
merah dan 3 tetes asam asetat glasial hingga berwarna merah muda, menghasilkan
larutan yang berwarna merah muda. Fungsi penambahan asam asetat glasial adalah untuk
memberikan suasana asam pada larutan sampel. Dan ditambahkan dengan indikator metil
Kemudian, larutan sampel kembali dipanaskan diatas penangas dan disaring dengan kertas
saring Whatman no. 42. Pemanasan bertujuan untuk menghilangkan ion-ion penganggu
atau pengotor yang dapat mempengaruhi hasil penetapan. Penyaringan ini bertujuan agar
tidak ada residu yang tertinggal di dalam larutan sampel. Kemudian dilakukan pembilasan
dengan air bebas ion hingga endapan bebas dari ion klorida. Endapan harus bebas klorida
karena klorida dapat bereaksi dengan permanganat sehingga jumlah permanganat yang
dipakai dalam titrasi jumlahnya berlebih.
Endapan kalsium oksalat bebas klorida yang menempel dalam kertas Whatman no.
42 kemudian dilarutkan dalam asam sulfat encer. Asam sulfat encer panas dipilih sebagai
pelarut dan pengasam karena sifat kalsium oksalat yang lebih larut dalam asam kuat
dibandingkan dengan asam lemah. Larutan yang telah ditambahkan asam sulfat panas
segera dititrasi. Filtrat yang dihasilkan di titrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N hingga
menghasilkan warna merah muda.
Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
a. Kadar kalsium yang terdapat pada sari jagung biasa tanpa pengawet sebesar 0,009 %
sedangkan sari jagung manis tanpa pengawet sebesar 0,006 %.

Saran
a. Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar dapat menganalisa kadar kalsium dengan
metode yang lain seperti AAS agar hasil yang di dapatkan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Kanisius. Yogyakarta.


Andarwulan, N., Kusnandar, F., dan Herawati. 2011. Analisis Pangan. Jakarta: Dian Rakyat.
Apriyantono, A., D. Fardiaz, N.L. Puspitasari, S. Yasni dan S. Budiyanto. 1989. Petunjuk Praktikum Analisis Pangan.
Bogor: IPB Press,
Arifin, Zainal. 2008. Beberapa Unsur Minral Essensial Mikro Dalam Sistem Biologi dan Metode Analisisnya. Bogor :
Litbang Pertanian Isu Dining. Minerals.
Effendi, S. dan Sulistiani. 1991. Bercocok Tanam Jagung. Yusa Guna. Jakarta.
Jugenheimer, R. W. 1976. Corn: Improvement, Seed Production and Uses. A Willey. Interscience Publ. John Willey
and Sons, Inc. New York.
Martin, J. M. dan W. H. Leonard. 1949. Principles of Field Crop Production. The MacMillard Co. Inc., New York.
Sudarmadji, S., B. Haryono, Suhardi. 1984. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Minuman. Yogyakarta:
Liberty.
Sukindro. 2011. Analisis Kadar Fosfor Dalam Kacang Hijau Dengan metode Spektofotometri UV-Vis. Pekanbaru :
Unipress.

Anda mungkin juga menyukai