PENELITIAN
SISTEMATIKA
PENULISAN PROPOSAL
& LAPORAN
PENELITIAN
FORMAT PROPOSAL PENELITIAN
JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
PERUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN (Umum & Khusus)
MANFAAT PENELITIAN
KETERBATASAN PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS &
DEFINISI OPERASIONAL
FORMAT PROPOSAL PENELITIAN (2)
Menguraikan :
1) Fakta2
2) Pengalaman2
3) Hasil penelitian org lain
4) Teori2 yg melatarbelakangi
masalah yg diteliti
LATAR BELAKANG
MASALAH
Mencakup :
1) Pembenaran (Justifikasi)
Mengapa masalah tsb perlu diteliti
2) Pernyataan alternatif pemecahan
masalah & alternatif yg dipilih utk
memecahkan masalah
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Penelitian
untuk menjawab & menyelesaikan masalah
yg akan diteliti yg ditetapkan sebelumnya.
indikasi ke arah mana atau data
(informasi) apa yg akan dicari
Rumusan Tujuan Penelitian
hrs dirumuskan dg lengkap & jelas, dlm
bentuk pernyataan yg konkrit.
dapat diamati (observable) & dapat diukur
(measureable).
Tujuan Umum (ultimate objective)
Dinyatakan secara kategoris apakah tujuan akhir
penelitian yg hendak dilaksanakan.
Merupakan aspek yg lebih luas / tujuan jangka panjang
Uraian tujuan secara garis besar
1. Nominal
- kategorisasi / pengelompokkan
- ada perbedaan
- tidak ada penjenjangan
Contoh : Jenis kelamin, suku bangsa
2. Ordinal
- kategorisasi / pengelompokkan
- ada penjenjangan tp tdk sama
Contoh :
Tingkat pendidikan (SD, SMP, SMA, D3, S1)
3. Interval
- ada penjenjangan
- tidak ada nilai absolut
Contoh : IQ
4. Rasio
- ada penjenjangan
- ada nilai absolut
Contoh : Berat badan, tinggi badan
HIPOTESIS
Merupakan jawaban sementara atas perta-
nyaan penelitian, yg kebenarannya hrs diuji
secara empiris
Contoh :
· Semakin besar nilai A maka akan semakin
besar pula nilai B
· Ada hubungan antara perubahan nilai P
dengan nilai Q
Definisi yg diberikan kpd satu variabel dg cara
memberikan arti atau men-spesifikasi-kan
kegiatan.
Memberikan suatu keterangan yg bersifat
operasional yg diperlukan utk mengukur satu
variabel.
Memberikan pengertian pd variabel shg dpt
diobservasi atau diukur.
Variabel penelitian hrs diberikan definisi
operasional agar :
· Spesifik (tdk berinterpretasi ganda)
· Terukur (observable atau measureable)
Desain Eksperimen
Penelitian - Uji Klinis
- Quasi Experiment
Analitik
Observasi
- Cross-sectional
- Kasus Kontrol
- Kohort
CROSS SECTIONAL
Variabel bebas (faktor risiko) dan variabel
tergantung (efek) dinilai/diukur secara simultan
atau pada saat yang bersamaan
Studi prevalens : didapatkan prevalens
penyakit pd kelompok dgn risiko dan prevalens
penyakit pada kelompok tanpa risiko
Mempelajari etiologi suatu penyakit terutama
untuk faktor risiko penyakit yang mempunyai
onset yang lama (slow onset) dan lama sakit
yang panjang (long duration)
CROSS SECTIONAL
PENGUKURAN VARIABEL
INDEPENDEN DAN DEPENDEN
DILAKUKAN PADA SATU SAAT
EFEK
FAKTOR RISIKO YA TIDAK JUMLAH
YA A B A+B
TIDAK C D C+D
Rasio Prevalens dapat dihitung dengan membagi
prevalens efek pada kelompok dengan faktor risiko
dengan prevalens efek pada kelompok tanpa faktor
risiko
A C
Rasio Prevalens (RP) = :
(A+B) (C+D)
Interpretasi Nilai RP
Prevalensi penyakit pd kelp dg
RP = 1 faktor risiko sama dg prev pd
kelp tanpa faktor risiko
Faktor yg diteliti (faktor risiko)
RP > 1
merupakan faktor penyebab
Faktor yg diteliti (faktor risiko)
RP < 1 merupakan faktor protektif
(pencegah terjadinya efek)
TAHAP-TAHAP
STUDI CROSS SECTIONAL
1. Mengidentifikasi variabel-variabel
penelitian dan megidentifikasi faktor
risiko dan efek
2. Menetapkan subjek penelitian
3. Melakukan observasi atau pengukuran
variabel-variabel
4. Melakukan analisis korelasi dengan
membandingkan proporsi antar
kelompok
KELEBIHAN CROSS
SECTIONAL
Memungkinkan penggunaan populasi
dari masyarakat umum
Relatif murah, mudah dan hasil cepat
diperoleh
Dapat meneliti banyak variabel sekaligus
Tidak terancam lost to follow up
Dapat menjadi pedoman/dasar untuk
penelitian kohort atau eksperimen
KEKURANGAN CROSS SECTIONAL
Sulit utk menentukan hub sebab akibat
Studi prevalens lebih banyak menjaring subyek
dengan masa sakit yg panjang
Dibutuhkan subyek yang besar terutama bila
variabel yang diukur banyak
Tidak menggambarkan perjalanan penyakit,
insiden maupun prognosis
Tidak praktis utj meneliti kasus yang jarang
Kesimpulan korelasi faktor risiko dengan efek
paling lemah
KASUS KONTROL
Membandingkan klp yg menderita penyakit (kasus)
dg klp yg tidak menderita penyakit (kontrol), dg
meneliti faktor risiko / penyebabnya.
Terpapar Kasus
Tidak Terpapar (Subjek dg peny.)
Terpapar Kontrol
Tidak Terpapar (Subjek tanpa peny.)
KASUS KONTROL
Hipotesis
FAKTOR EFEK
RISIKO KASUS KONTROL JUMLAH
YA A B A+B
TIDAK C D C+D
JUMLAH A+C B+D A+B+C+D
ODDS RATIO (OR) = ODDS KASUS : ODDS KONTROL
Prop kasus dg ft risiko Prop kontrol dg ft risiko
OR = :
Prop kasus tanpa ft risiko Prop kontrol tanpa ft risiko
A / (A+C) B / (B+D) AD
OR = : =
C / (A+C) D / (B+D) BC
Interpretasi Nilai OR
Faktor risiko tidak ada
OR = 1 pengaruhnya thd efek
(bebas/netral)
Faktor yg diteliti (faktor risiko)
OR > 1
merupakan faktor penyebab
Faktor yg diteliti (faktor risiko)
OR < 1 merupakan faktor protektif
(pencegah terjadinya efek)
KELEBIHAN KASUS KONTROL
Cocok utk meneliti kasus yg jarang &
masa laten panjang
Hasil dpt diperoleh cepat
Biaya relatif lbh kecil
Subjek penelitian lbh sedikit
Memungkinkan identifikasi faktor
risiko sekaligus
KEKURANGAN KASUS KONTROL
Ada peny.
Faktor Risiko (+)
Tidak ada peny.
Ada penyakit
Faktor Risiko (-)
Tidak ada peny.
TAHAP-TAHAP STUDI KOHORT
1. Menetapkan pertanyaan penelitian &
hipotesis
2. Menetapkan kohort
3. Memilih kelompok kontrol
4. Mengidentifikasi variabel penelitian
5. Mengamati timbulnya efek
6. Menganalisis hasil
Kohort
FAKTOR EFEK
RISIKO YA TIDAK JUMLAH
YA A B A+B
TIDAK C D C+D
A / (A+B)
RR =
C / (C+D)
Interpretasi Nilai RR
Faktor risiko tidak ada
RR = 1 pengaruhnya thd efek
(bebas/netral)
Faktor yg diteliti (faktor risiko)
RR > 1
merupakan faktor penyebab
Faktor yg diteliti (faktor risiko)
RR < 1 merupakan faktor protektif
(pencegah terjadinya efek)
KELEBIHAN KOHORT
Desain terbaik dlm menentukan insidens
& perjalanan penyakit
Dpt menentukan kasus yg fatal /
progresif
Dpt meneliti beberapa efek sekaligus dr
suatu faktor risiko tertentu
Dpt meneliti berbagai masalah kesehatan
yg makin meningkat
KEKURANGAN KOHORT
Memerlukan waktu yg lama & biaya mahal
Seringkali rumit
Kurang efisien utk meneliti kasus yg jarang
terjadi
Terancam terjadinya drop out atau terjadinya
perubahan intensitas pajanan
Dpt menimbulkan maslh etika, krn
membiarkan subjek terpajan faktor yg
dicurigai sebago faktor risiko
EKSPERIMEN / UJI KLINIS
Memberikan perlakuan/intervensi pd subjek
penelitian
Kelompok
Efek ?
Perlakuan
SUBJEK
PENELITIAN
R
Kelompok
Efek ?
Kontrol
R = Randomisasi
RANCANGAN EKSPERIMEN
Dipilih secara
SAMPEL random/non- 60 anak SD
random dari
pop.
terjangkau
CARA PEMILIHAN SAMPEL
A. PROBABILITY SAMPLING
Simple Random Sampling
Systematic Sampling
Stratified Random Sampling
Cluster
NON PROBABILITY SAMPLING
Purposive (Judgement) Sampling
Quota Sampling
Accidental Sampling
PROBABILITY SAMPLING
Simple Random Sampling
• Setiap anggota populasi mempunyai
kesempatan yg sama utk menjadi sampel
• Setiap sampel dipilih berdasarkan nomor
yang di dapat dari tabel bilangan acak atau
dengan cara diundi
PROBABILITY SAMPLING
Systematic Sampling
• Modifikasi dari simple random sampling
• Cara: membagi jumlah populasi dgn jumlah
sampel yg dibutuhkan (interval)
• Misal: Σpopulasi = 200, Σsampel = 50
Interval = 200:50 = 4
Maka sampel adalah setiap elemen yg
mempunyai nomor kelipatan 4.
PROBABILITY SAMPLING
Stratified Random Sampling
• Bila populasi mempunyai unit yg berbeda-beda
(heterogen)
• Menetapkan jumlah populasi pada tiap
kelompok/strata
• Hitung jumlah sampel dari tiap strata secara
proporsional
• Pilih sampel dari tiap strata secara random
PROBABILITY SAMPLING
Cluster Sampling
• Unit sampel bukan individu tetapi
kelompok/gugusan (geografis,
organisasi)
• Pilih kelompok/gugusan secara
random
• Ambil seluruh anggota/unit pada
Kelompok/gugusan yang terpilih
NON-PROBABILITY SAMPLING
Purposive Sampling
• Didasarkan pada pertimbangan
peneliti berdasarkan ciri/karakteristik
populasi yang sudah diketahui
sebelumnya dr penelitian
pendahuluan
• Teknik ini sering digunakan pada
penelitian studi kasus
NON-PROBABILITY SAMPLING
Quota Sampling
• Didasarkan pada pertimbangan
peneliti
• Besar sampel ditetapkan secara
quotum (jatah)
• Dapat dilakukan bila peneliti telah
benar-benar mengenal lokasi
penelitian
NON-PROBABILITY SAMPLING
Accidental Sampling
• Mengambil sampel/kasus yang
kebetulan ada pada saat penelitian
• Jumlah sampel tdk berdasarkan
perhitungan, asal memenuhi
keperluan saja
• Derajat keterwakilan rendah,
kesimpulan dari sampel kasar &
sementara
TINGKAT KEPERCAYAAN,
TINGKAT KESALAHAN &
NILAI Z
TINGKAT TINGKAT Z Z
KEPERCA KESALA
HAN (1 arah) (2 arah)
YAAN
1. Pengamatan / Observasi
2. Wawancara / Interview
3. Angket
4. Pengukuran Langsung
PENYAJIAN DATA
TEXTULAR
menggunakan kalimat / tulisan
TABULAR
menggunakan tabel
GRAFIK / DIAGRAM
menggunakan gambar
TEXTULAR
Penyajian data dalam bentuk kalimat tertulis
Contoh:
Jumlah mahasiswa baru Poltekkes Bandung pada tahun
2004 adalah 560 orang dengan perincian sebagai berikut:
Jurusan Gizi sebanyak 90 orang
Jurusan Keperawatan sebanyak 120 orang
Jurusan Kebidanan sebanyak 110 orang
Jurusan Kesehatan Lingkungan sebanyak 60 orang
Jurusan Analisis Kesehatan sebanyak 100 orang
Jurusan Kesehatan Gigi sebanyak 80 orang
TABULAR
Penyajian data dengan menggunakan kolom
dan baris
Macam-macam tabel:
1. Master table (tabel induk)
2. Tabel Distribusi Frekuensi
Frekuensi Relatif
Frekuensi Kumulatif
3. Tabel Silang (Cross Tabulasi)
Syarat tabel yang baik
1 Bd 39 67
2 Cr 43 50
….. ….. … …
ANALISIS STATISTIK
VARIABEL
UJI STATISTIK
INDEPENDEN DEPENDEN
Kai Kuadrat
Nominal Nominal
Fisher Exact Test
Nominal
Interval/Rasio T-test
(dikotom)
Nominal
Interval/Rasio ANOVA
(> 2 katagori)
JURNAL/MAJALAH
Penulis Artikel . Tahun. “Judul Artikel”. dalam
Judul Jurnal/majalah. Volume. Halaman
PENULISAN RUJUKAN
DARI INTERNET
PEMILIHAN WEB SITE / SITUS PD INTERNET
WHO: www.who.int atau www.who.org
DEPKES: www.depkes.go.id
PENULISAN:
Author.(Tahun). Judul Artikel. dikutip
dari judul website. Tanggal download
PENULISAN PUSTAKA
(BUKU)
Cumulative Incidence is used in this study because
cumulative incidence provides an estimate of
individual probability of developing a disease
during a specified period of time (Hennekens and
Buring, 1987).