Anda di halaman 1dari 93

METODOLOGI

PENELITIAN
SISTEMATIKA
PENULISAN PROPOSAL
& LAPORAN
PENELITIAN
FORMAT PROPOSAL PENELITIAN
JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
 LATAR BELAKANG MASALAH
 PERUMUSAN MASALAH
 TUJUAN PENELITIAN (Umum & Khusus)
 MANFAAT PENELITIAN
 KETERBATASAN PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS &
DEFINISI OPERASIONAL
FORMAT PROPOSAL PENELITIAN (2)

BAB IV METODE PENELITIAN


 Design penelitian
 Waktu & Tempat penelitian
 Populasi & sampel
 Jenis & cara pengumpulan data
 Pengolahan & analisis data
RENCANA KEGIATAN
RENCANA ANGGARAN / BIAYA
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (Kuesioner)
FORMAT LAPORAN PENELITIAN
JUDUL
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
 LATAR BELAKANG MASALAH
 PERUMUSAN MASALAH
 TUJUAN PENELITIAN (Umum & Khusus)
 MANFAAT PENELITIAN
 KETERBATASAN PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS &
DEFINISI OPERASIONAL
PENDAHULUAN
DEFINIS
IPENELITIAN :
Upaya memahami & memecahkan masalah
secara ilmiah, sistematis & logis
 Ilmiah: kebenaran pengetahuan berdasarkan
fakta empiris
 Sistematis: menurut aturan tertentu
 Logis: sesuai dengan penalaran
PROSES PENELITIAN

 TAHAP PERSIAPAN (PERENCANAAN)


 TAHAP PELAKSANAAN (PENGUMPULAN
DATA)
 TAHAP PENGOLAHAN & ANALISIS DATA
 TAHAP PENULISAN HASIL PENELITIAN
(LAPORAN)
JUDUL
 Merupakan kalimat yg
menggambarkan variabel2 yg diteliti
 Hrs dpt mengungkapkan masalah &
ruang lingkup penelitian
 Pencerminan dr tujuan penelitian
 Akurat, Ringkas & Jelas
 Tdk menggunakan singkatan, kecuali
yg telah baku
PENCANTUMAN TEMPAT DALAM
JUDUL

Perlu dicantumkan, bila


 Peneliti ingin mengajukan yg khas pd
tempat penelitian, & tdk mewakili tempat
lain
 Sampel di tempat penelitian tdk mewakili
populasi pd umumnya
LATAR BELAKANG
MASALAH

 Menguraikan :
1) Fakta2
2) Pengalaman2
3) Hasil penelitian org lain
4) Teori2 yg melatarbelakangi
masalah yg diteliti
LATAR BELAKANG
MASALAH

 Mencakup :
1) Pembenaran (Justifikasi)
Mengapa masalah tsb perlu diteliti
2) Pernyataan alternatif pemecahan
masalah & alternatif yg dipilih utk
memecahkan masalah
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Penelitian
 untuk menjawab & menyelesaikan masalah
yg akan diteliti yg ditetapkan sebelumnya.
 indikasi ke arah mana atau data
(informasi) apa yg akan dicari
Rumusan Tujuan Penelitian
hrs dirumuskan dg lengkap & jelas, dlm
bentuk pernyataan yg konkrit.
dapat diamati (observable) & dapat diukur
(measureable).
Tujuan Umum (ultimate objective)
 Dinyatakan secara kategoris apakah tujuan akhir
penelitian yg hendak dilaksanakan.
 Merupakan aspek yg lebih luas / tujuan jangka panjang
 Uraian tujuan secara garis besar

Tujuan Khusus (specific objectives)


 Uraian tujuan secara lebih terperinci
 Merupakan penjabaran dr tujuan umum
 Uraian tujuan untuk variabel univariat / gambaran /
data deskriptif lebih dahulu kemudian variable bivariat
/ hubungan dua variabel
RUMUSAN MASALAH
 Dikemukakan secara jelas dlm kalimat
tanya (pertanyaan)
 Substansi yang dimaksud bersifat khas,
tidak bermakna ganda
 Bila banyak pertanyaan, hendaknya
dibuat dalam pertanyaan terpisah
MANFAAT PENELITIAN

Manfaat / kegunaan apa yg


diharapkan diperoleh dari hasil
penelitian
Harus diuraikan secara rinci
dan jelas
Harus bersifat operasional
KETERBATASAN
PENELITIAN
Segala sesuatu yang dapat
menyebabkan bias atau penyimpangan
dalam suatu penelitian.
Biasanya bersifat operasional.
Harus disertai dengan penyelesaian
/ solusi untuk menghilangkan atau
meminimalisasi keterbatasan
tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
 Tinjauan teori yg berkaitan dg masalah yg diteliti.
 Peneliti mempunyai wawasan sbg dasar utk mengembangkan /
mengidentifikasi variabel2 yg akan diteliti.
 Tinjauan dr hasil2 penelitian yg lain yg bekaitan dg masalah yg akan
diteliti.
 Sbg pembanding dg masalah / variabel2 yg akan diteliti.
KERANGKA KONSEP,
HIPOTESIS &
DEFINISI
OPERASIONAL
KERANGKA KONSEP

• Menggambarkan batas-batas ruang-


lingkup penelitian.
• Menunjukkan keterkaitan antar variabel.
• Dapat memberikan informasi yg jelas &
mempermudah peneliti utk memilih
desain penelitian
JENIS VARIABEL

Variabel Bebas (Variabel Independen)


Variabel yg variasinya dapat mempengaruhi
variabel lain

Variabel Terikat (Variabel Dependen)


Variabel yg variasinya dipengaruhi /
tergantung oleh satu / lebih variabel bebas
SKALA UKUR VARIABEL

1. Nominal
- kategorisasi / pengelompokkan
- ada perbedaan
- tidak ada penjenjangan
Contoh : Jenis kelamin, suku bangsa
2. Ordinal
- kategorisasi / pengelompokkan
- ada penjenjangan tp tdk sama
Contoh :
Tingkat pendidikan (SD, SMP, SMA, D3, S1)
3. Interval
- ada penjenjangan
- tidak ada nilai absolut
Contoh : IQ
4. Rasio
- ada penjenjangan
- ada nilai absolut
Contoh : Berat badan, tinggi badan
HIPOTESIS
Merupakan jawaban sementara atas perta-
nyaan penelitian, yg kebenarannya hrs diuji
secara empiris
Contoh :
· Semakin besar nilai A maka akan semakin
besar pula nilai B
· Ada hubungan antara perubahan nilai P
dengan nilai Q
Definisi yg diberikan kpd satu variabel dg cara
memberikan arti atau men-spesifikasi-kan
kegiatan.
Memberikan suatu keterangan yg bersifat
operasional yg diperlukan utk mengukur satu
variabel.
Memberikan pengertian pd variabel shg dpt
diobservasi atau diukur.
Variabel penelitian hrs diberikan definisi
operasional agar :
· Spesifik (tdk berinterpretasi ganda)
· Terukur (observable atau measureable)

Definisi operasional hrs dpt menjelaskan :


Metode yg akan digunakan.
Alat pengukuran yg digunakan.
Cara mengekspresikan variabel
secara operasional :
1. Cara Langsung (Measured Operational)
Mengarah pd bagaimana cara pengukuran
variabel tsb.

2. Cara Tidak Langsung (Experimental


Operational)
Mengekspresikan kriteria manipulasi /
perlakuan thd variabel, dan cara mengukur
efek
dr manipulasi tsb.
METODOLOGI
PENELITIAN
Deskriptif Studi Prevalensi

Desain Eksperimen
Penelitian - Uji Klinis
- Quasi Experiment
Analitik
Observasi
- Cross-sectional
- Kasus Kontrol
- Kohort
CROSS SECTIONAL
 Variabel bebas (faktor risiko) dan variabel
tergantung (efek) dinilai/diukur secara simultan
atau pada saat yang bersamaan
 Studi prevalens : didapatkan prevalens
penyakit pd kelompok dgn risiko dan prevalens
penyakit pada kelompok tanpa risiko
 Mempelajari etiologi suatu penyakit terutama
untuk faktor risiko penyakit yang mempunyai
onset yang lama (slow onset) dan lama sakit
yang panjang (long duration)
CROSS SECTIONAL

PENGUKURAN VARIABEL
INDEPENDEN DAN DEPENDEN
DILAKUKAN PADA SATU SAAT

FAKTOR EFEK (+) A


RISIKO (+) EFEK (-) B

FAKTOR EFEK (+) C


RISIKO (-) EFEK (-) D
CROSS SECTIONAL

EFEK
FAKTOR RISIKO YA TIDAK JUMLAH
YA A B A+B
TIDAK C D C+D
Rasio Prevalens dapat dihitung dengan membagi
prevalens efek pada kelompok dengan faktor risiko
dengan prevalens efek pada kelompok tanpa faktor
risiko
A C
Rasio Prevalens (RP) = :
(A+B) (C+D)
Interpretasi Nilai RP
Prevalensi penyakit pd kelp dg
RP = 1 faktor risiko sama dg prev pd
kelp tanpa faktor risiko
Faktor yg diteliti (faktor risiko)
RP > 1
merupakan faktor penyebab
Faktor yg diteliti (faktor risiko)
RP < 1 merupakan faktor protektif
(pencegah terjadinya efek)
TAHAP-TAHAP
STUDI CROSS SECTIONAL
1. Mengidentifikasi variabel-variabel
penelitian dan megidentifikasi faktor
risiko dan efek
2. Menetapkan subjek penelitian
3. Melakukan observasi atau pengukuran
variabel-variabel
4. Melakukan analisis korelasi dengan
membandingkan proporsi antar
kelompok
KELEBIHAN CROSS
SECTIONAL
 Memungkinkan penggunaan populasi
dari masyarakat umum
 Relatif murah, mudah dan hasil cepat
diperoleh
 Dapat meneliti banyak variabel sekaligus
 Tidak terancam lost to follow up
 Dapat menjadi pedoman/dasar untuk
penelitian kohort atau eksperimen
KEKURANGAN CROSS SECTIONAL
 Sulit utk menentukan hub sebab akibat
 Studi prevalens lebih banyak menjaring subyek
dengan masa sakit yg panjang
 Dibutuhkan subyek yang besar terutama bila
variabel yang diukur banyak
 Tidak menggambarkan perjalanan penyakit,
insiden maupun prognosis
 Tidak praktis utj meneliti kasus yang jarang
 Kesimpulan korelasi faktor risiko dengan efek
paling lemah
KASUS KONTROL
Membandingkan klp yg menderita penyakit (kasus)
dg klp yg tidak menderita penyakit (kontrol), dg
meneliti faktor risiko / penyebabnya.

Faktor Risiko Retrospektif

Terpapar Kasus
Tidak Terpapar (Subjek dg peny.)

Terpapar Kontrol
Tidak Terpapar (Subjek tanpa peny.)
KASUS KONTROL

Hipotesis

Kelompok dg penyakit X mendapat


pajanan faktor risiko yg lebih besar
atau lebih sering dibandingkan dg
kelompok yg tidak berpenyakit X
TAHAP-TAHAP
STUDI KASUS KONTROL
1. Menetapkan pertanyaan penelitian &
hipotesis
2. Mendeskripsikan faktor risiko & efek
3. Menentukan sampel pd kelp kasus &
kelp kontrol
4. Melakukan pengukuran efek & faktor
risiko
5. Menganalisis data
Kasus Kontrol

FAKTOR EFEK
RISIKO KASUS KONTROL JUMLAH
YA A B A+B
TIDAK C D C+D
JUMLAH A+C B+D A+B+C+D
ODDS RATIO (OR) = ODDS KASUS : ODDS KONTROL
Prop kasus dg ft risiko Prop kontrol dg ft risiko
OR = :
Prop kasus tanpa ft risiko Prop kontrol tanpa ft risiko
A / (A+C) B / (B+D) AD
OR = : =
C / (A+C) D / (B+D) BC
Interpretasi Nilai OR
Faktor risiko tidak ada
OR = 1 pengaruhnya thd efek
(bebas/netral)
Faktor yg diteliti (faktor risiko)
OR > 1
merupakan faktor penyebab
Faktor yg diteliti (faktor risiko)
OR < 1 merupakan faktor protektif
(pencegah terjadinya efek)
KELEBIHAN KASUS KONTROL
 Cocok utk meneliti kasus yg jarang &
masa laten panjang
 Hasil dpt diperoleh cepat
 Biaya relatif lbh kecil
 Subjek penelitian lbh sedikit
 Memungkinkan identifikasi faktor
risiko sekaligus
KEKURANGAN KASUS KONTROL

 Recall Bias. Krn lupa atau responden


cenderung lbh mengingat pajanan thd
faktor risiko
 Tdk dpt memberikan insidens rate
 Tdk dpt menentukan lbh dr satu variabel
dependen, hanya berkaitan dg satu efek /
penyakit
KOHORT
Membandingkan insidens efek pd klp yg
terpapar faktor risiko dg insidens efek pd klp
yg tidak terpapar faktor risiko.
Prospektif Efek

Ada peny.
Faktor Risiko (+)
Tidak ada peny.
Ada penyakit
Faktor Risiko (-)
Tidak ada peny.
TAHAP-TAHAP STUDI KOHORT
1. Menetapkan pertanyaan penelitian &
hipotesis
2. Menetapkan kohort
3. Memilih kelompok kontrol
4. Mengidentifikasi variabel penelitian
5. Mengamati timbulnya efek
6. Menganalisis hasil
Kohort

FAKTOR EFEK
RISIKO YA TIDAK JUMLAH
YA A B A+B
TIDAK C D C+D

RISIKO Insidens efek pd kelp dg ft risiko


RELATIF (RR) =
Insidens efek pd kelp tanpa ft risiko

A / (A+B)
RR =
C / (C+D)
Interpretasi Nilai RR
Faktor risiko tidak ada
RR = 1 pengaruhnya thd efek
(bebas/netral)
Faktor yg diteliti (faktor risiko)
RR > 1
merupakan faktor penyebab
Faktor yg diteliti (faktor risiko)
RR < 1 merupakan faktor protektif
(pencegah terjadinya efek)
KELEBIHAN KOHORT
 Desain terbaik dlm menentukan insidens
& perjalanan penyakit
 Dpt menentukan kasus yg fatal /
progresif
 Dpt meneliti beberapa efek sekaligus dr
suatu faktor risiko tertentu
 Dpt meneliti berbagai masalah kesehatan
yg makin meningkat
KEKURANGAN KOHORT
 Memerlukan waktu yg lama & biaya mahal
 Seringkali rumit
 Kurang efisien utk meneliti kasus yg jarang
terjadi
 Terancam terjadinya drop out atau terjadinya
perubahan intensitas pajanan
 Dpt menimbulkan maslh etika, krn
membiarkan subjek terpajan faktor yg
dicurigai sebago faktor risiko
EKSPERIMEN / UJI KLINIS
Memberikan perlakuan/intervensi pd subjek
penelitian
Kelompok
Efek ?
Perlakuan
SUBJEK
PENELITIAN
R
Kelompok
Efek ?
Kontrol
R = Randomisasi
RANCANGAN EKSPERIMEN

Sebelum / Perlakuan / Sesudah /


Sampel
Pretest Intervensi Posttest
Kelompok
Perlakuan / T0 X T1
Intervensi
Kelompok T0
- T1
Kontrol
TAHAP-TAHAP EKSPERIMEN
1. Menetapkan pert penelitian & hipotesis
2. Menetapkan uji klinis/intervensi
3. Menetapkan subjek penelitian
4. Mengukur variabel data dasar
5. Melakukan randomisasi
6. Mengukur variabel efek
7. Menganalisis hasil
KELEBIHAN EKSPERIMEN

 Bias dpt dikontrol


 Kriteria inklusi, perlakuan & outcome
telah ditentukan lebih dahulu
 Jumlah perlakuan & kontrol sebanding
 Intervensi dr luar tdk banyak
berpengaruh
KEKURANGAN EKSPERIMEN
 Biaya relatif mahal & desain lbh kompleks
 Paling sering dihadapkan pd masalah
etika, krn biasanya hanya memberikan
perlakuan kpd klp perlakuan tp tdk pd klp
kontrol
 Kadang-kadang sangat tidak praktis
WAKTU

 Kapan & lamanya penelitian dilaksanakan

TEMPAT / LOKASI PENELITIAN

 Dimana penelitian dilaksanakan


 Kemukakan alasan pemilihan lokasi
penelitian
POPULASI
Setiap subyek penelitian yg memenuhi
karakteristik yg telah ditentukan.
 Populasi Target : Populasi yang menjadi
sasaran akhir penerapan hasil penelitian
 Populasi Terjangkau : Bagian dari populasi
target yang dapat dijangkau oleh peneliti
SAMPEL

Bagian dari populasi yang dipilih dengan


cara tertentu hingga dianggap mewakili
populasinya
KELOMPOK KARAKTERISTIK CONTOH
SUBYEK

Dibatasi oleh Anak SD yg


POPULASI karakteristik Karies
TARGET klinis & (jumlahnya
demografis tidak terbatas)

Dibatasi oleh Anak SD


POPULASI tempat & Sukajadi yg
TERJANGKAU waktu Karies (80 org)

Dipilih secara
SAMPEL random/non- 60 anak SD
random dari
pop.
terjangkau
CARA PEMILIHAN SAMPEL
A. PROBABILITY SAMPLING
 Simple Random Sampling
 Systematic Sampling
 Stratified Random Sampling
 Cluster
NON PROBABILITY SAMPLING
 Purposive (Judgement) Sampling
 Quota Sampling
 Accidental Sampling
PROBABILITY SAMPLING
 Simple Random Sampling
• Setiap anggota populasi mempunyai
kesempatan yg sama utk menjadi sampel
• Setiap sampel dipilih berdasarkan nomor
yang di dapat dari tabel bilangan acak atau
dengan cara diundi
PROBABILITY SAMPLING
 Systematic Sampling
• Modifikasi dari simple random sampling
• Cara: membagi jumlah populasi dgn jumlah
sampel yg dibutuhkan (interval)
• Misal: Σpopulasi = 200, Σsampel = 50
Interval = 200:50 = 4
Maka sampel adalah setiap elemen yg
mempunyai nomor kelipatan 4.
PROBABILITY SAMPLING
 Stratified Random Sampling
• Bila populasi mempunyai unit yg berbeda-beda
(heterogen)
• Menetapkan jumlah populasi pada tiap
kelompok/strata
• Hitung jumlah sampel dari tiap strata secara
proporsional
• Pilih sampel dari tiap strata secara random
PROBABILITY SAMPLING
 Cluster Sampling
• Unit sampel bukan individu tetapi
kelompok/gugusan (geografis,
organisasi)
• Pilih kelompok/gugusan secara
random
• Ambil seluruh anggota/unit pada
Kelompok/gugusan yang terpilih
NON-PROBABILITY SAMPLING
 Purposive Sampling
• Didasarkan pada pertimbangan
peneliti berdasarkan ciri/karakteristik
populasi yang sudah diketahui
sebelumnya dr penelitian
pendahuluan
• Teknik ini sering digunakan pada
penelitian studi kasus
NON-PROBABILITY SAMPLING
 Quota Sampling
• Didasarkan pada pertimbangan
peneliti
• Besar sampel ditetapkan secara
quotum (jatah)
• Dapat dilakukan bila peneliti telah
benar-benar mengenal lokasi
penelitian
NON-PROBABILITY SAMPLING

 Accidental Sampling
• Mengambil sampel/kasus yang
kebetulan ada pada saat penelitian
• Jumlah sampel tdk berdasarkan
perhitungan, asal memenuhi
keperluan saja
• Derajat keterwakilan rendah,
kesimpulan dari sampel kasar &
sementara
TINGKAT KEPERCAYAAN,
TINGKAT KESALAHAN &
NILAI Z
TINGKAT TINGKAT Z Z
KEPERCA KESALA
HAN (1 arah) (2 arah)
YAAN

99% 0,01 2,236 2,576

95% 0,05 1,645 1,960

90% 0,1 1,282 1,645


BESAR SAMPEL

1. Rumus Besar Sampel Untuk


Estimasi Proporsi dg Presisi Mutlak
BESAR SAMPEL

2. Rumus Besar Sampel Untuk


Estimasi Proporsi dg Presisi Relatif
BESAR SAMPEL

3. Rumus Besar Sampel Untuk Data


Finit
METODE PENGUMPULAN
DATA

1. Pengamatan / Observasi
2. Wawancara / Interview
3. Angket
4. Pengukuran Langsung
PENYAJIAN DATA

 TEXTULAR
menggunakan kalimat / tulisan
 TABULAR
menggunakan tabel
 GRAFIK / DIAGRAM
menggunakan gambar
TEXTULAR
Penyajian data dalam bentuk kalimat tertulis
Contoh:
Jumlah mahasiswa baru Poltekkes Bandung pada tahun
2004 adalah 560 orang dengan perincian sebagai berikut:
 Jurusan Gizi sebanyak 90 orang
 Jurusan Keperawatan sebanyak 120 orang
 Jurusan Kebidanan sebanyak 110 orang
 Jurusan Kesehatan Lingkungan sebanyak 60 orang
 Jurusan Analisis Kesehatan sebanyak 100 orang
 Jurusan Kesehatan Gigi sebanyak 80 orang
TABULAR
Penyajian data dengan menggunakan kolom
dan baris
Macam-macam tabel:
1. Master table (tabel induk)
2. Tabel Distribusi Frekuensi
 Frekuensi Relatif
 Frekuensi Kumulatif
3. Tabel Silang (Cross Tabulasi)
Syarat tabel yang baik

 Judul tabel: singkat, jelas & lengkap


 Nomor tabel
 Keterangan-keterangan
 Sumber darimana tabel dikutip
Master Table
 Tabel yang berisikan semua hasil
pengumpulan data yang masih dalam
bentuk data mentah
 Biasanya disajikan pada bagian lampiran
Contoh Master
Table Umur BB
No Id
(tahun) (kg)

1 Bd 39 67

2 Cr 43 50

….. ….. … …
ANALISIS STATISTIK
VARIABEL
UJI STATISTIK
INDEPENDEN DEPENDEN

Kai Kuadrat
Nominal Nominal
Fisher Exact Test
Nominal
Interval/Rasio T-test
(dikotom)
Nominal
Interval/Rasio ANOVA
(> 2 katagori)

Interval/Rasio Interval/Rasio Korelasi / Regresi


HASIL &
PEMBAHASAN
HASIL
• Hasil ditampilkan berdasarkan
variabel2 yg diteliti
• Hasil penelitian yg ditampilkan
biasanya didahului dengan Analisis
Univariat kemudian Analisis Bivariat
PEMBAHASAN
• Uraian yg membahas hasil penelitian
yg ditemukan

• Hasil penelitian dibahas & diuji scr


sistematis dlm hubungannya dg :
- pengujian hipootesis
- perbandingannya dg hasil penelitian
lain, apakah memperkuat,
berlawanan atau sama sekali baru
PEMBAHASAN
• Perlu dukungan ilmiah dari kepustakaan
atau referensi yg lain

• Uraikan scr jujur, bila terdapat


kelemahan atau keterbatasan dlm
penelitian yg telah dilaksanakan
PEMBAHASAN
Bila Hipotesisi tdk terbukti kebenarannya, tdk
berarti penelitiannya gagal sama sekali. Yang
penting adalah peneliti memberikan
keterangan dan alasanyg jelas & kuat
mengenai hal tsb.

Utk memperkecil terjadinya hipotesis tdk


terbukti kebenarannya, perlu persiapan yg
cermat & menyeluruh sejak awal penelitian
SIMPULAN &
SARAN
SIMPULAN
• Menjawab pertanyaan2 penelitian
• Tdk bertentangan dg hasil uji statistik
• Hrs benar2 didukung oleh data hasil penelitian
• Tegaskan dlm urutan yg logis
• Dibuat dlm kalimat pernyataan yg jelas
SARAN
• Dibuat bertitik tolak dr proses & hasil
penelitian yg dilakukan
• Dua macam saran
- Yg menyangkut penelitian yg dilakukan,
misalnya perlu penelitian lain yg lbh luas
& mendalam
- Yg menyangkut pemanfaatan hasil
penelitian, berupa usul bg pihak ketiga
• Bersifat operasional
PENULISAN RUJUKAN
ATAU SUMBER PUSTAKA
BUKU
Penulis. Tahun. Judul buku. Tempat terbit:
Penerbit

BAB PADA BUKU


Penulis BAB. Tahun. “Judul BAB”. dalam Penulis
Buku. Judul buku. Tempat terbit: Penerbit.
Halaman

JURNAL/MAJALAH
Penulis Artikel . Tahun. “Judul Artikel”. dalam
Judul Jurnal/majalah. Volume. Halaman
PENULISAN RUJUKAN
DARI INTERNET
PEMILIHAN WEB SITE / SITUS PD INTERNET
 WHO: www.who.int atau www.who.org
 DEPKES: www.depkes.go.id

PENULISAN:
Author.(Tahun). Judul Artikel. dikutip
dari judul website. Tanggal download
PENULISAN PUSTAKA
(BUKU)
Cumulative Incidence is used in this study because
cumulative incidence provides an estimate of
individual probability of developing a disease
during a specified period of time (Hennekens and
Buring, 1987).

Hennekens and Buring. 1987. Epidemiology and


Medicine. Boston : Little Brown and Company.
PENULISAN PUSTAKA (JURNAL)
The distribution of dwellings and the distances between
houses within the village is also correlated with the Aedes
larval distribution (Strickman and Kittayapayong, 2002 and
Reiter et.al, 2003).

Strickman D and Kittayapayong P. 2002. “Dengue and its


Vectors in Thailand: Introduction to The Study and Seasonal
Distribution of Aedes Larvae” dalam American Journal Tropical
Medicine and Hygiene 67(3): 247-259.

Reither P., dkk. 2003. “Texas Lifestyle Limits Transmission of


Dengue Virus”. dalam Emerging Infectious Diseases 9(1): 86-89.
PENULISAN PUSTAKA (BAGIAN BUKU)
Several studies show that the flight distance of Aedes
aegypti varies. In an open environment, Aedes aegypti
can fly 25 km per day but in urban environment, the
flight distance ranges from 25 meters to a few
hundred meters (Kuno, 1997).

Kuno, G. 1997. “Factors Influencing the Transmission


of Dengue Viruses” dalam Gubler D and Kuno G.
Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. Cab.
International. BAB 4:61-88.
PENULISAN PUSTAKA (INTERNET)
Dengue is a vector-borne disease which is found
in urban and semi-urban areas in tropical and sub-
tropical regions (WHO, 2002).

World Health Organization. 2002. Dengue and


Dengue Haemorrhagic Fever. Fact Sheet No. 117.
dikutip dari www.who.org, pada tanggal 8
Agustus 2003.

Anda mungkin juga menyukai