Anda di halaman 1dari 20

PERLINDUNGAN INTERNASIONAL HAK-

HAK ASASI MANUSIA

MUHAMMAD ADIB IZZULFIKRI 201610110311156


BAHARUDDIN JUSUF HABIBIE 201610110311329
MUJAHID HAIDAR UMEIR 201610110311331
AGUS SOLAHUDDIN 201610110311332
MUHAMMAD TAUFIK GAILEA 201610110311349
WILDAN BAYU SAPUTRA 201610110311358
KEDUDUKAN INDIVIDU DALAM HUKUM
INTERNASIONAL
Individu telah lama diakui sebagai subjek hukum internasional namun anggapan bahwa negara merupakan satu-satunya subjek hukum
internasional hingga kini masih diikuti orang. Anggapan ini lahir dari pemahaman tentang hakikat hukum internasional sebagai hukum
yang mengatur hubungan antarnegara.
Secara teoritis terdapat dua pendapat yang berbeda dalam memandang subjek hukum internasional. Pandangan pertama, menyatakan
subjek hukum internasional hanyalah negara. Hal ini bisa terlihat dari kasus-kasus bahwa bila perjanjian internasional, seperti
pemberlakuan beberapa konvensi yang memberikan hak dan kewajiban tertentu orang per orang, maka pelaksanaan hak dan kewajiban
tersebut diwakili oleh negaranya.
Pandangan kedua menyatakan bahwa individulah yang merupakan subjek hukum internasional yang sesungguhnya. Hans Kelsen (1952,
dalam Kusumaatmadja, 1990 : 69) adalah salah seorang ahli yang berpendapat demikian. Menurutnya, hak dan kewajiban negara
sebenarnya adalah hak dan kewajiban semua manusia yang merupakan anggota masyarakat yang mengorganisasi dirinya dalam negara
itu. Dalam pandangan ini, negara tidak lain dari suatu konstruksi yuridis yang tidak mungkin terbentuk tanpa manusia-manusia yang
menjadi warga negara tersebut.
Namun dalam pengertian yang lebih luas, pengertian subjek hukum internasional mencakup pula keadaan di mana yang dimiliki itu
hanya hak dan kewajiban yang terbatas, seperti kewenangan mengadakan penuntutan hak yang diberikan oleh hukum internasional di
muka pengadilan berdasarkan suatu konvensi.
KLASIFIKASI HAK-HAK YANG DILINDUNGI SECARA
INTERNASIONAL
Di dunia barat yang menganut nilai liberal, hak-hak yang lebih dahulu dikembangkan adalah
hak sipil dan politik yang pada mulanya bertujuan untuk mempertahankan dan melindungi
hak individu terhadap kekuasaan yang absolut dan bukan hak ekonomi sosial dan budaya.
Namun dengan negara yang menganut dalam konsep sosialis, hak ekonomi, sosial dan budaya
sebaliknya meminta campur tangan yang lebih jauh dari negara sebagai satu-satunya lembaga
yang dapat memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Bahkan belum lama ini
dilancarkan pula gagasan hak-hak generasi ke-3 atau solidaritas yang mewujudkan hubungan
yang lebih erat antara hak asasi dengan konteks ekonomi dan sosial, pembangunan, hak
untuk perdamaian dan mendapatkan lingkungan yang sehat.
1. Hak asasi pribadi / personal Right
• Hak kebebasan untuk bergerak, berpergian dan berpindah-pindah tempat
• Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat
• Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan
• Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini masing-
masing
2. Hak asasi politik / Political Right
• Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan
• Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
• Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik lainnya
• Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi
3. Hak asasi hukum / Legal Equality Right
• Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
• Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / PNS
• Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum

4. Hak asasi Ekonomi / Property Rigths


• Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli
• Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak
• Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll
• Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu
• Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak
5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights
• Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan
• Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan penyelidikan
di mata hukum.

6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right


• Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan
• Hak mendapatkan pengajaran
• Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat
PERLINDUNGAN HAK-HAK ASASI DALAM
KERANGKA UNIVERSAL
Secara tradisi satu-satunya pusat kekuasaan yang memiliki hak dan kewajiban hukum adalah
negara yang berdaulat itu sendiri, mereka berkuasa atas masyarakatnya masing-masing dan
dapat melakukan apa saja yang dikehendakinya. Mereka merasa bahwa rakyat dan individu
masih berada di bawah negara yang berdaulat, kekurangan deklarasi jangan dibiarkan
merusak kepercayaan terhadap individu telah menjadi subjek hukum internasional. Dengan
meluasnya hak-hak asasi manusia memberikan individu suatu subjek status subjek
internasional dan sangat membatasi gagasan campur tangan dalam masalah dalam negeri
sepanjang ada hubungannya dengan pelanggaran HAM.
PERLINDUNGAN HAK-HAK ASASI DALAM
KERANGKA REGIONAL
1. Perlindungan HAM Di Benua Eropa
Disusunnya HA-KHAN Eropa, selain untuk memperkuat deklarasi HAM PBB juga untuk memperkuat
solidaritas HAM di negara-negara eropa. Disamping itu bangsa-bangsa eropa memiliki persamaan tradisi , ide,
sejarah, dan politik. Materi dasar dan pengertian dasar HAM di negara-negara eropa tidak berbeda dengan
ketentuan-ketentuan yang tela ada di dalam deklarasi HAM PBB. Karena itu motif pencetusan HAM negara-
negara eropa antara lain bertujuan memperkuat HAM PBB. Kemudian khusus untuk melindungi HAM,
majelis eropa dengan kantor pusat di prancis telah membentuk:
• Komisi HAM Eropa (European Commission of Human Rights)
• Mahkamah HAM (Europran Court of Human Rights)
• Panitia Para Menteri (Committe of Ministers)
2. Perlindungan HAM Di Kawasan Amerika
Negara-negara amerika sejak tahun 1948 telah membentuk organisasi negara-negara amerika
(organization of america states) lewat kesepakatan Charter Bogota, kemudian dalam Deklarasi
Santiago ditegaskan kembali negar-negara amerika akan mengaitkan/memasukkan HAM ke dalam
konstitusinya. Pada tahun 1948 saat diselenggarakan konferensi negara-negara amerika ke-9 telah
disetujui pula american declaration the rights and duties of man.
Pada tahun 1959 telah dihasilkan satu resolusi pembentukan inter-american commission of
human rights, selanjutnya pada tahun 1969 disepakati pula american convention. HAM negara-
negara amerika menekankan dan menempatkan sebagai konsep dasar negara, bukan gerakan-
gerakan kedaerahan, hal ini sebagai sumbangan besar penghormatan atas HAM.
3. Perlindungan HAM Di Kawasan Afrika
Negara-negara afrika sudah membentuk organisasi negara-negara afrika, negara-negara afrika telah
menyelenggarakan koferensi I pada 1958, pertemuan tersebut menghasilkan deklarasi berisi:
• Menghormati HAM, sebagaimana ditentukan dalam piagam PBB.
• Segera memberikan dukungan kemerdekaan bagi bangsa-bangsa afrika yanng masih dijajah.
• Mengutuk rasialisme di afrika selatan.
Konferensi ke-2 tahun 1960 menegaskan kembali tentang penghapusan kolonialisme, mencegah munculnya
kolonialisme baru di afrika, serta mengajak semua negara untuk melawan politik apartheid di farika selatan.
Konferensi ke-3 diadakan tahun 1961, dihadiri oleh para sarjana hukum afrika, membahas the rule of law dalam
rangka menegakkan HAM antara lain berkaitan tentang ketatanegaraan, kepidanaan, serta kepengacaraan.
4. Perlindungan HAM Di Kawasan Asia
Negara-negara asia belum mempunyai piagam HAM, sebagaimana dimiliki negara-negara eropa, amerika,
maupun afrika. Hal ini disebabkan kuat dan dalamnya tradisi dan agama-agama besar di kebanyakan negara-
negara asia. Pengaruh tradisi dan agama pada sebagian besar negara-negara asia mewarnai pola pikir dan
sikap sebagian besar negara-negara asia.
Sebenarnya perjuanngan membebaskan diri dari penjajahan dan hak menentukan nasib sendiri merupakan
salah satu realisasi dari HAM. Karena itu persoalan lebih lanjut adalah bagaimana HAM dapat segera
diformalkan, yang berarti masuka dalam ha-kham di banyak negara asia. Atau diawali dengan menyusunnya
dalam satu piagam HAM asia, sebagaimana dilakukan oleh berbagai negara dari berbagai negara dari berbagai
kawasan lain. Kalau langkah tersebut dianggap penting dalam rangka mempercepat penghormatan atas HAM,
penulis cenderung mengusulkan para pemimpin negara-negara asia akan melangkah ke arah itu.
PERANAN ORGANISASI-ORGANISASI NON-
PEMERINTAH HAK ASASI MANUSIA
1. Amnesty Internasional
Organisasi ini adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang didirikan di inggris pada tahun
1961 dengan prakarsa seorang pengacara inggris, peter benenson, yang mengajukan
permohonan agar diberikan pengampunan bagi seluruh tahanan politik dunia. Keberhasilan
prakarsa ini telah menyebabkan didirikannya sebuah lembaga yang permanan, yang tidak
lama antaranya akan memperoleh kepercayaan dan rasa hormat yang cukup luas sehingga
mendapat hadiah nobel untuk perdamaian tahun 1997, memperoleh hadiah hak-hak asasi
manusia PBB tahun 1978 dan hadiah hak-hak asasi manusia dewan eropa tahun 1983.
2. Masyarakat Anti Perbudakan Untuk Melindungi Hak-hak Asasi Manusia
Organisasi non-pemerintah yang didirikan tahun 1823 ini memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap perundang-undangan dan praktik yang berkenaan dengan dihapuskannya
perbudakan. Tujuan mereka ialah menghapuskan perbudakan dan kerja paksa dalam segala
bentuknya, untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk pribumi dan melindungi hak-hak
asasi manusia sesuai dengan Deklarasi Universal HAM.
3. Federasi Internasional untuk HAM
Organisasi non-pemerintah ini terdiri dari cabang-cabang nasional di 36 negara. Ia didirkan
tahun 1922 di prancis untuk mendukung prinsip-prinsip keadilan, kebebasan, dan persamaan.
Para anggotanya melakukan misi-misi penyelidikan, bertindak sebagai pengamat kehakiman,
melakukan protes dan mengirimkan wakil-wakil kepada pemerintah mengenai pelanggaran-
pelanggaran terhadap HAM.
4. Liga Internasional untuk Hak dan Kemerdekaan Rakyat
Badan ini merupakan sebuah organisasi yang didirikan tahun 1976 oleh seorang politisi kiri
itali dan anggota parlemen itali.
5. Interights
Pusat internasional untuk perlindungan HAM adalah sebuah pusat hukum yang berpusat di
london yang memperhatikan pelaksanaan praktik daripada HAM dalam pengadilan dan
mahkamah nasional, regional, dan internasional.
6. Kelompok Hak Minoritas
Didirikan di inggris oleh kalangan liberal, kalangan perguruan tinggi, dan orang pers. Badan ini
telah aktif semenjak permulaan tahun 1970-an dan kini mempunyai kelompok-kelompoknya
di seluruh dunia.
PERADILAN INTERNASIONAL HAM

Pengadilan internasional dibentuk untuk mengadili para pelaku


pelanggaran berat HAM atau kejahatan internasional. Pelaku
kejahatan yang diadili oleh pengadilan internasional umumnya
adalah meraka yang tidak diadili oleh pengadilan nasional
BENTUK PERADILAN INTERNASIONAL HAM

•Adhoc
•Tetap/Permanen
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai