Anda di halaman 1dari 24

CHRONIC KIDNEY DISEASE

RAHMA WATI, S.Ked


Pembimbing :
dr. Haeril Aswar, Sp.PD

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN-SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2016
ANAMNESIS IDENTITAS PASIEN

PEMFIS

Nama : Tn. AJ
P.PENUNJANG Umur : 17 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
No. RM : 48 11 01
RESUME
Alamat : Koltim
Tgl Masuk RS : 5 Agustus 2016
DIAGNOSA DPJP : dr.Haeril aswar, Sp.PD

PENATALAKSANAAN
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Nyeri Ulu Hati

Seorang pasien MRS dengan keluhan nyeri ulu hati sejak kurang lebih dua bulan
sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan hilang timbul dan memberat satu minggu
terakhir, nyeri berkurang pada saat istrahat dan memberat ketika beraktivitas. Mual (+),
muntah (+) > 5x, isi makanan, lendir dan bercampur darah kehitaman, sekitar setengah
gelas aqua. Nafsu makan berkurang (+), lemas (+), pusing (+), Batuk (-), sesak (+),
nyeri dada (-) dan demam (-). BAB encer > 10 kali, warna kehitaman, ampas (+), BAK
biasa kesan normal.
• Riwayat penyakit : HT (-), DM (-).
• Riwayat penyakit dalam keluarga : tidak diketahui
• Riwayat sosial : merokok (+), minum alkohol (+) dari tamat SD sampai sebelum
masuk RS
PEMERIKSAAN FISIS

STATUS PRESENT
Keadaan umum : Sakit berat
Kesadaran : compos mentis
Status gizi : BB : 50 kg TB : 170 cm
IMT: 17,30 kg/m2

TANDA VITAL
Tekanan darah : 140/100 mmHg
Nadi : 108 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,5ºC/axillar
PEMERIKSAAN FISIS

Kulit
• Berwarna sawo matang, ikterik(-), petekie (+).

Kepala
• Bentuk oval, simetris, normocephal (+)

Rambut
• Berwarna hitam, tidak mudah tercabut, kesan normal

Mata
• Konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-)
• Pupil isokor, edema palpebra (+)
• Gerakan bola mata DBN
Hidung

tidak ada sekret, Epistaksis (-)

Telinga

Otorrhea (-), deformitas (-), nyeri tekan mastoid (-),


nyeri tarik tragus (-)

Mulut

Bibir eritema (+), perdarahan gusi (+)


Lidah kotor (+), tremor (-)
Stomatitis (+), Candidiasis (+)
Tonsil T1/T1 , Hyperemis (-)

PEMERIKSAAN FISIK
• Inspeksi : pembesaran (-)
• Palpasi : pembesaran kel. Tiroid (-),
Trakea di tengah, tidak ada
LEHER pembesaran KGB,
• JVP= R+2 cmH2O

Inspeksi : pergerakan simetris kiri dan kanan, retraksi


sela iga (-),
Palpasi : Nyeri tekan (-), krepitasi (-), massa tumor (-)
THORAKS vokal fremitus kiri dan kanan simetris kesan normal
Perkusi : Sonor (+) batas paru hepar ICS VI
Auskultasi : Vesikuler, wheezing -/- , ronkhi +/+

Inspeksi : IC terlihat
Palpasi : IC teraba, thrill (-)
Perkusi : Pekak (+), batas jantung kanan : linea
parasternalis kanan dan batas jantung kiri : ICS V linea
JANTUNG midclavicularis kiri (kesan normal)
Auskultasi : BJ I/II murni reguler, murmur (-), S3
gallop (-)

PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : Datar, ikut gerak nafas.
Auskultasi : Peristaltik (+), 16/menit kesan
meningkat
ABDOMEN Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+),
nyeri tekan hipocondrium dextra (-),
Pembesaran lien (-). Ballotemen ginjal (-)
Perkusi : Tympani (+)

Inspeksi : simetris , retraksi sela iga (-),


deformitas (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), kreptasi (-), massa
tumor (-) vokal fremitus kiri dan kanan simetris
kesan normal
PUNGGUNG Perkusi : batas paru hepar setinggi costa IX-X
kanan
Auskultasi : Vesikuler, wheezing -/- , ronkhi -/-

PEMERIKSAAN FISIS
EKS. Ekstremitas atas: Akral hangat,
pitting edema -/-, petekie -/-,
ATAS kekuatan otot 5/5.

Ekstremitas bawah: Akral


EKS. hangat, edema -, pitting
BAWAH edema +/+ petekie +,
kekuatan otot 5/5.

PEMERIKSAAN FISIK
Darah Rutin
5/8/2016
PEMERIKSAN
PENUNJANG Parameter Hasil Nilai Rujukan

WBC 6,44 [10^3/ul] 4.00-10.0

RBC 1,84 [10^6/ul] 4.00-6.00

HGB 5,2 [g/dl] 12.0-16.0

HCT 15,0 [%] 37.0-48.0

MCV 81,5 fL 80,0-97,0

MCH 28,3 pg 26,5-33,5

MCHC 34,7 g/dl 31,5-35,0

PLT 51 [10^3/ul] 150-400


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Kimia Darah
5/8/2016
Parameter Hasil Nilai Rujukan

GDS : 92 mg/dl 70-180

Ureum : 203 mg/dl P = 15-40


L = 19-44
Creatinin : 18,7 mg/dl P = 0.5-1.0
L =0.7-1.2
SGOT 48 mg/dl P= < 31
L=< 45
SGPT 48 mg/dl P= < 31
L= <41
Foto Thorax
8/8/2016
PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Corakan
bronkovaskular dbn
- cor : CTI dbn
- kedua sinus tumpul
- tulang-tulang intak

Kesan : efusi pleura


minimal bilateral
PEMERIKSAAN PENUNJANG USG Abdomen
8/8/2016

- Kedua ginjal : mengecil, echo


parenkim meningkat, echo batu
(-)
- Tampak echo cairan bebas intra
abdominal yang banyak
- GB,lien, pankreas dan VU dbn

Kesan : PNC bilateral, Ascites


Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)
LFG (ml/mnt/1,73 m2) = (140 – umur) X Berat Badan *)
72 X kreatinin plasma (mg/dl)
LFG= (140 – 17 tahun) x 50 kg
72 X 18,7 mg/dL
= 4,57mL/min/1,73 m2 ( CKD Stage V)
RESUME
 Laki-laki 17 tahun
 nyeri uluh hati
 Mual (+), muntah (+) > 5x, isi makanan,
lendir dan bercampur darah kehitaman, Pemeriksaan Penunjang :
sekitar setengah gelas aqua. FotoThoraks : kesan efusi pleura bilateral
 Nafsu makan berkurang (+), lemas (+), USG Abdomen : kesan PNC dan Ascites
pusing (+).
 BAB encer > 10 kali, warna kehitaman,
ampas (+)

Hasil Pemeriksaan Fisik:

•Konjungtiva anemis Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)


•Udema palpebra 4,57mL/min/1,73 m2 ( CKD Stage V)

RESUME
• Bibir eritema crusta, lidah kotor dan
stomatitis
ASSESMENT
CKD grade V
Dispepsia
Anemia
Hematemesis
Melena

Rencana Pemeriksaan :
1. Kontrol darah rutin
PENATALAKSANAAN

Farmakologi

Non Farmakologi • IVFD NaCl 0,9% 20 tpm


• Asam traneksamat
• Ondansentrone 1
• Tirah baring amp/12jam/iv
• Diet rendah garam • Pantoprazol 1 vial/24 J/IV
• Sucralfat sirup 3 x 1 cth
• Furosemide 1 amp/pre
transfusi/IV
• Asam folat
• Transfusi PRC 800 cc
PEMBAHASAN
KASUS TEORI

♂, usia 17 tahun CKD penyakit yang sering dijumpai pada


praktik. Prevalensi di negara maju mencapai
10-13% dari populasi. Perhimpunan Nefrologi
Indonesia melaporkan sebanyak 12,5% populasi
di Indonesia mengalami penurunan fungsi
ginjal. Data dari Europian Dialysis and
Transplant Association (EDTA) melaporkan
tingkat insidensi CKD sebesar 12,1 kasus
MARP dengan tingkat prevalenssi sebesar 74,7
pada anak yang berusia kurang dari 20 tahun.
PEMBAHASAN
Kasus Teori
- Mual Gangguan yang tampak secara klinis baru terlihat
- Muntah pada CKD stadium 4 dan 5. beberapa gangguan
- Lemah yang sering muncul yaitu kekurngan gizi dan
- Nafsu makan menurun protein, gangguan elektrolit, asidosis, anemia,
- Pusing hipertensi.
Manifestasi Klinis:
a. Sesuai dengan penyakit yang mendasari : DM,
Hipertensi, SLE, dan lain sebagainya
b. Sindroma Uremia, terdiri dari lemah, letargi,
anorksia, mual dan muntah
c. Gejala komplikasi seperti anemia
PEMBAHASAN
Kasus Teori
Pemeriksaan Lab: Anemia pada penyakit ginjal kronik adalah jenis
Hb 5,2 g/Dl normositik normokrom yang khas selalu terjadi
hematokrit: 15,0 % pada sindrom uremia. Biasanya hematokrit
Rbc:1,84 menurun hingga 20-30% sesuai derajad azotemia.
PLT:51 Komplikasi ini biasa ditemukan pada penyakit
ginjal kronik stadium 4, tapi kadang juga
ditemukan sejak awal stadium 3. Penyebab utama
anemia pada pasien dengan penyakit ginjal kronik
adalah kurangnya produksi eritropoetin (EPO)
karena penyakit ginjalnya. Faktor tambahan
termaksud kekurangan zat besi (anemia penyakit
kronik), hiperparatiroid berat dengan konsekuensi
fibrosis sumsum tulang, pendeknya masa hidup
eritrosit akibat kondisi uremia. Selain itu kondisi
komorbiditas seperti hemoglobinopati dapat
memperburuk anemia
PEMBAHASAN
Kasus Teori

Laju Filtrasi Klasifikasi berdasarkan LFG


Glomerulus : 4, 57 I : normal atau meningkat ( ≥ 90)
mL/ min/1,73 m2 II: ringan ( 60-89 )
(CKD Stage V ) III: sedang ( 30-59 )
IV: berat ( 15 – 29)
V : gagal ginjal ( < 15)
PEMBAHASAN
kasus teori

Berdasarkan hasil USG Etiologi CKD


abdomen di dapatkan a. Penyakit ginjal diabetes : Diabetes tipe 1 dan
kesan Pielonefritis Kronik 2
b. Penyakit ginjal non diabetes (penyakit
glomerulus: autoimun, infeksi, dan obat ;
penyakit vaskular: hipertensi dan
mikroangiopati; penyakit tubulointerstisial:
Pielonefritis Kronis; Penyakit kistik : ginjal
polikistik)
c. Penyakit pada transplantasi: rejeksi kronik
dan keracunan obat
PEMBAHASAN
kasus teori

Farmakologi: Tata laksaana untuk mencegah progresivitas PGK:


• IVFD NaCl 0,9% 20 tpm 1. Kontrol tekanan darah.
• Asam traneksamat 2. Kontrol glukosa darah, target Hba1c < 7 %
• Ondansentrone 1 amp/12jam/iv 3. Restriksi cairan
• Pantoprazol 1 vial/24 J/IV 4. Restriksi asupan garam
• Sucralfat sirup 3 x 1 cth 5. Terapi dislipidemia
• Furosemide 1 amp/pre transfusi/IV 6. Modifkasi gaya hidup
• Asam folat 7. Edukasi
• Transfusi PRC 800 cc
Tata laksana untuk mangatasi kompilkasi PGK
Non farmakologi: 1. Anemia. Terapi eritropoetin apabila Hb < 10 g/dl dan Ht < 30%
Tirah baring (Target Hb 10 -12 g/dl, Ht > 30%)
Restriksi asupan protein untuk 2. Asidosis metabolik. Koreksi dilkaukan dengan suplemen bikarbonat
mencegah resiko malnutrisi oral untuk mempertahankan kadar HCO3 < 22 mmol/L. Koreksi
dilakukan dengan suplemen bikarbonat oral untuk mempertahankan
kadar HC03 22-24 mmol/L. Bikarbonat oral diberikan 3 x 2 tablet
(325-2000 mg perhari)
3. Hiperfosfatemia:Koreksi dilakukan dengan pemberian phosphate
binders misalnya kalsium aasetat atau kalsium karbonat 3-6 gr/hari
4. Hiperhomosisteinemia. Pemberian oral asam folat 15 mg dan
Vitamin B12 .

Anda mungkin juga menyukai