dr. Zulfahmi
L/O/G/O Pimpinan Sidang
Dr. Bistok Sihombing SpPD
Divisi Geriatri
• Nama : Mancang Tarigan
• MR : 68.00.66
• Usia : 68 tahun
• Status : Menikah
• Pekerjaan : Petani
• Pendidikan : Tamat SLTA
• Suku : Karo
• Agama : Kristen
• Alamat : Desa Paribun
• Tgl.Masuk : 8/07/2016 Jam 23.00
Anamnesis
Keluhan Utama : Penurunan kesadaran
Deskripsi :
Hal ini dialami os sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk
rumah sakit. Penurunan kesadaran terjadi secara perlahan-
lahan, kejang (-). Riwayat trauma (-) Riwayat penurunan
kesadaran sebelumnya (+). Demam (+) sejak 7 hari yang
lalu, demam bersifat naik turun secara terus menerus,
dengan suhu tertinggi lebih dari atau 39C. Demam tidak
pernah turun hingga ke suhu normal. Demam turun dengan
obat penurun panas. Riwayat bepergian ke daerah
endemis malaria (-).
• Os juga mengeluh muntah darah berwarna merah segar
(+), hal ini dialami os sejak 2 hari yang lalu dengan
frekuensi muntah 5 kali dalam satu hari. Muntah
berwarna merah segar dan bercampur warna kehitaman.
Muntah darah diikuti BAB berwarna hitam pekat seperti
warna rambut, dengan frekuensi BAB 2 kali dalam satu
hari.
• Batuk juga dialami pasien sejak 7 hari yang lalu, batuk
berdahak dijumpai dengan dahak berwarna putih kental.
batuk berdarah (-), keringat malam (-)
Muka pucat disadari keluarga os sejak 2 hari
terakhir, riwayat BAB keluar cacing (-).
Riwayat transfusi darah (-). Riwayat
penggunaan obat tidak dijumpai, os
mengaku sering mengkonsumsi obat-obatan
herbal. riwayat sakit kuning sebelumnya
disangkal os. Riwayat konsumsi jamu-
jamuan tidak dijumpai. BAK (+) Normal. BAB
normal
PEMERIKSAAN
• BB : 45 kg, TB : 160 cm, IMT : 20,2 kg/m2 (normoweight)
FISIK
• Vital sign :
Sens : Somnolen, TD : 160/80 mmHg, HR : 110x/i, RR : 28x/I, temp :
38,6°C
• Kepala : Mata : Conj. Palpebra inferior pucat (+/+), t/h/m tidak
dijumpai kelainan
• Leher : TVJ R-2 CmH2O, trakea medial
• Toraks : SP : bronkial seluruh lapangan paru
ST : Ronkhi basah pada lap. Tengah paru kanan
• Abdomen : Simetris normal, soepel, H/L/R: tidak teraba
• Ekstremitas : Superior :tidak dijumpai kelainan
Inferior : edema (-/-)
LAB 6/3/2015
HEMATOLOGI
HASIL LAB IGD 6/3/2015
Hb: 6,6 g% Leukosit:8250/mm3 Trombosit: 127.000/mm3
MCV: 64,5 fL MCH: 20,3 ρg MCHC: 31,5 g/dl.
Ht: 21,3%
AGDA
pH 7,434 pCO2 18,9 pO2 169,1 HCO3 12,3 total CO2 12,9 BE -10,8 sat.O2 99,5
GINJAL
Ureum: 240 mg/dL Kreatinin: 2.61 mg/dL
ELEKTROLIT
Natrium : 153 mEq/L Kalium: 4,6 mEq/L Klorida : 110 mEq/L
URINALISA RUANGAN
Protein (-) Bilirubin (-) Reduksi (-)
Urobilinogen (-) Sedimen Eritrosit : 0-1 Sedimen Leukosit: 0-1
Sedimen epitel : 0 Sedimen kristal : -
KGD adr: 212 mg/dL
EKG
Aorta dilatasi
kalsifikasi, kedua
sinus
costophrenicus
lancip, kedua
diafragma licin.
Tidak tampak
infiltrat pada kedua
lapangan paru.
Jantung ukuran
normal CTR<50%.
Trakea di tengah.
Tulang tulang dan
soft tissue baik.
Kesimpulan: Tidak
tampak kelainan
pada cor dan
pulmo
Penilaian Geriatri
• S : Penurunan kesadaran (+) , Riwayat berbaring > 1 tahun (+) , Riwayat penurunan
memori disangkal, riwayat penurunan nafsu makan disangkal, Riwayat jatuh (+)
• O : Sens : Sopor TD : 140 /80 HR : 100 x / I RR : 24 x / I T : 37.8 C
• MMSE = 0/30
• GDS : 6
• ADL / Barthel Index : 0 ( Ketergantungan berat)
• A : Sindrom Delirium akut e.c Sepsis e.c Pneumonia
• Imobilisasi
• Instability
• Infection
• Resiko Malnutrisi
• Vision of loss
• Hipertensi pada usia lanjut
• Post PSMBA e.c Gastritis erosiva
• AKI Std Injury
• Anemia e.c Perdarahan
• Dm Tipe 2
Tatalaksana
• P : Tirah baring
• Nutrisi yang adekuat konsul gizi
• Atasi penyakit dasar
• Immobilisasi bertahap bila penyakit dasar
telah teratasi
• Miring kanan miring kiri / 2 jam
Follow Up 29-31 Juli 2015
Penurunan kesadaran,
os tampak mengantuk,
sulit dibangunkan
Sens: Somnolen
TD :140-180/80-90 mmHg
Nadi: 90-120 x/mnt, reguler, t/v:
cukup
RR : 20-30 x/mnt; Temp: 36,4-
36,8°C;
PD : Mata : Conj. Palpebra inferior
pucat (+/+)
Thorax : Sp : Bronkial
ST : Ronkhi basah kedua lapangan
tengah bawah paru (+)
Ekstremitas: oedema pretibial (-/-)
Hasil Laboratorium Tanggal 31/7/2015
Hasil Hb: 5.7 g/dL(11,7-16,1),
Leukosit: 12.06/mm3 (4,2-4,87),
Lab Ht: 17.7% (38-44),
Trombosit: 208.000/mm3 (150-450),
MCV: 91,2 fL (85-95),
MCH: 29.4 ρg (28,8),
MCHC: 32.2 g/dl (33-35).
Neutrofil:76.8% (37-80)
Limfosit: 14.8% (20-40)
Monosit: 7.9% (2-8),
Eosinofil: 0.3% (1-6)
Basofil: 0.2% (0-1)
Sens: Somnolen
TD :130-140/80-90 mmHg
Nadi: 90-120 x/mnt, reguler, t/v:
cukup
RR : 20-30 x/mnt; Temp: 36,4-
36,8°C;
PD : Mata : Conj. Palpebra inferior
pucat (+/+)
Thorax : Sp : Bronkial
ST : Ronkhi basah lapangan
tengah paru kanan (+)
Ekstremitas: oedema pretibial (-/-)
Hb: 5.3 g/dL(11,7-16,1),
Hasil Leukosit: 9,77/mm3 ( 4,2-4,87),
Ht: 16.8% (38-44),
Lab Trombosit: 194.000/mm3 (150-450),
MCV: 94,9 fL (85-95),
MCH: 29.9 ρg (28,8),
MCHC: 31.5 g/dl (33-35).
Neutrofil:73.3% (37-80)
Limfosit: 18.5% (20-40)
Monosit: 5.5% (2-8),
Eosinofil: 2.6% (1-6)
Basofil: 0.1% (0-1)
Reticulosit count : 3.77% (0.2-2.5
Sens: Somnolen
TD :130-180/80-90 mmHg
Nadi: 90-120 x/mnt, reguler, t/v:
cukup
RR : 20-30 x/mnt; Temp: 36,4-
36,8°C;
PD : Mata : Conj. Palpebra inferior
pucat (+/+)
Thorax : Sp : Bronkial
ST : Ronkhi basah kedua lapangan
tengah bawah paru (+)
Ekstremitas: oedema pretibial (-/-)
Hasil Hb: 8.7 g/dL(n:11,7-16,1),
Leukosit: 7.48/mm3 (n: 4,2-4,87),
Lab Ht: 26.4% (n: 38-44),
Trombosit: 162.000/mm3 (n:150-450),
MCV: 91,7 fL (n:85-95),
MCH: 30.2 ρg (n: 28,8),
MCHC: 33 g/dl (n:33-35).
Neutrofil:76.9% (n:37-80)
Limfosit: 12.8% (n:20-40)
Monosit: 7.9% (2-8),
Eosinofil: 2.1% (n:1-6)
Basofil: 0.3% (n: 0-1)
Eeles, et al. 2010. Delirium in Brocklehurst’s Textbook of Geriatric Medicine and Gerontology 7th Ed.
Watts, et al.. 2009. Dementia in ABC of Geriatric Medicine.
Demensia VS Delirium
Soejono CH, Putu D. Sindrom Delirium (Acute Confusional State). Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, dkk ,penyunting. Buku ajar ilmu
penyakit dalam jilid I edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009. hal. 907-912
Pencegahan
Yale Delirium Prevention Trial Intervensi terhadap 6 faktor resiko :
• Orientasi dan aktivitas terapeutik untuk gangguan fungsi kognitif
• Mobilisasi awal untuk mencegah imobilisasi
• Pendekatan non farmakologik untuk menimalisir penggunaan obat
psikoaktif
• Intervensi untuk mencegah gangguan tidur
• Komunikasi dan alat bantu untuk gangguan penglihatan dan pendengaran
• Intervensi segera pada gangguan cairan tubuh
L/O/G/O
Kesimpulan: gambaran akut pielonefritis
bilateral, Dd: sistitis