Anda di halaman 1dari 48

Ulfa Rahmadanti

12100116243

SMF ANESTHESIOLOGI & TERAPI INTENSIF


RSUD AL-IHSAN
BANDUNG
Nama :Ny. E No. CM : 45-23-xx
Umur : 57 tahun
Alamat : Banjaran
Pendidikan: SMP
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Suku : Sunda
Tgl Masuk RS : 22-12-2017
Tgl Keluar RS : 23-12-2017
Perdarahan dari jalan lahir
Pasien mengeluh perdarahan dari jalan lahir
sejak 8 bulan SMRS. Pada 2 bulan pertama darah
yaang keluar hanya sedikit, dan tidak terjadi setiap
hari, yaitu hanya 2 hari dalam satu minggu. Dalam
6 bulan terakhir perdarahan terjadi setiap hari.
Dalam satu hari Perdarahan jumlahnya banyak,
sampai satu pembalut penuh. Pasien juga
mengeluhkan mules setiap kali perdarahan.
Pasien menyangkal merasakan adanya benjolan
di bagian perutnya. Pasien juga menyangkal
adanya nyeri pinggang, frekuensi BAK nya menjadi
lebih sering, dan konstipasi.
Anak ke tahun Usia Tempat penolong Jenis
kehamilan melahirkan kelamin

1 1977 9 bulan bidan bidan perempuan

2 1979 9 bulan rumah paraji Laki-laki

3 1989 9 bulan rumah paraji Laki-laki


Riwayat perkawinan
Menikah pertama kali
Usia awal menikah : 17 tahun

Haid
Menarche usia: 16 tahun
Menopause usia : 55 tahun
Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 24x/menit
Suhu : 36,7

Status Interna
Kepala : Conjunctiva : anemis (+/+)
Sklera anikterik
Leher : Tiroid : t.a.k
KGB : t.a.k
Thoraks : Cor: BJ I:II , murni reguler,murmur (-) gallop (-)
Pulmo : VBS ki = ka . rh (-/-) wh (-/-)
Abdomen : Cembung, keras, Tidak Teraba benjolan, NT(-)
Hepar : tidak membesar
Lien : tidak membesar
Edema : -/-
Pemeriksaan luar
Inspeksi : tidak tampak adanya benjolan
Pemeriksaan Dalam :
Palpasi
Massa Tumor : Tidak teraba Tidak Dilakukan
Pemeriksaan
LABORATORIUM USG
Penebalan didnding uterus 4 cm
Tanggal 18-12-2017 Mioma uteri
Hematologi Rutin

Hemoglobin : 8,7 mg/dl


Hematokrit : 28,2 %
Leukosit : 8800 /mm3
Trombosit : 417.000 /mm3
Eritrosit : 3,48 juta/mm3
Mioma uteri + Anemia
Rawat ( rawat inap, tirah baring)

Tranfusi

Observasi KU, TTV, perdarahan

Rencana histerektomi
Tanggal Catatan Terapi

23-12- S : mules , keluar perdarahan Puasa 6 jam


2017 O : td = 130/90, N = 88, r = 18, s = 36,7 Sedia darah
Conjungtiva anemic, sclera anicteric Anestesi umum
Abdomen : Datar, lrmbut, masaa (-), NT (-) Histerektomi
Lab : Pemberian analgetik
Hemoglobin : 8,7 mg/dl Hematokrit : 28,2 % Rawat Inap
Leukosit : 8800 /mm3
Trombosit : 417.000 /mm3
Eritrosit : 3,48 juta/mm3

A: Mioma Uteri + Anemia


ASA II
Bagaimanakah Penegakkan Diagnosis Pada Kasus?

Anamnesis : Hasil USG :


mengeluh adanya
Penebalan dinding
perdarahan dari
uterus 4 cm
jalan lahir stelah
menopause mioma uteri

Mioma
uteri
Apakah pengelolaan kasus ini sudah tepat?

• Pengelolaan pasien ini sudah tepat, Histerektomi merupakan


pengobatan definitif untuk gejala yang persisten. Namun, histerektomi
dianjurkan terutama pada pasien-pasien simptomatik yang tidak lagi
menghendaki anak di kemudian hari
Bagaimanakah Prognosis Pada pasien ini

A. Quo ad vitam
Ad bonam.
B. Quo ad functionam
Reproduksi
Ad mlam
Seksual
Ad bonam
Epidemiologi
Definisi
Merupakan jenis tumor yang paling
Mioma uteri adalah sering. Kesehatan reproduksi wanita yang
menjadi masalah adalah salah satunya
tumor jinak otot polos mioma uteri yang insidensinya terus
uterus yang terdiri dari mengalami peningkatan. Diduga bahwa
20% dari wanita berumur 35 tahun
sel-sel jaringan otot polos, menderita myoma uteri walaupun tanpa
jaringan pengikat fibroid disertai gejala. Kejadian mioma uteri di
dan kolagen. Indonesia sebesar 2,39%-11,70% pada
semua penderita ginekologi yang dirawat.
Hormon Riwayat
Usia Etnik
Endogen Keluarga

Terapi Hormon Kontrasepsi


Berat Badan Diet
menopause Oral

Olahraga Kehamilan Merokok


Genetik

Hormonal

Growth Factor
• Mioma uteri yang berasal dari sel otot polos
miometrium, menurut teori onkogenik maka
patogenesa mioma uteri dibagi menjadi 2 faktor yaitu
inisiator dan promotor. Faktor-faktor yang
menginisiasi pertumbuhan mioma masih belum
diketahui pasti. Dari penelitian menggunakan glucose-
6-phosphatase dihydrogenase diketahui bahwa
mioma berasal dari jaringan uniseluler. Transformasi
neoplastik dari miometrium menjadi mioma
melibatkan mutasi somatik dari miometrium normal
dan interaksi kompleks dari hormon steroid seks dan
growth factor lokal. Mutasi somatik ini merupakan
peristiwa awal dalam proses pertumbuhan tumor. 7
• Tidak dapat dibuktikan bahwa hormon estrogen
berperan sebagai penyebab mioma, namun diketahui
estrogen berpengaruh dalam pertumbuhan mioma.
Mioma terdiri dari reseptor estrogen dengan
konsentrasi yang lebih tinggi dibanding dari
miometrium sekitarnya, namun konsentrasinya lebih
rendah dibanding endometrium. Hormon progesteron
meningkatkan aktifitas mitotik dari mioma pada
wanita muda namun mekanisme dan faktor
pertumbuhan yang terlibat tidak diketahui secara
pasti. Progesteron memungkinkan pembesaran tumor
dengan cara down-regulation apoptosis dari tumor.
Estrogen berperan dalam pembesaran tumor dengan
meningkatkan produksi matriks ekstraseluler.7
Tumor massa
di perut Perdarahan Nyeri
bawah

Pressure Gejala-gejala
Effect sekunder
Pregnancy
loss

persalinan
malpresentasi
prematur

hambatan
pertumbuhan
intrauterin MYOMA Cedera janin

plasenta
operasi caesar
previa

perdarahan
postpartum
Kehamilan
sebagian besar mioma
tidak bertambah besar
selama kehamilan
- Gangguan haid Pemeriksaan Bimanual Ultrasonography
- Merasa ada benjolan (transabdominal,
di perut bagian bawah transvaginal, kontras
sonohysterorography)
- Keluhan Penekanan
Bila seorang wanita dengan myoma mencapai
menopause, biasanya tidak mengalami keluhan,
bahkan dapat mengecil, oleh karena itu sebaiknya
myoma pada wanita premenopause tanpa gejala
diobservasi saja. Bila myoma besarnya sebesar
kehamilan 12-14 minggu apalagi disertai pertumbuhan
yang cepat sebaiknya dioperasi, walaupun tidak ada
gejala/keluhan. Sebabnya myoma yang besar, kadang-
kadang memberi kesukaran pada operasi.
Terapi yang dapat memperkecil volume atau menghentikan
pertumbuhan mioma uteri secara menetap belum tersedia
pada saat ini. Terapi medikamentosa masih merupakan
terapi tambahan atau terapi pengganti sementara dari
operatif. Preparat yang selalu digunakan untuk terapi
medikamentosa adalah analog :
• GnRHa (Gonadotropin realising Hormon Agonis)
• Progesteron
• tamoksifen
• goserelin
• antiprostaglandin
• agen-agen lain seperti gossypol dan amantadine.
Radioterapi

• Hanya dilakukan pada wanita yang tidak dapat dioperasi (bad risk
Patient)
• Uterus harus lebih kecil dari umur kehamilan 3 bulan
• Bukan jenis submukosa
• Tidak disertai radang pelvis, atau penekanan pada rektum
• Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan
menopause
• Jenis : Radium dalam cavum uteri, X-ray pada ovaria (castrasi)
Operasi

• Myomektomi dilakukan bila masih diinginkan keturunan. Syaratnya


dilakukan kuretase dulu, untuk menghilangkan kemungkinan keganasan.
Kerugian dari myomektomi adalah melemahkan dinding uterus, ruptura
uteri pada wanita hamil, menyebabkan perlekatan, dan residif.3
• Histerektomi merupakan pengobatan definitif untuk gejala yang
persisten. Namun, histerektomi dianjurkan terutama pada pasien-pasien
simptomatik yang tidak lagi menghendaki anak di kemudian hari.
Histerektomi dilakukan pada myoma yang besar dan multipel. 3
• Embolisasi arteri uterus (Uterin Artery Embolization / UAE), adalah injeksi
arteri uterina dengan butiran polyvinyl alkohol melalui kateter yang
nantinya akan menghambat aliran darah ke mioma dan menyebabkan
nekrosis. Nyeri setelah UAE lebih ringan daripada setelah pembedahan
mioma dan pada UAE tidak dilakukan insisi serta waktu penyembuhannya
yang cepat.5
Infertilitas

Masalah pada
kehamilan
• Kebanyakan fibroid tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan
pengobatan.
• Untuk fibroid yang melakukan menyebabkan gejala, operasi
pengangkatan rahim (histerektomi) adalah satu-satunya terapi definitif.
operasi pengangkatan fibroid saja (miomektomi) dilakukan dengan
endoskopi bagi beberapa wanita dengan hasil baik yang menetap, dan
histeroskopi miomektomi dilakukan berhasil untuk wanita dengan
tumor submukosa fibroid simptomatik.
• Penggunaan prosedur UFE / UAE secara signifikan meningkatkan atau
menyelesaikan gejala pada 81% sampai 96% dari individu.
• Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) agonis membawa penurunan
40% sampai 60% dalam ukuran fibroid setelah 3 bulan pengobatan.
Setengah fibroid tumbuh kembali, namun, setelah pengobatan
dihentikan.
• Fibroid biasanya berhenti muncul dan berkembang setelah seorang
wanita mencapai menopause.
Definis Epidemiologi

• Abortus merupakan istilah yang • sukar ditentukan


diberikan untuk semua kehamilan yang • Menurut WHO (1998) dioerkirakan 11%
berakhir sebelum periode viabilitas kematian ibu disebabkan oleh abortus.
janin, yaitu janin berakhir sebelum Pada tahun 2000 di indonesia dilakukan
berat janit 500 gr. Bila berat badan penelitian oleh pusat penelitian
tidak diketahui, maka perkiraan lama kesehatan lembaga penelitian
kehamilan kurang dari 20 minggu universitas indonesia menyimpulkan
lengkap (139) hari. bahwa di indonesia terjadi 43 abortus/
130 kelahran hidup atau 30% dari
kehamilan.
• 10-20% dari kehamilan yang diketahui
dan mengalami abortus spontan, dan
mengetahuinya setelah terjadi
kematian fetus.
• Kejadiannya meningkat pada usia lebih
dari 40 tahun
Faktor Faktor
Fetal Maternal

Faktor
Paternal
Infeksi

Faktr
Nutrisi
Immunologi

Inherited
Pengobatan
Thrombophilias

Faktor
Maternal

Faktor
Kanker lingkungan dan
pekerjaan

Uterine Defects Kelainan Medis

Faktor sosial dan


behavoral
ABORTUS

ABORTUS SPONTAN ABORTUS PROFOKATUS

ABORTUS Imminens ABORTUS ABORTUS


ABORTUS Insipien
MEDISINALIS PROFOKATUS
ABORTUS Inkomplit ABORTUS Komplit

ABORTUS Habittualis miss ABORTION


Iminens Insipiens Inkomplit Komplit Missed Abortion

• Perdarahan • Abortus yang • Sebagian buah • Seuruh buah • Seuruh buah


bercak sedang kehamilan kehamilan kehamilan
• nyeri perut berlangsung telah keluar telah keluar telah keluar
ringan • Mules-mules melalui melaluikanalis melalui
• buah • kanalis servikalis • kanalis
kehamilan servikalis servikalis
masih mungkin • terdapat sisa
berlanjut konsepsi dalam
• Masih dapat rongga rahim
dipertahankan
• Abortus biasanya dimulai dengan perdarahan pada
desidua basalis yang menyebabkan nekrosis
jaringan sekitarnya. Zigot dapat terlepas sebagian
atau seluruhnya dan menjadi benda asing bagi
uterus sehingga merangsang terjadinya kontraksi
rahim dan menyebabkan ekpulsi buah kehamilan.
Pada telur kosong tidak terdapat janin, hanya
ditemukan kantung kehamilan.
• Perlu diingat bahwa pada abortus spontan,
kematian embrio biasanya terjadi paling lama 2
minggu sebelum perdarahan.
Abortus Iminens
Abortus Inkomplit
Infeksi (sepsis, bisa
Perdarahan hebat Kerusakan serviks menyebabkan
kemandulan)

Gagal ginjal
Perforasi (karena infeksi dan Syok Bakterial
syok)
Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi
aborsi spontan sebelumnya (Manuaba, 1998).

• Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan


abotus yang rekuren mempunyai prognosis yang baik
sekitar >90 %.
• Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak
diketahui, kemungkinan keberhasilan kehamilan sekitar 40-
80 %.
• Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan
aktivitas jantung janin pada kehamilan 5 sampai 6 minggu
pada wanita dengan 2 atau lebih aborsi spontan yang tidak
jelas.
1. Berek JS. Novak’s Gynecology 14th Edition. Philadelphia : Lippincot Williams And Wilkins, 2007.
2. Lilyani ID, dkk. Hubungan Faktor Risiko dan Kejadian Mioma Uteri di Rumah Sakit Umum Daerah
Tugurejo Semarang. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
3. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD. Ginekologi Edisi 2. 1981. Bandung. Elstar
Offset.
4. Parker, William H. Etiology, Symptomatology and Diagnosis of Uterine Myomas. Volume 87. Department
of Obstetrics and gynecology UCLA School of Medicine, Los Angeles, California.American Society for
Reproductive Medicine, 2007. 725-733.
5. Vilos G.A. dkk, Guidelines for The Management of Uterine Leiomyomas,SOGC Clinical Practice
Guidelines, No. 318, February 2015.
6. Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
7. Memarzadeh S, Broder MS, Wexler AS, Pernoll ML. Leiomyoma of the uterus. In: Current obstetric &
Gynecologic diagnostic & treatment, Decherney AH, Nathan L, editors. Ninth edition. Lange Medical
Books, New York, 2003.p: 693 – 701.
8. Cunningham, F. G., Leveno, K. J., Bloom, S. L., Hauth, J. C., Gilstrap, L., & Wenstrom, K. D. (2014).
Pregnancy Hypertension. Dalam F. G. Cunningham, K. J. Leveno, S. L. Bloom, J. C. Hauth, L. Gilstrap, & K.
D. Wenstrom (Penyunt.), Williams Obstetrics (24th Edition ed.). New York: The McGraw-Hill Companies
9. Panduan praktis klinis obstetric dan ginekologi. Dep/SMF Obstetri dan Ginekologi FK Unpad RSHS.
Bandung. 2015

Anda mungkin juga menyukai