Anda di halaman 1dari 105

TUMOR KULIT

TUMOR JINAK TUMOR TUMOR GANAS


PRAKANKER

Tumor yang berdiferensiasi Tumor ini memiliki Memiliki struktur yang tidak
normal (matang) kecenderungan berkembang teratur dengan difernsiasi
menjadi kanker. sel pada berbagai tingkat.
Pertumbuhan lambat dan Jika diketahui dan diterapi Umumnya pertumbuhan
ekspansif, kadang tidak sedini mungkin memberikan cepat (Kecuali basalioma)
menimbulkan permasalahan. penyembuhan yang bersifat ekspansif, infiltrat,
memuaskan. merusak jaringan sekitar dan
bermetastase.
Jenis yang sering ditemukan : Gambaran klinis : tanda Jenis terbanyak :
Keratosis Seboroik keratosis, ulserasi, nodul, Karsinoma sel basal,
papul. Karsinoma sel skuamosa,
Tumor Kulit

Tumor
Tumor Jinak Tumor Ganas
Pracancer

 Solar Keratosis  Basal Cell


 Cyt
 Actinic Carsinoma
 Fibroma
Keratosis  Squamous Cell
 Haemangioma
 Arsenical Ca
 Xanthoma
 Leokoplakia  Melanoma
 Naevus
 Bowen’s Maligna
Disease
TUMOR JINAK
TUMOR JINAK KULIT
NO NAMA ASAL TEMPAT GAMBARAN KLINIS ANJURAN TERAPI
PREDILEKSI

1 Keratosis Epidermis -Tubuh bagian -papul warna coklat -Bedah plastik


seboroik atas sampai hitam -Bedah beku
- muka -Dapat generalisata -Bedah kimia
-Perabaan kenyal
2 Nevus Krista neura Muka dan badan - Papul batas tegasdan Bedah (skalpel)
pigmentosus lainnya berkilat umumnya
berambut.
-Dasar histopatologis :
-Intradermal, Nevus
verukosus, blue nevus,
compound nevus,
junctional nevul.
3 Siringioma Ekrin -Kelopak mata -papul-papul milier dan Bedah plastik
bawah/atas. lentikular
-Pipi, dahi -putih
NO NAMA ASAL TEMPAT GAMBARAN KLINIS ANJURAN TERAPI
PREDILEKSI

4 Trikoepitelioma Folikel rambut Muka dan badan -papul-papul coklat Bedah (listrik)
soliter -Talangiektasis
-Milier, lentikular

5 Silindrom (Tumor Ekrin dan apokrin Muka dan kulit -papul-papul coklat Bedah (Listerik)
Turban) kepala - Talangiektasis

6 Adenoma sebaseus Jaringan ikat Muka (sekitar -papul-papul coklat Bedah (skalpel)
(Peingle) vaskular hidung) - kenyal

7 Xantelasma Deposit lipoid Kelopak mata -papul-papul coklat Bedah (skalpel


- Talangiektasis
NO NAMA ASAL TEMPAT GAMBARAN KLINIS ANJURAN TERAPI
PREDILEKSI

8 Dermatofibroma Jaringan ikat Badan dan Nodus kadang- Bedah (skalpel)


ekstremitas kadang bertangkai
datar berwarna
kecoklatan,
perabaan keras
9 Keloid -Jaringan ikat -Daerah deltoid - Keras -Intralesi T.A
-Umumnya karena - Dada - Tak teratur -N2 cair
trauma - Punggung - Batas tegas -Radiasi
-Bakat - Ekstremitas - Coklat keputihan -Bedah dan T.A
(Triamsinolon
Asetoid)
Tumor Jinak kulit
Terdiri dari :
1. Tumor Epidermis
1.1. Tumor lapisan epidermis
- Nevus epidermal
- Nevus pigmentosus
- Kista : kista epidermal, milia, steatokistoma multiplek
- Keratosis seboroik
1.2. Tumor adneksa kulit
- Siringoma
- Trikoepitelioma
- Xantelasma
Nevus:
Fibroma: o Nevus
Cyst:
o Dermatofibroma Pismentosus
o Epidermoid Cyst
o Neurofibroma o Blue Naevi
o Dermoid Cyst
o Neurofibromatosi o Halo Naevi (Nevus
o Sebaseus Cyst
s VRH Sutton)
o Ateroma Cyst
o Steato Cystoma o Backers Naevi
Multiple o Nevus Sebaseus
(Jadassohn)
o Hairy Pigmented
nevi
Tumor Jinak

Xanthoma: Tumor-Tumor Kecil:


Haemangioma:
o X. Tubersum o Siringoma
o H. Capilare
o X. Tendinosum o Silindroma
o H. Cavernosa
o X.Palmaris o Milia
o Naevus
o X. Eruptivum o Seboroik
Flammeus (Port
o Xantelasma Keratosis
Wine)
o Skin Tag
Cyst/kista:
o Epidermoid Cyst
o Dermoid Cyst
o Sebaseus Cyst
o Ateroma Cyst
o Steato Cystoma Multiple
1. Kista Epidermoid
Definisi: Kista Epidermal adalah bentuk kista yang
paling sering terjadi, berasal dari proliferasi sel-
sel epidermis dan berisi keratin.

 Sinonim: Kista Epidermal, Kista Epitelial, Kista


Keratin.
 Epidemiologi: jarang dijumpai pada anak-anak,
tetapi sering terjadi pada dewasa muda dan
usia pertengahan.
 Frekuensi laki-laki = wanita sama.
 Etiologi: kista epidermal merupakan akibat
inflamasi di sekitar folikel sebasea atau akibat
inplantasi fragmen epidermis karena trauma
tusuk.
ManifestasiKlinis
 Predileksi : Ditemukan pada daerah yang banyak
kelenjar sebaseanya, seperti pada wajah, leher,
dada, punggung dan kulit kepala.
 Lesi berupa nodul bentuk kubah dengan
diameter bervariasi, permukaannya licin, mudah
digerakkan dari dasarnya tetapi biasanya
melekat pada kulit di atasnya.
 Dapat tunggal atau multiple, konsistensi keras
dan hilang pada penekanan.
 Kulit di atasnya tampak normal, berwarna pucat
atau kekuningan, pertumbuhannya lambat dan
asimptomatik.
 Isi kista berupa massa seperti keju dan berbau.
Histopatologi:
Dinding kista tersusun
dari epidermis dengan
struktur yang sama PENATALAKSANAAN:
dengan epidermis A. Bila menimbulkan gangguan
pada permukaan kulit dapat dilakukan eksisi atau
dengan stratum diseksi seluruh dinding kista
granulosum yang jelas. dengan insisi.
Lumen kista berisi B. Bila dibagian dinding tertinggal,
bahan keratin yang kista dapat kambuh.
tersusun berlapis-lapis.

Diagnosis Banding:
Kista Pilaris/kista
sebasea, Steato
Kistoma ,
2.Dermoid Cyst
Definisi: kista dermoid merupakan kista yang
berasal dari ectodermal, dindingnya dibatasi
oleh skuamosa berlapis dan berisi apendiks kulit
serta biasanya terdapat pada garis fusi
embrional

 Sinonim: Kista Dermoid Brankhiogenik

 Etiologi: kista berkembang dari


sekuestrasi epitel sepanjang garis fusi
embrionik.
Manifestasi Klinik
 Nodul intrakutan atau subkutan, soliter berukur
1-4cm, mudah digerakkan dari kulit diatasnya dan
dari jaringan dibawahnya.
 Permukaan halus, konsistensi lunak dan kenyal,
dan secara makroskopik isi kista berupa material
keratin yang berlemak dengan rambut, juga
kadang-kadang tulang, gigi, atau jaringan saraf.
Sedangkan dermis mengilingi kista dan
mengandung sebasea, kelenjar ekrin dan kadang-
kadang apokrin.
Histopatologi
Tampak dinding kista Diagnosis banding:
berupa epidermis  Kista Epidermoid
dengan apendiksnya  Neurofibroma
yang sudah sempurna
perkembangannya, Pengobatan: eksisi total. Bila
sehingga sering terdapat traktus sinus maka harus
dijumpai adanya folikel dilakukan eksplorasi dan eksisi guna
rambut yang tumbuh ke mencegah rekurensi.
dalam lumen kista.
Sedangkan kista Prognosis: bila eksisi dilakukan
mengelilingi kista dan secara komplit, maka hasilnya
mengandung kelenjar bersifat kuratif.
sebasea, kelenjar
ekrin dan kadang-
kadang apokrin.
3.Sebaseus Cyst
Definisi: merupakan suatu kista berisi
keratin, tersusun oleh suatu epitel
menyerupai selubung luar akar rambut
dan dapat diturunkan secara Autosomal
Dominan (AD).
 Sinonim: Kista Pilaris, Kista Trikilemal
 Epidemiologi: sering tampak pada usia
pertengahan, wanita>pria.
 Etiologi: dinding kista berasal dari
selubung luar akar rambut yang
mengelilingi bagian bawah folikel rambut.
Manifestasi Klinis
 Predileksi: kulit kepala
 Secara klinis sulit dibedakan dengan
kista epidermal, tetapi kista ini lebih
mudah dienukleasi dan isinya lebih
keratinosa dan tidak begitu berlemak
serta kurang berbau dibandingkan isi
kista epidermoid.

Histopatologi:
tampak dinding kista dibatasi beberapa lapis sel epidermis yang berbentuk
kuboid yang tersusun palisade tanpa stratum granulosum dan jembatan
interseluler. Sel epitel berbatasan dengan isi kista membengkak dan berisi
sitoplasma yang berwarna pucat. Isi kista berupa material eosinofilik yang
homogen.
Diagnosis banding:
 Kista Epidermoid
 Silindroma
 Lipoma

Penatalaksanaan:
A. Bila menimbulkan ganguan dapat dilakukan eksisi atau diseksi seluruh
dinding kista dengan insisi.
B. Bila dibagian dinding tertinggal, kista dapat kambuh.

Prognosis: baik, jarang mengalami transformasi maligna.


4. Ateroma Cyst
Kista aterom adalah benjolan dengan bentuk
bulat dan berdinging tipis, yang terbentuk
dari kelenjar keringat (sebasea) dan
terbentuk akibat adanya sumbatan pada
muara kelenjar.

 Predileksi : pada kulit yang banyak


mengandung kelenjar keringat misalnya di
wajah, kepala dan punggung.
 Gambaran klinis: bentuk bulat, berbatas
tegas, berdinding tipis dapat digerakkan
dan melekat ada kulit di atasnya.
 Penatalaksanaan: Eksisi
5. Steato Cystoma
Multiple
Definisi: Steatokistoma multipleks merupakan suatu
penyakit khas, ditandai dengan adanya kista dermis
multiple yang berisi sebum dan dibatasi oleh epitel
yang berisi folikel sebasea. Diturunkan secara
Autosomal Dominan (AD)

 Sinonim: Sebokistomatosi Gunther,


Steatokistoma
 Epidemiologi: biasanya dimulai pada usia
pubertas dan dewasa muda. Pria > wanita.
 Etiologi: dahulu dianggap sebagai kista inklusi
keratin atau sebaseus. Saat ini steatokistoma
dianggap suatu hamartoma dan merupakan varian
dari kista dermoid atau kista rambut vellus.
Manifestasi Klinis
 Lesi timbul saat lahir atau beberapa
saat kemudian.
 Tampak nodul kistik asimptomatik
dengan konsistensi lunak sampai
keras, melekat pada kulit di atasnya,
berwarna kekuningan dengan
permukaan halus dan bila lesi ditusuk
akan keluar cairan kuning berminyak
seperti keju.
 Ukuran bervariasi, dari beberapa mm
sampai 3cm.
 Predileksi: pada daerah sternum, aksila
dan daerah skrotum.
Fibroma:
o Dermatofibroma
o Neurofibroma
o Neurofibromatosis
VRH
1. Dermatofibroma
Definisi: dermatofibroma merupakan
nodul derma jinak yang dibentuk oleh
proliferasi fokal fibroblast atau
histiosit ( jaringan ikat). Lebih tampak
sebagi proses reaktif daripada
neoplasma yang sebenarnya. Biasanya
berhubungan dengan proliferasi ringan
dari epidermis diatasnya.
 Sinonim: Histiositoma Kutis, Histiositoma
Fibroma Hemangioma Skelerosing.
 Epidemiologi: sering pada orang dewasa
usia pertengahan. Wanita > pria.
 Etiologi: tidak diketahui, diduga dari proses
reaktif terhadap trauma seperti tusukan jarum,
garukan atau gigitan nyamuk.
 Manifestasi Klinis
a. Predileksi: badan dan ekstremitas
b. Kelainan kulit berupa nodul, kadang-kadang
bertangkai, datar berwarna kecoklatan
dan pada perabaan keras. Soliter atau
multiple.
c. Penatalaksanaan: terapi Bedah (Scalpel.)
Penatalaksanaan :
 Jika tidak mengganggu atau membesar, tidak
perlu dilakukan pengobatan khusus
 Bisa dilakukan dengan bedah scalpel atau bedah
beku dengan larutan Nitrogen.
2.Neurofibroma
Neurofibroma adalah benjolan seperti daging
yang lembut yang berasal dari jaringan saraf.

Gambaran Klinis:
 Predileksi: dibawah kulit atau di tulang pada badan,
tangan mau kaki.
 Benjolan di bawah kulit muncul secara lambat,
kadang nyeri atau terkena sengatan listrik.
 Tidak menimbulkan gangguan saraf.
 Kadang-kadang tertutup bercak-bercak kulit
kehitaman/Kecoklatan (café au lait spot)
 Jika diperiksa di bawah mikroskop , maka sel
ditemukan berjenis sama dengan sel saraf.
Penatalaksanaan :Bedah, Radiasi, CO2 Laser
3. Neurofibromatosis VRH

Definisi: Penyakit kulit dengan gejala berupa


tumor multiple yang pada perabaan lunak dan
disertai gejala lain.

 Sinonim: Penyakit Von Reckling Hausen


 Etiologi: Familial, diturunkan secara
autosomal dominan
 Epidemiologi: biasanya timbul pada usia
anak-anak sampai dewasa. Pria>wanita.
 Penatalaksanaan: jika lesi hanya sedikit
dapat dilakukan bedah eksisi.
.
Gambaran Klinis
1. Jika tumor ditekan dari atas seperti
terperosok ke dalam suatu lubang
2. Jika tumor dipencet kanan-kiri
seperti memencet kancing baju
yang keras
3. Warna tumor merah seperti daging
agak coklat
4. Gambaran bentuk seperti kopi susu di
daerah ketiak freckle of axilla
5. Bentuk semiglobular: ½ badan atau
pedinculate.

Diagnosis Banding : Fibrosarkoma , Fibroma, Nevus Verukosus


Nevus:
o Nevus Pismentosus
o Blue Naevi
o Halo Naevi (Nevus
Sutton)
o Backers Naevi
o Nevus Sebaseus
(Jadassohn)
o Hairy Pigmented nevi
1. Nevus Pigmentosus
Definisi: nevus pigmentosus merupakan
tumor jinak yang tersusun dari sel-sel nevus
(kista neural). Kelainan kulit yang disertai
pigmentasi.

Sinonim: Nevus Sel Nevus, Nevus Nevoseluser


Etiologi: Sel-sel nevus kulit berasal dari neural crest
yang membentuk sarang-sarang kecil
pada lapisan sel basal epidermis dan pada
zona taut dermoepidermal. Sel-sel ini
membelah dan masuk dermis dan membentuk
sarang-sarang pada dermis.
Penatalaksanaan: Bedah Skalpel
Manifestasi Klinik
 Predisposisi : di semua bagian
kulit tubuh, termasuk membrane
mukosa dekat permukaan tubuh.
 Lesi datar, papular, atau
papilomatosa, ukuran 24 mm,
namun dapat bervariasi dari
sebesar peniti sampai sebesar
telapak tangan. Pigmentasi juga
bervariasi dari warna kulit sampai
coklat kehitaman.
 Papul berbatas tegas dan
berkilat, umumnya berambut.
 Nevus pismentosus kongenital
merupakan nevus yang terdapat
2.Nevus Sebaseus
(Jadassohn)
 lesi hamartomatosa yang berbatas tegas, sebagian besar terdiri
dari kelenjar sebasea dan biasanya timbul di wajah dan kulit
kepala. Nevus ini jarang berhubungan dengan bermacam-macam
defek ectodermal dan mesodermal.
 Sinonim: nevus sebasea, nevus sebaseus linearis,
hyperplasia kelenjar sebasea kongenital, hamartoma
kelenjar sebasea, adenoma sebasea sirkumskripta,
pilo sebaseus nevi, nevus organois dan nevus
epiteliomatosus sebaseus kapitis.
 NSJ dikatakan berasal dari sel germinativum dari
lapisan basal epidermis embrionik yang mempunyai
potensi untuk berdiferensiasi menjadi berbagai tipe
tumor epithelial.
Gambaran Klinis
 Lesi paling sering terdapat pada wajah, kepala, leher dan
batang tubuh
 UKK :
o Lesi soliter atau multiple,
o Berbentuk plakat yang berbatas tegas,
o Berwarna kuning-kecoklatan, oranye atau merah
mengkilat, verocous dengan diameter beberapa mm-cm.
 Lesi NSJ yang luas dan linier dikenal dengan sindrom nevus
sebaseus, menunjukkan kelainan-kelainan sistemik seperti
epilepsy, retardasi mental, kelainan system saraf
kelainan tulang, kelainan mata dan ginjal.
 Dapat berproriferasi menjadi karsinoma sel basal pada
dewasa sehingga harus dieksisi.
 Penatalaksanaan: Bedah eksisi
3. Blue Naevi
Blue nevi adalah biru pada kulit karena sel-
sel melanosit yang letaknya jauh dibawah
jaringan ikat, di atasnya ditutupi oleh
pembuluh darah yang menebabkan
berkurangnya warna coklat melanin dan
akhirnya menimbulkan warna biru.

 Sinonim: Blue neuronevus, dermal


melanocytoma, common blue nevus,
blue nevus of Jadassohn-Tieche
 Bentuk kelainan kulit berupa macula
dan nodul.
4. Halo Naevi (Nevus Sutton)
Definisi: merupakan nervus berpigmen dengan halo putih
disekelilingnya akibat adanya limfosit.

 Sinonim: halo Nevi/Leukoderma sentrifugom aquecitum


 Etiologi: tidak diketahui, tapi limfosit reaktif terhadap
melanosit
 Gambaran klinis:
 Lesi primer: macula, papula, plak
 Lesi sekunder: hiperpigmentasi
 Predileksi dimana saja
 Pada dewasa muda
Penatalaksanaan :Pada anak-anak: tidak perlu terapi , Pada
dewsa: pengangkatan lesi
5.Backer’s Naevi
Sinonim: Hairy Pigmented nevi, becker’s melanosis,
Becker’s pigmentary hamartoma, nevoid
melanosis.
Gambaran klinis:
 Nevus muncul pertama sebagai pigmentasi yang
tidak teratur (melanosis atau hiperpigmentasi)
pada batang tubuh atau lengan atas,
 Secara bertahap membesar tidak teratur
menebal dan sering berbulu (hipertrikosis).
Eriologi: pertumbuhan berlebihan dari epidermis,
sel-sel pigmen (melanosit) dan folikel rambut.
Xanthoma:
o X. Tubersum
o X. Tendinosum
o X.Palmaris
o X. Eruptivum
o Xantelasma
Xanthoma
Suatu keadaan lipoidosis yang bermanifestasi pada kulit berupa :
• macula,
• papula atau nodulus yang berwarna kuning sampai coklat yang
• disebabkan adanya tumpukan lipid dalam jaringan kulit,
• sebagai akibat kelainan metabolism lipid.
• Biasanya ada factor keturunan atau makanan.
1. Xanthoma
Tubersum
Definisi: suatu xanthoma berbentuk tuber kenyal
dengan ukuran bervariasi dari kecil hingga lebih
besar dari duku.
Etiologi: kelainan metabolism lipoprotein
Gambaran klinis:
 Timbul benjolan sebesar kelereng yang makin
lama makin besar ( sebesar bola tenis),
teraba kenyal, warna kuning keunguan,
tidak nyeri.
 Predileksi: siku, ketiak, lutut, bokong.
Diagnosis Banding: Xanthoma
Tendinosum
Penatalaksanaan:
 Hindari makanan yang
mengandung alcohol
 Makanan rendah karbohidrat,
kalori dan protein
 Ekstirpasi total atau
kemokauterisasi dengan asam Kelainan kulit :
trikloroasetat • Berupa tuber/tumor,
• Plakat berwarna orange kekuningan
lunak, besarnya bervariasi dari kepala
jarum pentul sampai bola tenis.
2. Xanthoma
Tendinosum
Definisi: suatu xanthoma yang terdapat di tendon, berupa
nodula yang keras, irregular dengan pertumbuhan lambat
 Etiologi: Kelainan metabolism lipoprotein, terutama pada
hiperproteinemia tipe II dan III
 Manifestasi Klinis:
 Predileksi: tendo archiles, tendo ekstensor jari-jari,
tuberositas tibia, maleoli
 Timbul benjolan mula-mula sebesar kacang ijo, makin lama
makin besar hingga sebesar kelereng/duku, perabaan agak
keras tanpa rasa sakit.
 Papula atau nodula berdiameter 5-25mm dia atas tendon
pada bagian ekstensor
Penatalaksanaan : Eksisi total, Kemokauterisasi atau
lektrokauterisasi
3. Xanthoma Palmaris

 Xanthoma yang terletak di


telapak tangan
 Gambarn klinis:
 Predileksi : pada telapak tangan
atau permukaan fleksor jari-jari
 Nodul atau plak ireguler
kekuning-kuningan
4.Xanthoma Eruptivum
 Gambaran Klinis:
 Predileksi: bokong, bagian fleksor
lengan dan tungkai, lutut, inguinal dan
sela ketiak serta mukosa mulut .
 Papula kecil-kecil berkelompok timbul
secara tiba-tiba, berwarna kuning
orange sampai coklat di seluruh
tubuh. Papula dapat dikelilingi oleh
halo merah dan berkelompok.
 Dapat terjadi phenomena köbner.
5. Xanthelasma
 Sinonim: xanthoma Planum
 Xantelasma berasal dari deposit lipoid
 Predileksi: pada kelopak mata
 Etiologi:
 Defek biokia genetic (herediter)
 Proliferasi lenticular yang diikuti
disposisi lemak
 Penyakit sistemik yang menimbulkan
abnormalitas kadar lipo protein darah
Tanda Khas
 Papula/plak yang lunak memanjang
berwarna kuning-orange, biasanya pada
kantus bagian dalam.
 Panjang lesi 2-3cm dan biasanya simetris, yang
condong menetap , berlanjut, multiple dan
bersatu.
 Kelainan terjadi pada umur pertengahan.
 Biasanya ditemukan pada wanita yang
menderita penyakit hati dan bilier.
 Dapat terlihat pada bermacam
hiperproteinemia familier, hiperkolesterolemia.
Juga biasa ditemukan pada xantoma planum
generalisata, penyakit obstruksi hepar
miksedema, diabetes fitosterolemia.
DIAGNOSIS : PENATALAKSANAAN :
 Diagnosis klinik xantoma primer • Pembedahan.
sangat khas. • Fulgurasi, kauter dengan asam
 Pada pemeriksaan ditemukan trikloasetik, laser CO2.
macula, papula, plak atau nodula • Jika Xantoma terlalu besar dan
yang berwarna kekuning- menggangu dapat diberikan operasu
kuningan dan pada anamnesis eksterpasi.
ditemukan adanya anggota • Terapi ideal adalah terapi genetic.
keluarga menderita penyakit yang • Terapi obat dan makanan untuk
sama atau familier. menjaga agar penyakit jangan
 Pemeriksaan total kolesterol,
samapai berlanjut ke tingkat yang
Trigliserid , HDL dan LDL lebih parah atau fatal.
kolesterol dan Total Lipid.
Haemangioma:
o H. Capilare
o H. Cavernosa
o Naevus Flammeus (Port Wine)
1. Haemangioma Cavernosa
 Sinonim: polip vaskuler
 Definisi: tumor jinak vaskuler yang terdiri dari pembuluh darah vena yang
melebar pada dermis dalam dan jaringan subkutan.
 Etiologi: penyebab pasti tidak diketahui. Malformasi vaskulernya berasal dari
sisa-sisa mesodermal jaringan vasoformis yang tidak berhasil membentuk
hubungan normal dengan system vaskuler.
Diagnosis Banding:
 Limfangioma: warna kebiruan dengan batas tidak teratur
 Higroma: bentuk multilokular, padat
 Lipoma
 Neurofibroma: biasanya multiple, warna kekuningan, konsistensi lunak.
 Haemangioma kavernosa, terdiri atas:
 Haemangioma kavernosum (Haemangioma
matang)
 Haemangioma keratotik
 Hamartoma vascular
Gambaran Klinis:
Nodul berwarna merah kebiruan dengan
batas tidak tegas, berlobus, perabaan lunak
dan tepi tidak teratur.
Histopatologi:
lumen pembuluh darah di bagian bawah dermis
dan subkutis lebar, tidak teratur dan dinding
pembuluh darah dikelilingi oleh jaringan ikat
yang tebal.
2.Haemangioma
Capilare
 Sinonim: hemangioma Simpleks, hemangioma
Juvenil, hemangima strawberry
 Terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari
setelah lahir.

Hemangioma kapiler, terdiri atas:


1. Hemangioma kapiler pada anak (nevus
vasculosus, strawberry nevus)
2. Granuloma piogenik
3. Cherry-spot (ruby-spot), angioma senilis.
Gambaran klinis:
 Tampak sebagai bercak merah yang
makin lama makin besar.
 Warnanya menjadi merah menyala,
tegang dan membentuk lobular,
berbatas tegas, keras pada perabaan.
 Superfisial berwarna merah terang
dan yang subkutan berwarna
kebiruan.involusi spontan ditandai
dengan memucatnya warna didaerah
sentral, lesi menjadi kurang tegang
dan lebih mendatar.
Histopatologi:
• Pelebaran pembuluh-pembuluh darah disertai dengan proliferasi endotel
kapiler
• Pada kasus yang lebih lanjut endotel mengecil kembali dan lumen kapiler
membesar.
• Kapiler semakin banyak digantikan oleh jaringan ikat sekitarnya.

PENGOBATAN
 Tidak ada yang memuaskan
 Kortikosteroid parenteral merupakan pengobatan
pilihan selama periode pertumbuhan yang cepat.
 Tekhnik embolisasi dan kompresi dapat
mempercepat resolusi
 Eksisi bedah terutama untuk lesi di daerah
periorbital dan ekstremitas.
3. Naevus Flammeus (Port
Wine)
Definisi: nevus flameus merupakan malformasi vaskuler
kongenital yang terdiri dari dilatasi pembuluh darah matur
di dermis. Dapat pula merupakan manifestasi dari sindroma
lain yang mengenai kulit dan organ-organ lain.

 Sinonim: Port-Wine Stain,


Nevus Teleangiektatik
 Epidemiologi: 0,3% bayi
baru lahir
 Predileksi: biasanya
unilateral dn pada umumnya
mengenai dahi, kelopak
mata, glabella dan tengkuk.
Etiologi:
Disebabkan oleh kelemahan local dinding kapiler.

Manifestasi Klinik:
 Makula berbatas tegas, warna merah jambu
sampai keunguan,
 Ukuran 1 sm sampai beberapa cm bahkan
dapat separuh badan,
 Biasanya unilateral dan menetap selama hidup.
 Nevus flameus pada wajah biasanya
berhubungan dengan sindrom Sturge Weber,
sedangkan yang terletak di ekstremitas
berhubungan dengan sindroma Klippel-
Trenaunay.
Ada 2 bentuk nevus flameus:

 Nevus flameus yang terletak di medial: lesi berwarna merah, bila


terletak pada kelopak mata atas, glabella, dahi, regionasolabial biasanya
bersifat sementara dan cenderung mengalami regresis pontan setelah 1-
2 tahun disebut salmon patch. Sedangkan yang terletak pada tengkuk
bersifat menetap dan disebut Stork bite.

 Nevus flameus yang terletak di lateral: biasanya di lateral wajah atau


di ekstremitas. Lesi awal macula merah papula dan berwarna
kemerahan. Lesi menetap seumur hidup dan tampak lebih nyata.
Penatalaksanaan

 Pengobatan pilihan adalah memakai laser, baik


laser argon ataupun tunable dye laser.

 Pengobatan alternative: eksisi dan Grafting


pada lesi yang kecil. Sedangkan lesi yang lebih
besar dapat disamarkan dengan krim penyamar,
seperti Covermark dan Dermablend
Tumor-Tumor Kecil:
 Siringoma
 Silindroma
 Milia
 Seboroik Keratosis
 Skin Tag
1.Siringoma
Siringoma adalah tumor jinak adenoma duktus
kelenjar ekrin intraepidermis dan digolongkan
dalam less mature tumors.

 Wanita >> laki-laki, dengan awitan usia


tersering ialah pubertas.
 Gambaran klinis: Papul-papul miliar dan
lenticular, putih.
 Predileksi: kelopak mata bawah/atas, pipi,
dahi.
 Penatalaksanaan: Bedah (listrik)
 Diagnosis Banding:
 Milia
 Xanthoma eruptif
 Akne vulgaris
Terdapat 3 bentuk klinis siringoma, yaitu:
a. Siringoma Periorbital (Periorbital Syrigoma)
b. Siringoma eruptif (Eruptive syringoma,
Eruptive hidradenoma, Disseminated
syringoma)
c. Varian lain: bentuk linear unilateral atau
distribusi nevoid, terbatas linear, terbatas
pada scalp, terbatas pada vulva, terbatas pada
ekstremitas distal, lichen palnus-like, tipe milia
(milia like)
2.Silindroma
 Sinonim: karsinoma Adenoid Kistik,
Tumor Turban
 Etiologi: tidak diketahui
 Silindroma merupakan kista yang
berasal dari kelenjar ekrin dan apokrin
 Predileksi: muka dan kulit kepala
 Gambaran Klinis: papul-papul coklat,
teleangiektasis.
 Terapi: Bedah Listrik
3. Milia
 Kista milia yang berasal dari
penyumbatan saluran kelenjar ekrin
 Epidemiologi:
 Biasanya dewasa
 Laki-laki=Perempuan
 Diagnosis banding:
Syringoma
Kista Epidermoid
 Terapi: Bedah Listrik, elektrolisis,
elektrofulgurasi.
4. Seboroik
Keratosis
Seboroik keratosis adalah tumor jinak kulit yang
berasal dari proliferasi epidermis dan keratin
menumpuk di atas permukaan kulit sehingga
memberikan gambaran yang (menempel)sering
dijumpai pada orang tua usia 40-50 tahun keatas.

 Etiologi:
Tidak diketahui pasti, diduga ada kecenderungan
familial dan diturunkan secara autosomal
dominan (AD).
 Predileksi : Tubuh bagian atas, Muka
 Gambaran Klinis:
 Papul berwarna coklat sampai hitam.
Keratotik seboroik dimulai dari lesi datar,
berwarna coklat muda sampai tua, berbatas
tegas dengan permukaan licin seperti lilin atau
hiperkeratotik bisa mengelupas
berulangkali
lesi akan menebal dan memberi gambaran
yang khas yaitu menempel (stuck on) pada
permukaan kulit. Lesi berkembang mengalami
pigmentasi yang gelap dan tertutup oleh
skuama berminyak.
 Dapat generalisata
 Perabaan kenyal
Diagnosis Banding:
 Melanoma Maligna
 Epitelioma Sel Basal berpigmen
 Nevus Pigmentosus
Penatalaksanaan:
 Bedah listrik (laser)
 Bedah beku (dengan nitrogen selama 15-
25 detik)
 Bedah Kimia
Prognosis : Baik, lesi tidak pernah berubah
menjadi ganas.
5. Skin Tag
Skin Tag adalah tumor jinak kulit yang berasal
dari jaringan ikat. Banyak didapat pada usia
pertengahan dan orangtua, umumnya pada
wanita.
 Sinonim: Acrochordon, Cutaneous papilloma,
Soft Wart, Fibroma Durum, Fibroma molle,
Cutis Pendula, Fibroepithelial polyps, Fibroma
Pendularis, Soft Fibroma,
 Faktor Predisposisi: obesitas dan kehamilan.
 Predileksi: sering pada daerah intertriginosa
(aksila, inframammae, lipat paha), tapi
umumnya daerah leher.
Gambaran Klinis
 Bentuk bulat/oval, bertangkai, melekat
pada dasar kulit, lunak tidak elastis dengan
ukuran <1,0 mm sampai >10mm.
 Warna kuning kecoklatan atau merah daging.
 Gambaran histologi: ditemukan epidermis
tipis, lapisan sel basal ratadan kadang
mengalami hiperpigmentasi.
Diagnosis Banding
DIAGNOSIS BANDING : PENATALAKSANAAN:
 Keratosis Seboroik • Scissor Snip Excision
• Lesi kecil dapat diterapi
 Nevus Melanosit
dengan elektrodesikasi
 Moluskum Kontagisosum
atau Cryotherap
 Colored Dermal Nevocytic Nevi • . Lesi >2 cm harus dieksisi
Tumor
Pracancer
Ca in situ berarti bahwa kelainan tersebut telah memenuhi syarat sebagai
kanker secara histopatologi saja, misalnya Bowen’s disease, Eritroplasia
(Queyrat).

 Solar Keratosis/ Actinic


Keratosis
 Arsenical
 Leokoplakia
 Bowen’s Disease
1. Actinic keratosis /Solar
Keratosis
 Sinonim: Keratosis Aktinik, Keratosis Senilis,
Solar Keratosis
 Etiologi/Factor Predisposisi: sinar matahari
 Aktinik keratosis merupakan Karsinoma
Planoselulare. Dapat berkembang lebih lanjut
menjadi karsinoma sel skuamosa.
 Epidemiologi: kulit putih > kulit hitam; pada usia
pertengahan atau lebih tua.
Gambaran klinik
 Lesi soliter atau multiple
 Lesi awal macula/plak kecoklatan berbentuk
bulat atau irregular, berbatas tegas,
teleangiektasi dengan permukaan yang
kasar, kering dan skuama yang melekat.
 Selanjutnya, menjadi papula keratotik atau
verukus berwarna kuning sampai coklat atau
kehitam-hitaman dengan skuama dan
penimbunan keratin menjadi kornu kutaneus.
 Predileksi: muka, leher, punggung tangan dan
lengan atau tungkai bawah.
 Perubahan ke arah keganasan ditandai adanya
proses inflamasi dan indurasi sekitar dasar
lesi.
Patologi
Pada epidermis dijumpai adanya:
 hyperkeratosis,
 parakeratosis, hipogranulasi;
 epidermis yang displastik dengan sel atipik dan sitoplasma yang pucat,
dengan ukuran bervariasi; tere ridges mendatar.
 Dermis:
 Berdegenarasi elastotik dengan infiltrate peradangan nonspesifik
 Perubahan keganasan ditandai dengan adanya akantosis, gambaran
mitosis dengan proliferasi ireguler epidermis bagian bawah
dimana sel-sel tersebut akan menginvasi dermis dan hilangnya
membrane basal.

Diagnosis Banding :
Veruka vulgaris
Keratosis seboroik
Lupus eritematosus diskoid
Penatalaksanaan

 Kurase dan metode destruksi dengan krioterapi atau elektrodesikasi


 Lesi multiple lebih efektif diberikan pengobatan local dengan 5-
fluorourasil 1% bentuk losio atau bentuk krim yang dioleskan sehari 2x
selama 2-4 minggu.

Prognosis
Secara histopatologi: 10-15% dapat mengadakan invasi ke dermis sebagai
karsinoma sel skuamosa.
2. Leukoplakia
Definisi: kelainan pada mukosa berupa bercak-
bercak atau plak berwarna putih karena proses
hyperplasia displastik setempat (focal dysplastic
hyperplasia) yang menetap dan tidak dapat hilang
dengan jalan menggosok, sebagai akibat rangsangan
kronik dan mempunyai tendensi keganasan menjadi
karsinoma sel skuamosa.

 Sinonim: precanrerous leukokeratosis, smoker’s patch.

 Etiologi/Factor Predisposisi: iritasi kronis


Gambaran klinik
 Lesi asimptomatik
 Bercak atau plak berwarna putih
pada mukosa.
 Ukuran lesi bervariasi, dari yang kecil
berbatas tegas sampai difus dengan
batas tidak tegas.
 Lesi permulaan halus, tetap selanjutnya
dapat menebal dan menjadi keratotik.
Dapat mengalami fisura yang
menimbulkan rasa gatal dan panas. Predileksi: bibir, lidah, gingiva,
 Stadium lanjut: berupa
palatum dan mukosa bukal atau
pada mukosa genital pria dan
vegatasi atau ulserasi dan
wanita yang timbul akibat
merupakan tanda
perubahan ke arah maserasi kronik, gesekan
keganasan. (friction) atau atrofi senil.
Patologi
 Epidermis:
 hyperkeratosis dan akantosis;
 pemanjangan dan pelebaran rete ridges;dysplasia; individual cell
keratinization dengan inti yang besar,
 tidak teratur,hiperkromatik;
 kadang-kadang hanya dijumpai atrofi epitel dengan dysplasia.
 Dermis: infiltrate mononuclear yang padat pada papilla dermis.

Diagnosis Banding:
Kandidosis mulut (trush)
Sifilis stadium II (plagues muqueuses atau mucous
patch)
Liken planus (mukosa mulut)
Penyakit Bowen (mukosa mulut)
Penatalaksanaan
 Faktor iritasi perlu dihilangkan, karena efektif dalam menghambat
perkembangan lesi baru.

 Kuretasi dan elektrodesikasi/krioterapi.

 Eksisi

Prognosis
 Frekuensi keganasan 5-30%
3.Penyakit Bowen (Bowen’s
Disease)
 Merupakan bentuk karsinoma
intraepidermal yang mengenai kulit atau
mukosa mulut.
 Etiologi: arsen dan virus tipe C, sinar
matahari, trauma dan factor herediter
 Gambaran klinik:
 Plak kemerahan berbentuk bulat atau oval,
 Berbatas tegas, dengan krusta dan skuama
di atasnya.
 Bila krusta dan skuama diangkat, tampak
permukaan yang granuler tanpa
perdarahan.
 Predileksi: jari-jari, badan dan tungkai,
dapat mengenai anogenital, konjungtiva dan
lempeng kuku.
 Lesi soliter atau multiple pada daerah kulit
yang terkena sinar matahari dan yang
tidak kena sinar matahari.
 Lesi mukosa menyerupai eritroplasia
Queyrat, dengan gambaran seperti
beludru berwarna merah.
 Perubahan keganasan ditandai dengan
infiltrasi noduler dan ulserasi.
 Lesi pada genital dikenal sebagai Bowenoid
papulosis ditandai dengan papula menyerupai
keratosis seboroik atau veruka.
Diagnosis banding Penatalaksanaan :
 Psoriasis
Eksisi merupakan cara pengobatan terpilih.
 Mikosis Superfisial
 Ekzema Bila lesinya multiple, pengobatan topical
 Karsinoma Sel Basal dengan 5-fluorourasil selama 8-12 minggu.
jenis Superfisial
Prognosis :
 Leukoplakia (mukosa
mulut) 2,6-5,2% menjadi karsinoma sel skuamosa
1/3 kasus dapat metastasis regional atau ke
tempat yang jauh
Tumor ganas
 Secara histologi, tumor ganas mempunyai struktur
Tumor Ganas
yang tidak teratur dengan diferensiasi sel dalam
berbagai tingkatan pada kromatin.

 Pertumbuhan cepat dengan mitosis yang abnormal.


 Basal Cell
 Tumor ganas bersifat ekspandif, infiltrative, sampai
Carsinoma
merusak jaringan disekitarnya serta bermetastasis
 Squamous Cell Ca
melalui karsinoma dan sarcoma.
 Melanoma Maligna
1. Basal cell
carcinoma
(karsinoma sel
basal)
 Sinonim: basal cell epitelioma (BCE), basalioma, ulkus
rodent, ulkus Jacob, tumor komprecher, basal cell
carcinoma (B.C.C)
 Patogenesis: berasal dari sel epidermal pluripotensial, atau
dari epidermis/adneksanya.

 Faktor predisposisi ialah factor lingkungan dan genetic.

 Banyak ditemukan di daerah berambut, bersifat invasive,


jarang mempunyai anak sebar atau metastasis.

 Dapat merusak jaringan disekitarnya, malah dapat sampai ke


tulang, serta cenderung untuk residif.
ETIOLOGI :

• Faktor lingkungan adalah radiasi, bahan kimia


(misalnya arsen), pekerjaan tertentu yang
banyak terkena sinar matahari (misalnya:
nelayan, petani); adanya trauma atau luka bakar,
ulkus sikatriks.

• Faktor genetic adalah misalnya xeroderma


pigmentosum, albinism.
Bentuk klinis yang banyak ditemukan:
A. Bentuk nodulus ( termasuk ulkus rodens):
 Bentuk yang sering ditemukan.
 Pada tahap permulaan dapat berwarna seperti kulit normal atau
menyerupai kutil.
 Gambaran klinis yang khas berupa gambaran keganasan dini: tidak
berambut, berwarna coklat atau hitam, tidak berkilat (keruh).
 Bila sudah berdiameter 0,5 cm sering ditemukan bagian pinggir
bentuk papular, meninggi, anular, dibagian tengh cekung dan menjadi
ulkus (rodent)
 Teraba keras dan berbatas tegas.
 Dapat melekat pada dasar bila berkembang lebih lanjut.
 Dengan trauma ringan atau bila krusta diangkat mudah berdarah.
B. Bentuk Kistik: (agak jarang)
 Permukaan licin, menonjol di permukaan kulit berupa nodul atau nodulus.
 Pada perbaan keras dan mudah digerakkan dari dasarnya.
 Teleangiektasis dapat ditemukan pada tepi tumor.

C. Bentuk Superfisial:
 Menyerupai penyakit bowen, lupus eritematosus, psoriasis atau dermatomikosis.
 Ditemukan dibadan dan biasanya multiple.
 Terdapat factor etiologi berupa factor arsen atau sindrom nevoid basal cel
carcinoma.
 Ukurannya dapat berupa plakat dengan eritema, skuamasi halus dengan pinggir yang
agak keras seperti kawat dan agak meninggi.
 Warna hitam berbintik-bintik atau homogen.
D. Bentuk Morfea:

Kelainan yang datar, berbatas tegas tumbuhnya lambat berwarna kekuningan, pada
perabaan pinggirnya keras
TERAPI
1. Bedah : Scalpel, Listrik, Kimiawi (Mohs), Beku (N2 cair)
2. Radiasi
3. Topikal : (khusus multiple, rekurens, orang tua): krim 5
fluorourasil (efudex 5%) selama 4-6 minggu setiap hari
diganti.
4. Sistemik : Jika cara lain tidak berhasil diberikan bleomycin
sebagai adjuvan.

PROGNOSIS : Cukup baik


2.Skuamous cel
carsinoma
Karsinoma sel skuamosa berasal dari sel
epidermis yang menyerupai beberapa tingkat
kematangan, dapat intraepidermal, dapat pula
bersifat invasive dan bermetastasis jauh.

Sinonim: Epitelioma sel skuamosa (Prickle),


karsinoma sel prickle, karsinoma epidermoid,
pavement epithelioma, spinalioma, karsinoma
Bowen, Cornified epithelioma.
Etiologi: Epidemiologi:

 Sinar Matahari, Pada usia 40-50 tahun.


Tumbuh lambat, merusak jaringan
 Ras/Herediter,
setempat dengan kecil
 factor genetic,
bermetastasis.
 Arsen inorganic,

 Radiasi (sinar X atau gamma),

 factor hidrokarbon (tar, minyak


mineral, paraffin likuidum,dll),

 Sikatriks, keloid, ulkus kronik,


fistula (osteomyelitis)
Gejala klinis
Bentuk Intraepidermal:
1.
 Ditemukan pada keratosis solaris, kornu kutaneus, keratosis
arsenical, penyakit Bowen, eritroplasia (Queyrat), epitelioma
Jadassohn.
 Menetap dalam jangka waktu yang lama ataupun menembus
lapisan basal sampai dermis dan selanjutnya bermetastasis
melalui saluran getah bening.

2. Bentuk Invasif : Tumor terletak di daerah bibir, anus, vulva, penis


• Awalnya tumor berupa nodus yang keras dengan batas yang tidak tegas,
permukaannya licin seperti kulit normal verukosa atau mejadi papilloma dan
tampak skuamasi. tumor menjadi keras , bertambah besar ke samping maupun
ke arah jaringan yang lebih dalam.
• Ulserasi dimulai di tengah yang diikuti pembentukan krusta dengan pinggir yang
keras serta mudah berdarah..
TERAPI :

 Pada dasarnya sama seperti Basalioma .

 Tapi pada kasus dengan gambaran undifferentiated type harus


diadakan tindakan yang lebih agresif (bedah/radiasi).

PROGNOSIS :

Prognosis yang paling buruk bila tumor tumbuh di atas kulit normal
(de novo), sedangkan tumor yang berda di kepala dan leher
prognosisnya lebih baik.
3. Melanoma maligna
SIFAT UMUM
ABCD Melanoma malignum
A = Asimetris
B = Border irregularity
C = Color variegation
D = Diameter > 6 mm

Etiologi :
Belum diketahui dengan pasti, (Iritasi berulang pada tahi lalat, faktor herediter.
Epidemiologi :
• Jarang ditemukan, merupakan 1-3 persen dari seluruh keganasan.
• Wanita = pria
• Frekuensi tertinggi usia 30-60 tahun
SIFAT UMUM
ABCD Melanoma malignum
A = Asimetris
B = Border irregularity
C = Color variegation
D = Diameter > 6 mm
Klasifikasi berdasarkan tingkat penyebaran
secara histologic Clark :

1. Intraepidermal

2. Infiltrasi sampai papilla dermis akan tetap


serat-serat reticulum masih utuh.

3. Infiltrasi sampai jaringan ikat kolagen


dermis.

4. Infiltrasi sampai ke dalam jaringan ikat


kolagen dermis

5. Infiltrasi sampai jaringan lemak subkutan.


Breslow :
1. < 0,76 mm tanpa metastasis
2. > 0,76 mm dgn metastasis, perlu diseksi
kelenjar
Gejala klinis
• Lokasi di ekstremitas bawah (terbanyak), di daerah badan, kepala/leher,
ekstremitas atas, kuku.

• Yang membedakan melanoma maligna atas dasar perjalanan penyakit,


gambaran klinis dan histogenesis sebagai berikut:

1. Bentuk superfisial,

2. Bentuk nodular,

3. Lentigo maligna melanoma.


a.Bentuk
Superfisial
• Bentuk paling sering ditemukan.
• Kelainan berupa:
 bercak dengan ukuran beberapa mm –cm dengan warna bervariasi
(waxy, kehitaman, kecoklatan, putih, biru)
 tak teratur,

 berbatas tegas dengan sedikit penonjolan di permukaan kulit.

 Bentuk dini dapat berubah dalam hal ukuran umumnya membesar,


warna lebih gelap/pucat, gatal, iritasi atau nyeri, infeksi dengan
cairan sero-purulent, perdarahan, ulserasi atau krusta.
b.Bentuk Nodular (melanoma d’emblee)

Nodus yang ditemukan biasanya berwarna


biru kehitaman dengan batas tegas
serta mempunyai variasi bentuk:

1. Bentuk yang berbatas di epidermal


dengan permukaan licin.

2. Nodus yang menonjol di permukaan


kulit dengan bentuk yang tidak teratur

3. Bentuk eksofitik disertai ulserasi


c. Lentigo Maligna Melanoma (L.M.M)

 Disebut juga Hutchinson’s melanotic freckle


atau prakanker Dubreilh.

 Tumor meliputi bagian yang agak luas di wajah,

 UKK :

 bentuk plakat berbatas tegas,

 warnanya coklat kehitaman serta tidak


homogen,

 bentuk tak teratur, pada bagian tertentu dapat


tumbuh nodus yang berbatas tegas.
Melanoma maligna yang mempunya gambaran berbeda pada daerah tertentu:

a) Melanoma subungual : umumnya hanya hiperpigmentasi saja.

b) Anal melanoma : pigmentasi di daerah anal.

c) Melanoma di vulva : melanoma ke alat kelamin yang berwarna biru


kehitaman dengan lokasi sampai mengenai Rahim.

d) Melanoma di mukosa : daerah kepala dan leher yang paling sering adalah
mukosa daerah palatum, kavum nasalis dan gingiva. Jarang di konjungtiva,
lidah. Metastasis hematogen.
TERAPI :

1. Umumnya tindakan agresif (bedah)


2. Sistemik : D.T.I.C (Dimethyl Triazone Imidazole
Carboxinamide Decarbazine), Me-CCNU (Methyl
Nitrousurea), kimbinasi D.T.I.C dan Me-CCNU .
3. Ajuvan : Imunoterapi dengan BCH atau kombinasi BCG
dengan dekarbazin.
Prognosis
BURUK .
Dipengaruhi oleh:
 Tumor primer
 Stasium
 Organ yang telah diinfiltrasi (metastasis tulang dan hati lebih buruk dari
pada kelenjar getah bening dan kulit)
 Jenis kelamin
 Jika terdapat melanogen di urin prognosis lebih buruk
 Kondisi hospes

Anda mungkin juga menyukai