Extremitas
Inspeksi Jaringan nekrosis (-), ulkus (-)
Palpasi Capillary refill time < 2 detik, akral hangat
Edema pitting -/-//-/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
19/12/2017
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
HEMATOLOGI
Leukosit 7.62 4.5 – 11 ribu/uL
Eritrosit 3.83 3.8 – 5.8 juta/uL
Hemoglobin 11.9 11.5 – 16.6 g/dL
Hematokrit 35.4 37 – 47 %
MCV 92.3 85 – 100 fL
MCH 31.1 28 – 31 pg
MCHC 33.7 30 – 35 g/dL
Trombosit 170 150 – 450 103/uL
Laju Endap Darah I 31 6-11 mm
Laju Endap Darah II 67 6-20 mm
HITUNG JENIS
Eosinofil% 0.1 1-6 %
Basofil% 0.1 0.0-1.0 %
Limfosit% 4.2 20-45 %
Monosit% 2.0 2-8 %
Neutrofil% 93.6 40-75 %
KIMIA
Ureum 59 10-50 mg/dL
Creatinin 1.2 0.5-1.1 mg/dL
SGOT 266 <31 U/l
SGPT 99 <32 U/l
Albumin 4.4 3.5-4.2 g/dl
ELEKTROLIT
Natrium 140 135-155 mml/e
Kalium 3.6 3.6-5.5 mml/e
Chlorida 104 95-108 mmol/l
Kalsium 9.2 8.4-10.5 mg/%
Magnesium 1.7 1.70-2.5 mg/dl
19/12/2017
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
FESES
MAKROSKOPIK
Warna feses Coklat Coklat
Bentuk feses Lembek
Bau feses Khas Khas
Lendir - -
Darah - -
MIKROSKOPIK
Amoeba - -
Telur cacing - -
Parasit lainnya - -
Leukosit 1-2/lbp -
Eritrosit 0-1/lbp -
20/12/2017)
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
IMUNO/SEROLOGI
IgM Salmonella Negatif Negatif
HBs Ag (rapid) Negatif Negatif
Anti HCV Total Negatif Negatif
22/12/2017
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
KIMIA
SGOT 165 <31 U/L
SGPT 91 <32 U/L
IMUNO/SEROLOGI
IgM Anti HAV Negatif Negatif
23/12/2017
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
URINALISA
Bau Khas
Warna Merah Kuning
pH 7.0
Kejernihan Keruh
Berat jenis 1.015 1.015-1.025 Mg/dl
Reduksi Negative <15 Mg/dl
Bilirubin Negative <0.20
Urobilinogen Norm (0.1) 0.2-1.0 Mg/dl
Keton Negative <5 Mg/dl
Nitrit Negative Negative
Blood Positif 3 (250) <5 /mikro
Leukosit esterase Positif 1 (25) <10 /mikro
Protein-albumin Positif (30) Negative Mg/dl
MIKROSKOPIK
#
Epitel 5-15
#
Lekosit 1-4 /lpk
Penuh
Eritrosit 0-1 /lbp
#
Kristal /lbp
#
Silinder
#
Bakteri Negative
#
Benang mucus /lbp
#
Lain-lain Negative /lpk
Negative
Tes kehamilan
25/12/2017
Mycobacterium tuberculosis
• Bakteri tahan asam
• Tempat gelap, suhu kamar,
kuman dapat hidup beberapa jam
• Dalam tubuh dapat dorman
selama beberapa tahun
PENEGAKAN DIAGNOSIS
HEPATITIS
DRUG INDUCE
DEFINISI
Hepatitis imbas obat atau dikenal juga sebagai “drug-induced
hepatotoxicity, druginduced liver injury, hepatic failure due to drugs, hepatic
failure due to herb, drug hepatotoxicity ,drug toxicity, dan drug-related
hepatitoxicity”, berarti keadaan inflamasi yang terjadi jika kita
mengkonsumsi bahan kimia beracun, obat, atau jamur beracun
tertentu.
FAKTOR RISIKO PADA HEPATOTOKSISITAS OBAT ANTI
TUBERKULOSIS
Usia Wanita
lanjut
Carrier Nutrisi
hepatitis yang
B/ C
buruk
Penyakit
alkohol hati lain
KLASIFIKASI
• Predictable hepatotoxicity
• Unpredictable hepatotoxocity
DIAGNOSIS
• Berdasarkan International Consensus Criteria, diagnosis hepatotoksisitas imbas obat
berdasarkan:
• Waktu dari mulai minum obat dan penghentian obat sampai awitan reaksi
nyata adalah sugestif (5 – 90 hari dari awal minum obat) atau kompatibel (kurang dari 5 hari
atau lebih dari 90 hari sejak minum obat dan tidak lebih dari 15 hari dari penghentian obat
untuk reaksi hapatoseluler, dan tidak lebih dari 30 hari dari penghentian obat dari reaksi
kolestatik) dengan hepatotoksisitas obat.
• Perjalanan reaksi sesudah penghentian obat adalah sangat sugestif (penurunan enzim hati
paling tidak 50% di atas batas atas normal dalam 8 hari) atau sugestif (penurunan kadar enzim
paling tidak 50% dalam 30 hari untuk reaksi hepatoseluler, dan 180 hari untuk reaksi
kolestatik) dari reaksi obat.
• Alternatif sebab lain dari reaksi setelah dieksklusi dengan pemeriksaan teliti, termasuk biopsy
hati pada tiap kasus.
• Dijumpai respons positif pada pemaparan ulang dengan obat yang sama paling tidak
kenaikan dua kali lipat dari enzim hati) (Putut, 2014).
Hepatotoksisitas imbas obat dapat menyerupai hampir semua jenis
penyakit hati, dan saat ini diagnosis DILI dilakukan per eksklusionam
karena tidak terdapat penanda biologis maupun pemeriksaan spesifIk
yang dapat menegakkan diagnosis DILI. Karena itu, semua
penyebab jejas hati yang dapat memberikan gambaran serupa harus
disingkirkan terlebih dulu.
Penatalaksanaan Hepatotoksisitas Imbas Obat karena OAT
• Bila Klinis (+) (Ikterik, gejala mual, muntah), maka OAT distop
• Bila gejala (+) dan SGOT, SGPT > 3 kali, maka OAT distop
• Bila gejala klinis (-), laboratorium terdapat kelainan (Bilirubin>2),
maka OAT distop
• SGOT dan SGPT >5 kali nilai normal, maka OAT distop
• SGOT dan SGPT> 3 kali, maka teruskan pengobatan dengan
pengawasan
Rekomendasi Nasional untuk mengelola hepatotoksisitas
imbas OAT antara lain:
• Jika pasien tediagnosis hepatitis imbas obat OAT, maka
pemberian OAT tersebut harus dihentikan
• Tunggu sampai jaundice hilang atau sembuh terlebih dahulu
• Jika jaundice muncul lagi, dan pasien belum menyelesaikan tahap
intensif, berikan dua bulan Streptomisin, INH dan Etambutol
diikuti oleh 10 bulan INH dan Etambutol.
• Jika pasien telah menyelesaikan tahap intensif, berikan INH dan
Etambutol sampai 8 bulan pengobatan untuk Short Course
Kemoterapi (SCC) atau 12 bulan untuk rejimen standar. (Kishore,
dkk, 2010)
GASTROENTERITIS
AKUT
DEFINISI
Peradangan pada mukosa lambung dan usus
halus yang ditandai dengan diare atau mencret
dengan feses tidak berbentuk (unformed stools)
atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam
24 jam.
ETIOLOGI
BAKTERI PROTOZOA
VIRUS HELMINTS
Anamnesis
Riwayat
Lendir darah Mual Muntah
bepergian
Rasa tidak
Riwayat makan Imunocompromaise
nyaman diperut
FAKTOR RISIKO
• Higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang kurang
• Riwayat intoleransi laktosa, riwayat alergi obat
• Infeksi HIV atau infeksi menular seksual
PEMERIKSAAN FISIK
• Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa: BB, suhu tubuh, frekuensi
denyut jantung, pernapasan serta tekanan darah
• Cari tanda-tanda dehidrasi
• Pernapasan yang cepat indikasi adanya asidosis metabolik
• Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemia
• Pemeriksaan ekstremitas
PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF
Berikan cairan dan diet adekuat
• Pasien tidak dipuasakan dan diberikan cairan yang adekuat untuk
rehidrasi
• Hindari susu sapi karena terdapat defisiensi laktase transien
• Hindari kopi dan alkohol
• Makanan yang dikonsumsi sebaiknya tidak mengandung gas dan
mudah dicerna
Anti diare
• Turunan opioit : Loperamid, difenoksilat, tinktur opium.
Sebaiknya tidak diberikan ada pasien dengan disentri yang disertai
demam.
• Bismut subsalisilat
• Obat yang mengeraskan tinja: atapulgit 4x2 tablet
• Obat anti sekretorik atau anti enkefalinase: Racecadotril
Anti mikroba
• Golongan kuinolon: siprofloksasin 2 x 500 mg/hari selama 5-7
hari
• Trimetropin/ Sulfametoksasol 160/800 2x1 tablet/hari
• Apabila disebabkan giardia: berikan metronidazol 3x500 mg/hari
selama 7 hari
Atasi dehidrasi
• Jenis cairan yang digunakan: cairan oralit yang hipotonik dengan
komposisi 29 gr glukosa, 3,5 gr NaCl, 2,5 gr natrium bikarbonat
dan 1,5 KCL setiap liter. Cairan RL dan NaCl 0,95 iv
• Jumlah cairan yang diberikan
𝐵𝐽 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑚𝑎−1,025
Defisit cairan= 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑥 4 𝑙𝑡
0,001
𝑆𝑘𝑜𝑟
Kebutuhan cairan = 𝑥 10% 𝑥 𝑘𝑔𝐵𝐵 𝑥 1 𝑙𝑡
15
Tanda dan Gejala yang Memerlukan Evaluasi
Lanjutan
• Demam > 38° C
• Diare memburuk atau menetap setelah 7 hari
• Nyeri abdomen berat, terutama pada pasien usia di atas 50 tahun
• Pasien usia lanjut
• Perubahan status mental : lethargi, apatis, irritable
• Terjadinya outbreak pada komunitas
• Pada pasien yang imunocompromaise
KONSELING DAN EDUKASI
• Pada kondisi ringan, berikan edukasi kepada keluarga untuk
membantu asupan cairan dan cegah penularan
DEMAM DENGUE
DEFINISI
Demam dengue/DF dan demam
berdarah dengue/DBD (dengue
haemorrhagic fever/DHF) adalah
penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus dengue
FAKTOR RISIKO
• Sanitasi lingkungan yang kurang baik
• Adanya nyamuk aedes aegypti pada genangan air ditempat tinggal
pasien sehari-hari
• Adanya penderita demam berdarah dengue disekitar pasien
Pemeriksaan Fisik
• Tanda patogonomik demam dengue : suhu >37,5 derajat celcius,
ptekie, purpura, ekimosis, perdarahan mukosa, rumple leed (+)