Anda di halaman 1dari 13

Sistem imun melindungi tubuh kita dari berbagai

kuman dan mikroorganisme. Bila tidak ada perlindungan


itu, maka tubuh kita akan mudah diinfeksi oleh kuman dan
mikrorganisme tersebut.

Karena ada respon imun, maka sistem imun kita


dapat menyerang para pengganggu dan penyebab
berbagai penyakit. Salah satunya adalah invasi mikroba.
Salah satu bentuk respon pertahanan tubuh terhadap
invasi mikroba adalah inflamasi
Inflamasi merupakan respon biologik
kompleks pada jaringan vaskular terhadap
stimulus yang berbahahaya, seperti patogen,
sel yang rusak, atau iritan. Inflamasi terbagi
menjadi dua pola dasar yaitu :

1. Inflamasi akut
2. Inflamasi kronis
Inflamasi merupakan respon organisme
terhadap patogen, tanda-tanda
inflamasi adalah :
1. Rubor  merah
2. Tumor  bengkak
3. Kalor  panas
4. Dolor  sakit
5. Fungsio laesa
1. Rubor  merah
Seiring dengan dimulainya reaksi peradangan, arteriol yang memasok
daerah tersebut berdilatasi sehingga memungkinkan lebih banyak darah
mengalir ke dalam mikrosirkulasi local, disebut hyperemia atau
kongesti., menyebabkan kemerahan local pada peradangan akut.

2. Tumor  bengkak
Aspek mencolok pada peradangan akut mungkin adalah tumor atau
pembengkakan local yang dihasilkan oleh cairan dan sel-sel yang
berpindah dari aliran darah ke jaringan interstisial

3. Kalor  panas
Panas secara khas hanya merupakan reaksi peradangan yang terjadi
pada permukaan tubuh. Daerah peradangan di kulit menjadi lebih
banyak darah dialirkan dari dalam tubuh ke permukaan daerah yang
terkena dibandingkan dengan daerah yang normal.
4. Dolor  sakit
Perubahan Ph local atau kosentrasi local ion-ion tertentu dapat
merangsang ujung-ujung saraf . Selain itu pembengkakan jaringan
yang meradang menyebabkan peningkatan tekanan local yang
tidak dapat diragukan lagi dapat menimbulkan nyeri.

5. Fungsio laesa  perubahan fungsi


Bagian yang bengkak, nyeri disertai sirkulasi abnormal dan
lingkungan kimiawi lokal yang abnormal akan berfungsi abnormal
pula.
Tujuan reaksi inflamasi untuk menghilangkan
atau mengahancurkan iritan dan untuk
memperbaiki kerusakan jaringan.

Inflamasi membawa pada daerah inflamasi sel-


sel fagositik untuk mencerna bakteri atau debris
selular, antibodi untuk mengenal, menyerang
dan menghancurkan bahan asing.
1. Sel-sel didalam pembuluh darah
(PMN, limfosit, monosit, faktor penggumpal
darah, eosinofil, basofil)
2. Sel-sel jaringan ikat
(Sel mast, fibroblast, makrofag )
3. ECM
(Serabut elastis, serabut kolagen,
proteoglikan)
Sistem komplemen merupakan bagian dari sistem protein enzimatik.
Dapat diaktifkan sepanjang reaksi radang akut yang berlangsung
melalui berbagai jenis:
1. Pada jaringan nekrosis, enzim yang mampu mengaktifkan
komplemen dibebaskan dari sel yang telah mati
2. Selama infeksi berlangsung, kompleks antigen-antibodi yang
terbentuk dapat mengaktifkan komplemen melalui jalan
yang klasik, sedangkan endokrin bakteri gram negatif
mengaktifkan komplemen melalu jalan alternatif.
Peran sistem komplemen pada
reaksi inflamasi

1. Mencerna sel, bakteri, dan virus


2. Opsonisasi, yaitu memicu fagositosis antigen partikulat
3. Mengikat reseptor komplemen spesifik pada sel pada
sistem kekebalan, memicu fungsi sel spesifik, inflamasi,
dan beberapa molekul imunoregulator
4. Pembersihan imun, yaitu memindahkan sisa-sisa bahan
imunitas dari sistem kekebalan dan me nimbunnya di
limpa dan hati
Peran sitokin dalam reaksi inflamasi

Dalam kondisi fisiologis, sitokininhibitor berfungsi sebagai


elemen imunomodulator yang membatasi efek yang berpotensi
menjadi injuri dari reaksi inflamasi berkelanjutan atau yang
berlebihan.

Dalam kondisi patologis, mediator anti-inflamasi ini dapat


baik memberikan kontrol yang kurang atas aktivitas proinflamasi
dalam penyakit yang dimediasi imun atau kompensasi berlebihan
dan menghambat respon imun, menjadikan host beresiko terhadap
infeksi sistemik.
Inflamasi merupakan respon biologik kompleks pada
jaringan vaskular terhadap stimulus yang berbahaya, seperti
patogen, sel yang rusak, atau iritan yang bertujuan untuk
menghilangkan atau mengahancurkan iritan dan untuk
memperbaiki kerusakan jaringan
yang melibatkan sel-sel didalam pembuluh
darah (PMN, limfosit, monosit, faktor penggumpal darah,
eosinofil, basofil), sel-sel jaringan ikat (sel mast, fibroblast,
makrofag), dan ECM (serabut elastis, serabut kolagen,
proteoglikan).
Sistem komplemen dan sitokin berperan besar pada
reaksi inflamasi

Anda mungkin juga menyukai