MENINGOENSEFALITIS TB
Oleh:
Prayoga Perdana Rivai
Pembimbing
dr. Neilan Amroisa, Sp.S
Salah satu komplikasi yang paling berbahaya yang menyerang sistem saraf
pusat adalah MENINGOENSEFALITIS TUBERKULOSIS
Mikobakterium tuberkulosis
Bakteri :
-berbentuk batang gram positif.
-berukuran 0,4-0,5µ.
-bersifat tahan asam, dapat hidup selama
berminggu- minggu dalam keadaan kering.
- kemampuan multiplikasi (@15-20 jam).
EPIDEMIOLOGI
Di Asia sebesar 55%
Bakterimia
Meningitis
Ensefalitis
Meningoensefalitis TB
MANIFESTASI KLINIS
Stadium
Stadium III prodormal)
I (Fase (Koma/fase paralitik) Terjadi
Berlangsung
percepatan 1-3penyakit
minggu, berlangsung
gejala perlahanselamalahan tanpa
± 2-neurologis,
kelainan 3 minggu.gejalanya
Gangguan adalah
fungsi
sebagai
otakberikut :
STADIUM I 1. Demam
semakin jelas.6. tidur Terjadi
terganggu
akibat infark
2.Stadium
Rasa
batang lemah
II otak akibat
(Stadium 7. konstipasi
lesi pembuluh darah
transisional)
3.Fase
Anoreksia
atauini strangulasi
sudah 8.terjadi
irritable
oleh rangsangan
eksudat yang pada selaput
4.meningen,
Sakit
mengalami
kepala organisasi.
ditandai 9.kelainan
mual dan Gejalanya
muntah dapat
neurologis
5.1. Nyeri
berupa:
Padaperutpemeriksaan rangsangan meningeal,
1.pemeriksaan
Pernafasankaku irreguler
kuduk (+),kernig dan brudzinski
STADIUM II 2.(+).Demam tinggi
2. 3.Akibat
Edema papil
peradangan / penyempitan arteri di otak
4.dapat
Hiperglikemia
terjadi disorientasi, kejang, tremor
5.hemiparesis
Kesadarandanmakin menurun,
penurunan irritable
kesadaran.
dan apatis,
3. Gangguan sarafmengantuk,
kranial yang stupor,
seringkoma,
terkena adalah
sarafotot
otakekstensor menjadi
III, IV,VI dan VII kaku dan
STADIUM III spasme, opistotonus, pupil melebar
dan tidak bereaksi sama sekali.
Adanya kejang atau penurunan
DIAGNOSA kesadaran (tergantung stadium
penyakitnya), adanya riwayat
kontak dengan pasien tuberkulosis
(baik yang menunjukkan gejala
ANAMNESA maupun yang asimptomatik),
adanya gambaran klinis yang
ditemukan pada penderita (sesuai
dengan stadium).
Ditemukan tanda rangsangan
meningeal,kaku kuduk(+),
brudzinski (+), kernig sign (+).
PEMERIKSAAN FISIK Gangguan saraf kranial III,IV,IV
dan VII
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
Fase intensif selama 2 bulan dengan 4 sampai 5 obat anti tuberkulosis, yakni isoniazid,
rifampisin, pirazinamid, streptomisin dan etambutol. Terapi dilanjutkan dengan 2 obat
antituberkulosis, yakni isoniazid dan ripamfisin hingga 12 bulan.
• Isoniazid (INH) 5-15 mg/kgBB/hari, dosis maksimum 300 mg/hari.
• Ripamfisin 10-20 mg/kgBB/hari, dosis maksimum 600 mg/hari.
• Pirazinamid 20-40 mg/kgBB/hari, dosis maksimum 2000 mg/hari.
• Etmbutol 15-25 mg/kgBB/hari dosis maksimum 1250 mg/hari.
• Streptomisin diberikan secara intramuskular dengan dosis 15-40
mg/kgBB/hari maks 1 gr/hari.
Prednison 1-2 mg/kgBB/hari selama 4-6 minggu. Penggunaan streroid selain anti
inflamasi juga dapat menurunkan tekanan intrakranial dan mengobati edema otak
• Pengobatan simtomatis
1. Penghentian kejang
Diazepam 0,2-0,5 mg/kgBB/hari IV atau 0,4-0,6 mg/kgBB/dosis
rektal kemudian dilanjutkan dengan fenitoin 5 mg/kgBB/hari
IV dibagi dalam 3 dosis, fenobarbital 5-7 mg/kgBB/hari IM/PO
dibagi dalam 3 dosis.
2. Menurunkan panas
Antipiretik: paracetamol 10 mg/kgBB/hari atau ibuprofen 10
mg/kgBB dosis PO deberikan dalam 3-4 kalo sehari
• Pengobatan suportif
1. Cairan intravena.
2. Oksigen
KOMPLIKASI
AKUT KRONIK