Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 16

Kasus
◦ Seorang ibu hamil mempunyai 1 orang anak kecil masih berusia 1 tahun, hamil lagi
dan minta/ingin diakhiri kehamilannya. Apa pendapat Saudara dari sudut pandang
kode etik dokter, dari pandangan agama islam dan katolik serta dari hukum pidana.
Menurut Kode Etik
◦ Pendapat kelompok kami tentang kasus diatas adalah hal tersebut tidak baik/tidak
boleh dilakukan karena ibu tersebut ingin diakhiri kehamilannya karena mempunyai
anak yang masih berumur 1 tahun bukan karena indikasi medis seperti kelainan,
mengancam jiwa atau sebagainya.
Menurut Pandangan Agama Islam
Hal tersebut tidak diperbolehkan dalam pandangan Agama Islam.

◦ Dalam Q.S. Al-Israa’ : 31 dan 33 berbunyi :


“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang
memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh
mereka adalah dosa yang besar”.
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya),
melainkan dengan suatu (alasan) yang benar”
Sudah jelas bahwa hal tersebut tidak boleh dilakukan jika tidak ada alasan tertentu
(indikasi medis) karena dalam pandangan Agama Islam hal tersebut sama saja dosa
besar
Menurut Pandangan Agama Katolik
Hal tersebut juga dilarang dalam Agama Katolik sebab hal tersebut bertentangan
tentang ajaran Agama Katolik . Gereja Katolik melihat hal tersebut sebagai suatu bentuk
perbuatan yang harus dihentikan dan dikutuk karena manusia adalah hasil ciptaan
Allah menurut gambar dan rupa-Nya sejak masih dalam kandungan, yang berarti
manusia sejak awal adalah kudus.
Dalam (Keb 1 : 13) “Allah tidak menciptakan kematian dan tidak bergembira atas
kebinasaan apa yang hidup”.
Menurut Pandangan Agama Kristen
Dalam pandangan Agama Kristen hal tersebut juga tidak diperbolehkan karena
kehidupan manusia adalah karunia dari Allah dan Tuhan memiliki rencana keselamatan
untuk semua manusia yang terlahir kedunia dan dan manusia juga tidak memiliki hak
untuk mengambil hidup orang lain termasuk dalam hal ini adalah embrio atau janin
karena aborsi berarti :
1. Menolak keadilan Tuhan
2. Perbuatan terkutuk
3. Tindakan dosa
4. Melanggar HAM
5. Kejahatan manusia
Aborsi boleh dilakukan apabila ada indikasi medis(membahayakan nyawa ibu, adanya
kelainan dan sebagainya)
Menurut Pandangan Agama Budha
Dalam agama budha aborsi tidak membenarkan adanya aborsi karena telah
melanggar pancasila buddhis menyangkut sila pertama yaitu panatipata yang berarti
(aku bertekad melatih diri untuk menghindari pembunuhan), menurut pandangan
orang buddha bukan hanya pelaku saja yang melakukan tindak pembunuhan tetapi
ibu sang bayi juga melakukan hal yang sama, bagaimanapun mereka telah melakukan
tindakan kejahatan dan akan mendapat akibat dikemudian hari, seperti yang
diterangkan dalam ( Majjhima Nikaya 135)
Menurut Pandangan Agama Hindu
◦ Tidak hanya dalam pandangan hukum, dalam pandangan agama hindu juga sangat
dilarang . Aborsi menurut pandangan hindu, aborsi dalam Teologi Hinduisme termasuk
perbuatan yang disebut “Himsa Karma” yaitu salah satu perbuatan dosa yang
disejajarkan dengan membunuh, menyakiti, dan menyiksa.
◦ Oleh karena itu perbuatan aborsi disetarakan dengan menghilangkan nyawa.
◦ Kitab-kitab suci hindu antara lain Rgveda 1.114.7 menyatakan,” Ma no mahantam uta
ma no arbhakam” yang artinya “janganlah mengganggu dan mencelakakan bayi.”
Aborsi Menurut Hukum Pidana
◦ Menurut kamus besar bahasa indonesia, aborsi adalah pengguguran kandungan pada dasarnya,
setiap orang dilarang melakukan aborsi berdasarkan pasal 75 ayat (1) UU No. 36 tahun 2009 tentang
kesehatan (“uu kesehatan”)
◦ Pengecualian terhadap larangan melakukan aborsi diberikan hanya dalam 2 kondisi berikut :
1. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan,baik yg mengancam nyawa ibu
atau janin, yg menderita penyakit genetik berat atau cacat bawaan , maupun yang tidak dapat
diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup diluar kandungan atau
2. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan.
◦ (lihat pasal 75 ayat (2) UU Kesehatan )
Jadi, praktik aborsi yang bertentangan dengan peraturan perundang-undang sebagaimana disebut
diatas merupakan aborsi ilegal.
Sanksi pidana bagi pelaku aborsi ilegal diatur dalam pasal 194 UU Kesehatan yang berbunyi “setiap orang
yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 75 ayat (2) Dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak 1
miliyar.”
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai

  • SNH Fix
    SNH Fix
    Dokumen39 halaman
    SNH Fix
    Zaid Hidayah
    Belum ada peringkat
  • Tugas DR T Marwan Ke 1
    Tugas DR T Marwan Ke 1
    Dokumen10 halaman
    Tugas DR T Marwan Ke 1
    Shintya Lestari
    Belum ada peringkat
  • SABTU!!!!!
    SABTU!!!!!
    Dokumen15 halaman
    SABTU!!!!!
    Shintya Lestari
    Belum ada peringkat
  • Meningoensefalitis
    Meningoensefalitis
    Dokumen63 halaman
    Meningoensefalitis
    Shintya Lestari
    Belum ada peringkat
  • Referat MTB Luar Prayoga
    Referat MTB Luar Prayoga
    Dokumen14 halaman
    Referat MTB Luar Prayoga
    Shintya Lestari
    Belum ada peringkat
  • Air & Mineral
    Air & Mineral
    Dokumen46 halaman
    Air & Mineral
    Dada Doni
    Belum ada peringkat
  • Makalah Syirik Kelompok 12
    Makalah Syirik Kelompok 12
    Dokumen10 halaman
    Makalah Syirik Kelompok 12
    Shintya Lestari
    Belum ada peringkat
  • Skill Lab 5
    Skill Lab 5
    Dokumen11 halaman
    Skill Lab 5
    Shintya Lestari
    Belum ada peringkat
  • Akhlak
    Akhlak
    Dokumen30 halaman
    Akhlak
    Shintya Lestari
    Belum ada peringkat
  • FAKTOR
    FAKTOR
    Dokumen1 halaman
    FAKTOR
    Shintya Lestari
    Belum ada peringkat
  • AYANI
    AYANI
    Dokumen1 halaman
    AYANI
    Shintya Lestari
    Belum ada peringkat
  • FAKTOR
    FAKTOR
    Dokumen1 halaman
    FAKTOR
    Shintya Lestari
    Belum ada peringkat