Marlin Feriani S
1610221061
Kornea Normal
KORNEA
Histologi Kornea
1. Lapisan Epitel
2. Membran Bowman
3. Stoma
4. Membran Descement
5. Lapisan Endotel
Kanski, Jack, 2007, Clinical Opthalmology A Systemic Approach Sixth Edition, Elsevier.
KERATITIS
Keratitis adalah peradangan pada kornea yang ditandai dengan
adanya infiltrasi sel radang dan edema kornea pada lapisan
kornea manapun yang dapat bersifat akut atau kronis yang
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain
bakteri, jamur, virus atau karena alergi.
Etiologi
Klasifikasi
keratitis Bakterial
Virus
Jamur
Alergi
Keratitis Bakterialis
Etiologi
Bakteri (Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
aureus, Streptococcus pyogens, Streptococcus
pneumonie)
Penggunaan lensa kontak
Riwayat keratitis bakteri sebelumnya
Riwayat operasi mata sebelumnya
Gangguan defense mechanism
Keratitis Bakterialis
Infiltrat kelabu kuning
hijau kebiruan pada infeksi
P.aeruginosa
Tatalaksana
Terapi Obat
◦ IDU (Idoxuridine) analog pirimidin (terdapat dalam larutan 1% dan diberikan setiap
jam, salep 0,5% diberikan setiap 4 jam)
◦ Trifluorotimetidin (TFT): sama dengan IDU, diberikan 1% setiap 4 jam
◦ Asiklovir (salep 3%), diberikan setiap 4 jam.
◦ Asiklovir oral dapat bermanfaat untuk herpes mata berat, khususnya pada orang
atopi yang rentan terhadap penyakit herpes mata dan kulit agresif.
Terapi Bedah
◦ Keratoplasti penetrans
Keratitis Zoster Oftalmika
Herpes Zoster Oftalmikus (HZO) merupakan hasil
reaktivasi dari Varisela Zoster Virus (VZV) pada Nervus
Trigeminal (N.V).
Semua cabang dari nervus tersebut bisa terpengaruh, dan
cabang frontal divisi pertama N.V merupakan yang paling
umum terlibat. Cabang ini menginervasi hampir semua
struktur okular dan periokular.
Etiologi
HZO merupakan reaktivasi dari VZV di N.V divisi oftalmik
(N.V1).
Predisposisi
Kondisi imunocompromise (penurunan imunitas sel T)
Usia tua
Manifestasi
Tanda-tanda dan gejala HZO terjadi ketika N.V1 diserang
virus,
mengakibatkan ruam,
vesikel pada ujung hidung (dikenal sebagai tanda
Hutchinson),
Gejala prodormal
Rash unilateral
infiltrat pada kornea.
Vesikel tersebar sesuai dermatom
Tatalaksana
Pengobatan bersifat simptomatis
Pasien dengan herpes zoster oftalmikus dapat diterapi
dengan Acyclovir (5 x 800 mg sehari) selama 7-10 hari.
Keratitis Jamur
Etiologi
Jamur ragi (yeast) Candida albicans, Cryptococcus sp,
Rodotolura sp. Jamur berfilamen (filamentous fungi)
Jamur bersepta (kapang) :Furasium sp, Acremonium sp,
Aspergillus sp, Cladosporium sp, Penicillium sp, Paecilomyces
sp, Phialophora sp, Curvularia sp, Altenaria sp.
Patologi
Trauma organik
Penggunaan antibiotik & kotrikosteroid yang tidak tepat.
Pemakaian pemakaian lensa kontak
Hifa jamur cenderung masuk stroma secara paralel ke lamella
korneaReaksi inflamasiAbses cincin steril mungkin ada yang
terpisah pusat ulkusMikroabses yang multipel dapat
mengelilingi lesi utama.
Hifa berpotensi masuk ke membran descemet yang intak dan
menyebar ke kamera okuli anterior.
Manifestasi klinis
Gejala : nyeri dengan awitan perlahan, terdapat sensasi
benda asing, fotofobia, penurunan tajam pengelihatan
serta secret berair atau mukopurulen.
Tanda : tepi lesi yang tidak tegas seperti bulu, infiltrate
kering berwarna abu-abu dan menonjol serta lesi satelit
adalah gambaran khas dari keratitis fungi.
Feathery appearance
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan kerokan kornea (sebaiknya dengan spatula
Kimura) yaitu dari dasar dan tepi ulkus dengan
biomikroskop.
pewarnaan KOH 10%, pewarnaan Gram dan Giemsa atau
biopsi jaringan kornea dan diwamai dengan Periodic Acid
Schiff, atau melakukan kultur dengan biakan agar
seboraud dextrose.
Terapi
Terapi topical
Candida : amfoterisin B 0,15-0,3%, natamisin 5%, atau
flukonazol 2%
Kapang : natamycyn 5%, pilihan lain termasuk amfoterisin B
0,15%, dan mikonazol 1%.
Antibiotic spektrum luas untuk mencegah infeksi sekunder
sebaiknya dipertimbangkan.
Flukonazol intrastromal/ subkonjungtiva untuk kasus yan berat
Antifungi sistemik pada infeksi jamur yang berat
ketokonazole (200-600 mg/hari).
Bila ada peningkatan TIO diberi obat anti glaukoma
Keratoplasti dilakukan bila ada perbaikan
Keratitis alergi
Keratokonjungtivitis flikten
Merupakan radang kornea dan konjuntiva yang
merupakan reaksi imun yang mungkin sel mediated pada
jaringan yang sudah sensitif terhadap antigen.
Etiologi
- Tuberkuloprotein (dahulu)
- Alergi jenis kuman lain (sekarang)
Manifestasi klinis