Anda di halaman 1dari 28

JURNAL READING

Sebuah Pengobatan Minimal Invasif Baru Untuk Kehamilan


Bekas Luka Caesar Dan Kehamilan Serviks

Pembimbing
dr. Hary Purwoko, Sp.OG,K.FER

Disusun oleh :
Virda Dwi Septiani
1610221098

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN’ JAKARTA


FAKULTAS KEDOKTERAN
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN KANDUNGAN DAN KEBIDANAN
RSUD AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG
PERIODE 12 MARET 2018 – 19 MEI 2018
A NEW MINIMALLY INVASIVE
TREATMENT FOR CESAREAN
SCAR PREGNANCY AND
CERVICAL PREGNANCY
Background
• Kehamilan bekas luka • keberhasilan single-balon
Cesar dan kehamilan kateter untuk pengobatan
serviks  bentuk kehamilan bekas luka
kehamilan patologis yg caesar setelah injeksi lokal
didiagnostik secara methotrexate 
signifikan dan tantangan mengevaluasi penggunaan
pengobatan double-balon kateter untuk
mengakhiri kehamilan dan
• efektivitas pengobatan mencegah pendarahan
thd tingkat komplikasi : tanpa perawatan aditif.
10% menjadi 62%.

penelitian retrospektif.
TUJUAN:
• Menjadikan double-balon kateter serviks 
pengobatan minimal invasif pada pasien
dengan bekas luka caesar dan kehamilan
serviks untuk mengakhiri kehamilan dan
pada saat yang sama mencegah perdarahan
dengan menekan pasokan darah kantung
kehamilan.
STUDI DESAIN:
Pasien dengan kehamilan
serviks dan kehamilan bekas
luka caesar antara usia
Penyisipan kateter dilakukan di
kehamilan 6 sampai 8 minggu
bawah bimbingan USG
 pengobatan berbasis blok
transabdominal.
paraservikal dengan 1%
lidokain diberikan pada 3 pasien
untuk mengontrol rasa sakit.

Setelah 2-3 hari, tindak lanjut


Setelah satu jam, wilayah uterus berikutnya : dijadwalkan untuk
dipindai. Ketika aktivitas pelepasan kateter. Diikuti USG
jantung janin tidak ada dan Serial dan serum human
tidak ada perdarahan yg chorionic gonadotropin
tercatat, pasien dipulangkan. (mingguan atau sesuai
kebutuhan)
HASIL:
• 3 kehamilan serviks dan 7 kehamilan hidup bekas luka
caesar berhasil diobati.
• Median usia kehamilan pada perlakuan adalah 6-7
minggu.
• penerimaan pasien untuk pengobatan double-balon
cukup tinggi
• Semua kecuali 1 pasien tercatat ada bercak vagina saat
di follow-up. Hanya 1 pasien mengalami perdarahan
darah gelap. Balon berada di tempat selama rata-rata 3
hari (kisaran 1 - 5 hari). Median waktu dari perlakuan
terhadap serum human chorionic gonadotropin adalah
49 hari (kisaran, 28 - 97 hari).
KESIMPULAN:
• Balon ganda  pengobatan tunggal yang sukses,
minimal invasif dan ditoleransi dengan baik untuk
kehamilan serviks dan kehamilan bekas luka bedah
caesar.
• Metode pengobatan sederhana  4 keunggulan utama:
secara efektif menghentikan aktivitas jantung embrio,
mencegah komplikasi perdarahan, tidak memerlukan
terapi invasif tambahan, dan mirip dengan pengobatan
oleh dokter kandungan yang menggunakan kateter
pematangan serviks untuk induksi persalinan.
• aplikasi yang lebih luas, dan harus divalidasi pada
populasi pasien yang lebih besar.
• Kehamilan bekas luka caesar adalah
kelainan iotrogenik yang menjadi
konsekuensi langsung dari sesar
• Kasus pertama dari kehamilan bekas luka
caesar (1978) dan berhasil diobati pasien
dengan laparotomi, reseksi hysterotomic,
dan bekas luka rahim mengalami perbaikan
• Dalam sebuah kajian mendalam antara
tahun 1972 hingga 2011 terdapat 751 kasus
kehamilan bekas luka caesar.
• 331 kasus (44,1%) dilaporkan tjd
komplikasi.
• Hipotesis  bahwa dengan
menggunakan double-balon kateter,
yang satu diatas dalam rongga rahim
sebagai jangkar (mencegah pelepasan
balon tekanan rendah saat diposisikan)
dan 1 balon pada kantung kehamilan sbg
tamponade.
• Hipotesis sekunder  bahwa tekanan
balon yang lebih rendah diberikan pada
kantung kehamilan dan pembuluh darah
uterus akan menghentikan aktivitas
jantung embrio sementara pada saat
yang sama mencegah perdarahan
Bahan dan metode
• kasus retrospektif
• pasien dengan kehamilan
bekas luka bedah caesar
atau kehamilan serviks,
antara 6 dan 8 minggu
kehamilan, pada
NewYorkUniversity
Langone Medical center
Kriteria inklusi

Kegiatan jantung embrio /


usia kehamilan antara 6
janin dibuktikan pada saat
dan 8 minggu
USG

menandatangani informed
keinginan jelas utk
consent menggambarkan
menyatakan penghentian
2 pilihan pengobatan :
kehamilan setelah konseling
lokal atau injeksi
yg menjelaskan pilihan untuk
methotrexate
melanjutkan atau mengakhiri
intragestational atau
kehamilan
teknik double-balon
• Kontrol untuk pelepasan kateter
• KB selama 6 bulan sangat disarankan.
Analisis statistic
• IBM SPSS Statistics 22
• Statistik deskriptif :
– usia kehamilan
– volume uterus
– serum human chorionic gonadotropin pada
perlakuan
– waktu balon dipasang
– Waktu human chorionic gonadotropin
kembali ke nilai tidak hamil
Results
• 12 pasien didiagnosis dengan kehamilan bekas
luka caesar dan kehamilan serviks
• Setelah konseling 2 pasien mengundurkan diri
• 7 caesar bekas luka kehamilan dan 3 kehamilan
serviks
• usia kehamilan rata-rata adalah 6 minggu
• Median Volume kantung kehamilan pada
perlakuan adalah 8,9 mL
• Balon disimpan di tempat selama rata-rata 3 hari
Median Volume kantung
kehamilan pada
perlakuan adalah 8,9 mL
Median serum human
chorionic gonadotropin
pada penyisipan balon
29.475 mIU / mL

Waktu rata-rata
human chorionic
gonadotropin kembali
ke tingkat tidak hamil
adalah 49 hari
• tidak ada
komplikasi yang • penerimaan pasien untuk
dialami pasien yg pengobatan double-balon
mengikuti cukup tinggi terlepas dari
tekanan perut awal yang rendah
pengobatan saat terinflasi balon.
double-balon. • Semua kecuali 1 pasien tercatat
• Lamanya waktu tdpt bercak vagina saat di
untuk kateter follow-up. Hanya 1 pasien
terpasang serta mengalami perdarahan darah
gelap.
volume optimal
kantung kehamilan • Balon berada di tempat selama
rata-rata 3 hari (kisaran 1 - 5
harus dikaji lebih hari). Median waktu dari
lanjut. perlakuan terhadap serum
human chorionic gonadotropin
adalah 49 hari (kisaran, 28 - 97
hari).
Conclusion
Kami menguji kelayakan dan efektivitas pengobatan awal 6-8 minggu
kehamilan bekas luka caesar dan kehamilan serviks dengan menghindari
pengobatan invasif sebelumnya dg double-balon kateter.

Kami mengevaluasi kemampuannya untuk menghentikan aktivitas


jantung dan pada saat yang sama untuk mencegah perdarahan lokal.

kateter tersebut sering digunakan untuk induksi persalinan, dan familiar


bagi dokter kandungan.

Modus terapi ini ditemukan untuk dijadikan pengobatan sederhana,


aman, dan efektif dengan penerimaan pasien yang tinggi.

Evaluasi lebih lanjut dari teknik ini dengan memperlakukan sejumlah


besar pasien
REFERENSI
1. Larsen JV, Solomon MH. Pregnancy in a uterine scar sacculus—an unusual cause of postabortal
haemorrhage. A case report. S Afr Med J 1978;53:142-3.
2. Jurkovic D, Hillaby K, Woelfer B,Lawrence A, Salim R, Elson CJ. First-trimester diagnosis and management of
pregnancies implanted into the lower uterine segment cesarean section scar. Ultrasound Obstet
Gynecol 2003;21:220-7.
3. Timor-Tritsch IE, Monteagudo A. Unforeseen consequences of the increasing rate of cesarean deliveries: early
placenta accreta and cesarean scar pregnancy. A review. Am J Obstet Gynecol
2012;207:14-29.
4. Timor-Tritsch IE, Monteagudo A, Cali G, et al. Cesarean scar pregnancy is a precursor of morbidly adherent
placenta. Ultrasound Obstet Gynecol 2014;44:346-53.
5. Timor-Tritsch IE, Cali G, Monteagudo A, Khatib N, Berg RE, Forlani F, Avizova E. Foley balloon catheter to
prevent or manage bleeding during treatment for cervical and cesarean scar pregnancy. Ultrasound Obstet
Gynecol 2015;46:118-23.
6. Timor-Tritsch IE, Monteagudo A, Santos R, Tsymbal T, Pineda G, Arslan AA. The diagnosis, treatment, and
follow-up of cesarean scar
pregnancy. Am J Obstet Gynecol 2012;207:44. e1-13.
7. Timor-Tritsch IE, Monteagudo A, Cali G, et al. Cesarean scar pregnancy and early placenta accreta share
common histology. Ultrasound Obstet Gynecol 2014;43:383-95.
8. Ben Nagi J, Ofili-Yebovi D, Marsh M, Jurkovic D. First-trimester cesarean scar pregnancy evolving into
placenta previa/ accreta at term. J Ultrasound Med 2005;24: 1569-73.
9. Ballas J, Pretorius D, Hull AD, Resnik R, Ramos GA. Identifying sonographic markers for
placenta accreta in the first trimester. J Ultrasound Med 2012;31:1835-41.
10. Zosmer N, Fuller J, Shaikh H, Johns J, Ross JA. Natural history of early first-trimester
pregnancies implanted in cesarean scars. Ultrasound
Obstet Gynecol 2015;46:367-75.
11. Drucker M, Wallach RC. Uterine packing: a reappraisal. Mt Sinai J Med 1979;46:191-4.
12. Schmid BC, Rezniczek GA, Rolf N, Saade G, Gebauer G, Maul H. Uterine packing with
chitosan-covered gauze for control of postpartum hemorrhage. Am J Obstet Gynecol
2013;209:225.e1-5.
13. Bakri YN. Uterine tamponade-drain for hemorrhage secondary to placenta previaaccreta. Int J
Gynaecol Obstet 1992;37:302-3.
14. Bakri YN, Amri A, Abdul Jabbar F. Tamponade- balloon for obstetrical bleeding. Int J Gynaecol
Obstet 2001;74:139-42.
15. Johanson R, Kumar M, Obhrai M, Young P. Management of massive postpartum
haemorrhage: use of a hydrostatic balloon catheter to avoid laparotomy. BJOG 2001;108: 420-
2.
16. Keriakos R, Mukhopadhyay A. The use of the Rusch balloon for management of severe
postpartum haemorrhage. J Obstet Gynaecol 2006;26:335-8.
17. Tsui KH, Lin LT, Yu KJ, et al. Double-balloon cervical ripening catheter works well as an
intrauterine balloon tamponade in post-abortion massive hemorrhage. Taiwan J Obstet
Gynecol 2012;51:426-9.
18. Olamijulo JA, Doufekas K. Intrauterine balloon tamponade for uncontrollable bleeding during
first trimester surgical termination of pregnancy. J Obstet Gynaecol 2007;27: 440-1.
19. Bakour SH, Thompson PK, Khan KS. Successful conservative management of cervical ectopic
pregnancy with combination of methotrexate, mifepristone, surgical evacuation and tamponade
using a double balloon three-way catheter. J Obstet Gynaecol 2005;25:616-8.
20. De La Vega GA, Avery C, Nemiroff R, Marchiano D. Treatment of early cervical pregnancy with
cerclage, carboprost, curettage, and balloon tamponade. Obstet Gynecol 2007;109: 505-7.
21. Fylstra DL. Cervical pregnancy: 13 cases treated with suction curettage and balloon
tamponade. Am J Obstet Gynecol 2014;210: 581.e1-5.
22. Fylstra DL, Coffey MD. Treatment of cervical pregnancy with cerclage, curettage and balloon
tamponade. A report of three cases. J Reprod Med 2001;46:71-4.
23. Dildy GA, Belfort MA, Adair CD, et al. Initial experience with a dual-balloon catheter for the
management of postpartum hemorrhage. Am J Obstet Gynecol 2014;210:136.e1-6.
24. Gao Y, Wang Z, Zhang J, et al. [Efficacy and safety of intrauterine Bakri balloon tamponade in
the treatment of postpartum hemorrhage: a multicenter analysis of 109 cases]. Zhonghua Fu
Chan Ke Za Zhi 2014;49:670-5.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai