Anda di halaman 1dari 47

LAURENCE / 112014047

Pembimbing : dr. FX Widiarso, SpOG




Identitas pasien

Nama lengkap : Ny. SAF Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 21 tahun Suku bangsa : Jawa
Status perkawinan : Kawin (GIP0A0) Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta Pendidikan : SMA
Alamat : Mejobo RT 02 / RW 01, Mejobo, Masuk Rumah Sakit : 23 Juli 2015
Kudus Pukul 09.00 WIB

 Autoanamnesis : 23 juli 2015 Pk.09:00
 KU : Keluar cairan bening secara tiba-tiba dari jalan lahir
 RPS : pasien 21 tahun hamil 40 minggu, perut
kenceng-kenceng semakin sering ( 1x10mnt,20dtk),
keluar cairan bening tidak ada darah tiba-tiba, tidak
ada keluhan lain seperti pusing, mual, muntah dan
nyeri, pasien tidak ada riwayat alergi, operasi,
trauma, minum obat-obatan / jamu
Riwayat kehamilan

 HPHT : 8 oktober 2014
 HPL : 15 juli 2015
 Siklus menstruasi teratur, tidak nyeri
 Menikah pada usia 20 tahun, lama pernikahan 1
tahun
 Riwayat KB ( - )
 ANC teratur di bidan
Hamil ke Usia kehamilan Jenis Penyulit Penolong Jenis kelamin BB/TB Umur
persalinan lahir sekarang

1 Hamil ini

 RPD : tidak ada riwayat darah tinggi, jantung,
kencing manis, asma, alergi. Tidak memiliki riwayat
operasi sebelumnya
 RPK : Tidak ada anggota keluarga yang menderita
sakit berat atau punya riwayat sakit jantung, darah
tinggi, kencing manis, asma, alergi
Pemeriksaan fisik

 Vital sign : KU baik, compos mentis, 120/80mmhg,
90x/menit, 20x/menit, 36.5oC
Mata
Telinga
Hidung
Mulut/gigi
Leher dalam batas normal
Jantung
Thorax
Abdomen
ekstremitas
Pemeriksaan obstetri

 Pemeriksaan Luar

Inspeksi
Wajah : Chloasma gravidarum (-)
Payudara : pembesaran payudara (+), puting susu
menonjol (+), cairan mammae (-)
Abdomen : Membesar, letak memanjang, linea nigra
(+), strie livide (-), striae albicans (+),
bekas operasi (-)

Palpasi
nyeri tekan (-)
TFU = 3 jari di bawah proc. Xyphoideus (32 cm)
TBJ = (32-12) x 155 = 3100 gram
 Leopold I : Bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
 Leopold II : Keras memanjang pada bagian kanan (PUKA)
 Leopold III : Bulat,keras, melenting (Kepala) ,
 Leopold IV : Konvergen (belum masuk pintu atas panggul)
DJJ : 12-12-12 = 144x/menit
His : 1x dalam 10 menit (20 detik)
PPV : (+) air ketuban
Leukorae : (-)

Pemeriksaan Dalam
VT (jam 09.00 wib)
Ø 2 cm, KK (-) , EFF 25%
Bag bawah kepala, ↓ Hodge I
Pemeriksaan lanjutan
Jam 14:00 WIB

Palpasi
nyeri tekan (-)
TFU = 3 jari di bawah proc. Xyphoideus (32 cm)
TBJ = (32-12) x 155 = 3100 gram
 Leopold I : Bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
 Leopold II : Keras memanjang pada bagian kiri (PUKA)
 Leopold III : Bulat,keras, melenting (Kepala) ,
 Leopold IV : Konvergen (belum masuk pintu atas panggul)
DJJ : 12-12-12 = 142x/menit
His : 1x dalam 10 menit (20 detik)  VT (jam 14.00 wib)
PPV : (+) air ketuban Ø 2 cm, KK (-) , EFF 25 %
Leukorae : (-)
Bag bawah kepala, ↓ Hodge I
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Laboratorium tanggal 23 Juli 2015 jam 12.00

Darah rutin
 Hemoglobin 12,5 g/dL (N: 11,7 – 15,5)
 Leukosit 11,20 H (N: 3.600 – 11.000)
 Hematokrit 34,30 % (N: 30-43)
 Trombosit 375.000 (N: 150.000-440.000)
 Waktu perdarahan/BT 2.00 (N: 1-3)
 Waktu pembekuan/CT 5.00 menit (N: 3-6)
Diagnosis kerja

 GIP0A0,21 tahun, hamil 40 minggu
 Anak I hidup intrauterin
 Presentasi kepala, belum masuk PAP, puka
 Inpartu kala I fase laten
 Ketuban pecah dini ( KPD )
Rencana pengelolaan

 IVFD RL 20 tetes permenit
 Puasa
 Amoksisilin 1 x 2 gram IV
 Persiapan SC : DC, cukur pubis (+)
Prognosis

Power : ad bonam
Passage : ad bonam
Passanger : ad bonam
Laporan operasi

Intruksi post op

• Infus D5/RL ( 2 botol dengan 1 botol induksi 20 tetes
per menit )
• Inj Cefotaxime 2 x 1 ( test dulu )
• Inj Tramadol HCl 3 x 1 ( dalam NaCl 100 cc )
• Inj Alanamin F 2 x 1 amp IV
• Inj Vit C 1 amp/ hari IV
• Ketoprofen supp rektal 2 x 1
• Tidur bantal tinggi
• Cek Hb post operasi
Follow up

Tanggal 24 juli 2015, Jam 08.00 WIB Tanggal 25 juli 2015, Jam 08.00 WIB
S : OS merasakan nyeri perut bekas operasi . ASI (-) S : OS merasakan nyeri perut bekas operasi . ASI (+)
O: O:

 Keadaan umum : Baik  Keadaan umum : Baik


 Kesadaran : CM  Kesadaran : CM
 Tanda-tanda vital  Tanda-tanda vital
o Tekanan Darah : 110/70 mmHg o Tekanan Darah : 110/70 mmHg
o Nadi : 82x/menit o Nadi : 82x/menit
o Pernapasan : 20 x/menit o Pernapasan : 20 x/menit
o Suhu : 36,3oC o Suhu : 36,6oC
 Pulmo : Vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/-  Pulmo : Vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/-
 Cor : BJ I dan II murni reguler  Cor : BJ I dan II murni reguler
 Mammae : ASI (-),putting menonjol  Mammae : ASI (+) , putting menonjol
 Abdomen :  Abdomen :
o TFU : 2 jari di bawah pusat o TFU : 2 jari di bawah pusat
o BU (+) o BU (+)
o Kontraksi baik o Kontraksi baik
 PPV lochea rubra (+)  PPV lochea rubra (+)
 Ekstremitas : Edema -/-, akral hangat  Ekstremitas : Edema -/-, akral hangat

A : PIA0 post SC Hari I atas indikasi ketuban pecah dini


A : PIA0 post SC Hari II atas indikasi ketuban pecah dini
P : Puasa dan tirah baring
P : Latihan duduk
Terapi dilanjutkan
Terapi dilanjutkan
Tanggal 26 juli 2015, Jam 08.00 WIB
S : OS merasakan nyeri perut bekas operasi . ASI (+)
O:

 Keadaan umum : Baik


 Kesadaran : CM
 Tanda-tanda vital
o Tekanan Darah : 120/80 mmHg
o Nadi : 86x/menit
o Pernapasan : 18 x/menit
o Suhu : 36,5oC
 Pulmo : Vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/-
 Cor : BJ I dan II murni reguler
 Mammae : ASI (+) , putting menonjol
 Abdomen :
o TFU : 2 jari di bawah pusat
o BU (+)
o Kontraksi baik
 PPV lochea rubra (+)
 Ekstremitas : Edema -/-, akral hangat

A : PIA0 post SC Hari III atas indikasi ketuban pecah dini


P : Edukasi : ASI eksklusif
Diet gizi seimbang
Imunisasi bayi
Kontrol di poliklinik
Pasien boleh pulang
TINJAUAN
PUSTAKA
Anatomi dan fisiologi

amnion dan korion
 Amnion : membrane paling dalam berdampingan
dengan cairan amnion, kekuatan regang ( mencegah
ruptur / robek )
 Korion : membrane external putih, vili-vili telur
yang berhubungan dengan desidua capsulari,
berlanjut ke tepi plasenta dan melekat pada lapisan
uterus


Cairan amnion aterm : 1000 – 1500 ml, warna putih, agak keruh
serta mempunyai bau yang khas, agak amis dan manis
volume cairan amnion yang lazim (Cunningham, 2006)

Minggu gestasi Janin (g) Plasenta (g) Cairan amnion (ml) Persen cairan

16 100 100 200 50

28 1000 200 1000 45

36 2500 400 900 24

40 3300 500 800 17



Fungsi cairan amnion
• Proteksi : trauma
• Mobilisasi : ruang gerak janin
• Homeostasis : suhu , asam basa
• Mekanik : keseimbangan tekanan
• Pada persalinan : melicinkan persalinan, cegah infeksi
Definisi

KPD ( Ketuban Pecah Dini )
 pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan
mulai dan ditunggu satu jam sebelum terjadi inpartu
 Umum : diatas kehamilan aterm 37 minggu
 Sebelum inpartu bila diameter serviks pada primigravida
<3cm, multigravida <5cm
 Pecah spontan sebelum kehamilan > 28 minggu sebelum
persalinan dibagi dua : PROM(prelabour rupturs of the
membranes) pecah kehamilan >37 minggu,
PPROM(Preterm Prelabour rupturs of the membranes)
<37 minggu
Arti klinis

 Bagian terendah janin belum masuk PAP : terjadi
prolapse tali pusat / kompresi tali pusat
 Pada primigravida hamil aterm bagian terendah belum
masuk PAP : gangguan keseimbangan fetopelvic
 Kpd sering diikuti tanda-tanda persalinan dapat memicu
persalinan preterm
 Kpd diatas 24 jam (prolonged rupture of membrane) : sering
disertai infeksi intrauterine
 Oligohidramnion dalam jangka panjang : hambatan
pertumbuhan dan perkembangan janin
Insidensi

 kehamilan aterm (8%), preterm (1-3%), dan pada
midsemester kehamilan (<1%)
 insidensi terjadi sekitar 7 – 12 % dari semua
kehamilan
 8-10% pasien ketuban pecah dini memiliki risiko
tinggi infeksi intrauterine akibat interval antara
ketuban pecah dan persalinan yang memanjang
 30-40% persalinan preterm,sekitar 75% : persalinan
satu minggu lebih dini dari jadwal
Etiologi

 Belum jelas
 Faktor selaput ketuban ( kekuatan kurang, kurang
elastis, tipis )
 Infeksi : tekanan intrauterine (Chorioamnionitis,
Phyelonefritis, Sistitis, Cervisitis, Vaginitis, listeria
monositogen)
 Faktor lain
Cervix inkompeten, CPD, kelainan letak, hidroamnion,
gemeli, trauma, usia ibu, paritas ( multipara ), merokok,
defisiensi gizi, riwayat kpd
Patofisiologi

Berdasarkan faktor predisposisi
 Faktor selaput ketuban : viscoelastis ( tekanan internal
saat persalinan, infeksi, membuat membran menjadi
lemah dan rentan )
 Faktor infeksi : infeksi dan inflamasi
peningkatan IL-1 dan prostaglandin, hasilkan kolagenase
jaringan, terjadi depolimerase kolagen korion/ amnion (
ketuban tipis, mudah pecah )
 Faktor trauma/tekanan : stress material dan fetal,
peningkatan pelepasan plasental cortikotropin releasing
hormon (CRH), terjadi pembentukan enzym matriks
metalloproteinase (MMP) ( ketuban pecah )
Diagnosa

Data subyektif
Anamnesa :
 basah pada vagina
 cairan banyak / sedikit tiba-tiba dari jalan lahir (tidak
dapat ditahan, terus menerus, berbau khas, warna)
 His belum/tidak ada
 Belum ada pengeluaran lendir darah
 Jika sudah infeksi intrapartum : keluhan demam tinggi,
nyeri abdomen, cairan pervaginam bau
 Riwayat haid : HPL

Data objektif
Pemeriksaan fisik :
 Pemeriksaan umum : TTV, tanda infeksi
 Pemeriksaan abdomen : tinggi fundus (
perbandingan ), DJJ
 Pemeriksaan obstetric : cairan jalan lahir, inspekulo
( air ketuban keluar dari kanalis servikalis, bagian
pecah, penilaian serviks, pooling pada cairan amnion
dari forniks posterior )
 VT : hindari infeksi
Pemeriksaan penunjang

 USG : menentukan Amniotic Fluid Index, umur
kehamilan, letak plasenta, letak janin dan berat janin
 Amniosenteses : cairan diperiksa evaluasi kematangan
paru janin, pewarnaan gram hitung koloni kuantitatif liat
infeksi
 Protein C-reaktif : peningkatan serum awal
koriomnionitis
 Tes lakmus ( tes nitrazin ) : merah menjadi biru ( alkalis ph
7-7,5 ), hasil positif palsu pada infeksi atau darah
ICA kurang dari 8 cm disebut oligohidramnion
dan jika > 25 cm disebut polihidramnion

range normal ICA adalah 5-25 cm


Komplikasi

Pada kehamilan
 Masa laten : awal ketuban pecah sampai mulai
persalinan, tua kehamilam masa laten pendek, Persalinan
spontan dapat terjadi < 24 jam pada 80%-85% kehamilan aterm
dan 50% kehamilan prematur
 Lama persalinan : persalinan lebih pendek, primigravida ± 9
jam dan pada multigravida ±6 jam
Pada janin
 Prematuritas : prolaps tali pusat, afiksia neonatorum,
respiratory distress sindrom, deformitas fetal
 Infeksi intrauterin: suhu tubuh meningkat, djj meningkat FD
 Kematian janin

Pada ibu
 infeksi partial
 infeksi nifas (puerpuralis)
 Peritonitis, septikemia
 Dry labor
 Prolonged labor (partus lama)
 atonia uteri
 chorioamnionitis, endometritis
 kematian ibu karena septikemia
Penatalaksanaan

Konservatif
 Rawat, antibiotik
 kehamilan < 32 – 34 minggu : dirawat sampai air ketuban
tidak keluar lagi
 kehamilan 32 – 37 minggu : belum inpartu, tidak ada tanda
infeksi, dexametason IM 5mg/tiap 6 jam 4x,obs tanda infeksi,
terminasi di 37 minggu
 kehamilan 32 – 37 minggu : sudah inpartu, tidak ada infeksi (
tokolitik-salbutamol ), dexametason, induksi setelah 24 jam
 kehamilan 32 – 37 minggu : ada infeksi, antibiotik, induksi

Aktif
kehamilan ≥37 minggu, taksiran berat janin (TBJ) ≥
2500gram, KU ibu dan janin baik, skor pelvic ≥ 5 dan
ICA > 5, induksi oksitosin, misoprostol 25µg - 50µg
intravaginal tiap 6 jam max 4x, jika gagal lakukan sc
kehamilan ≥37 minggu, taksiran berat jangin (TBJ) ≥
2500gram, skor pelvic < 5, ICA ≤ 5, KU ibu janin kurang
baik ( tanda infeksi, indikasi obstetric lain ), ketuban
pecah ≥12 jam, antibiotik dosis tinggi, akhiri dengan sc
KETUBAN PECAH

- Anamnesis - USG
- Laboratorium
- Faktor risiko - Kardiotokografi

< 37 minggu ≥ 37minggu


< 2500 gram
≥ 2500 gram

KONSERVATIF AKTIF

Nilai pelvik

RAWAT : <5 >5


- Antibiotika Seksio Sesarea Pervaginam
- Kortikosteroid
- Nilai tanda infeksi
Prognosis

Tergantung dari cara penatalaksanaannya dan komplikasi-
komplikasinya yang timbul serta umur dari kehamilan

Thank you

Any question?

Anda mungkin juga menyukai